Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ANALISIS REAL (4)

KELOMPOK 4:
1. Sugeng Widodo PS
2. Ellen Davita Safaredha
3. Riza Agustiani

2.4
4. Let S be a nonempty bounded set in .
(a) Let a > 0, and let aS := {as: s S}. Prove that,
Inf (aS) = a inf S, Sup (aS) = a sup S
(b) Let b < 0, and let bS := {bs: s S}. Prove that,
Inf (bS) = b sup S, Sup (bS) = b inf S
Penyelesaian:
(a) Akan ditunjukkah bahwa, untuk a > 0 dan aS := {as: s S}, maka Sup (aS) = a sup S dan
Inf (aS) = a inf S
# Sup (aS) = a sup S
Misal u = sup S, maka akan ditunjukkan bahwa Sup (aS) = au.
Untuk itu perlu ditunjukkan bahwa au adalah salah satu batas atas dari aS dan au adalah
batas atas terkecil (supremum) dari aS.
* au adalah salah satu batas atas dari aS
Karena = sup S , maka ∀ ∈ , ≤ (De inisi supremum)
Karena > 0, maka ≤ , ∀ ∈ (Teorema 2.1.7 c)
Sehingga au adalah salah satu batas atas dari aS.
* au adalah batas atas terkecil dari aS
Misalkan sembarang batas atas aS
Jika = ∞, maka ≤ , sehingga benar merupakan batas atas terkecil dari aS.
Jika , init, maka ≤ , ∀ ∈ (De inisi batas atas)
Karena > 0, maka > 0. (Teorema 1.8 e)
Sehingga ≤ , ∀ ∈ . (kedua ruas dikalikan , Teorema 2.1.7 c
Ini membuat merupakan batas atas dari S.
Karena = sup S , maka ≤ (De inisi supremum)
Sehingga, ≤ (kedua ruas dikalikan a , Teorema 2.1.7 c).
Artinya merupakan batas atas terkecil (supremum)dari .
Sup (aS) = au = a Sup S.
# Inf (aS) = a inf S
Misal p = inf S, maka akan ditunjukkan bahwa Inf (aS) = ap.
Untuk itu perlu ditunjukkan bahwa ap adalah salah satu batas bawah dari aS dan ap
adalah batas bawah terbesar (infimum) dari aS.
* ap adalah salah satu batas bawah dari aS
Karena = inf S , maka ∀ ∈ , ≥ (De inisi in imum)
Karena > 0, maka ≥ , ∀ ∈ (Teorema 2.1.7 c)
Sehingga ap adalah salah satu batas bawah dari aS.
* ap adalah batas bawah terbesar dari aS
Misalkan sembarang batas bawah aS
Jika = −∞ , maka ≥ , sehingga benar merupakan batas bawah terbesar dari aS.
Jika , init, maka ≥ , ∀ ∈ (De inisi batas bawah)
Karena > 0, maka > 0. (Teorema 1.8 e)
Sehingga ≥ , ∀ ∈ . (kedua ruas dikalikan , Teorema 2.1.7 c
Ini membuat merupakan batas bawah dari S.
Karena = inf S , maka ≥ (De inisi in imum)
Sehingga, ≤ , (kedua ruas dikalikan a, Teorema 2.1.7 c).
Artinya merupakan batas bawah terbesar (in imum)dari .
Inf (aS) = ap = a Inf S.

