Fungsi Peubah Kompleks
Fungsi Peubah Kompleks
FUNGSI PEUBAH
KOMPLEKS
KATA PENGANTAR
iii
Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak,
terutama rekan-rekan dosen dan mahasiswa yang telah
memberikan masukan yang kontruktif, baik dalam diskusi-diskusi
maupun dalam interaksi perkuliahan yang turut memperkaya
isi buku ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
bersedia mendanai penulisan dan penerbitan buku ini.
Dalam penyuntingan buku ini, penulis menyadari bahwa
isi buku ini masih jauh dari sempurnah, untuk itulah penulis
memohonkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan buku ini. Kiranya karya ini dapat bermanfaat bagi
pembaca khususnya mahasiswa dalam rangka mengembangkan
kompetensi matematika guna meningkatkan daya saing generasi
bangsa. Amien.
Jakarta, 26 Oktober 2015
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................ 1
B. Tujuan...................................................................... 2
C. Ruang Lingkup....................................................... 4
D. Isi Buku.................................................................... 5
v
BAB V PENDIFERENSIAL PEUBAH KOMPLEKS............ 116
A. Definisi Turunan..................................................... 116
B. Persamaan Cauchy-Riemann (C-R)..................... 123
C. Fungsi Analitik....................................................... 130
D. Persamaan laplace dan Fungsi Harmonik.......... 134
E. Turunan Fungsi Elementer................................... 138
F. Turunan Tingkat Tinggi........................................ 143
G. Aturan L’Hospital.................................................. 145
H. Turunan Fungsi Implisit........................................ 147
I. Penyelesaian Soal dan Latihan............................. 149
J. Peta Konsep............................................................. 156
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketersediaan buku ajar, yang relevan dengan Silabus dan
Rencana Pembelajaran Semester yang digunakan dalam
perkuliahan, khususnya mata kuliah Fungsi Peubah Kompleks
masih sangat terbatas. Buku-buku Fungsi Peubah Kompleks
yang beredar, materinya bersifat umum dan kadang-kadang
terlalu luas hingga cakupan materinya menjangkau jenjang
strata S2. Sehingga jika dosen tidak cermat dalam memilih
materi dari buku yang bersangkutan dan menggunakan hanya
sesuai alur materi dari buku tersebut mengakibatkan mahasiswa
kesulitan mamahami materi sehingga tujuan perkuliahan yang
telah ditetapkan berpotensi untuk tidak dapat tercapai.
Disamping itu isi buku yang beredar sifatnya standar untuk
mahasiswa yang belajar Fungsi Peubah Kompleks di berbagai
jurusan terutama pada ilmu-ilmu terapan, maka isu-isu
kontektual dalam pendidikan matematika terutama terapan
Fungsi Peubah Kompleks pada jenjang strata satu program studi
pendidikan matematika belum terakomodir secara baik dalam
buku tersebut.
Kondisi ini di atas akan menghambat pencapaian
kompetensi yang dituntut dari mahasiswa pada perkuliahan
Fungsi Peubah Kompleks termasuk upaya mahasiswa untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar dan menyeluruh tentang
konsep-konsep penting yang relevan dengan perkuliahan Fungsi
Peubah Kompleks.
1
Buku ini diharapkan dapat membantu mahasiswa
meningkatkan kompetensi mahasiswa, khususnya kompetensi
paedagogik dan profesional yang relevan dan kontekstual
dengan mata kuliah Fungsi Peubah Kompleks. Disamping itu isi
dari buku ini diharapkan dapat menfasilitasi berkembangnya
softskill seperti berpikir kritis, kreatif, analitik, metakognitif,
kerja sama, tanggung jawab, dan obyektif melalui latihan dan
kegiatan matematika dalam mata kuliah Fungsi Peubah
Kompleks.
B. Tujuan
Tujuan umum yang ingin dicapai dari mata kuliah ini
adalah agar mahasiswa:
(1) Mampu membuktikan teorema yang berkaitan dengan sifat-
sifat bilangan kompleks, limit dan kekontinuan, serta
turunan dan integral bilangan kompleks yang berorientasi
kepada kecakapan hidup (life skills).
(2) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan matematika terkait pengertian bilangan kompleks,
fungsi kompleks, transformasi, dan fungsi elementer, limit
dan kekontinuan fungsi kompleks, fungsi-fungsi yang dapat
diturunkan dengan menggunakan persamaan Cauchy-
Reaman, sifat-sifat analitik dan menyeluruh fungsi f(z)
sederhana, pengintegralan fungsi kompleks, konsep kontur,
garis domain, teorema Cauchy- Goursat, rumus integral
Cauchy, dan barisan deret kompleks beserta sifat-sifatnya.
2
Tujuan khusus yang ingin dicapai dari mata kuliah ini
adalah mahasiswa mampu:
(1) Melakukan operasi dasar bilangan kompleks
(2) Menyajikan bilangan kompleks secara analitik dan grafik
(3) Menyajikan bilangan kompleks dengan vektor posisi
(4) Menyatakan bilangan kompleks ke dalam bentuk kutub
(5) Menyatakan bilangan kompleks ke dalam bentuk eksponen
(6) Menentukan nilai mutlak dari suatu penjumlahan operasi
perkalian
(7) Menghitung hasil perkalian bilangan kompleks dengan
menggunakan Dalil De’Moivre
(8) Menghitung hasil pembagian bilangan kompleks dengan
menggunakan Dalil De’Moivre
(9) Menentukan akar pangkat ke-n bilangan kompleks
(10) Menentukan akar-akar persamaan suku banyak bilangan
kompleks
(11) Menentukan hasil kali titik bilangan kompleks
(12) Menentukan hasil kali silang bilangan kompleks
(13) Menentukan hasil transformasi dari suatu fungsi kompleks
(14) Membuktikan sifat-sifat fungsi elementer
(15) Membuktikan nilai suatu limit dengan pendekatan dan .
(16) Menghitung limit dengan menggunakan teorema limit
(17) Memeriksa kekontinuan suatu limit dengan menerapkan
tiga syarat suatu fungsi kontinu
(18) Menentukan turunan suatu fungsi f(z) dengan
menggunakan definisi: f’(z) = lim f (z h ) f (z) .
h 0 h
(19) Menjelaskan fungsi analitik
(20) Membuktikan turunan fungsi elementer bilangan kompleks
3
(21) Memeriksa apakah bagian real dan khayal suatu fungsi
memenuhi persamaan Cauchy Reamann
(22) Menunjukan apakah suatu fungsi merupakan suatu fungsi
harmonik
(23) Menentukan fungsi harmonik sekawan dari fungsi yang
diberikan
(24) Menentukan turunan fungsi eksponen dan logaritma
(25) Menentukan turunan fungsi (trigonometri, hyperbolik, dan
invers dari fungsi tersebut)
(26) Menentukan turunan fungsi dengan aturan
pendiferensialan.
(27) Menentukan turunan fungsi implisit
(28) Menghitung limit dengan menggunakan aturan L’hospital
(29) Membuktikan integral dari fungsi-fungsi khusus.
(30) Menghitung integral garis (kontur) sepanjang kurva yang
diberikan
(31) Menghitung integral fungsi khusus dengan metode subtitusi
(32) Menghitung integral parsial
(33) Menghitung integral fungsi f(z) pada kurva tertutup
sederhana C dengan menggunakan rumus integral Cauchy
I, II, & III.
(34) Memeriksa kekonvergenan suatu deret.
(35) Menyelesaikan masalah berkaitan dengan derat pangkat,
Deret Taylor, Deret Maclaurin, Deret Lauran dan Integral
Residu.
C. Ruang Lingkup
Mata kuliah Fungsi Peubah Kompleks merupakan mata
kuliah keahlian bagi mahasiswa jurusan Matematika. Mata
kuliah ini, disamping merupakan pengembangan lebih lanjut
4
dari mata kuliah Kalkulus juga berguna pengembangan ilmu
sains (Fisika, Kimia) secara interdisipliner. Dengan demikian
mata kuliah Fungsi Peubah Kompleks dapat memperkuat
pengembangan pendidikan Sains dan Matematika di FITK.
Materi pokok yang dibahas dalam mata kuliah ini meliputi:
Pendahuluan, sistem bilangan real, sistem bilangan kompleks,
operasi bilangan kompleks, nilai mutlak, aksiomatik bilangan
kompleks, bidang kompleks, bentuk kutub bilangan kompleks,
teorema De’moivre, akar bilangan kompleks, rumus Euler,
persamaan suku banyak, hasil kali titik dan silang, koordinat
sekawan, himpunan titik, fungsi invers, transformasi, fungsi
elementer, limit dan teorema limit, kekontinuan dan teorema
kekontinuan, limit barisan, turunan, fungsi analitik, persamaan
Cauchy-Reaman, fungsi harmonik, tafsiran geometri dari
turunan, deferensial, turunan fungsi elementer, turunan tingkat
tinggi, dalil L’Hospital, integral garis kompleks, integral garis
real, Teorema Cauchy- Goursat, integral tak tentu, rumus
integral Cauchy dan teoremanya, dan barisan deret kompleks
beserta sifat-sifatnya.
D. Isi Buku
Isi atau materi yang diuraikan dalam buku meliputi:
1. Bilangan Kompleks
Bagian ini, menjelaskan tentang definisi bilangan
kompleks, operasi dan aksioma bilangan kompleks, nilai
mutlak berikut teoremanya, penyajian bilangan kompleks
dalam koodinat kartesius dan kutub sebagai pengantar
lahirnya Terema De’Moivre dan terapannya dalam
menentukan perkalian pembagian, dan akar bilangan
kompleks, persamaan suku banyak, himpunan dan tempat
kedudukan. Hasil kali titik dan hasil kali silang dan
5
terapannya dalam menghitung luas jajar genjang. Pada
akhir bab diberikan ringkasan dalam bentuk peta konsep
juga latihan dan problem solving untuk mengembangkan
kemampuan berpikir matematis.
2. Fungsi Kompleks
Bagian ini, berisi overview tentang fungsi bernilai
tunggal dan banyak pada kalkulus, transformasi dari sistem
real ke sistem kompleks, fungsi kontinu, fungsi elementer
meliputi: fungsi aljabar, eksponen, trigonometri, hiperboliki,
logaritma, invers fungsi trigonometri serta sifat-sifat dan
penggunaannya.
3. Limit dan Kekontinuan
Uraian pada bagian ini memuat, pengertian limit secara
intuitif dan definisi klasik, teorema limit dan pembuktian
eksistensi limit, kekontinuan, pemeriksaan kekontinuan
suatu fungsi, pemeriksaan tentang limit barisan.
4. Pendiferensialan Kompleks
Uraian bagian ini berisi differensial kompleks, yang
dimulai dari: mendefinisikan turunan, memeriksa ke-
analitikan suatu, penerapan Persamaan Cauchy Reaman,
pemeriksaan fungsi harmonik, pembuktian 30 buah turunan
fungsi elementer, turunan berantai, penerapan rumus
L’Hospital untuk turunan, dan turunan fungsi implisit.
5. Pengintegralan Kompleks
Bagian ini menguraikan: pembuktikan integral dari
fungsi-fungsi khusus, integral garis (kontur) sepanjang
kurva yang diberikan, integral fungsi khusus dengan
metode subtitusi, integral parsial, integral fungsi f(z) pada
kurva tertutup sederhana C dengan menggunakan rumus
integral Cauchy I, Cauchy II, atau Cauchy III.
6
6. Rumus Integral
Uraian rumus integral berisi konsep dan teorema-
teorema berkaitan dengan rumus, meliputi penggunaan
rumus integral Cauchy I, Cauchy II, atau Cauchy III.
7. Barisan dan Deret Kompleks
Bagian ini menguraikan barisan konvergen dan
divergen, uji konvergensi pada deret kompleks, deret
pangkat dan fungsi analitik, bentuk umum deret Laurent,
dan integral Residu.
7
BAB II
BILANGAN KOMPLEKS
8
himpunan bilangan kompleks mampu mengekspresikan seluruh
akar-akar polinomial.
Contoh 2.1
Diberikan bilangan kompleks z1 = 2 + 0,8i dan z2 = ½ - 7i,
maka Re (z1) = 2 dan Im (z1) = 0,8, serta Re (z2) = ½ dan Im
(z2) = -7.
9
Selanjutnya bilangan imajiner juga himpunan bagian dari
bilangan kompleks dengan bagian Re (z) = 0, misalnya 5i dapat
dinyatakan sebagai (0 +5i). Bilangan kompleks seperti ini
dinamakan bilangan khayal sejati.
Definisi 2.2
Dua bilangan kompleks (x1 + iy1) dan (x2 + iy2) dikatakan
sama jika dan hanya jika x1 = x2 dan y1 = y2.
Contoh 2.2
Tentukan nilai bilangan real x dan y sehingga:
3x – 3iy + 4ix -2y - 5 -10i x – iy + y + ix + 2 – 3i
Solusi:
Dapat dibentuk persamaan identik
3x – 3iy + 4ix - 2y - 5 - 10i (x + y + 2) – (y – x + 3)i
(3x - 2y – 5) – (3y - 4x + 10)i (x + y + 2) – (y – x + 3)i
Sehingga diperoleh:
3x–2y–5 = x+y+2 dan 3y – 4x + 10 = y – x + 3
3x– 2y–x–y = 5 + 2 -4x + 3y – y + x = 3 – 10
2x – 3y = 7 .............(i) -3x + 2y = -7 .............(ii)
Melalui proses eliminasi atau subtitusi dari persamaan (i)
dan (ii), diperoleh nilai x = 7/5 dan y = -7/5.
2. Bilangan Kompleks Sekawan
Definisi 2.3
Jika bilangan kompleks z = x + iy, maka sekawan (konjugate)
dinamakan kawan dari bilangan kompleks z dan
didefinisikan sebagai z = x - iy.
Contoh 2.3
10
Kawan dari z = 6 + 8i adalah z = 6 – 8i, begitupula kawan
dari z = 5 – 3i, adalah z = 5 + 3i.
Teorema 2.1:
Jika z, z1, dan z2 bilangan kompleks maka berlaku:
1) z z
2) z + z = 2 Re (z)
3) z - z = 2i Im (z)
4) z z = (Re (z))2 + (Im (z))2
5) z1 z2 z1 z2
6) z1 z2 z1 z2
7) z1 z2 z1. z2
z1 z1
8) , z2 0
2 z2
z
Bukti:
Misalkan z = x + iy, z1 = x1 + iy1, z2 = x2 + iy2, maka kompleks
sekawannya z = x – iy, z1 = x1 – iy1, z2 = x2 – iy2.
