Anda di halaman 1dari 64

PANDUAN PELAKSANAAN MASA PENGENALAN

LINGKUNGAN SEKOLAH
DI TENGAH PANDEMI COVID-19

SMA N 3 MALANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan panduan pelaksanaan MPLS di Tengah
Pandemi Covid-19. Dalam kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberi dukungan serta bantuannya sehingga panduan ini bisa
selesai. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang membantu dalam
penyusunan hingga terselesaikannya panduan ini.
Kami menyadari bahwa panduan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran,
masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari para pembaca dan pengguna
panduan ini. Jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam panduan ini, maka akan
dilakukan perbaikan atau penyempurnaan lebih lanjut demi semakin baik dan sempurnanya
panduan ini.

Malang, 20 Juni 2020


Kepala SMA 3 Malang,

Hj. Asri Widiapsarai, M.Pd.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum 2
C. Tujuan 3
BAB II KONSEP MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
A. Mengutamakan Penghargaan Bukan Hukuman (Reward No Punishment) 4
B. Pendidikan Keluarga 6
C. Pengenalan Lingkungan Sekolah 9
D. Pencegahan Covid-19 11
E. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Secara Daring 16
F. Konsep MPLS “Health & Reward” 17
BAB III STRATEGI PELAKSANAAN
1. Pra MPLS 21
2. Kegiatan MPLS 21
BAB IV INSTRUMEN EVALUASI
A. Kegiatan Spiritual 25
B. Kegiatan Sosial 27
C. Pengenalan Lingkungan Sekolah 35
D. Pengertian Perhatian Orang Tua 42
BAB V PENUTUP
REFERENSI

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia telah mengalami banyak
perubahan, mulai dari paradigma, kurikulum, pelaksanaan pembelajaran termasuk
penyelenggaraan Masa Orientasi Siswa (MOS) yang kini dikenal dengan nama Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang
Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Peserta Didik baru menyatakan bahwa
pengenalan lingkungan sekolah dimaksudkan untuk mendukung proses pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut Undang-undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Oleh karena itu, pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah bagi peserta didik perlu
dilakukan kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif untuk mewujudkan sekolah
sebagai taman belajar yang menyenangkan.
MPLS merupakan kegiatan pertama yang dilakukan oleh peserta didik baru
ketika masuk sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara
belajar yang efektif, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur
sekolah. Artinya, peserta didik baru tidak hanya dikenalkan dari sisi fisik sekolah
barunya akan tetapi juga pengenalan sekolah yang bersifat non fisik. Sesuai dengan
Permendikbud No.18 Tahun 2016 bahwa penyelenggaraan MPLS di sekolah wajib
melakukan kegiatan yang bermanfaat, bersifat edukatif, kreatif dan menyenangkan.
Kegiatan MPLS dilarang mengarah pada perploncoan atau tindakan kekerasan lainnya
(bersifat humanis). Konsep MPLS yang humanis, dinamis, menyenangkan, edukatif,
dan bermakna sangat penting untuk dilakukan mengingat Indonesia tengah mengalami
Pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 secara tidak langsung telah mengubah paradigma
pendidikan Indonesia. Salah satu yang dapat diamati adalah adanya pergeseran dari
pembelajaran konvensional secara tatap muka ke arah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
yang dapat diakses dengan memanfaatkan teknologi digital. Konsep PJJ ini juga akan
diadopsi dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Kondisi Pandemi
seperti saat ini belum memungkinkan untuk mengadakan MPLS secara tatap muka.
Oleh karena itu, tema dari kegiatan MPLS kali ini adalah “Menggali Kebaikan dan