(b) Akan ditunjukkah bahwa, untuk b < 0 dan aS := {as: s S}, maka Sup (bS) = b inf S dan
Inf (bS) = b sup S
# Sup (bS) = b Inf S
Misal k = Inf S, maka akan ditunjukkan bahwa Sup (bS) = bk.
Untuk itu perlu ditunjukkan bahwa bk adalah salah satu batas atas dari bS dan bk adalah
batas atas terkecil (supremum) dari bS.
*bk adalah salah satu batas atas dari bS
Karena = Inf S , maka ∀ ∈ , ≥ (De inisi In imum)
Karena < 0, maka ≤ , ∀ ∈ (Teorema 2.1.7 c)
Sehingga bk adalah salah satu batas atas dari bS.
* bk adalah batas atas terkecil dari bS
Misalkan sembarang batas atas bS
Jika = ∞ , maka ≤ , sehingga benar merupakan batas atas terkecil dari bS.
Jika , init, maka ≤ , ∀ ∈ (De inisi atas atas)
Karena < 0, maka < 0. (Teorema 1.8 f)
Sehingga ≥ , ∀ ∈ . (kedua ruas dikalikan , Teorema 2.1.7 c)
Ini membuat merupakan batas bawah dari S.
Karena = Inf S , maka ≥ (De inisi in imum)
Sehingga, ≤ (kedua ruas dikalikan b, Teorema 2.1.7 c).
Artinya merupakan batas atas terkecil (supremum)dari .
Sup (bS) = bk = b Inf S.
# Inf (bS) = b Sup S
Misal m = Sup S, maka akan ditunjukkan bahwa Inf (bS) = bm.
Untuk itu perlu ditunjukkan bahwa bm adalah salah satu batas bawah dari bS dan bm
adalah batas bawah terbesar (infimum) dari bS.
*bm adalah salah satu batas bawah dari bS
Karena = Sup S , maka ∀ ∈ , ≤ (De inisi Supremum)
Karena < 0, maka ≥ , ∀ ∈ (Teorema 2.1.7 c)
Sehingga bm adalah salah satu batas bawah dari bS.
* bm adalah batas bawah terbesar dari bS
Misalkan sembarang batas bawah bS
Jika = −∞, maka ≥ , sehingga benar merupakan batas bawah terbesar dari
bS.
Jika , init, maka ≥ ,∀ ∈ (De inisi batas bawah)
Karena < 0, maka < 0. (Teorema 1.8 f)
Sehingga ≤ , ∀ ∈ . (kedua ruas dikalikan , Teorema 2.1.7 c)
Ini membuat merupakan batas atas dari S.
Karena = Sup S , maka ≤ (De inisi Supremum)
Sehingga, ≥ (Sama-sama dikalikan b, Teorema 2.1.7 c ).
Artinya merupakan batas bawah terbesar (in imum)dari .
Inf (bS) = bm = b Sup S.

9. Perform the computations in (a) and (b) of the preceding exercise for the function
× → ℝ define by
0 if x <
ℎ( , ) ≔
1 if x ≥ y
Penyelesaian:
(a) Untuk setiap ∈ , ( ) = sup{ℎ( , ): ∈ } = sup{0,1} = 1
Sedangkan inf{ ( ): ∈ } = inf{1} = 1
(b) Untuk setiap ∈ , ( ) = inf{ℎ( , ): ∈ } = inf{0,1} = 0
Sedangkan sup{ ( ): ∈ } = sup{0} = 0

14. Modify the argument in Theorem 2.4.7 to show that there exists a positive real number y
such that y2 = 3.
Penyelesaian:
Misal = { ∈ ℝ: 0 ≤ , < 3}
Karena 1 ∈ , maka ≠ (*).
Karena jika = 2, maka = 4 sehingga ∉ , maka 2 merupakan salah satu batas atas S,
Artinya S terbatas ke atas (**).
Berdasarkan sifat batas atas terkecil (*) dan (**), S mempunyai supremum di ℝ,
misalkan = sup , > 1. Selanjutnya akan dibuktikan bahwa = 3.
Andaikan ≠ 3, maka berdasarkan sifat trikotomi terdapat dua lagi kemungkinan nilai ,
yakni < 3 atau > 3.

# Misal < 3.
Kita akan menunjukkan bahwa asumsi ini kontradiksi dengan fakta bahwa = sup dengan
menemukan ∈ ℕ, sedemikian hingga + ∈ , akibatnya bukan batas atas .

Akan dipilih n > , sehingga + = + + ≤ + (2 + 1).


Karena < 3, maka 3 − > 0.
1
Karena > 0, maka 2 + 1 > 0, > 0.
2y + 1
3−
Sehingga > 0.
2 +1
Berdasarkan Corollary 2.4.5 (Sifat Archimedean), maka terdapat ∈ ℕ, sedemikian hingga
1 3−
<
2 +1

Oleh karena itu,


1 1 3−
+ ≤ + (2 + 1) < + (2 + 1) = + (3 − ) = 3.
2 +1
Karena + > 0 dan + < 3, maka + ∈ .
Akibatnya bukan batas atas . (Kontradiksi)
< 3 tidak mungkin terjadi (i).