1) z ( x iy) x iy z
2) z + z = (x + iy) + (x – iy) = 2x = 2 Re (z)
3) z - z = (x + iy) - (x – iy) = 2yi = 2i Im (z)
4) z z = (x + iy)(x – iy) = x2 + y2 = (Re (z))2 + (Im (z))2
5) z1 z2 ( x1 + iy1 ) + ( x2 iy2 ) ( x1 + x2 ) + ( y1 y2 ) i
= ( x1 x2 ) ( y1 y2 )i = (x1 – y1i) + (x2 – y2i)
= z1 z2
6) z1 z2 ( x1 + iy1 ) - ( x2 iy2 ) ( x1 - x2 ) + ( y1 y2 ) i
= ( x1 x2 ) ( y1 y2 )i = (x1 – y1i) - (x2 – y2i)
= z1 z2
11
z1 ( x1 y1i) x1 x2 y1 y2 x2 y1 x1 y2
7) 2 i
2 ( x2 y2i) x y
z 2
x2 y2
x x y1 y2 x2 y1 x1 y2
= 1 22 i
x y
2
x2 y2
z1 ( x1 y1i) ( x1 y1i ) ( x1 y1i) ( x2 y2i)
= = x
z2 ( x2 y2i) ( x2 y2i) ( x2 y2i) ( x2 y2i)
x x y1 y2 x2 y1 x1 y2 z1
= 1 22 i =
x y 2
x 2
y 2
z2
Pengurangan:
z1 - z2 = (x1 + iy1) - (x2 + iy2) = (x1 - x2) + (y1 - y2)i
Contoh 2.5: (5 + 2i) - (3 + 8i) = (5 - 3) + (2 - 8)i = 2 - 6i
Perkalian:
z1 . z2 = (x1 + iy1) + (x2 + iy2) = x1x2 + x1y2i + x2 y1i + y1 y2i2
= (x1x2 - y1 y2) + (x1y2 + x2 y1)i
Contoh 2.6:
(6 + 5i) (3 + 8i) = (6x3 – 5x8) + (6x8+ 5x3)i = -12 + 63i
12
Pembagian:
z1 x1 y1i x1 y1i x2 y2i
x
z2 x2 y2i x2 y2i x2 y2i
x x x2 y1i x1 y2i y1 y2i 2 2
1 2 ; i 1 , z2 ≠ 0.
y12 y2 2i 2
x x y y ( x y x y )i x x y y ( x y x y )
1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 22 1 2 2 2 21 1 2 2 i
y1 y2 y1 y2 y1 y2
Contoh 2.7:
4 5i 4 5i 2 3i 4x 2 5x3 2x5 4x3 23 2
x 2 2 i i
2 3i 2 3i 2 3i 2 32 2 32 13 13
(Pembagian menggunakan prinsip perkalian dengan bilangan
kompleks sekawan dari penyebut yang bernilai satu)
Teorema 2.2:
Jika z1, z2, dan z3 adalah anggota bilangan kompleks Z,
maka berlaku sifat-sifat Field sebagai berikut:
13
x y Inves
8. z = x + iy, , z-1 = i Z
x y
2 2
x y22 perkalian
, sehingga z z = 1.-1
sehingga z z = 1.
-1
14
1 y x 1
0 x x y 0 y
x1 2 , dan y1
x y x y 2
x y x2 y 2
y x y x
Terlihat bahwa x2 + y2 ≠ 0 dan z2 = (x1, y2) ≠ 0 atau z2
x y x y
= i ditulis z-1 = 2 2 i.
x y
2 2
x y
2 2
x y 2
x y2
Teorema 2.3:
Untuk setiap bilangan real a dan b berlaku sifat-sifat:
1) (a, 0) + (b, 0) = (a + b, 0)
2) (a, 0) (b, 0) = (ab, 0)
(a , 0) a
3) , 0 jika b 0
(b, 0) b
4) (a , 0) a
Teorema di atas memperlihatkan bahwa bilangan-bilangan
kompleks yang berbentuk (a, 0) mempunyai sifat-sifat yang
sama dengan real a. Hal ini berarti kita dapat memperlakukan
bilangan kompleks (a, 0) = bilangan real a. Sebagaimana telah
dibahas pada contoh 2.1 bahwa himpunan bilangan real
merupakan himpunan bagian dari suatu bilangan kompleks,
khususnya bilangan kompleks 0 = (0, 0), 1 = (1, 0) dan i = (0, 1).
Sifat ini dibuktikan dengan teorema berikut.
Teorema 2.4:
1) i2 = -1,
2) Jika x dan y bilangan real maka x + iy = (x, y)
Bukti:
1) i2 = (0, 1) (0, 1) = (0 – 1) + (0 + 0) i = -1 + 0 = (-1, 0) = -1
2) x + iy = (x, 0) + (0, 1) (y, 0) = (x, 0) + (0 - 0, 0 +y)
= (x, 0) + (0, y) = (x, y).
15
C. Nilai mutlak dan sifat-sifat nilai mutlak
Nilai mutlak atau modulus suatu dari bilangan kompleks
z = x + iy = (x, y) didefinisikan sebagai bilangan real non-
negatif x2 y2 ditulis z x iy x2 y2 . Tafsiran secara
geometri untuk z x iy , menyatakan panjang vektor (x, y)
yaitu jarak dari titik asal o terhadap titik z = (x, y). Akibat dari
definisi tersebut, jika z1 = (x1, y1) dan z2 = (x2, y2) maka
z1 z2 ( x1 x2 ) 2 ( y1 y2 ) 2 , menyatakan jarak antara titik
z1 dan titik z2 pada bidang z.
Y z2 = (x2, y2)
z = (x, y)
/ z1- z2 /
/ z/
z1 = (x1, y1)
O X
16
Contoh 2.8:
Jika diberikan bilangan kompleks z1 = 3 + 4i dan z2 = 9 + 12i,
maka tentukan z1 dan z1 z2 .
Jawab: z1 3 4i 32 4 2 5 ,dan
Contoh 2.9:
Tentukan dan gambarkan grafik irisan kerucut yang dinyatakan
dengan persamaan z 2i z 2i 6 .
Jawab: Misalkan z = x + iy
z 2i z 2i 6
+ =6
+ =6
+ =6
=
= (36 – 12 +
= +
(dibagi 4)
=
=
=
=
= 81 – 36 = 45
9x + 5y = 45 (kedua ruas dibagi 45)
2 2
x2 y2
Sehingga diperoleh persamaan: 1 . Dengan demikian
5 9
persamaan z 2i z 2i 6 , merepresentasikan daerah di
dalam elips dengan pusat (0,0), panjang sumbu utama 6, puncak
17
a = 5 atau ( 5 , 0) dan ( 5 , 0) dan b = 3
atau (0, 3) dan (0,3), titik fokus c = b 2 a 2 9 5
4 2 atau F1 (0, 2) dan F2 (0, -2).
Y
(0,3)
F1(0, 2)
(-5,0) (5,0)
X
F1(0,-2)
(0,-3)
Teorema 2.5:
Jika z, z1, dan z2 bilangan kompleks maka berlaku:
2
1) z (Re ( z)) 2 (Im ( z)) 2
2) z z
2
3) z z z
4) z Re ( z) Re ( z)
5) z Im ( z) Im ( z)
6) z1 z2 z1 z2
18
z1 z
7) 1 , jika z 2 0
z2 z2
8) z1 z2 z1 z2
9) z1 z2 z1 z2
10) z1 z2 z1 z2
Bukti:
Misalkan z = x + iy, maka
2
1) z ( x2 y2 ) 2 x2 y2 (Re ( z)) 2 (Im ( z)) 2
2) z = x – iy, maka z ( x2 ( y) 2 ) 2 x2 y 2 z
2
3) z x2 y2 ( x yi)( x yi) z z
4) z x2 y2 x2 x Re ( z) Re ( z)
5) z x2 y2 y2 y Im ( z) Im ( z)
6) z1 z2 (x1 iy1 )(x 2 iy 2 ) x1 x2 y1 y2 i( x1 y2 x2 y1 )
= ( x1 x2 y1 y2 ) 2 ( x1 y2 x2 y1 ) 2
2 2 2 2 2 2 2 2
( x1 y1 )( x2 y2 ) ( x1 y1 ) . ( x2 y2 ) z1 z2
Cara lain
2
z1 z2 ( z1 z2 )( z1 z2 ) z1 z2 . z1 z2
2 2
= ( z1 z1 ).( z2 z2 ) z1 z2
Jadi z1 z2 z1 z2
z1 z
7) 1 , jika z 2 0
z2 z2
19
2 2
z1 1 1 1 1 1
z1 . z1 . z1 . z1 . z1 .
z2 z2 z2 z2 z2 z2
2
z z (z z ) z z z
1. 1 1 1 12 1 1
z2 z2 ( z2 z2 ) z2 z2 z2
2
8) z1 z2 ( z1 z2 )( z1 z2 ) ( z1 z2 )( z1 z2 )
= z1 z1 z2 z2 z1 z2 z2 z1
2 2
= z1 z2 z1 z2 z2 z1
Catatan:
z1 z2 z2 z1 2 Re ( z1 z2 ) 2 z .z2 2 z1 z2 2 z1 z2
1
2 2 2
z1 z2 z1 z2 2 z1 z2 ( z1 z2 ) 2
z1 z2 z1 z2
9) Ambil z1 = (z1 – z2) + z2, gunakan pembuktian 8)
z1 ( z1 z2 ) z2 z1 z2 z2
z1 z2 z1 z2
10) Ambil z1 = (z1 + z2) - z2, gunakan pembuktian 8)
z1 ( z1 z2 ) z2 z1 z2 z2
z1 ( z1 z2 ) z2 z1 z2 z2
z1 z2 z1 z2
20
hanya satu titik pada bidang Cartesian dan sebaliknya.
Sumbu x pada bidang Cartesian merepresentasikan sumbu
real dan sumbu y dinamakan sumbu imajiner dengan satuan
i. Representasi bilangan kompleks z ditunjukkan dengan
titik z. Bidang Cartesian ini biasa disebut bidang kompleks
atau bidang Argand.
Misalkan z1= 1+2i = (1, 2), z2= 2+3i = (2, 3), z3= -1+4i = (-1,
4), z4= -2-2i = (-2, -2) dan z1+z2 = (3, 5), disajikan pada
gambar berikut.
Y
5 z1+z2= (3, 5)
z3= (-1, 4) 4
3 z2= (2, 3)
2 z1= (1, 2)
o X
-2 -1 1 2 3
21
2. Koordinat Kutub (Polar)
Jika P adalah suatu titik di bidang kompleks yang
diasosiasikan dengan bilangan kmpleks (x, y) atau x + iy,
maka x = r cos dan y = r sin , sebagaimana di sajikan
pada gambar 2.4.
Y
P(x, y)
r
y
X
O x
22
Contoh 2.10:
Nyatakan bilangan kompleks berikut ini di dalam bentuk kutub:
(a) z = 1 + i (b) z = 2 + 23i
Jawab:
(a) Dari bilangan kompleks ditentukan modulus dan
sebagai berikut.
r 1 i 12 12 2 dan , sehingga
. Dengan demikian dapat dituliskan sebagai
π π π
z 2 Cis 2 cos i sin 2 cos 450 i sin 450
4 4 4
Secara grafik koordinat kutub bilangan , disajikan:
Y
1+i
2
1
450
O
X
1
23
Secara grafik koordinat kutub z = 2 2 3i , disajikan:
Y
2+23i
4 23i
600
X
O 2
Gambar 2.6 Koordinat Kutub, z = 2 2 3i
Bukti :
terbukti.
z r (cos 1 i sin 1 )
(ii ) 1 1
z2 r2 (cos 2 i sin 2 )
r (cos 1 i sin 1 ) (cos 2 i sin 2 )
1 .
r2 (cos 2 i sin 2 ) (cos 2 i sin 2 )
r
1 cos 1 cos 2 sin 1 sin 2 i(sin 1 cos 2 cos 1 sin 2 )
r2
24
z1 r1
cos(1 2 ) i sin(1 2 )
z2 r2
Contoh 2.11:
Jika dan
.
Secara grafik z1.z2 disajikan pada gambar 2.7:
Y z1.z2
16
0 0
20 +40
2 z2 z1
8
0 0
40 20
X
o
Contoh 2.12:
Jika z1 16 (cos1800 i sin1800 ) & z 2 4( cos 1200 i sin 1200 )
z1
tentukan ?
z2
Jawab :
z1 16 (cos1800 i sin1800 ) = 16 Cis 1800
25
z 2 4( cos 1200 i sin 1200 ) = 4 Cis 1200 , maka :
z1 16 Cis 1800 16
Cis (1800 1200 ) 4 Cis 600
z 2 4 Cis 1200 4
4 cos 600 i sin 600
1 1
4 3i 2 2 3i
2 2
z1 z
2 2 3i . Sehingga secara grafik 1 :
z2 z2
Y
z2
16
z1
z2
120
0
0
4 1800-1200
z1 180
X
4 o
z1
Gambar 2.8: Grafik
z2
26
Bentuk terakhir dari perpangkatan bilangan kompleks ini
seringkali dinamakan Terema De’Moivre.
Contoh 2.13:
Diberikan bilangan kompleks z 2(cos 500 i sin 500 ),
tentukan z 6 .