1
Potensi Diri dengan Maksimal dari Rumah”. Tema ini sejalan dengan situasi Pandemi
bahwa peserta didik hendaknya senantiasa melakukan kebaikan, mengenali potensi
diri, meningkatkan kompetensi, produktif dan terus belajar meskipun dari rumah. Oleh
karena itu, kegiatan-kegiatan MPLS secara daring ini akan menyajikan konsep-konsep
penting, seperti: mengutamakan penghargaan bukan hukuman, pendidikan keluarga,
pengenalan lingkungan sekolah dari rumah, pencegahan penyebaran Virus Corona, dan
berbagai kegiatan edukatif lainnya. Kegiatan MPLS sepenuhnya akan dilaksanakan
dari rumah menggunakan metode blended learning (kombinasi luring dan daring)
dengan memanfaatkan beragam aplikasi, seperti: TV, siaran radio, aplikasi meeting,
Learning Management System (LMS), dan media sosial. Penggunaan beragam aplikasi
ini dimaksudkan untuk memfasilitasi semua peserta didik tanpa terkecuali di
lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur sehingga semua peserta didik baru
dapat mengenal lingkungan sekolahnya yang baru.
Dengan demikian, perlu kiranya dibuat panduan penyelenggaraan MPLS di
lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jatim sehingga pelaksanaan MPLS sesuai
dengan tujuan nasional. Panduan ini sebagai dasar dalam membuat rencana program
MPLS di sekolah yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah masing-masing.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang pembagian
urusan pendidikan antara pemerintah pusat dan daerah.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tentang Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 11 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
7. Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah

2
C. Tujuan
Tujuan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Peserta Didik Baru, antara
lain:
1) mengenali potensi diri peserta didik baru; 
2) membantu peserta didik baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan
sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana
prasarana sekolah; 
3) menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara elajar efektif sebagai peserta didik
baru; 
4) mengembangkan interaksi positif antar peserta didik dan warga sekolah lainnya; 
5) menumbuhkan perilaku positif, antara lain: kejujuran, kemandirian, sikap saling
menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisiplinan, hidup
bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memilki nilai integritas, etos
kerja, dan semangat gotong royong. 

3
BAB II
KONSEP MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH

A. Mengutamakan Penghargaan Bukan Hukuman (Reward No Punishment)


Selama ini, masa pengenalan lingkungan sekolah selalui identik dengan kata
hukuman apabila peserta didik tidak dapat melakukan tugas tertentu. Seperti
kebanyakan orang, peserta didik juga mengharapkan penghargaan sebagai apresiasi
terhadap hasil yang dicapainya. Penghargaan dapat meningkatkan kepercayaan diri
peserta didik dan menumbuhkan motivasi eksternal untuk lebih mengembangkan diri
dan belajar dari kesalahan. Dalam teori pembelajaran penghargaan/pujian diberikan
kepada peserta didik manakala prestasinya baik maupun kurang baik kinerjanya. Hal
ini disebabkan oleh penghargaan/pujian akan memberikan motivasi untuk selalu
mengulangi perbuatan tersebut secara kontinyu. Penghargaan adalah unsur disiplin
yang sangat penting dalam pengembangan diri dan tingkah laku peserta didik.
Kompri (2016: 291) menyatakan bahwa hukuman diartikan sebagai sanksi.
Hukuman biasanya dilakukan ketika apa yang menjadi target tertentu tidak tercapai,
atau ada perilaku anak yang tidak sesuai dengan norma-norma yang diyakini oleh
sekolah tersebut. Jika reward merupakan bentuk reinforcement yang positif; maka
punishment sebagai bentuk reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi bagi peserta didik. Akan tetapi, selama ini
kita cenderung terfokuspada kesalahan-kesalahan peserta didik sehingga hukuman
lebih sering dilakukan dibandingkan dengan pemberian penghargaan. Menurut skinner
jika pemberian hukuman dilakukan terus menerus tanpa diimbangi dnegan
penghargaan maka akan muncul beberapa hal, seperti: hukuman dapat menimbulkan
efek emosional yang tidak diharapkan, hukuman hanya dapat memberi tahu apa yang
tidak boleh dilakukan, bukan yang harus dilakukan, dan hukuman seolah-olah
membenarkan tindakan menyakiti orang lain.
Konsep “Reward No Punishment” dalam MPLS adalah sebuah konsep dimana
selama pelaksanaan MPLS lebih ditekankan kedapa penghargaan atas segala capaian
yang dilakukan peserta didik bukan hanya terfokus pada kesalahan-kesalahan yang
dikukan dengan pemberian hukuman tertentu. Konsep ini mengajak dan
membelajarkan peserta didik untuk selalu berpikir positif dan selalu fokus pada