# Misal > 3.
Kita akan menunjukkan bahwa asumsi ini kontradiksi dengan fakta bahwa = sup dengan
menemukan ∈ ℕ, sedemikian hingga − juga batas atas .

Catatan: − = − + > −
Karena > 3, maka
− 3 > 0.
1
Karena > 0, 2y > 0, > 0.
2y
−3
Sehingga > 0.
2
Berdasarkan Corollary 2.4.5 (Sifat Archimedean), maka terdapat ∈ ℕ, sedemikian hingga
1 −3
< .
2

Oleh karena itu,


1 2 −3
− > − > −2 = −( − 3) = 3
2
Karena − > 3, maka untuk ∀ ∈ , berlaku − > .
1
Jadi − merupakan batas atas .

Karena − <
Akibatnya bukan sumpremum . (Kontradiksi)
> 3 tidak mungkin terjadi (ii).
Jadi dari (i) dan (ii) didapat bahwa pengandaian salah, yang benar adalah = 3.

16. Modify the argument in Theorem 2.4.7 to show that there exists a positive real number u
such that u3 = 2.
Penyelesaian:
Misal = { ∈ ℝ: 0 ≤ , < 2}
Karena 1 ∈ , maka ≠ (*).
Karena jika = 2, maka = 8 sehingga ∉ , maka 2 merupakan salah satu batas atas S,
Artinya S terbatas ke atas (**).
Berdasarkan sifat batas atas terkecil (*) dan (**), S mempunyai supremum di ℝ,
misalkan = sup , > 1. Selanjutnya akan dibuktikan bahwa = 2.
Andaikan ≠ 2, maka berdasarkan sifat trikotomi terdapat dua lagi kemungkinan nilai ,
yakni < 2 atau > 2.

# Misal < 2.
Kita akan menunjukkan bahwa asumsi ini kontradiksi dengan fakta bahwa = sup dengan
menemukan ∈ ℕ, sedemikian hingga + ∈ , akibatnya bukan batas atas .

Akan dipilih k > , sehingga + = + + + ≤ + (3 + 3 + 1)


Karena < 2, maka 2 − > 0.
1
Karena > 0, maka 3 + 3 + 1 > 0, > 0.
3 +3 +1
2−
Sehingga > 0.
3 +3 +1
Berdasarkan Corollary 2.4.5 (Sifat Archimedean), maka terdapat ∈ ℕ, sedemikian hingga
1 2−
<
3 +3 +1

Oleh karena itu,


1 1 2−
+ ≤ + (3 + 3 + 1) < + (3 + 3 + 1) = + (2 − ) = 2.
3 +3 +1
Karena + > 0 dan + < 2, maka + ∈ .
Akibatnya bukan batas atas . (Kontradiksi)
< 2 tidak mungkin terjadi (i).

# Misal > 2.
Kita akan menunjukkan bahwa asumsi ini kontradiksi dengan fakta bahwa = sup dengan
menemukan ∈ ℕ, sedemikian hingga − juga batas atas .

Catatan: − = − + − > −
Karena > 2, maka − 2 > 0.
1
Karena > 0, 3 > 0, > 0.
3
−2
Sehingga > 0.
3
Berdasarkan Corollary 2.4.5 (Sifat Archimedean), maka terdapat ∈ ℕ, sedemikian hingga
1 −2
< .
3

Oleh karena itu,


1 3 −2
− > − > −3 = −( − 2) = 2
3

Karena − > 3, maka untuk ∀ ∈ , berlaku − > .


1
Jadi − merupakan batas atas .

Karena − <
Akibatnya bukan sumpremum . (Kontradiksi)
> 2 tidak mungkin terjadi (ii).

Jadi dari (i) dan (ii) didapat bahwa pengandaian salah, yang benar adalah = 2.

17. Complete the proof of the Density Theorem 2.4.8 by removing the assumption that x > 0.
Penyelesaian:
Karena < , maka − > 0, > 0.
Berdasarkan sifat Archimedes, terdapat ∈ ℕ, sehingga > .
Akibatnya diperoleh − >1⟺ > + 1.

Berdasarkan sifat trikotomi terdapat tiga kemungkinan nilai dan .