Jawab:
z6 2 (cos 500 i sin 500 )6 2 Cis 500 6 26 Cis (6.500 )
64 Cis 3000 64 cos 3000 i sin 3000
1 1
64 3i 32 32 3 i
2 2
Contoh 2.14:
Tentukan (2+2i)7
Jawab: Misalkan z = 2+2i
r 2 2i 2 2 2 2 2 2 , dan argumen diperoleh melalui
2
tan θ 1 θ arc tan 1 . Sehingga bilangan kompleks
2 4
π π
2+2i = 2 2 cos i sin maka
4 4
7
7 π π 7π 7π
(2 2i) 2 2 cos i sin 1024 2 cos i sin
4 4 4 4
1 1
1024 2 2 2i 1024 1024i
2 2
27
Contoh 2.15:
10
1 3i
Selesaikan soal berikut
1 3i
Jawab: Misalkan z1 = dan
z2 = dan
28
1 1
z n n
z n
r cos nθ + i sin nθ
n
1
.
cos nθ - i sin nθ
r cos nθ + i sin nθ cos nθ - i sin nθ
n
cos nθ - i sin nθ 1 cos nθ - i sin nθ
r cos 2 nθ + i sin 2 nθ r n
n
1 1
n cos (-n θ) i sin (n θ)
r z
Contoh 2.16:
Hitung - 3 i
6
Jawab: Misalkan z - 3 i
29
6
-6
( - 3 i) 2 cos ( ) i sin ( )
6 6
2 6 cos ( π ) i sin ( π )
1 1 1
cos π i sin π - 1 0
64 64 64
Contoh 2.17:
sin 4θ
Buktikan bahwa 8cos 2θ 4cos θ
sin θ
Bukti: Menurut Terema De’Moivre
(cos 4θ i sin 4θ ) (cos θ i sin θ) 4 (gunakan rumus binomial)
(cos θ i sin θ) 4 cos 4θ 4cos 3θ(i sin θ) 6cos 2θ(i sin 2 θ)
4cos θ(i sin 3 θ) (i sinθ ) 4
cos 4θ 4i cos 3θ sin θ 6cos 2θ sin 2 θ 4i cosθ sin 3θ sin θ 4
cos 4θ sin θ 4 6cos 2θ sin 2 θ i (4 cos 3θ sin θ 4cos θ sin 3θ)
Karena itu, i sin 4θ i (4 cos 3θ sin θ 4cos θ sin 3θ) atau
sin 4θ 4 cos 3θ sin θ 4cos θ sin 3θ
sin 4θ 4 cos 3θ sin θ 4cos θ sin 3θ
Sehingga: 8cos 2θ 4cos θ
sin θ sin θ
30
Contoh 2.18:
Diberikan
Jawab :
z2 z1
1350
450
X
2250 O
3150
z3 z4
31
Contoh 2.19:
1
Diberikan z 1 3i , tentukan z 5
z3 1560 84
0
z1
12 X
0
O
2280
3000
z4
z5
32
Contoh 2.20:
Tentukan akar kuadrat: 8 4 5i .
Jawaban:
r 82 (4 5 ) 2 64 80 144 12 .
8 4 5
cos θ dan sin θ , sehingga dapat ditulis:
12 12
8 4 5i 12 (cos θ i sin θ) = 12 cos (θ 2k ) i sin (θ 2kπ )
(θ 2k ) (θ 2k )
8 4 5i 12 cos i sin
2 2
θ θ
8 4 5i 12 cos ( k ) i sin ( k )
2 2
θ θ
Untuk k 0, maka 8 4 5i 12 cos ( ) i sin ( )....(i)
2 2
θ θ
Untuk k 1, maka 8 4 5i 12 cos ( ) i sin ( )....(ii)
2 2
Catatan:
Dalam Trigonometri berlaku:
cos 2θ 2 cos 2θ 1 dan cos 2θ 1 2 sin 2θ , sehingga
θ θ
cos θ 2 cos 2 ( ) 1 dan cos θ 1 2 sin 2 ( )
2 2
8 20
1 ( )
θ 1 cos θ 12 12 10
cos ( )
2 2 2 2 12
8 4
1 ( )
θ 1 cos θ 12 12 2
sin ( )
2 2 2 2 12
33
θ
Karena adalah sudut di kuadran pertama, maka tetap di
2
θ 10 θ 2
kuadran pertama, karena itu cos ( ) dan sin ( ) .
2 12 2 12
θ θ
Dari (i): 8 4 5i 12 cos ( ) i sin ( )
2 2
10 2
8 4 5i 12 i 10 2i , dan
12 12
θ θ
dari (ii) 8 4 5i 12 cos ( ) i sin ( )
2 2
θ θ
8 4 5i 12 - cos ( ) i sin ( )
2 2
10 2
8 4 5i 12 i 10 2i
12 12
Jadi akar kuadrat 8 4 5i adalah 10 2i dan - 10 2i .
34
Jadi akar-akarnya adalah:
.3600 7200 10800 14400 18000 21600
i i i i i i
(1, e 7
,e 7
,e 7
,e 7
,e 7
,e 7
)
35
dan r x2 y2
i θ1 i θ2
Selanjutnya jika z1 r1 e dan z 2 r2 e , maka berlaku:
(i) z1 z2 (r1 e
i θ1 i θ2 i ( θ1 θ 2 )
) (r2 e ) r1 r2 e
i θ1
z1 (r1 e ) r1 i ( θ1 θ2 )
(ii) e
z 2 (r2 e i θ2 ) r2
Penulisan z r eiθ adalah bentuk eksponen dari bilangan
kompleks z dan sebagai implikasinya bilangan kompleks
sekawan dari z adalah:
z r (cos θ i sin θ) r cos (- θ) i sin (- θ) r e iθ
Contoh 2.22:
Nyatakan bilangan kompleks berikut dalam bentuk polar dan
eksponen.
3 3i
a) 2 - 2i b) - 2 3 - 2i c)
2 2
Jawab:
a) z = 2 - 2i
r 2 2i 2 2 (2) 2 4 4 2 2
,
-2
tan θ 1 θ arc tan (-1) 3150 , z di kuadran empat
2
7
πi
Sehingga z 2 2 Cis 3150 2 2 e 4
b) z = - 2 3 - 2i
36
r 2 3 2i (2 3 ) 2 (2) 2 12 4 4 ,
-2 1 1
tan θ 3 θ arc tan ( 3 ) 210 0 ,
2 3 3 3
7
πi
z di kuadran tiga, sehingga z 4 Cis 2100 4 e 6
3 3i
c) z =
2 2
2
3 3i 3 3 2 12
r
3,
2 2 2 2 4
- 3/2
tan θ 3 θ arc tan ( 3 ) 300 0 ,
3/2
5
πi
0
z di kuadran 4, sehingga z 3 Cis 300 3 e 3
Contoh 2.23:
Sederhanakan!
(1 3i) (-2 2 3i)
a) (1 3i)(1 3i) b) c)
(1 3i) 3 3
( 3 i)
2 2
Jawab:
(60300)i
a) (1 3i)(1 3i) = (2e60i )(2e300i) = 4e 4e360i
= 4 Cis 360 4 (cos 360 i sin 360) 4
(1 3i) 2e60i
b) 300i e (60300)i e -240i
(1 3i) 2e
1 1
cos (240) i sin (240) cos (240) i sin (240) 3i
2 2
37
(-2 2 3i) 4 e120i 4 (12030)i 4 90i
c) 30i e e
3 3 3 e 3 3
( 3 i)
2 2
4 90i 4 4 4
e Cis 90 (cos 90 i sin 90) .
3 3 3 3
Contoh 2.24:
Tunjukkan bahwa:
3 1
(c) sin 3θ sin θ sin 3θ
4 4
Jawab:
(a) Menurut rumus Euler
,
(a) Kurangkan (i) dan (ii)
,
3
eiθ e iθ (eiθ e iθ )3
(c) sin θ
3
2i 8i 3
1
(eiθ ) 3 3(eiθ ) 2 (e -iθ ) 3(eiθ )(e-iθ ) 2 (e -iθ )3
8i
1
(e3iθ 3e iθ 3e -iθ e -3iθ )
8i
1 1
(e3iθ e -3iθ ) (3eiθ 3e -iθ )
8i 8i
38
1 (e3iθ e -3iθ ) 3 (eiθ e -iθ )
4 2i 4 2i
3 e e 1 e e -3iθ 3
iθ -iθ 3iθ
1
sin θ sin 3θ
4 2i 4 2i 4 4
Y
y1 +y2 z1+z2
y1 z1
y2 z2
O X
x1 x2 x1+x2
Gambar 2.11: Grafik z1, z2, z1+z2
39
Y
y z1
z1-z2
1
y1 -
y2 z2
-x2
X
x1-x2 O x
- -
1
3 z2 =(1,3)
z1 =(-4,2) 2
1
X
-5 -4 -3 -1 O 1
z1-z2=(-5,-1) -1
-z2=(-1,-3)
Gambar 2.13: Grafik z1, z2, -z2, z1- z2, z1+ z2
40
Contoh 2.26:
Diketahui bilangan kompleks z1 = 4+4i, z2 = 2+4i, z3 = -5-3i, dan z4
= -1+6i, gambarkan bilangan kompleks z1+z2+z3+z4.
Jawab:
Secara analitis:
z1+z2+z3+z4 = (3+3i)+(2-3i)+(-3-2i)+(-1+4i) = 1+2i
Secara grafik:
Dengan menggunakan metode poligon, pada titik ujung z1
lukislah vektor z2, ujung vektor z2 lukislah vektor z3, dan pada
ujung vektor z3, lukislah vektor z4.
Y
z4 4
3 z1
X
-3 -1 O 1 2 3
-1
-2
z3
-3 z2
41
Y
3
P
2 z1 z2
1
z4
X
-1 O 1 2 3
-1 z3
-2
Gambar 2.15: Grafik z1+z2+z3+z4
b. Norma Vektor
Apabila bilangan kompleks dapat dipandang
sebagai vektor (x, y), maka panjang vektor z dinamakan norma z
dan dinyatakan dengan z . Sebagaimana pembahasan entang
nilai mutlak bilangan kompleks, norma z adalah nilai mutlak
dari bilangan kompleks z, pada ruang dimensi-2 yaitu
z x2 y 2 . Tafsiran geometri z x iy , menyatakan
panjang vektor (x, y) yaitu jarak dari titik asal o terhadap titik
ujung, z = (x, y).
Misalkan vektor posisi P(x1, y1) dan Q(x2, y2) berturut-turut
dinyatakan oleh z1 dan z2, sebagaimana gambar berikut.
Y P(x1, y1)
z1
Q(x2, y2)
z2
O X
Gambar 2.16 Vektor posisi P dan Q
42
Dari gambar 2.3, diperoleh bahwa OP + PQ = OQ, atau
PQ = OQ-OP = z1 z2 =(x1+ iy1)- (x2+ iy2) = (x2 - x1)+ i(y2- y1).
Sehingga jarak antara P dan Q pada dimensi-2 diberikan oleh
jarak P dan Q, yaitu PQ ( x2 x1 ) 2 ( y2 y1 ) 2 . Jika vektor,
P(x1, y1, z1) dan Q (x2, y2, z2) pada dimensi-3, maka jarak P dan Q,
PQ ( x2 x1 ) 2 ( y2 y1 ) 2 ( z2 z1 ) 2 .
(iv) z1 z 2
1
2
z1 z2 z1 z2
Selanjutnya kasil kali silang (cross product)) dari dan
didefinisikan sebagai:
(i) z1 x z 2 z1 z 2 sin θ (definisi)
(ii) z1 x z 2 Im z1 z2
(iii) z1 x z 2 x1 y2 x2 y1
(iv) z1 x z 2
1
2i
z1 z 2 z1 z 2
Contoh 2.27:
Tentukan hasil kali titik dan hasil kali silang bilangan kompleks
berikut: z1 2 3i dan z 2 1 2i.
Jawab:
(i) z1 z 2 Re z1 z2
43
=
(ii) z1 z 2 x1 x2 y1 y2
(iii) z1 z 2
1
2
z1 z2 z1 z2
44
dimana ≠ 0, bilangan kompleks yang diketahui dan n
bilangan bulat positif yang dinamakan derajat persamaan.
Suatu teorema penting yang disebut teorema dasar aljabar
menyatakan bahwa setiap persamaan suku banyak berbentuk
mempunyai
paling sedikit satu akar kompleks. Dari sini kita dapat
menunjukkan bahwa persamaan suku banyak kenyataannya
memiliki n akar kompleks, beberapa atau semuanya mungkin
identik.
Jika z1, z2,<.., zn adalah n buah akarnya, dapat ditulis
sebagai: a 0(z z1 )(z z2 ).........(z zn ) 0, yang dinamakan
bentuk pemfaktoran suku banyak.
Contoh 2.28:
Sederhanakan:
(i) ,
(ii)
Jawab:
(i)
1 -1 -1 0 6 -4
1 -1 -2 -2 4
1 -1 -2 -2 4 0
1 0 -2 -4
1 0 -2 -4 0
2 4 4
1 2 2 0
45
(z -1) 2 ( z 2)( z2 2z 2) 0
Selanjutnya untuk persamaan: z 2 2z 2 0
, , ,
Jadi himpunan penyelesaian: 1, 1, 2, - 1 i, - 1 - i
(ii)
catatan :
46
5. Jika z1 = 1 – i, z2 = -2 + 4i, z3 = 3 - 2i, hitunglah
setiap bentuk berikut.
a. b. c.
=
= = = =
Jadi, = x =
b. = 5 = (- 4i)5
= (- 4)5 (i)5 = – 1024 I, Jadi, = – 1024 i
c. =
= =
= = = 12.
Jadi, = 12
47
- =4
=
= 16 + 8 +
=16+8 +
=
8 ( x 3) 2 y2 12 x 16 (kedua ruas dibagi 4)
=
=
=
=
= 16 – 36
5x 4 y 20 (kedua ruas dibagi -20)
2
x2 y2
Diperoleh persamaan 1 , yaitu sebuah grafik
4 5
hiperbola Pusat (0,0), asimtot: y = = , titik puncak
(-2,0) dan (2,0), titik fokus F1(3,0) dan F1(-3,0) sebagaimana
disajikan pada gambar berikut.
y=5/2
y=5/2
48
7. a) Carilah bentuk polar dari (1 i)(1 3i)
b) Gunakan hasil dari a) untuk menentukan
7 7
Cos π dan Sin π (George Cain, 1999: 1.7)
12 12
8. Nyatakan dalam bentuk kutub dan rumus Euler
bilangan kompleks:
a. b. c.
d. e. f.
49
= = (cis (3300 – 300))4
= (cis 3000)4 = cis 12000 = cis 1200
= cos 1200 + i sin 1200 =
Jadi, = =
b. Cara 1: =
= =
= = = 320
Cara 2: =
= = = = 320
c. = =
=
= =
=
= =
Jadi, =
1
b. d. (64i) 6
e. (2 3 2i) 6 f. x12- 9 = 0
50
Jawab:
a. Misalkan: z = r=
= = = 2 dan
= 330 , Sehingga:
0
1
c. Akar pangkat 6 dari -27i d. (4 2 4 2i ) 6
51
Cos = ; Sin = ; = 2920
Sehingga z = 5 – 12i = r (Cos + i Sin ), karena itu
z1/2 = [r (Cos + i Sin )]1/2 atau
=
(i) k = 0 = <..(i)
(ii) k = 1 = <.(ii)
=
= atau
=
Karena (5–12i) berada di kuadran IV, dan = = 1460, maka
(5–12i) mundur ke kuadran II, selanjutnya:
Untuk, sin = = = =
= =
Untuk, cos = = =
= = =
Dari (i) =
Z1 = = – 3 + 2i, juga
Dari (ii) =
= = - (-3 + 2i) = 3 – 2i
Jadi akar kuadrat (5 – 12i) adalah (–3 + 2i) dan (3 – 2i).