4
kebaikan. Dampaknya, peserta didik akan bersemangat untuk berkompetisi dalam
kebaikan. Artinya, jika selama pelaksanaan MPLS terdapat peserta yang melakukan
hal-hal tertentu yang dianggap salah atau melanggar peraturan pemberian hukuman
tetap dilakukan dengan memberikan “hukuman” berbasis kegiatan-kegiatan yang
positif dan mengutamakan dialoq, diskusi, konstruktif, humanis dengan
mempertimbangkan perkembangan kejiwaan dan potensi peserta didik. Selanjutnya,
memberikan penghargaan akan capaian yang telah dilakukan selama melakasanakan
hukuman sehingga menimbulkan reinforcement positif pada diri peserta didik.
Konsep “Reward No Punishment” ini sangat erat kaitannya dengan penegakan
disiplin khususnya dalam pelaksanaan MPLS. Konsep ini diadopsi berdasarkan
pernyataan yang disampaikan oleh Blandford (1998) tentang kebutuhan dasar yang
diharapkan oleh peserta didik dari lingkungan sekolah seperti tercantum pada Tabel 2.1
berikut ini.
Tabel 2.1 Kebutuhan Dasar Peserta Didik di Sekolah
Apa yang diharapkan peserta didik/ Apa yang harus
No. Kebutuhan dasar
diberikan sekolah
1. Rasa aman Lingkungan yang aman dan nyaman
2. Rasa memiliki Perhatian dari guru dan teman
berupa penerimaan, perhatian, penghargaan,
pengakuan dan kasih sayang
3. Harapan Memastikan kemajuan belajar, membantu meningkatkan
prestasi
4. Kehormatan Perlakukan peserta didik sebagai anggota kelas/sekolah
yang kompeten dan berharga.
Arahkan dan tugaskan peserta didik untuk melakukan
tugas yang penting dan jagalah kesepakatan.
5. Kesenangan Berikan kegiatan yang menyenangkan.
Berikan kesempatan untuk belajar kelompok.
Tingkatka rasa humor
6. Kompetisi Hubungkan pengetahuan dengan situasi sehari-hari
Berilah kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan dan
keterampilannya

Pemenuhan kebutuhan dasar tersebut ditujukan untuk menghadirkan sikap


displin yang natural dari peserta didik. Sekolah yang sudah berhasil menggunakan
pendekatan sistem disiplin berbasis kebutuhan dasar peserta didik dapat melakukan
langkah-langkah berikut.

