Mengenal Tradisi Mutik Sumbun di Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, merupakan satu dari tiga daerah yang memiliki populasi sumbun di dunia. Jenis kerang- kerangan yang hidup di beting pantai berlumpur itu hanya dapat dinikmati satu tahun sekali. Kini tradisi mutik sumbun tersebut dikemas dalam nuansa pariwisata dengan menyuguhkan berbagai seni budaya atraktif dan perlombaan. Menangkap atau mutik sumbun pada awalnya merupakan tradisi masyarakat setempat, yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Layaknya hasil tangkapan laut lainnya, seperti ikan, kerang, dan udang, pada awalnya tak ada yang istimewa dari tradisi menangkap sumbun tersebut. Dari segi ekonomi sendiri, saat ini Sumbun menjadi salah satu komoditi ekspor yang memiliki nilai jual tinggi. Ini disebabkan populasi sumbun di dunia hanya ada di tiga daerah saja. Yakni di Negara Cina, Provinsi Kalimantan, dan di Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjabtim, Provinsi Jambi. “Sumbun tidak dapat dinikmati setiap saat. Dalam setahun paling hanya sekali terjadi musim sumbun. Yakni ketika kondisi air laut benar-benar surut. Inilah yang menjadikan tradisi sumbun menjadi unik,” kata Taufik, Camat Kuala Jambi. Namun, sejak 2016 lalu, Pemerintah Kabupaten Tanjabtim mulai mengenalkan tradisi Mutik Sumbun kepada dunia luar. Pada 2016 lalu, kegiatan Mutik Sumbun dikemas dengan nuansa pariwisata dan suguhan seni budaya atraktif. Kegiatan Mutik Sumbun yang kini menjadi salah satu festival tahunan diharapkan menjadi salah satu daya magnet untuk menarik kunjungan wisatawan ke Tanjab Timur. Pada 2016 lalu kegiatan Mutik Sumbun dikemas dalam pagelaran seni budaya. Jika sebelumnya, nelayan hanya bermodalkan bedak dingin untuk menetralisir terik matahari yang menyengat. Kini tradisi pemakaian bedak dingin tersebut dikemas dengan seni budaya lain. Seperti tarian dan mengarak para nelayan dengan kompangan akan menuju beting pantai untuk Memutik Sumbun. Sembari menunggu kedatangan para nelayan, para kaum hawa pun menyiapkan aneka hidangan pada kegiatan makan besar yang menjadi puncak kegiatan. Sejumlah kegiatan pun digelar, mulai dari lomba layang-layang, lomba memancing, dan pagelaran seni budaya khas Kabupaten Tanjabtim lainnya. “Kegiatan mutik sumbun dan yang diiringi pagelaran seni budaya atraktif tersebut digelar pada 2016 lalu. Tahun ini digelar kegiatan serupa namun dengan konsep berbeda,” kata Dedi Armadi, Kepala Disbudparpora Kabupaten Tanjabtim. Pada tahun ini Pemkab Tanjabtim akan menggelar kegiatan serupa. Bedanya jika sebelumnya kegiatan mutik sumbun, diiringi dengan pagelaran seni budaya atraktif dan beberapa perlombaan. Pada tahun ini kegiatan mutik sumbun diiringi dengan lomba menyeduh kopi, coffee corner, lomba fotografi, dan lomba masak sumbun. Pengunjung pun dapat menikmati live musik, dan sejumlah pagelaran seni budaya. “Tujuan dari kegiatan ini tak lain, untuk menarik wisatawan berkunjung. Apalagi Kecamatan Kuala Jambi sudah terkenal dengan kuliner sea food dan wisata baharinya salah satunya memancing,” pungkasnya.