Jawaban b dan c diserahkan kepada pembaca.
52
15. Tentukan semua akar dari fungsi polinomial berikut.
,
,
45z ,
16. Tentukan sisa pembagian dari (x10 + x5 +1) dengan (x2 +2).
17. Tunjukkan bahwa (1 + i) adalah akar dari x3 - 2x + 4 = 0.
18. Buktikan bahwa (p + qi) dan (p – qi) adalah akar dari
persamaan kuardrat ax2 +bx + c = 0, a, b, dan cR.
19. Buktikan bahwa luas jajar genjang dengan sisi z1 dan z2
adalah . (No. 41, Murray R. Spiegel, 1991: 24).
20. Buktikan bahwa luas segitiga yang titik-titik sudutnya
F. Peta Konsep
Peta konsep pada bab II ini, menjelaskan pengertian
bilangan kompleks melalui pemetaan konsep yang
mengasosiasikan: sistem bilangan kompleks, definisi, operasi
dasar bilangan kompleks, nilai mutlak berikut teoremanya,
daerah irisan kerucut, penyajian bilangan kompleks dalam
bentuk koodinat Cartesian dan koordinat kutub sebagai
pengantar lahirnya Terema De’Moivre pada terapannya dalam
menentukan perkalian, pembagian, dan akar bilangan
kompleks, tafsiran vektor bilangan kompleks, norma bilangan
kompleks, hasil kali titik dan hasil kali silang, serta persamaan
suku banyak. Peta konsep pengertian bilangan kompleks
disajikan pada diagram berikut.
53
(1) Sistem Bilangan Kompleks (3)
Definisi 2.1: “Suatu bilangan Nilai Mutlak : z x2 y 2 .
kompleks dinyatakan sebagai
bilangan yang berbentuk (x + iy) Asosiasi nilai mutlak dan
dimana x dan y bilangan real dan daerah irisan kerucut
i, yang dinamakan satuan khayal z ai z ai b
(imaginary unit) bersifat i2 = - 1”.
Teorema 2.5:
Definisi 2.2:
Sifat-sifat nilai mutlak
Kesamaan bil.kom
Dua bilangan kompleks (x1 + iy1)
dan (x2 + iy2) dikatakan sama (4) Penyajian Kompleks
jika dan hanya jika x1 = x2 dan Koordinat Cartesius (x,y)
y1 = y2.
Koordinat Kutub (r Cis )
Definisi 2.3:
z1.z2= r1r2 Cis (1+2)
Bil.kompleks sekawan
z = x + iy dan x - iy z1/z2= r1/r2 Cis (1- 2)
Teorema 2.1: zn = rn Cis (n)
Sifat kesamaan. Bil kompleks z n1 n r Cis θ 2kπ
n
Bentuk Euler : eiθ Cis θ
Tafsiran Vektor Bil.Kompleks
Bilangan Penjumlahan: z1+z2
Kompleks Pengurangan: z1- z2
Norma Vektor: z x2 y2 .
Dot Product:
(2) Operasi Dasar Bil (i) z1 z 2 Re z1 z2
Kompleks (ii) z1 z 2 x1 x2 y1 y2
Penjumlahan:
z1 + z2 = (x1 + x2) + (y1 + y2)i (iii) z1 z 2
1
2
z1 z2 z1 z2
Pengurangan:
z1 - z2 = (x1 - x2) + (y1 - y2)i Cross Product
Perkalian: (i) z1 x z 2 Im z1 z2
z1 z2 = (x1x2-y1 y2)+(x1y2+x2 y1)i (ii) z1 x z 2 x1 y2 x2 y1
Pembagian:
z1 x1 x2 y1 y2 ( x2 y1 x1 y2 )
(iii) z1 x z 2
1
2i
z1 z 2 z1 z 2
i
z2 y12 y2 2 y12 y2 2 Persamaan Suku Banyak
Teorema 2.2:
Sifat Field bil. Kompleks
54
BAB III
FUNGSI KOMPLEKS
55
f ( z)
z = x + iy W = u (x , y ) + i v (x , y )
56
Definisi 3.2
Misalkan fungsi f dengan domain Df dan fungsi g dengan
domain Dg, maka fungsi komposisi f dan g ditulis g(f(z))
ada jika Rf Dg = ≠ .
Contoh 3.2:
Diberikan fungsi f(z) = 3z+2i dan g (z) = z2 + 2z +2 + 3i, tentukan
g(f(z)), dan f(g(z)).
Jawab:
(i) Rf Dg = ≠ maka
g(f(z)) = g(3z+2i) = (3z+2i) 2 + 2(3z+2i) +2 + 3i
= 9z2 +(12i +6)z + 7i - 2
(ii) Rg Df = ≠ maka
f(g(z)) = g(z2 + 2z +2 + 3i) = 3(z2 + 2z +2 + 3i) +2i
= 3z2 +6z + 11i + 6
Dari contoh di atas terlihat bahwa g(f(z)) ≠ f(g(z)) atau
komposisi dua fungsi tidak komutatif.
57
Dengan kedua nilai z tersebut memberikan nilai w yang sama,
sehingga w disebut fungsi bernilai tunggal.
(ii) w z untuk setiap bilangan kompleks Z, maka terdapat
beberapa nilai dari w. Misalkan diambil untuk z = 2 dan z = - 2
maka nilai w adalah:
untuk z 2 w z 2 , sehingga diperoleh :
w 2 dan w 2 .
untuk z 2 w z 2 , sehingga diperoleh :
w 2i dan w 2i.
Dengan kedua nilai z tersebut memberikan beberapa nilai w
yang berbeda, sehingga w disebut fungsi bernilai banyak.
C. Transformasi
Jika w = u + iv adalah suatu fungsi bernilai tunggal dari z = x
+ iy maka dapat ditulis sebagai w = u + iv = f(x + iy) = f(z).
u u(x, y)
Sehingga w = f(z) = u + iv, dimana adalah suatu
v v(x, y)
transformasi dari suatu titik (x, y) yang diberikan pada bidang z
yang diasosiasikan ke suatu titik (u, v) pada bidang w.
Contoh 3.4:
Misalkan w = z2, untuk bilangan kompleks z = x + iy maka w = (x
+ iy)2 = x2 – y2 + 2ixy, yang terdiri dari fungsi
dan . Sebagai ilustrasi,
untuk titik P(3, 2) pada bidang z maka
dan
, sehingga titik P’(5, 12) terletak pada
bidang w. Begitupula titik Q (-1, -2) di bidang z menjadi Q’(-3, 4)
58
di bidang w. Secara visual transformasi titik P ke P’ dan Q ke Q’,
diperlihatkan pada grafik berikut.
y v
12
Bidang z P‟(5, 12)
Bidang w
Q‟(-3, 4)
4
2 P(3, 2)
o x o u
-1 1 2 3 -3 5
Q (-1, -2)
59
berarti dan
60
Gambar 3.3: Bidang-z Gambar 3.4: Bidang-w
D. Fungsi Elementer
Fungsi elementer adalah fungsi dasar dalam bilangan
kompleks. Fungsi elementer yang akan diperkenalkan meliputi
fungsi suku banyak, fungsi rasional aljabar, fungsi eksponen,
fungsi trigonometri, fungsi hiperbolik, fungsi logaritma, invers
fungsi trigonometri, invers fungsi hiperbolik, dan fungsi aljabar
dan transenden.
1. Fungsi Suku Banyak
Sebagaimana persamaan suku banyak yang telah
dibahas pada bab II. Fungsi suku banyak didefinisikan
sebagai polinom : ,
dengan konstanta kompleks dan bilangan
bulat positif yang dinamakan derajat suku banyak .
Transformasi disebut transformasi linear.
Misalkan diberikan Teorema Deret Geometri, yaitu:
= =
61
catatan: , maka
3. Fungsi Eksponen
Misalkan peubah bebas z = x + yi, maka ez = ex + yi, oleh
deret Maclaurin diperoleh e yi = cos y + i sin y. Dengan
demikian ez = ex + yi = ez = ex (cos y + i sin y). Bentuk eksponen ini
disebut fungsi eksponen kompleks. Dari fungsi eksponen ini,
segera kita melihat bahwa apabila y = 0 maka ez = ex yang
merupakan fungsi eksponen real. Selanjutnya jika x = 0
diperoleh e = e = cos y + i sin y yang dikenal sebagai rumus
z yi
Euler.
Beberapa teorema dapat diturunkan langsung dari sifat-sifat
fungsi eksponen.
Teorema 3.1
(a) ez 0
(b) e0 = 1
62
(c) ez1 ez2 = ez1 + z2
e z1
(d) z 2 = ez1 - z2
e
z z
(e) e e
(f) ez = ez + 2 k i , dengan k bilangan bulat
(g) Jika z = x + iy, maka e z = ex arg (ez) = y
Bukti teorema no (a): ez 0
Jika z = x + iy dan andaikan ez = 0, maka ex cos y + i ex sin y = 0,
berarti ex cos y = 0 dan ex sin y = 0. Dari fungsi real telah
diketahui bahwa ex > 0, maka haruslah cos y = 0 dan sin y = 0.
Tidak ada nilai y yang bersamaan memenuhi kedua persamaan
tersebut. Berarti tidak ada ez = 0. Jadi pengandaian salah, maka
yang benar ez 0.
Bukti teorema no (b): e0 = 1
Berarti jika z = x + iy = 0 x = 0 dan y = 0
e0+0i = e0 (cos 0 + i sin 0) = 1 ( 1 + 0 ) = 1
Bukti teorema no (c): ez1 + z2 = ez1 ez2
Misalkan z1 = x1 + iy1 dan z2 = x2 + iy2
ez1 = ex1 (cos y1 + i sin y1) dan ez2 = ex2 (cos y2 + i sin y2)
menurut sifat perkalian dua bilangan kompleks dalam bentuk
polar:
63
(cos (y1 - y2)+ i sin (y1 - y2))
z z
Bukti teorema no(e): e e
Misalkan z = x + iy maka z = x - iy
e z = e x iy = e x (cos ( y) i sin ( y) )
z
= e x (cos y i sin y ) = e
Bukti teorema no(f): ez = ez + 2 k i, dengan k bilangan bulat
Misalkan z = x + iy maka ez + 2 k i = ex + (y + 2 k ) i
= ex ( cos (y + 2k ) + i sin (y + 2k ) )
= ex ( cos y + i sin y ) = ez.
Ini menunjukkan bahwa fungsi memiliki periode
Bukti teorema no(g):
Jika z = x + iy, maka e z = ex dan α = arg (ez) = y
Dari bentuk polar bilangan kompleks diketahui bahwa:
ez = ex (cos y + i sin y) = r eiy, maka
e z = e x (cos y + i sin y) = e x cos y + i sin y
ex cos 2 y + sin 2 y e x 1 e x ex, jelas arg (ez ) = y.
Persamaan Eksponen
Contoh 3.6:
Tentukan nilai z yang memenuhi persamaan (a) ez = - i, dan (b)
e (3z – 1) = 1.
Jawab (a): ez = - i
Misalkan z = x + iy
ex (cos y + i sin y) = - i = 0 - i , maka
ex cos y = 0 <<<.. (i) dan ex sin y = - 1 <<<<<.(ii)
64
persamaan (i): ex cos y = 0 diketahui bahwa ex 0 jadi cos y = 0
= cos y = k , k bilangan bulat. Selanjutnya y =
2 2
k disubtitusi ke persamaan (ii), sehingga diperoleh ex =
2
- 1 (kedua ruas dikuadratkan) (ex )2 = 1 ex = 1, jawaban
yang memenuhi adalah ex = 1 x = 0. Selanjutnya untuk x
= 0 pada (ii) diperoleh:
sin y = - 1 = y =- k , k bilangan bulat. Dari dua
2 2
nilai y yang diperoleh, yang memenuhi y = - k , k
2
bilangan bulat. Sehingga nilai z yang memenuhi persamaan
adalah z = x + yi = 0 + i (- k ) = (- k ) i, k bilangan
2 2
bulat.
Jawab (b): e( 3z – 1) = 1
Misalkan z = x + iy 3z – 1 = (3x – 1) + 3yi
e3x - 1 Cis 3y = 1+0i= e1 (cos 0 + i sin 0)
e3x - 1 (cos 3y + i sin 3y) = e1 (cos 0 + i sin 0)
Dengan menggunakan kesamaan dua bilangan kompleks dalam
bentuk polar, diperoleh:
e3x – 1 = e1 <<<(i)
cos 3y = cos 0 dan sin 3y = sin 0<<<..(ii)
2
Dari (i) e3x – 1 = e1 3x – 1 = 1 x = .
3
2
Dari (ii) cos 3y = cos 0 3y = 2k y = k dan sin 3y =
3
2
sin 0, 3y = 2k y = k , k bilangan bulat akan
3
65
memenuhi kedua persamaan tersebut. Maka nilai z yang
2 2
memenuhi persamaan adalah adalah z = x + yi = k i, k
3 3
bilangan bulat.
4. Fungsi Logaritma
Pembahasan mengenai fungsi logaritma bertujuan untuk
mempelajari sebanyak mungkin sifat-sifat logaritma yang kita
sudah kenal dengan baik pada sistem bilangan real dan
mengembangkannya ke dalam fungsi logaritma kompleks.
Definisi 3.3:
Misalkan bilangan kompleks z = r e i , dengan r = nilai mutlak z
dan = argumen z. Fungsi logaritma dengan peubah kompleks
z dinyatakan sebaga log z = log (r ei ) = log r + i , r > 0. Jika z
real maka log z = ln z = ln r + i dengan r > 0.
Berdasarkan sifat-sifat logaritma real yang dimiliki oleh log
z, kita mendapatkan bahwa: log z = ln z + i untuk z ≠ 0.
Persamaan ini adalah representasi yang sangat baik untuk suatu
definisi logaritma bilangan kompleks.
Apabila merupakan sudut atau argumen utama dari z,
pada kisaran 2 2 maka z = r ei ( 2 k ) ; dengan k
bilangan bulat (0, 1, 2, 3, 4........ ) atau
ln z = ln r + i ( 2k )
untuk k = 0 ln z = ln r + i
untuk k = 1 ln z = ln r + i ( 2 )
untuk k = 2 ln z = ln r + i ( 4 ) dst.
Dengan demikian ln z merupakan fungsi yang bernilai
banyak, khusus untuk k = 0, maka ln z = ln r + i disebut
sebagai harga utama dari ln z.
