Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN METODOLOGI PENELITIAN

TENTANG
PROSEDUR DAN TATACARA PENELITIAN

DISUSUN OLEH:
VEVIOLA FITRI
1714201171

DOSEN PEMBIMBING:
YANDRIZAL JAFRI, S,Kep, M.Biomed

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI SARJANA KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
T.A 2020/2021
1. Kepentingan etik penelitian
Etika berasal dari bahasan Yunani ethos. Apabila ditinjau dari aspek etimologis
memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut pandangan Sastrapratedja (2004) dalam Yurissa (2008), etika dalam konteks
filsafat merupakan refleksi filsafat atas moralitas masyarakat sehingga etika disebut pula
sebagai filsafat moral. Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas
yang dihayati masyarakat, etika juga membantu kita untuk merumuskan pedoman etis
yang lebih adekuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan
yang dinamis dalam tata kehidupan masyarakat.
Sedangkan etika dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsip-prinsip etis
yang diterapkan dalam kegiatan penelitian. Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan
penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan
prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian
tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian,
namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan menurut Jacob (2004) dalam Yurissa (2008).
Secara filosofis etika dalam penelitian adalah suatu upaya untuk memahami
mengapa dan untuk apa, para profesional khususnya tenaga kesehatan/kedokteran
melakukan penelitian. Setidak-tidaknya para profesional dalam penelitiannya
mengetahui, bagaimana proses penelitian itu berjalan dan apa yang menjadi kendala
dalam pelaksanaannya.
2. Prinsip dasar etik penelitian keperawatan
Prinsip Etik dalam Penelitian Keperawatan Ethical
a. Menghormati otonomi partisipan, penjelasan kepada partisipantentang derajat
dan lama keterlibatan tanpa konsekuensi negatif daripenelitian.
b. Mencegah, meminimalkan kerugian dan atau meningkatkan manfaatbagi semua
partisipan.
c. Menghormati kepribadian partisipan, keluarga dan nilai yang berartibagi partisipan.
d. Memastikan bahwa keuntungan dan akibat dari penelitian terdistribusi secara
seimbang.
Tujuan:
 Menjaga privasi partisipan.
 Memastikan integritas etik selama penelitian.
 Melaporkan semua kemungkinan yang terjadi dalam penelitian.
 Mempertahankan metodologi dan profesionalitas untuk
peningkatanpelayanan keperawatan.
 Pada penelitian yang melibatkan binatang harus
mendapatkankeuntungan yang maksimum dengan sedikit menyebabkan
kerugiandan penderitaan bagi binatang.
3. Uji etik
Alir pengajuan Surat Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Approval) dan syarat-syarat yang
harus dilengkap untuk pengajuan adalah sebagai berikut.
a. Untuk melakukan pengajuan uji kelaikan etik (Ethical Approval), maka proposal
harus memiliki legalitas terlebih dahulu. Untuk mahasiswa, maka penelitian harus
sudah disetujui oleh dosen pembimbing dan dosen penguji. Sedangkan untuk
penelitian dosen, maka proposal penelitian harus disetujui oleh
pembimbing/pimpinan/ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
b. Peneliti mengajukan permohonan uji kelaikan etik dengan membawa syarat-syarat
sebagai berikut.
 Formulir pengajuan uji kelaikan etik (dapat didapatkan di PP2M)
 Surat Pengantar dari Fakultas
 Proposal penelitian rangkap 3.
 Curiculum Vitae peneliti
 Kuesioner/pedoman wawancara/lembar observasi/check list
c. Sekretariat akan meneruskan surat pengajuan ke Komisi Etik melalui PP2M. Setelah
itu Komisi Etik akan membentuk tim penguji/penelaah disesuaikan dengan penelitian
yang diajukan oleh peneliti. Setelah tim penguji terbentuk, tim penguji akan menguji
proposal penilaian yang diajukan oleh peneliti.
d. Hasil dari tim penguji akan disampaikan ke peneliti dalam kurun waktu maksimal 2
minggu. Apabila proposal telah mendapatkan penilaian layak (approved) tanpa
rekomendasi, maka peneliti akan langsung mendapatkan surat lolos kelaikan etik.
Sedangkan apabila hasil penilaian adalah layak (approved) dengan rekomendasi,
maka peneliti harus memperbaiki dulu proposal setelah itu baru mendapatkan surat
keterangan lolos kelaikan etik. Jika proposal mendapatkan hasil penilaian tidak layak
(not approved), maka proposal harus diperbaiki terlebih dahulu oleh peneliti. Setelah
itu proposal diserahkan ke secretariat komisi etik untuk untuk dilakukan penilaian
ulang oleh tim penguji.
DAFTAR PUSTAKA

Yurissa, Wirya. 2008. Etika Penelitian Kesehatan. Pekanbaru. Faculty of Medicine – Universitiy


of Riau. Diakses pada 19 oktober 2015 dari Files of DrsMed – FK UNRI 

Suwarjana, I Ketut. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: CV Andi Offest


(Penerbit Andi) diakses pada 19 oktober 2015 dari
https://books.google.co.id/booksid=NOkOS2V7vVcC&printsec=frontcover&hl=id#v=o
nepage&q&f=false

Anda mungkin juga menyukai