Makepung, Tradisi Menantang Adrenalin dari Kabupaten Jembrana
GEOGRAFI KAMU MASUKIN KESINI YAAA BLABLABLA
Kearifan Lokal Kabupaten Jembrana: Makepung Indonesia memiliki banyak budaya dan tradisi yang diwariskan oleh leluhur sejak berpuluh- puluh tahun yang lalu. Kental dengan adat dan budaya, Bali memiliki sebuah tradisi unik dari Kabupaten Jembrana. Tradisi tersebut adalah Makepung. Atraksi makepung merupakan tradisi turun-temurun yang merupakan warisan budaya petani, sarat dengan nilai luhur yang perlu dilestarikan. Atraksi ini sudah populer pada masyarakat petani di kabupaten Jembrana yang berawal untuk kegiatan olahraga, yang lanjut juga berkembang kreativitas seni di dalamnya. Makepung dimaksud pacuan kerbau yang menarik gelinding atau sejenis alat pengangkut yang ditarik oleh sepasang kerbau. Keberadaan Makepung erat kaitannya dengan struktur geografis dan mata pencaharian sebagian besar masyarakat Jembrana di bidang pertanian. Inspirasi Makepung berasal dari tahapan- tahapan pengolahan sawah. Sebelum dapat ditanami, sawah harus melalui proses mengemburkan tanah untuk menjadi lumpur yang dikenal dengan istilah membajak. Para petani di Bali, khususnya Jembrana biasanya menggunakan sapi atau kerbau untuk membantu melaksanakan tugas ini. Di Jembrana kegiatan membajak umumnya menggunakan kerbau dan dilakukan secara bergotong- royong sehingga satu petak sawah bisa dibajak oleh beberapa pasang kerbau. Dari kegiatan inilah kemudian muncul ide para petani untuk mengadu kebolehan kerbaunya dalam hal menarik lampit. Potensi Kearifan Lokal Makepung sebagai Salah Satu Kekayaan Budaya Indonesia Tradisi ini awalnya hanyalah permainan para petani yang dilakukan di sela-sela kegiatan membajak sawah di musim panen. Makin lama, kegiatan yang semula iseng itu pun berkembang dan makin diminati banyak kalangan. Kini, Makepung telah menjadi salah satu atraksi budaya yang paling menarik dan banyak ditonton oleh wisatawan termasuk para turis asing. Tak hanya itu, lomba pacu kerbau ini pun telah menjadi agenda tahunan wisata di Bali dan dikelola secara professional. Sekarang ini, Makepung tidak hanya diikuti oleh kalangan petani saja. Para pegawai dan pengusaha dari kota pun banyak yang menjadi peserta maupun supporter. Makepung dilandasi oleh nilai-nilai sportivitas, kesungguhan, dan tanggung jawab yang tinggi. Dalam melaksanakan Makepung ini, antara pemain harus bersikap sportif agar perlombaan berjalan adil. Para peserta Makepung juga harus bersungguh-sungguh agar bisa mencapai tujuannya sebagai pemenang. Sikap tanggung jawab juga harus diterapkan ketika menjadi anggota dari timnya sehingga bisa membawa nama baik timnya. Makepung merupakan salah satu bentuk nyata dari potensi kearifan lokal sebagai karya- karya dalam masyarakat, terlihat dari asal usul kearifan lokal ini yang berasal dari para petani setempat yang awalnya menggunakan hewan ternaknya untuk membajak sawah. Kearifan Lokal Makepung sebagai Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Jembrana Makepung sebagai kearifan lokal Kabupaten Jembrana, selain menjadi identitas daerah, juga bisa dikembangkan untuk kemajuan wilayahnya tersebut. Kearifan lokal yang unik ini dinilai mampu menarik perhatian masyarakat setempat maupun di luarnya untuk menonton atau bahkan bepartisipasi langsung dalam kearifan lokal ini. Ketertarikan masyarakat tersebut dapat mengundang kemajuan wilayah Jembrana, karena dengan demikian Kabupaten Jembrana akan semakin terkenal dengan budaya-budayanya yang kemudian bisa menambah pendapatan daerah setempat, dan pada akhirnya mengarah kepada kemajuan khususnya bagi masyarakat. Selain itu, dengan adanya tradisi Makepung, terbukti mampu mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian, dan di sisi lain masyarakat merasa terpacu untuk memelihara karbau secara intensif guna bisa ikut berpartisipasi dalam lomba Makepung yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun. Di tengah zaman modern ini, Makepung masih tetap bisa mempertahankan eksistensinya. Hal ini membuktikan bahwa modernitas dan kearifan lokal tidak selamanya harus bertolak belakang, namun seharusnya modernitas tersebut dimanfaatkan untuk memberdayakan kearifan lokal ini. Contoh paling dekatnya adalah dengan cara memanfaatkan sosial media untuk mempromosikan kearifan lokal ini. Dengan demikian, kearifan lokal tidak akan tergerus secara cepat dan malah berpotensi untuk semakin dilestarikan oleh masyarakat luas. Daftar Pustaka Baihaki, I. (2017). Uniknya Tradisi Makepung, Lomba Naik Kerbau di Jembrana. Dipetik Maret 4, 2021, dari INFO WISATA KINTAMANI BALI: gg.gg/makepung2
MAKEPUNG. (2015, Desember 17). Dipetik Maret 4, 2021, dari Indonesiana: gg.gg/makepung1