66
Teorema 3.2:
1) eln z z
2) ln e z = z
3) ln z1 + ln z2 = ln (z1 z2 )
z
4) ln z1 - ln z2 = ln 1
z2
5) ln z n = n ln z, n = 0, 1, 2, 3,......
Bukti: 1) dan 2)
1) eln z z
Misalkan w = ln z , maka
e w e ln z = eln r i = eln r ei = r ei = z (karena z = r ei )
Jadi e w = z ............. (i)
Misalkan e z = w maka
ln w = ln e z = ln e( x iy) = ln e x + ln ei ( y 2 k )
= x + i (y + 2k ) = (x + iy) + i 2k = z + i 2k
Untuk k = 0 ln w = z ......... (ii)
Dari (i) diperoleh e w = z, sedangkan w = ln z, maka eln z z .
Dari (ii) ln w = z, sedangkan e z = w, maka ln e z = z. Sehingga
1) eln z z , dan 2) ln e z = z (terbukti).
Bukti 3:
Misalkan z1 = r1 ei1 dan z2 = r2 ei 2
ln z1 + ln z2 = ln r1 ei1 + ln r2 ei 2
= ln r1 + ln r2 + ln ei1 + ln ei 2
= ln (r1 r2) + ln ( ei1 ei 2 )
= ln ((r1 r2)( ei1 ei 2 ))
= ln ((r1 ei1 )(r2 ei 2 ) = ln r1 + ln r2 + i( 1 2 ) ,
= ln (r1 . r2) + i( 1 2 ) = ln z1 z2
67
Dengan demikian fungsi logaritma dan fungsi ekponensial
merupakan dua fungsi yang saling invers (yang satu merupakan
invers dari yang lain).
Contoh 3.7:
Nyatakan logaritma berikut dalam bentuk x + yi
a. log (ei) c. 3(3 – i)
b. log (2-2iz)3 d. (2 + 2i) 1 – i
Jawab:
c. Misalkan z = ei = 0 + ei, maka (2 + 2i) 1 – i
e
a. = arc tan arc tan 2k
0 2
Jadi log (ei) = ln e + ( 2k )i = 1 + ( 2k )i .
2 2
b. log (2-2iz)3 = 3 log (2-2iz), diperoleh r 2 2 ,
4
3
= 3 (ln 2 2 i) = 3 ln 2 2 i
4 4
c. Gunakan sifat a = e b b lna , sehingga:
(3 i ) ( 3 i ) ln 3 ( 3 i ) (ln 3 i .2 k )
3 e e e3ln 3 2k i (ln 32k )
e3ln 3 2k .e i (ln 32k ) = e3ln 3 2k cis (( ln 3 2k )i)
e3ln 3 2k cos ( ln 3 2k ) i sin ( ln 3 2k )
d. Gunakan sifat ab = eb lna, sehingga:
(1 i ) (ln 2 2 i )
(2 2i) (1 i ) e (1 i ) ln ( 22i ) e 4
(1 i ) (ln 2 2 i ) ( ln 2 2 ) ( ln 2 2 ) i
e 4
= e 4
.e 4
= e 4 . e ln 2 2 cis ( ln 2 2 )i
4
68
= 2 2 .e 4 cos ( ln 2 2 ) i sin ( ln 2 2 )
4 4
Contoh 3.8:
Tentukan nilai z yang memenuhi persamaan berikut:
a. log z = i b. log z = 1 + i c. e 2 z1 3
4
Jawab:
a. log z = i , misalkan z = re i maka,
4
log z = ln r + i = 0+ i . Karena itu ln r = 0 r = 1
4
dan = . Sehingga untuk z = re i ,
4
i 1 1
Jadi z = 1. re 4 = cos + i sin = 2 2i
4 4 2 2
b. log z = 1 + i (serupa dengan b)
log z = ln r + i = 1 + i , diperoleh ln r = 1 r = e,
dan = . Jadi z = re i = e.e i = e cis i
z = e (cos i sin ) = e ( 1 0) e.
c. e 2 z1 3 , dengan mengambil logaritma kedua ruas:
loge 2 z1 log 3 , maka 2z + 1 = ln 3 + (π + 2kπ) i
z = ½ (ln 3 -1 + (π + 2kπ) i)
5. Fungsi Trigonometri
69
Kurangkan: Tambahkan:
Sehingga: Sehingga:
Definisi 3.4
Teorema 3.3
Sifat-sifat yang sudah dikenal dalam fungsi trigonometri
bilangan real juga berlaku untuk fungsi trogonometri kompleks.
70
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9) )=
Bukti:
1) Diketahui:
= dan =
(Terbukti)
2) Diketahui : , maka
71
3)
4)
5)
6)
= tan z
7)
72
Dengan cara sama untuk:
73
8)
9)
74
Kalikan dengan:
75
Kalikan dengan:
6. Fungsi Hiperbolik
Fungsi hiperbolik diturunkan sebagai kombinasi dari fungsi
trigonometri.
Definisi 3.5:
76
Selanjutnya, kita mempelajari hubungan antara fungsi
trigonometri dan fungsi hiperbolik melalui pembuktian teorema
berikut.
Teorema 3.4:
Hubungan antara fungsi trigonometri dan hiperbolik:
Bukti:
1) , dengan menerapkan fungsi sinus
trigonometri diperoleh:
= =
77
Bukti: 2) cosz = cos (x+iy) =
= =
in y.
78
Bukti: 4) cosh z = cosh (x+iy) =
=
Diketahui: ,
Teorema 3.6:
Sifat berikut ini berlaku:
79
a.
e. f.
g.
h.
i.
Bukti:
(a)
Diketahui: ,
(b)
= =
(c)
Bukti ruas kiri:
80
(d)
Diketahui: maka
=
(f)
Bukti:
81
=
(g)
Bukti:
(i)
82
Bukti:
Contoh 3.9:
Nyatakanlah bilangan kompleks berikut dalam bentuk x + iy
π π
a. cos b. sin i
3 3
π π
c. sinh (i + ) d. tan ( − i)
6 6
Jawab:
π π π π
a. cos = cos ( + 0i ) = cos cosh 0 – i sin sinh 0
3 3 3 3
1 1 1
= .1 – i . 3 .0 = .
2 2 2
π π π π
b. sin i = sin (0 + i ) = sin 0 cosh + i cos 0 sinh
3 3 3 3
83
= 0 cosh + i.1 sinh = i sinh .
3 3 3
c. sinh (i ) = sinh i cos + i cosh i sin
6 6 6
1 1
= sinh i . 3 + i cosh i .
2 2
1 1
= 3 sinh i + i cosh i.
2 2
sin ( i ) sin ( i ) sinh
6 6 6i
d. tan ( i ) =
6
cos ( i ) cos ( i ) cosh
6 6 6
Contoh 3.10:
Tentukan nilai z yang memenuhi persamaan:
2
a. cosh z = b. sin 2z = cosh 6
2
Jawab:
a. Misalkan z = x+iy; x, y real
2 2
cosh z = + 0i = cosh x cos y + i sinh x sin y = ,
2 2
sehingga diperoleh:
2
cosh x cos y = <.(i) dan sinh x sin y = 0 .....(ii).
2
Dari (ii) jika sin y = 0 maka y = 0 + kπ, subtitusi ke (i)
2 2
cosh x cos kπ = cosh x = ±
2 2
(tidak ada x yang memenuhi, ingat cosh x ≥ 1).
Jika sinh x = 0 maka x = 0, subtitusi ke (i)
84
2 2
cosh 0 cos y = cos y = y = 2k
2 2 4
Jadi nilai z yang memenuhi persamaan adalah:
z = x + yi = 0 + ( 2k ) i = ( 2k ) i.
4 4
b. Misalkan z = x + yi; x, y real
sin 2z = cos 6
sin 2x cosh 2y + i cos 2x sinh 2y = cosh 6 + 0i
sin 2x cosh 2y = cosh 6 & cos 2x sinh 2y = 0
Untuk cos 2x sinh 2y = 0, maka:
Jika sinh 2y = 0 y = 0, subtitusi ke:
sin 2x cosh 0 = cosh 6 sin 2x = cosh 6 >1 (tm)
Jika cos 2x = 0, 2x = 2k = k
4 8
Subtitusi ke: sin 2x cosh 2y = cosh 6 maka:
sin 2 ( k ) cosh 2y = cosh 6
8
sin ( 2k ) cosh 2y = cosh 6
4
1 cosh 2y = cosh 6
untuk cosh 2y = cosh 6 2y = 6 y = 3(mm)
untuk -cosh 2y = cosh 6 -2y = 6 y = -3(tm)
Jadi nilai z yang memenuhi persamaan adalah:
z = x+iy = k + 3i, k bulat.
8
.
7. Invers Fungsi Trigonometri
85
Definisi 3.6:
Invers fungsi trigonometri w = sin z adalah w = sin-1z,
dengan syarat bahwa w = sin-1z jika hanya jika z = sin w.
Bukti:
(1)
Misalkan: dan , sementara
sekarang , maka:
86
, atau
; k = 0,
, sehingga:
, karena maka
(terbukti)
(2)
Misalkan: maka , sehingga
(dikali )
dipilih
,
Untuk ,
(terbukti)
(3)
87
(terbukti)
(4)
Misalkan , maka
(terbukti)
88
(5) . Misalkan , maka
(kalikan dengan )
,
(terbukti)
,
89
(terbukti)
Contoh 3.11:
Tentukan nilai sin-1 (-2i).
Jawab:
90
Bukti:
(1)
Misalkan maka z = sinh w
= 0 (kalikan dengan )
Untuk
Jadi w =
(2) ,
Misalkan maka z = cosh w,
(kalikan dengan )
untuk k = 0, maka
(3)
91
Untuk
(4)
Misalkan , maka , sehingga:
Untuk
(5)
92
untuk
(6)
untuk
Contoh 3.12:
Tentukan nilai tanh-1 .
Jawab:
Catatan:
Jika w adalah penyelesaian dari suatu polinom berpangkat n:
P0 (z) wn + P1 (z) w n – 1 + ... + Pn - 1 (z) w + Pn (z) = 0, dimana P0 (z) ≠
0, P1 (z), ... , Pn (z) adalah suku banyak dalam z dengn n suatu
bilangan bulat positif, maka jika w = f(z) dinamakan fungsi
aljabar dari z. Suatu fungsi yang tidak dapat dinyatakan sebagai
93
jawab dari suku banyak dinamakan fungsi transenden. Fungsi
logaritma, trigonometri, dan hiperbolik dan fungsi invers adalah
cotntoh-contoh yang berkaitan dengan fungsi transenden.
E. Soal Latihan
1. Tentukan nilai fungsi pada tiap-tiap bilangan kompleks
berikut.
a. f (z) = z2 - 2z + 3 pada z = -i, 2+i
b. f (z) = (z – 2)(z + 3) pada z = -2i, 1-2i
c. f (z) = e z pada z = 0, 2, 1+πi
2. Tunjukkan bahwa persamaan parameter garis bidang z dan
persamaan oleh peta w = z2 yang melalui titik P(-2, 1) dan Q
(1, -3) adalah z = 3t – 2 + i (1 – 4t) dan w = 3- 4t – 7t2 +(-4+22t -
24t2)i.
3. (a) Jika w= f(z)=(z+2)/(2z-1), z ≠0, tentukan f(0), f(i), f(1+i)
(b) Tunjukkan bahwa z adalah fungsi bernilai tunggal dari w.
Jawab: (a) -2, -i, 1 – i, (b) –i, (2 +i)/3. (No. 50, Murray R.
Spiegel, 1991: 66).
4. Nyatakan dalam bentuk u (x, y) + iv (x, y) dan dalam bentuk u
(r, α) + iv (r, α) dari fungsi berikut.
a. f (z) = z3 + 2 z2 + z
b. f (z) = 2iz + Im (2i/z)
c. f (z) = 5 + 2 πi
5. Misalkan w = f (z) = z2+z+1.
a. Nyatakan dalam bentuk w = u (x, y) + iv (x, y)
b. Tentukan nilai-nilai w, kemudian tunjukan secara grafis
untuk nilai: (1) z = 2+i (2) z = 1 – 2i
6. Jika c1 dan c2 adalah konstanta real, tentukan himpunan
semua titik di bidang z yang dipetakkan ke dalam garis (a) u
= c1 dan (b) u = c2 dalam bidang w oleh fungsi pemetaan f (z) =
z2+2z+3.
94
7. Tuliskan dalam bentuk a + bi, dari fungsi eksponen berikut.
(a) eiπ/3 (b) e 1- iπ/2 (c) e-5πi (d) eln 3 +iπ/3
8. Tentukan semua nilai z sehingga (a) e = 1+2i, (b) e4z = 2i.
2z
95
F. Peta Konsep
(1) Definisi Fungsi (3) Transformasi
Kompleks Jika w = u + iv adalah suatu
• Definisi 3.1: “Misalkan D fungsi bernilai tunggal dari z
himpunan titik pada bidang z = x + iy maka dapat ditulis
dan fungsi f pada D adalah sebagai w= f(z).= u + iv
aturan yang menetapkan
setiap z di dalam D dengan (4) Fungsi Elementer
suatu bilangan kompleks W • Fungsi Suku Banyak
yang dinamakan nilai fungsi
f di z, dituliskan sebagai W =
f (z).”. • Fungsi Rasional
• Definisi 3.2: “ Misalkan
fungsi domain Df, fungsi g
dengan domain Dg, fungsi • Fungsi Eksponen
komposisi f dan g: g(f(z)) ez = ex (cos y + i sin y)
ada jika Rf ∩ Dg = ≠ ∅”. • Fungsi Logaritma
Definisi 3.3:
Jika z real maka log z = ln
r + i θ dengan r > 0.
• Fungsi Trigonometri
Fungsi
Kompleks • Fungsi Hiperbolik
96
BAB IV
LIMIT DAN KEKONTINUAN
PEUBAH KOMPLEKS
f ( z)
z
L
z0
f ( z)
x u
Bidang-z Bidang-w
Gambar 4.1: Limit
97
Sebagai contoh awal, perhatikan penerapan definisi
limit yang kita kenal dalam Kalkulus berikut ini.
Contoh 4.1
Ambil x2 4 ( x 2)( x 2) x 2 x 2 x 2
( x 2) 4 ; pilih nilai minimun (1, )
1 4 5 5.
5
Contoh 4.2 (No. 23, Murray R. Spiegel, 1991: 56).
Jawab:
(a) Berdasarkan definisi limit
jika,
maka
sehingga bilamana .
