Selain adanya pengaruh seni lukis dari Barat sesungguhnya di Indonesia telah
memiliki karya seni lukis tradisi yang telah hidup, tumbuh dan berkembang di tengah
masyarakat. Seni lukis wayang Kamasan, tumbuh dan berkembang di daerah
Kamasan, Klungkung, Bali. Seni Lukis kaca, tumbuh dan berkembang di daerah
Cirebon, Jawa Barat. Wayang Beber, tumbuh, dan berkembang di daerah Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Karya seni lukis tradisi umumnya memiliki dan mengikuti
aturan baku (pakem), baik keteknikan maupun temanya. Adanya pengaruh dari para
pelukis Eropa, seperti Walter Spies, Rudolf Bonnet dan lainnya yang begitu mencintai
seni budaya Bali dan menetap disana, memunculkan gaya seni lukis Bali yang baru,
yaitu gaya lukisan Ubud.
a. Wayang Beber
Tidak ada yang mengetahui dengan pasti kapan lukisan kaca ada di Cirebon,
Konon lukisan kaca berasal dari China yang dibawa pedagang ke wilayah Cirebon.
Namun di Keraton Cirebon dan beberapa rumah di Cirebon ditemukan gambar kaca
yang diduga dibuat pada awal abad ke 19. Tema dan gaya lukisan kaca Cirebon
dipengaruhi oleh budaya China, Islam dan cerita wayang. Mengambil tema
wayang, kereta kencana singa barong, paksi naga liman, pola mega mendung,
kaligrafi Islam, gambar masjid, buraq dan sebagainya.
Untuk membuat lukisan kaca Cirebon diperlukan kesabaran dan ketelitian yang
tinggi. Kesabaran dan ketelitian diperlukan dalam menggoreskan kuas agar tidak
menabrak kontur/garis gambar, mencampur warna, dan menentukan ragam
hias. Secara umum lukis kaca menerapkan teknik gradasi/tingkatan warna, dari
terang ke gelap, dari gelap ke terang. Diperlukan kesabaran dan ketelitian dalam
menggoreskan pena atau rapido di atas media kaca yang licin. Sabar dan teliti
memulai pengisian cat dengan gradasi warna dengan ketentuan pemberian
warna satu dengan yang lain harus mempunyai jeda waktu untuk menghindari
percampuran warna yang tidak diinginkan.