# Kemungkinan nilai : = 0, < 0, > 0
# Kemungkinan nilai : = 0, < 0, > 0
Jadi, terdapat 9 kemungkinan nilai pasangan dan .
1. = 0, < 0, ≮ (TM)
2. = 0, = 0, ≮ (TM)
3. = 0, > 0, < (Memenuhi)
4. < 0, < 0, < (Memenuhi)
5. < 0, = 0, < (Memenuhi)
6. < 0, > 0, < (Memenuhi)
7. > 0, < 0, ≮ (TM)
8. > 0, = 0, ≮ (TM)
9. > 0, > 0, < (Memenuhi)

Terdapat 5 kemungkinan nilai dan yang memenuhi < .


1. Misalkan = 0, > 0, <
> +1⟺ >1⟺ > (*)
Karena ∈ ℕ, maka > 0 (**)
Dari (*) dan (**) didapat bahwa, =0< <
1
∴ ∃ sedemikian hingga < < , dengan = .

2. Misalkan < 0, < 0, <


Kita punya > +1
Karena <0⟺− >0
Berdasarkan Corollary 2.4.6 didapat bahwa ∃ ∈ ℕ sedemikian hingga
−1≤ − < ⟺ − +1≥ > − atau – < ≤ − + 1.
− < ⟺ − +1< + 1 < , maka – < (∗)
≤ − + 1artinya nilai < − + 1 atau = − + 1.
Untuk ( ) ( ) ( )
< − + 1 ∗∗ , maka dari ∗ dan ∗∗ didapat
− +1
< − +1< ⟺ < <
− +1
∴ ∃ sedemikian hingga < < , dengan = .
3. < 0, = 0, <
> +1⟺ +1<0⟺ < −1(∗).
= 0 > −1 ⟹ > −1 (∗∗).
Maka dari (∗) dan (∗∗) didapat < −1 < ⟺ <− <
1
∴ ∃ sedemikian hingga < < , dengan = − .

4. < 0, > 0, <


∴ ∃ sedemikian hingga < < , dengan = 0.

5. > 0, > 0, < ( )


Kita punya > +1
Karena >0
Berdasarkan Corollary 2.4.6 didapat bahwa ∃ ∈ ℕ sedemikian hingga
−1≤ <
−1< ⟺ < + 1 < , maka <
Didapat, < < ⟺ < <

∴ ∃ sedemikian hingga < < , dengan = .

18. If u > 0 is any real number and x < y, show that there exists a rational number r such that
x < ru < y. (Hence the set {ru: r ∈ ℚ} is dense in .)
Penyelesaian:
Teorema 2.4.8 menyebutkan bahwa jika x dan y sebarang bilanfan real dengan x < y, maka
terdapat bilangan rasional r sedemikian hingga x < r < y.
Karena u > 0 dan x < y, maka berlaku < ( ).
Berdasarkan teorema 2.4.8 maka terdapat r ∈ ℚ sehingga < < ⟺ < < .

Soal Tambahan:
Berilah contoh barisan interval bersarang ( ) sehingga,
. =∅

. ≠ ∅ dan ≠ {Po}

. = {Po}
Penyelesaian:
1
. = ∅; = 0, , ∈

yaitu = (0, 1) , = 0, , = 0, , …
Maka ⊃ ⊃ ⊃ … merupakan interval bersarang dengan ⋂ =∅
Adb: ⋂ =∅
Andaikan terdapat ∈ ⋂ , maka ∈ ∈
Karena x > 0, maka terdapat ∈ ∋ < (kontradiksi dengan pengandaian)
Sehingga ⋂ =∅

.⋂ ≠ ∅ dan ⋂ ≠ {Po} ; = 0, 1 + , ∈
yaitu = [0, 2] , = 0, 1 , = 0, 1 , …
Maka merupakan interval bersarang dan ⋂ = [0,1] ≠ ∅ dan ⋂ ≠ {Po}
ada tak hingga banyak titik yang berserikat yang merupakan elemen dari [0,1]
NB: inf 1 + ∶ ∈ =1

1
. = {Po} ; = 0, , ∈

yaitu = [0, 1] , = 0, , = 0, , …
Maka ⊇ ⊇ ⊇ … merupakan interval bersarang dan ⋂ = {0}

Anda mungkin juga menyukai