98
(b) Berdasarkan definisi limit berarti bahwa z
dekat dengan tapi berlainan atau kecuali dititik .
Sehingga .
99
Contoh 4.4
Jika f(z) = z2 + 2z, buktikan bahwa
Bukti:
> 0, δ > 0, 0 < |x – L| < δ |f(z) – (2i -1)| <
|(z2+2z) – (2i -1)| ( z 2 2 z 2i 1
( z 2 1) (2 z 2i )
( z i )( z i ) 2( z i )
( z i) ( z i) 2 ( z i) 2
( z i ) 2i 2 (1 2i 2)
(3 2i ) (ambil )
3 2i
2. Teorema Limit
Teorema 4.1
Jika
Jika dan hanya jika
Bukti:
(a)
ambil:
Sehingga:
100
Terbukti
(b)
juga
, maka:
| f(z) – ( a + bi ) | atau
Jadi, terbukti
bilamana , juga
bilamana , maka
101
Karena < positif (bagaimanapun kecilnya) sehingga
Karena maka
(terbukti)
Teorema 4.4
Jika , maka
1.
2.
3.
4. ,B≠0
Bukti:
1. Diketahui:
<(1) juga
, bila
102
<. (2)
Akan ditunjukkan untuk setiap dapat ditentukan
sehingga bilamana
Kita mempunyai:
<..(3)
<. (4)
Karena , maka dapat ditentukan
sehingga untuk .
Berdasarkan sifat ketaksamaan 4 diperoleh:
yaitu atau
, yaitu
, P konstanta positif<<.(5), juga
Karena , dapat ditentukan
maka <<(6).
103
Karena , maka ditentukan
maka <.. (7).
Dengan mensubsitusik persamaan (5), (6), dan (7) ke (4) maka
akan diperoleh:
Contoh 4.5
Hitunglah dengan menggunakan teorema limit berikut.
a. c.
b. d.
104
Jawab:
a. =
b.
= =
c.
105
=
d.
= = = = .
Contoh 4.6
Buktikan bahwa tidak ada
(No. 30, Murray R. Spiegel, 1991: 60).
Bukti:
Jika limit ini ada, maka haruslah tidak bergantung dari caranya z
mendekati nol.
(1) Misalkan z → 0 sepanjang sumbu x, maka y = 0 , diperoleh
dan , sehingga:
= =
(2) Misalkan z → 0 sepanjang sumbu y, maka x = 0, diperoleh
dan ,
106
B. Kekontinuan Peubah Kompleks
1. Pengertian Kekontinuan
Definisi 4.2
Misalkan f (z) terdefinisi dan bernilai tunggal dalam suatu
lengkungan dari dan pada (yaitu lengkungan
). Fungsi f (z) dikatakan kontinu di jika
.
f(z) =
Contoh 4.8
Misalkan jika , sedangkan
a. Buktikan bahwa ada dan tentukan nilainya.
b. Apakah kontinu pada ? Jelaskan.
c. Apakah kontinu di titik ? Jelaskan.
Jawab:
107
a.
b. (i)
(ii)
(iii)
c. (i)
(ii) maka
(iii)
2. Teorema Kekontinuan
Teorema 4.5
Jika f(z) dan g(z) kontinu di z = z0, maka fungsi f(z) + g(z), f(z)
– g(z), f(z)g(z) dan , dengan g(z0) 0, juga kontinu di z0.
Hasil yang sama juga berlaku untuk kekontinuan pada suatu
daerah.
Bukti:
a) Jika f(z) dan g(z) kontinu di z = z0, maka fungsi f(z) + g(z)
juga kontinu di z0. Syarat f(z) + g(z) kontinu di z0 adalah
harus ada
Penjelasan pada pembuktian penjumlahan limit.
(2) f(z0) + g(z0) harus ada, yaitu f(z) + g(z) terdefinisi di z0.
Karena, f(z0)=A dan g(z0)=B maka f(z0) +g(z0) = A + B
(3) atau f(z0) + g(z0) = A + B
108
f(z0) + g(z0) maka terbukti f(z) + g(z)
kontinu
b) Jika f(z) dan g(z) kontinu di z = z0, maka fungsi f(z) - g(z) juga
kontinu di z0. Syarat f(z) - g(z) kontinu di z0 adalah
(1) harus ada
Penjelasan pada pembuktian pengurangan limit.
(2) f(z0) - g(z0) harus ada, yaitu f(z) - g(z) terdefenisi di z0.
Karena, f(z0) = A dan g(z0)= B maka f(z0) - g(z0) = A – B
(3) , f(z0) - g(z0) = A - B
f(z0) - g(z0)
Jadi terbukti f(z) - g(z) kontinu
c) Jika f(z) dan g(z) kontinu di z = z0, maka fungsi f(z) + g(z)
juga kontinu di z0. Syarat f(z) + g(z) kontinu di z0 adalah
(1) harus ada
Penjelasan pada pembuktian perkalian limit.
(2) f(z0) . g(z0) harus ada, yaitu f(z) . g(z) terdefenisi di z0.
Karena, f(z0)=A dan g(z0)= B maka f(z0) g(z0) = A . B
(3) atau f(z0) . g(z0) = A . B
f(z0) g(z0) maka
f(z) . g(z) kontinu
d) Jika f(z) dan g(z) kontinu di z = z0, maka fungsi juga
kontinu di z0. Syarat kontinu di z0 adalah:
(1) harus ada
Penjelasan pada pembuktian pembagian limit.
(2) harus ada, yaitu terdefenisi di z0.
Karena, f(z0) = A dan g(z0)= B maka =
(3) sehingga =
109
maka terbukti kontinu.
Teorema 4.6
Fungsi yang kontinu pada setiap daerah berhingga diantaranya:
a) Semua suku banyak
b) ez
c) sin z dan cos z
Teorema 4.7
Jika w = f(z) kontinu di z = z0 dan z = g(ζ) kontinu pada ζ= ζ0 dan
jika ζ0 = f (z0), maka fungsi w = g[f(z)], yang dinamakan fungsi
komposisi kontinu di z = z0. Hal ini kadang-kadang secara
singkat diatakan sebagai suatu fungsi kontinu dari fungsi
kontinu juga kontinu.
Teorema 4.8
Jika f(z) kontinu dalam suatu daerah tertutup, maka ia terbatas
pada daerah tersebut; yaitu terdapat konstanta M sehingga
untuk semua titik z pada daerah tersebut.
Teorema 4.9
Jika f(z) kontinu dalam suatu daerah, maka bagian real dan
khayal dari f(z) juga kontinu dalam daerah tersebut. Teorema ini
dapat diungkapkan sebagai berikut:
Jika: (1) f(z) = u(x, y) + iv(x, y)
(2) f(z) terdefinisi pada setiap titik pada domain R
(3) z0 = x0 + y0i adalah titik di dalam R
Maka fungsi f(z) kontinu di z0 bila dan hanya bila u(x, y) dan
v(x, y) masing-masing kontinu di titik (x0 , y0).
Bukti:
Akan dibuktikan bila dan hanya bila
110
dan
sebagaiman ditunjukkan pada
pembuktian teorema 4.1 di atas.
2. Buktikan , jika
Bukti:
Untuk setiap kita dapat menentukan sehingga
(terbukti)
b.
c.
111
d.
Jawab:
a.
b.
c.
d.
112
4. Hitunglah limit berikut.
z2
a) lim
z e 3
i (z 4 z 1)
z2 4
b) lim
z 2 i (2z 2 (3 4iz ) 6i )
z - sin z
c) lim
z i z3
z 2 - 2iz 1
d) lim
z i (z 4 2 z2 1)
ez
e) lim ( z m i )
z m i sin z
π
i z 1 3
f) lim ( z e 3
) 3 (Jwb: i)
z e 3
i (z 1) 6 6
(No. 95, Murray R. Spiegel, 1991: 69).
z2 3 2 1
5. Tunjukkan bahwa lim
z 1 z 1 2
4 xy 2 x2
6. Jika f(z) = i . Buktikan bahwa
x2 y 2 y 2
lim f ( z) tidak ada.
z0
113
z 2 - iz 6
, untuk z 3i
z - 3i
f(z) =
4 + 5i , untuk z = 3i
z2 4
10. Diberikan fungsi f(z) 3 , periksa
z 2 z( z 2iz 4i)
kekontinuan f(z) pada z = 2i.
114
D. Peta Konsep
(1) Pengertian Limit (2) Terorema Limit
Definisi 4.1: • Jika
Suatu fungsi f(z) terdefinisi atau
mempunyai limit L untuk
, kecuali pada
Jika dan hanya jika
• g(z) ≠ 0
Limit Peubah
Kompleks
Kekontinuan
Peubah
Kompleks
115
BAB V
PENDIFERENSIALAN
PEUBAH KOMPLEKS
A. Definisi Turunan
Pemahaman yang baik tentang limit dan kekontinuan
sebagaimana telah dibahas pada bab IV menjadi dasar untuk
mempelajari konsep turunan fungsi atau peubah kompleks.
Definisi 5.1
Misalkan fungsi f terdefinisi pada z0, maka derivatif atau
turunan dari f di z0 didefinisikan
sebagai .
Fungsi f dapat diturunkan di z0, jika = z - z0 atau z = z0+
, sehingga bentuk lain dari definisi 5.1 dapat dituliskan
sebagai: . Jika ada maka
dikatakan bahwa fungsi f mempunyai turunan (differensiable) di
z0. Representasi/simbol lain dari adalah di z0.
Contoh 5.1
Tentukan turunan dari fungsi berikut:
a. f(z) = sinz b. f(z) = lnz c. f(z) = 3z2 + 2z +1
Jawab:
a. Dengan menggunakan definisi turunan:
116
Jadi turunan dari f(z) = sinz adalah f’(z) = cos z
.
Jadi turunan dari f(z) = lnz adalah f’(z) = .
117
Dengan menggunakan definisi dan analisis yang sama
dengan contoh 5.1, dapat ditentukan turunan fungsi peubah
kompleks lainnya. Hal ini serupa dengan penerapan definisi
turunan fungsi pada pembelajaran Kalkulus.
Selanjutnya suatu fungsi yang differensiable mengakibatkan
fungsi tersebut kontinu, tetapi tidak sebaliknya. Hal ini berarti
bahwa kekontinuan suatu fungsi di suatu titik tidak menjamin
adanya turunan fungsi dititik itu. Kekontinuan suatu fungsi di
suatu titik bukan syarat cukup untuk adanya turunan atau
derivatif fungsi dititik itu. Perhatikan penjelasan berikut.
(1) Misalkan ada, maka:
.0 = 0, sehingga
. Dengan
demikian fungsi f differensiable di z0 mengakibatkan fungsi f
kontinu di z0.
(2) Fungsi f(z) = kontinu di semua titik, tetapi derivatif dari
fungsi tersebut hanya ada untuk z = 0 saja.
Untuk f(z) = = x2 + y2 maka f(z) = u(x,y)+iv(x,y) atau u(x,y)
= x2 + y2 dan v(x,y) = 0. Oleh karena u(x,y) dan v(x,y) kontinu
di semua titik (x,y) maka f(z) juga kontinu di semua titik z,
sehingga:
118
Jadi ada, maka nilai , hal ini
bergantung kepada caranya ), yaitu,
Jika maka dan , sehingga
b. , dimana c konstanta
c.
119
d. , g(z)≠0.
(terbukti)
b. =
c.
120
Bukti d, e, f, dan g diserahkan kepada pembaca.
Contoh 5.2
Gunakan aturan pendiferensialan untuk menentukan turunan
setiap fungsi berikut.
a. (3 + 2i) z2 – 2z +3 d. (7iz2 +3z + 2)3
b. (5z + 2i) (2z – 3i)
2 e. 4 sin3(2z2 + 5z + 2)
c. (3z + 2i) /(4z – 5i) f.
Jawab:
a.
b.
c.
121
d.
Misalkan w = maka selanjutnya
maka
e. ,
f.
122
.
123
f(z0+z) - f(z0) = u(x0+x, y0+y)+ iv(x0+x, y0+y)
-u(x0, y0) + iv(x0, y0)
= u(x0+x, y0+y) - u(x0, y0)+
v(x0+x, y0+y) - v(x0, y0)i
= u + iv
Dari persamaan (1) dan (2) menghasilkan:
...(iii)
Teorema 5.3
Andaikan fungsi mempunyai turunan di
titik z0 = (x0, y0), maka pada titik tersebut turunan f(z), yaitu f ‘(z)
= sehingga dan .
124
Bukti:
Misalkan mempunyai derivatif di
, yaitu f (Z0), misalkan
’ .
= a+bi
= a+bi
125
Sehingga diperoleh persamaan:
dan <<<..(ii)
Contoh 5.3
Buktikan bahwa fungsi f ‘(z) ada untuk setiap z dari fungsi
berikut:
a. f(z) = iz + 5 c. f(z) = ex Cis y
Bukti:
a. f(z) = iz + 5 = iz + 5 = i (x + iy) + 5 = (5 – y) + i (x), sehingga
b.
,
Sehingga diperoleh fungsi:
126
dan
Jadi f ‘(z) =
127
Catatan:
1) Kekontinuan fungsi-fungsi u(x, y), v(x, y), ux(x, y), vx(x, y),
uy(x, y), vy(x, y) merupakan syarat cukup adanya turunan,
namun secara umum bukanlah termasuk termasuk syarat
perlu.
2) Berlakunya syarat Cauchy-Riemann di suatu titik dari suatu
fungsi f belum menjamin adanya turunan atau derivatif
dititik tersebut.
Contoh 5.4
Diberikan fungsi
, sehingga
128
= . Jadi
Jika
Dengan cara yang sama diperoleh bahwa kontinu di (0,0)
sehingga f(z) kontinu di (0,0) atau di z = 0.
=1+i
129
C. Fungsi Analitik
Konsep fungsi analitik sebagai bagian esensial dalam teori
fungsi kompleks dan memiliki struktur yang sangat kuat untuk
diimplementasikan lebih luas berdasarkan sifat-sifatnya.
Definisi 5.2
Suatu fungsi f(z) dinamakan analitik dalam domain D jika f(z)
dapat diturunkan pada setiap titik dari D. Fungsi f(z) analitik di
titik z0 apabila Nr (z0) sedemikian hingga f ’(z0) ada z Nr
(z0). Jadi keanalitikan f(z) di z0 berarti f(z) mempunyai turunan
pada setiap titik di dalam lingkungan dari z0 termasuk z0 sendiri.
Contoh 5.5
Fungsi maka f(z) tidak kontinu di z = i, karena f’(i)
tidak ada atau f(z) tidak analitik di z = i. Namun demikian f(z)
analitik di suatu titik dalam setiap sekitar z = i, misalnya (zk).
y
z=i
zk
x
f ‟( ) ada z Nr (zk)
Gambar 5.1: Keanalitikan
130
titik singular. Dengan demikian suatu titik z0 dinamakan
singularitas atau titik singular bagi fungsi f(z) jika hanya jika
f(z) gagal menjadi analitik pada z0 dan setiap lingkungan z0
memuat paling sedikit satu titik yang membuat f(z) analitik.
Selanjutnya f(z) analitik di dalam D jika f(z) analitik di setiap
titik dalam D. Fungsi yang analitik di seluruh bidang z disebut
fungsi menyeluruh (entire function). Keanalitikan di z0
berimplikasi kepada eksistensi f’(z) di z0. Sebaliknya jika f’(z)
eksis atau ada belum tentu f(z) analitik di di z0.
Contoh 5.6
Fungsi f(z) = mempunyai turunan hanya pada z = 0,
akibatnya f(z) tidak analitik untuk setiap z pada bidang-z. Hal
ini berarti f ’(z) tidak ada di seitap lingkungan titik manapun.
Contoh 5.7
Suatu polinomial: P(z) = c0 + c1z + c2z2 + <<+ cnzn adalah fungsi
menyeluruh, karena turunan P(z) yaitu P’(z) ada atau terdefinsi
pada setiap z pada bidang-z.
Contoh 5.8
131
Teorema 5.4
Diketahui fungsi f(z) = u(x, y) + iv(x, y). Andaikan bahwa
1. Fungsi-fungsi u, v dan turunan parsial ux, vx, uy, dan vy
kontinu di setiap titik di dalam lingkungan tertentu N dari
(z0) atau Nr (z0).
2. Syarat Cauchy-Riemann ux = vy dan uy = - vx berlaku pada
setiap titik di N.
Maka f(z) analitik pada z0.
Contoh 5.9:
Tunjukkan bahwa fungsi-fungsi berikut ini adalah analitik:
a. f(z) = 3z4 b. f(z) = cos2z
Jawab:
a. )
dan
132
Ternyata memenuhi syarat Cauchy-Riemann (C-R), yaitu:
133
Teorema 5.5
Andaikan bahwa fungsi f(z) = u(x, y) + iv(x, y) analitik di z0,
maka ux = vy dan uy = - vx pada setiap titik pada suatu
lingkungan titik z0.
Bukti: Gunakan teorema 5.3 dan definisi 5.2 tentang keanalitikan
fungsi.
Teorema 5.6
Andaikan bahwa Jika f(z) dan g(z) adalah fungsi analitik di
dalam D, maka f(z)+g(z), f(z).g(z), f(z) o g(z), asal g(z) ≠ 0
juga merupakan fungsi analitik di dalam D.
Bukti: Gunakan teorema 5.1 dan definisi 5.2 tentang keanalitikan
fungsi.
134
Jika (1) + (2) dan (3) + (4), maka diperoleh:
Definisi 5.2
Fungsi dimana u ( x, y) dan v( x, y) memenuhi persamaan
Laplace di dalam suatu daerah D di dinamakan fungsi
harmonik atau harmonik dalam D. Jika komponen real dan
dan imajiner dari fungsi analitik f = u + iv merupakan fungsi
harmonik maka u ( x, y) disebut fungsi harmonik sekawan
dari v( x, y) dalam domain D.
Contoh 6.0
(a) Buktikan bahwa u e x ( x sin y y cos y) fungsi harmonik
(b) Tentukan v(x, y) sehingga f(z) = u + iv analitik
Jawab:
(a) Bukti:
u e x x sin y e x y cos y
Dari Persamaan C-R
135
u v
e x xsin y e x sin y e x y cos y
x y
u v
e x x cos y e x cos y e x y sin y
y x
u
2
e x xsin y e x sin y e x sin y e x y cos y
x 2
2u
e x xsin y e x sin y e x sin y e x y cos y
y 2
2u 2u
0 (terbukti sebagai fungsi harmonik)
x2 y 2
v
(b) Ambil e x x sin y e x sin y e x y cos y
y
v (e x x sin y e x sin y e x y cos y)dy
y
v (e x x sin y e x sin y e x y cos y)dy g ( x)
v e x[ ( x sin y sin y y cos y)]dy g ( x)
v e x[ x cos y cos y yd(sin y)]dy g ( x)
v e x[ x cos y cos y y sin y sin ydy]dy g ( x)
v e x[ x cos y cos y y sin y cos y] g ( x)
v e x[ x cos y y sin y] g ( x) (pers. yang dicari)
v u
e x x cos y e x cos y e x y sin y g , ( x)
x y
u
Diketahui : e x x cos y e x cos y e x y sin y
y
g ( x) 0 g ( x) 0 dx g ( x) c ,
,
136
dicari v ( x, y) e x ( x cos y y sin y) c , yang merupakan fungsi
harmonik sekawan dari u (x, y).
Contoh 6.1
3 2 3 2
(a) Buktikan bahwa v x y 2 xy 3x 2 y harmonik
2 2
(b) Tentukan fungsi u (x, y) sehingga f(z) = u + iv analitik
Jawab:
(a) Dari Persamaan C-R
v u v u
3x 2 y 3 dan 2x 3 y 2
x y y x
2v 2v
3 dan 3
x2 y 2
2v 2v
0 (terbukti sebagai fungsi harmonik)
x2 y2
u
(b) Ambil 2x 3y 2
x
u (2 x 3 y 2)dx
x
u (2 x 3 y 2) dx g ( y)
u x2 3xy 2 x g ( y) (pers yang dicari)
u v
3x g ' ( y) 3x 2 y 3
y x
y
g ' ( y) 2 y 3 g ( y) (2 y 3) dy y2 3 y
137
E. Turunan Fungsi Elementer
Turunan fungsi elementer diperoleh dari teorema berikut.
Teorema 5.7
1. 16.
2. 17.
3. 18.
4. 19.
5. 20.
6. 21.
7. 22.
8. 23.
9. 24.
10. 25.
11. 26.
12. 27.
13. 28.
14. 29.
15. 30.
138
Bukti nomor 5:
(terbukti)
Bukti nomor 6:
(terbukti)
139
Bukti nomor 25:
140
Contoh 6.2
d
Tentukan (a)
dz
sin 1 (z 3i) 2 (b)
d -1 1 2 d 1
(c) z csc 1 z (d) {(sin(iz 2))}tan (z 3i)
dz z dz
Jawab:
d 1
(a)
dz
sin 1 (z 3i) 2 2 sin 1 ( z 3i). .1
1 ( z 3i) 2
2 sin 1 ( z 3i )
1 ( z 3i ) 2
(b)
Misalkan maka
, sehingga
141
Jadi,
d -1 1 2
(c) z csc 1 z
dz z
1 1 1 2z
= csc -1 ( z ). .( )
z z 2
1 ( 1 )2 1 2 1 z2
z z 2
1 1 z
= csc -1
z 1 1 z2
( 2 )2 1
z
1 z z 1
= csc -1
z 1 z 2
1 z2
csc -1
z
d 1
(d) {(sin(iz 2))}tan (z 3i)
dz
1 d
e tan ( z3i ) ln sin(iz2 ) {tan 1 ( z 3i ) ln sin(iz 2)}
dz
1 1
e tan ( z3i ) ln sin(iz2 ) { 2 ln sin(iz 2)
z 6iz 8
1
tan 1 ( z 3i ) cos(iz 2)i }
sin(iz 2)
1 1
e tan ( z3i ) ln sin(iz2 ) { 2 ln sin(iz 2)
z 6iz 8
tan 1 ( z 3i ) cot(iz 2)i }
1 1
(sin(iz 2)) tan ( z3i ) { 2 ln sin(iz 2)
z 6iz 8
tan 1 ( z 3i ) cot(iz 2)i}
142
F. Turunan Tingkat Tinggi
Jika w = f(z) analitik dalam daerah D, maka derivatif f’(z), w’
atau juga analitik dalam daerah D tersebut. Selanjunya jika
f’(z), w’ atau analitik pada daerah tersebut maka derivatifnya
f’’(z), w’’ atau . Dengan cara yang sama turunan ke-n dari f(z)
dapat dinyatakan sebagai f(n)(z), w(n) atau dimana n adalah
derajat turunan. Dengan demikian derivatif atau turunan
pertama, kedua, ketiga,<.. adalah analitik di dalam D. Berikut
teorema yang berlaku untuk fungsi peubah kompleks dan tidak
perlu berlaku untuk peubah real.
Teorema 5.8
Jika f(z) adalah analitik dalam daerah D, maka f’(z), f’’(z),
f’’(z),<<.., f(n) (z), juga analitik untuk setiap turunan tingkat
tinggi dalam D.
Contoh 6.3
Tentukan turunan kedua dari fungsi berikut.
a. 5 sin2 (3z – 2 + i) b. cosh (2z +1)2 c. sin-1(lnz)
Jawab:
a. Misalkan f(z) = 5 sin2 (3z – 2 + i)
f ’(z) = 10 sin (3z – 2 + i) cos (3z – 2 + i). 3
f ’(z) = 30 sin (3z – 2 + i) cos (3z – 2 + i)
f ‚(z) = 90cos2 (3z – 2 + i) – sin2 (3z – 2 + i)
f ‚(z) = 90cos2 (3z – 2 + i) – 1+ cos2 (3z – 2 + i)
f ‚(z) = 902cos2 (3z – 2 + i) – 1
f ‚(z) = 90 cos (6z – 4 + 2i) (ingat cos 2α = 2cos2α – 1)
143
f ‛(z) = 8 sinh (2z + 1)2 + 4(2z + 1)2 cosh (2z + 1)2
f ' (z)
1 1
.
1
1 ln 2 z z z 1 ln 2 z
z 1 ln 2 z
1
2 z
f ' ' (z) z 1 ln 2 z 1 ln 2 z .
1
2 1 ln 2 z z
.
2 ln z
2
f ' ' (z) z 1 ln 2 z 1 ln 2 z
ln z
1 ln 2 z
f ' ' (z) z 1 ln z 2
2 1 ln 2 z ln z - 1 ln 2 z ln z
2 3
1 ln z z 2 1 ln 2 z 2
Contoh 6.4
n!
f (n) (z) n !(1 z) ( n1)
(1 z) ( n1)
1
1 2z
1
b. f (z)
1 2z
144
f ' (z) 1 2z (2) (1) 2! (1 2 z) 2
2
G. Aturan L’Hospital
Misalkan f(x) dan g(x) analitik dalam suatu daerah yang
memuat titik z0 dan andaikan f(z0) = g(z0) tetapi g’(z0) ≠ 0, maka
.
Bukti:
Misalkan :
Untuk dan
145
Untuk maka maka:
Contoh 6.5
Lim z 2 i z2 9
(a) (b) lim
z i z6 i z 3i (2z 2 (1 6i ) z 3i )
1 - 2 cos z z 2 iz 2
(c) lim (d) lim
z 0 z3 z i (z 4 2 z 2 1)
Jawab:
Lim z 2 i (i) 2 1 1 1 1 1
(a) 0
z i z 6 i (i) 6 1 (i 2 ) 3 i 1 1
Dengan menggunakan aturan L’Hospital:
Lim z 2 1 Lim 2z 2(i) 2(i) 2(i) 1
6
5
5
4 .
z i z 1 z i 6z 6(i) 6(i )i 6(i) 3
z2 9
(b) lim
z 3i (2z 2 (1 6i ) z 3i )
2z 2(3i) 6i
lim
z 3i (4z 1 6i (4(3i) 1 6i 1 6i
z2 9 36 6i
lim
z 3i (2z (1 6i ) z 3i )
2
37
1 - 2 cos z 2 sin z 2cos z
(c) lim 3
lim 2
lim
z 0 z z 0 3z z 0 6z
146
- 2sin z - 2.0
lim 0.
z 0 6 6
z 2 iz 2 2z i
(d) lim lim
z i (z 2 z 1)
4 2 z i (4z 3 4 z )
2 2 2 1
lim
z i (12z 2 4 ) (-12 4 ) 8 4
147
d 3 d d d
( z w3 1) 0 ( z3 ) ( w3 ) (1) 0
dz dz dz dz
dw dw dw z2
3z 2 3w2 0 0 3w2 3z 2 2
dz dz dz w
dw
2 z w 2 z w.
2 2
d w
2
dz
Selanjutnya
dz 2
w4
d 2
(b) ( z 2 yw 2 zw 1) 0 (y konstanta)
dz
dw dw
2z 2 y 2w 2 z 0
dz dz
dw
(2 y 2 z) (2 z 2w)
dz
dw ( z w)
, Selanjutnya turunan ke-2
dz ( z y)
dw
(1 ) ( z y) (1) (( z w)
d w
2
dz
dz 2 ( z y) 2
148
( z w)
1 ( z y) (1) ( z w)
d w 2
( z y)
dz 2 ( z y) 2
z y z w)
( z y) ( z w)
d 2w ( z y)
dz 2 ( z y) 2
y w)
( z y) ( z w)
d w 2
( z y)
dz 2 ( z y) 2
d 2 w ( w y) ( z w) ( z y 2w)
dz 2 ( z y) 2 ( z y) 2
149
Jawaban (d): f ( x) 3 sin 3 (2 z2 5z 2)
150
8. Diketahui fungsi u(x,y) = 3x2y +2x2 – y3 – 2y2
a. Buktikan bahwa fungsi u(x,y) adalah fungsi harmonik,
b. Carilah fungsi harmonik sekawan u(x,y),
c. Nyatakan f(z) = u + iv dalam suku-suku dari z.
b. e.
c. f.
Bukti:
(c) = = = 0 (terbukti)
b. =
= {
151
(terbukti)
c. Misalkan w = =
maka komponen
Sehingga dan
, memenuhi dalil C-R.
(terbukti)
d.
(terbukti)
e.
(terbukti)
f.
152
(terbukti)
153
1
ez sin 3 z Z 2
a. lim ( z m i ) c. lim
z m i sin 2z z 0 3z
π
i 2z 2z - sin3z
b. lim ( z e ) 3
3 d. lim
z e 3
i (z 1) z 0 z3
dw d2w
14. Tentukan dan dari fungsi implisit berikut.
dz dz 2
a) 2z3w – 7w – z2 + 1 = 0
b) w3 – 2 w 2z + Sin3z = 0
c) w3 – 2 w 2z + 4ln z = 0
Jawab:
(a) 2z3w – 7w – z2 + 1 = 0
(c)
⇔
154
Jadi
d2w d 6 z2 w 4
dz 2 dz 3zw2 3z3
155
J. Peta Konsep
Turunan Peubah
(2) Aturan Pendiferensialan
Kompleks
•
•
(1) Definisi Turunan
•
Misalkan fungsi f terdefinisi pada z0,
maka derivatif dari f di z0
didefinisikan sebagai •
156
BAB VI
INTEGRAL PEUBAH KOMPLEKS
A. Integral Garis
Definisi integral fungsi kompleks adalah sama dengan
definisi integral fungsi real, yaitu dengan mengganti interval
pengintegralan dengan suatu lintasan atau lengkungan.
Misalkan fungsi f(z) kontinu disetiap titik pada kurva C.
Bagi kurva C atas yang dipilih dari sebarang
titik pada sepanjang kurva atau lintasan C dari sampai
dengan . Pada setiap busur busur
<<.. dan busur pilih masing-masing titik tengah 1,
2, 3,<<, k, sebagaimana ditampilkan pada gambar 6.1.
y
zn-1
k zk zn
zk-1
z2
z3
2 C
z1
1
z0
x
Gambar 6.1: Lintasan Kurva C
157
Apabila pembagian (partisi) menjadi membesar tak berhingga
(n→ ) maka panjang busur terbesar → 0 sehingga Sn
mendekati suatu limit yang tidak lagi bergantung dari cara
pembagian busurnya, yaitu: Representasi
terakhir ini dinamakan integral garis kompleks atau lebih
singkat integral garis dari f(z) sepanjang lintasan C
Definisi 6.1
Integral garis pada bidang kompleks dari a ke b sepanjang
lintasan C terhadap fungsi f(z) adalah
158
parameter maka derivatif
dari adalah dan adalah
sehingga , menjadi:
Teorema 6.1
Misalkan kontinu di
setiap titik pada kurva mulus C, maka integral f(z) sepanjang C
ada dan direpresentasikan dalam suku-suku integral garis real:
Bukti:
Misalkan f (z) = u (x, y) + i v(x, y), ambil zk = xk + iyk =(xk , yk) dan
zk = xk + i yk
159
Tampilan integral garis tersebut dapat diubah menjadi integral
tertentu dengan parameter t, yaitu ,
sehingga f (z) = u (x, y) + i v(x, y) menjadi f
(z(t)) = u ( x(t), y(t) + i v (x(t), y(t) sehingga diperoleh:
Contoh 6.1
2 5i
Hitunglah i (3x y) dx (2 y x) dy sepanjang:
a. Kurva y = x2 + 1
b. Garis lurus yang menghubungkan (0,1) dan (2,5)
c. Garis lurus dari (0,1) ke (0.5), kemudian dari (0,5) ke (2,5)
d. Garis lurus dari (0,1) ke (2,1), kemudian dari (2,1) ke (2,5)
2 5i ( 2, 5)
C 0
2
(3x x2 1) dx (2 x2 2 x) 2 x dx.
0
2
(3x x2 1) dx (4 x3 4 x 2 x2 ) dx.
0
160
2 2
1 7
(4 x x 7 x 1) dx x 4 x3 x 2
3 2
0 3 2 0
8 88
(16 14 2) 0
3 3
b. Persamaan garis yang menghubungkan titik (0,1) dan (2,5):
Integral garis dari titik (0,1) dan (2,5) ditunjukkan oleh kurva
C2: , batas x = 0 dan x = 2.
y = x2+1
(2,5)
(0,1)
x
161
2 2
11
(11x 5)dx. x 2 5 x (22 10) 0 32.
0 2 0
Integral garis dari titik (0,1) dan (0,5) ditunjukkan oleh kurva
C3 dan Integral garis dari titik (0,5) dan (2,5) ditunjukkan oleh
kurva C4.
x2+1
y =(2,5)
(0,1)
x
(3x y) dx (2 y x) dy = 2 y dy y
2
1
5
25 1 24.
C 1
162
2
C
(3x y) dx (2 y x) dy 3x 5dx.
0
2
3
x2 5 x (6 10) 0 16.
2 0
Integral garis dari titik (0,1) dan (2,1) ditunjukkan oleh kurva
C5 dan Integral garis dari titik (2,1) dan (2,5) ditunjukkan oleh
kurva C6.
(0,1)
(2,1)
163
2
C
(3x y)dx (2 y x)dy 3x 1 dx.
0
2
3
x2 x (6 2) 0 8.
2 0
C
(3x y)dx (2 y x)dy 2 y 2 dy
1
5
y 2 y 1 (25 1) 2(5 1) 24 8 16.
2
Contoh 6.2
( 2, 4 )
a. Parabola x = 2t; y = t2 + 3
b. Garis lurus dari (0,3) ke (2,3), kemudian dari (2,3) ke (2,4)
c. Garis lurus dari (0,3) ke (2,4).
Jawab:
a. Dari persamaan parabola: x = 2t maka x = 2dt, demikian pula y
= t2 + 3, maka dy = 2tdt. Batas integrasi, yaitu: batas x = 0 dan x
164
= 2 atau batas y = 3 dan y = 4. Misalkan diambil batas x = 0 dan
x = 2, maka dapat ditentukan batas untuk parameter t, yaitu:
(i) untuk x = 0 pada x = 2t t = 0
(ii)untuk x = 2 pada x = 2t t = 1
Dengan cara yang sama untuk batas y = 3 dan y = 4 disubtitusi
pada y = t2 + 3 akan diperoleh batas sama, yaitu: t = 0 dan t =
1. Sehingga integral pada x = 2t; y = t2 + 3:
(2t )
2( t 2 1) 2 dt 3(2t ) t 2 1 2t dt
2
C
1 t 1
1
2t 24t 6t 12 dt t 4 8t 3 3t 2 12t
3 2
0 2 t 0
1 1 33
(1) 4 8(1) 3 3(1) 2 12(1) 0 17 .
2 2 2
b. Garis lurus dari (0,3) ke (2,3), kemudian dari (2,3) ke (2,4)
Persamaan garis melalui titik (0,3) ke (2,3) adalah y = 3.
Sedangkan persamaan garis melalui titik (2,3) ke (2,4) adalah
x = 2. Perhatikan ilustrasi berikut.
y
4 (2, 4)
C2
3 (2, 3)
C1
x
2
165
2
C 0
2 x 2
1 3 8 44
= ( x 6) dx x 6 x 12 .
2
0 3 x 0 3 3
(ii)Dari persamaan kurva C2: x = 2 maka dx = 0
dengan batas-batas y = 3 dan y = 4.
4
C 3
4 4
1 2 1 5
= (6 y) dy 6 y
3
y 6(4 3) (16 9) .
2 3 2 2
( 2, 4 )
(x 2 y) dx (3x y) dy,
2
Jadi nilai sepanjang garis
( 0 , 3)
y
4 (2, 4)
C3
3
(0, 3)
x
2
166
Selanjutnya dari maka , dengan batas x =
0 dan x = 2. Sehingga:
(x 2 y) dx (3x y) dy
2
C
2
1 1 1
= ( x 2( x 3)) dx (3x ( x 3)) dx
2
0
2 2 2
2 x2
9 9 1 3 9 2 9
= ( x x )dx x x x
2
0
4 2 3 8 2 x0
1 3 9 2 9 8 9 97
= (2 ) (2 ) (2) 9 .
3 8 2 3 2 6
4.
5.
dimana adalah pada kurva C
167
4. Teorema Green, Cauchy- Goursat dan Teorema Morera
Teorema 6.3
Misalkan K(x, y) dan L(x, y) kontinu dan memiliki turunan
parsial yang juga kontinu dalam suatu daerah D dan pada
lengkungan C, maka menurut teorema Green menyatakan
dimana dA menyatakan luas daerah dx dy
168
Teorema 6.6 (Morera)
Misalkan f(z) kontinu dalam suatu daerah tertutup sederhana
D, dan andaikan , pada setiap titik dari kurva
tertutup sederhana C di dalam D, maka f(z) analitik dalam D.
Contoh 6.3
Hitunglah jika:
a) dan C lingkaran
b) dan C lingkaran (berlawanan arah
jarum jam)
c) dan C ½ lingkaran dari ke
d) dan C ½ parabola dari 0 sampai 2+2i.
e) dan C lingkaran (berlawanan arah jarum
jam)
Jawab:
a) lingkaran dapat dinyatakan sebagai parameter:
z = eit dengan 0 ≤ t ≤ 2π, sehingga:
169
b) C lingkaran (berlawanan arah jarum jam)
, dapat dinyatakan sebagai parameter:
z(t) = i + 3eit dimana 0 ≤ t ≤ 2π atau dz = 3i eit dt, sehingga
maka
170
Jadi teorema Cauchy- Goursat tak dapat diterapkan
171
1) 2)
3)
4)
5) 6)
7)
8)
9)
10)
11) 12)
13)
14)
15) 16)
17) 18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
172
30)
31)
32)
33)
34)
1. , karena
4. , karena
8. , karena
13. , karena
173
Cara lain dengan menggunakan
maka
(c = 0)
15. , karena
16. , karena
Ambil atau selanjutnya
174
Untuk
26.
175
28. =
=
32.
Ambil , maka
Sehingga diperoleh:
176
Bukti nomor 33 dan 34
177
Contoh 6.4
Hitungn setiap integral berikut dengan rumus integral fungsi
integral khusus.
Jawab:
1. Integral Subtitusi
Pada bagian B tentang integral fungsi-fungsi khusus, telah
dibahas bahwa beberpa pembuktian menggunakan subtitusi
178
fungsi trigonometri. Hal ini dilakukan bila integral tak tentu
tidak dapat langsung diintegralkan dengan
menggunakan rumus-rumus integral dasar, karena itu integral
perlu diubah ke suatu bentuk dengan jalan mengganti
peubah z dengan peubah baru, misalnya u. Pengubahan fungsi
tersebut diharapkan dapat lebih memudahkan proses
pengintegralan.
Contoh berikut dapat diselesaikan dengan menggunakan
subtitusi aljabar dan subtitusi fungsi irasional, serta konsep
derivatif (misal: d u2 = 2u du).
Contoh 6.5
Tentukan setiap integral berikut ini.
1.
2.
3.
4.
5.
Jawab:
1.
2.
179
3.
Sehingga:
Misalkan :
180
Dengan cara derivatif langsung:
5.
2. Integral Parsial
Integral parsial adalah intergral yang fungsinya merupakan
hasil ganda dari fungsi z dengan diferensial dari fungsi z yang
lain.
Andaikan u dan v adalah fungsi dari z maka derivatif dari
uv adalah: Jika kedua ruas diintegralkan
181
Contoh 6.6
Jawab:
1.
2.
3.
182
C. Rumus Integral Cauchy
Teorema 6.7
Misalkan fungsi f (z) analitik di dalam pada suatu kurva
tertutup sederhana (interior) C dan pada lengkungan
tertutup C tersebut. Jika Zo titik interior dari C, maka
183
Dengan pengintegralan mengambil arah positif pada
lengkungan tertutup C.
y
• C
• z0
x
Gambar 6.2: Kurva C dan titik interior z0
Contoh 6.7
1. Hitunglah jika C adalah lingkaran
184
1. sehingga dapat ditentukan
dan , maka
=
Jadi, = =
2. , dengan C lingkaran :
Jadi
3.
185
Misalkan analitik di dalam interior D yang dibatasi c1,c2,.
. . ,cn maka menurut teorema rumus Integral Cauchy II
Contoh 6.8
Ǥ jika c lingkaran |z|= 4, arah positif
Ǥ dimana C lingkaran,
Jawab:
selanjutnya
Ambil: dan
Jadi
186
(i) Ambil dan , maka
Sehingga:
Teorema 6.9
Jika f (z) analitik pada daerah D, yang memuat kurva tertutup
C serta titik interior z0 dari kurva C, arah lengkungan C
positif, maka turunan tingkat tinggi (ke-n) dari f(z), yaitu f
(n)(z0) ada untuk n = 1, 2, 3,<.. Adapun nilai turunan tersebut
adalah.
: : : :
: : : :
: : : :
187
Contoh 6.9
Jawab:
Ambil: dan
sehingga:
Ambil, , , dan
, Sehingga
188
Ambil: dan , maka
, sehingga:
a. ( x2 iy 2 )dz x2 iy 2 dx idy
C C
=
x
iy 2 dx ix 2 y 2 dy
2
x
iy 2 dx ix 2 y 2 dy ( x2 4ix 4 )dx (ix 2 4 x5 )4 xdx
2
C 1
2 2
( x2 4ix 4 )dx (4ix 3 16 x5 )dx = (6 x
5
4ix 4 4ix 3 x 2 )dx
1 1
=[ x - ix + ix + x ]
6 5 4 3
189
= + – + = – .
b. Garis lurus dari (1,1) ke (1,8) dan kemudian dari (1,8) ke (2,8)
x
iy 2 dx ix 2 y 2 dy = (i(1) y 2 )dy
2 2
C 1
= [iy + y ] = (8i +3 ) – (i + ) =
x
iy 2 dx ix 2 y 2 dy ( x2 i8 2 )dy
2
C 1
2
x
iy 2 dx ix 2 y 2 dy = x 2 i7 x 6 dx ix 2 7 x 6 7dx
2 2 2
C 1
2
= x2 i49 x2 84 x 36 dx ix 2 49 x2 84 x 36 7dx
1
190
2
x2 49ix 2 84ix 36i dx (7ix 2 343x2 588 x 252)dx
1
2
= (344 x2 42i x2 84i x 588 x 36i 252) dx
1
C3 (1,1)
(0,1)
C4 C2
(0,0) C1 (1,0)
191
Kurva C3 : persamaan y=1, maka dy = 0
C (x iy2 )dz ,
2
4. Hitunglah sepanjang:
Bukti:
192
Kesamaan kedua ruas
, subtitusi , maka
atau
, maka
Bukti:
193
Sehingga diperoleh:
Jawab:
194
d.
e.
8. Hitunglah:
i
a. 1 3z 1 dz b.
0
z Cos 3z dz
i dz
c.
z cos 2z dz d. 1 2 Cos z
0
z
(subtitusi u = tan ( ))
2
195
Jawab:
b.
c.
196
10. dimana C lingkaran |z|= 4
Jawab:
Ambil :
Maka
( i ) Untuk
( ii ) Untuk
197
Dari ( i ) dan ( ii ) maka diperoleh :
198
E. Peta Konsep
(2) Teorema Green dan Cauchy-
Integral Peubah Goursat
Kompleks • Teorema Green
199
DAFTAR PUSTAKA
200