5
1. perilaku yang diharapkan didefinisikan dengan jelas. Prilaku yang diharapkan
dirumuskan dengan jelas, positif dan tepat. Contoh di kelas: hormati peserta didik
yang lain, bertanggung jawablah, jagalah alat tulis, gunakan semestinya dan lain-
lain.
2. Perilaku yang diharapkan diajarkan. Perilaku yang diharapkan diajarkan dalam
konteks yang sesungguhnya. Misalnya menghormati peserta didik lain dengan
mengacungkan tangan jika ingin bicara di kelas atau forum diskusi, mendengarkan
dan melihat teman yang sedang berbicara.
3. Perilaku yang sudah sesuai dengan harapan dihargai secara teratur. Misalnya,
pemberian penghargaan pada peserta MPLS terbaik dengan pemberian “reward”
dan dipresentasikan pada waktu event sosial atau upacara bendera.
4. Perilaku yang menyimpang dikoreksi secara proaktif. Sekolah diharapkan dapat
membuat prosedur yang jelas untuk memberitahu bahwa prilaku tersebut tidak
diharapkan dan langkah-langkah pencegahan ke depan dengan tetap mengusung
konsep “Reward No Punishment”
5. Pendekatan sistem disiplin yang menyeluruh ini dibuat bersama oleh tim.
Pendekatan system disiplin ini diuji coba, disosialisasikan dan dimonitor
keberhasilannya, serta dimodifikasi secara berkala.
6. Pendekatan sistem disiplin yang menyeluruh harus didukung secara aktif oleh
semua warga sekolah. Artinya, semua komponen sekolah harus berpartisipasi dalam
penegakan system disiplin tersebut dimana kita fokus pada hal-hal baik yang
diberikan penghargaan dan memodifikasi hukuman menjadi reinforcement positif
bagi perkembangan peserta didik.
Dalam penerapan konsep “Reward No Punishment”, agar lebih banyak
penghargaan yang dirasakan oleh peserta didik, diperlukan juga upaya pencegahan
perilaku menyimpang bagi peserta didik. Menurut Slavin (2000), beberapa cara untuk
mencegah perilaku menyimpang di sekolah, antara lain:
a. Meningkatkan kualitas sekolah
● Sesuaikan pembelajaran dengan peserta didik (contoh mengakomodasi berbagai
motivasi peserta didik yang berbeda dan perkembangan peserta didik yang
berbeda)
● Berikan status tertentu bagi peserta didik yang kurang populer (peran khusus
sebagai asisten atau totur sebaya).
● Identifikasi dan remidi kekurangan secara awal.
b. Tindak lanjuti semua penyimpangan prilaku dan penyebabnya
● Identifikasi motivasi peserta didik yang melakukan prilaku menyimpang.

6
● Untuk perilaku menyimpang yang tidak disengaja, berilah penguatan cara
mengelola/ menguasai diri (contoh keterampilan sosial, cara memecahkan
masalah).
● Jika terjadi perilaku menyimpang maka prilaku menyimpang itu harus dikoreksi
dengan cara sekecil mungkin intervensi. Tujuan utama adalah menangani
perilaku menyimpang seefektif mungkin untuk menghindari gangguan sehingga
pembelajaran dapat berlangsung lancar.

B. Pendidikan Keluarga
Kata keluarga berasal dari kata “ kawula” dan “warga “. Kawula artinya “abdi”
yakni “hamba” sedangkan “warga” berarti “anggota”. Keluarga adalah bentuk
masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terikatoleh suatu keturunan,
yakni kesatuan antara ayah, ibu dan anak yang merupakan kesatuan kecil dari bentuk-
bentuk kesatuan keluarga. Keluarga adalah pendidik yang pertama dan utama telah
dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara sejak tahun 1935, sebagai bagian dari Tri Sentra
Pendidikan, yaitu: alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda (Ki
Hajar Dewantara, 1997). Intensitas dukungan keluarga berpengaruh meningkatkan
pencapaian perkembangan anak usia dini (usia 0-6 tahun) (world bank, 2013).
Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak-
anaknya sesuai dan dipersiapkan untuk kehidupan anak-anak itu dimasyarakat kelak.
pendidikan keluarga di sekolah mampu menjadi wadah untuk mensinergikan peran serta
sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menumbuh kembangkan karakter dan budaya
berprestasi peserta didik dianggap sebagai program yang paling cocok dalam
membangun tiga pilar kemitraan yaitu sekolah, orang tua, dan masyarakat. Herlen, et.all
(2001) menyatakan bahwa kemitraan dan peran aktif orang tua di sekolah berpengaruh
meningkatkan kemajuan dan kesuksesan anak-anak mereka.
Pelibatan keluarga dalam proses pembelajaran di sekolah atau kegiatan-kegiatan
sekolah termasuk MPLS, antara lain:
● Meningkatkan kehadiran peserta didik di satuan Pendidikan
● Mengurangi perilaku disruptif (mengganggu) pada anak
● Sikap dan perilaku anak lebih positif
● Meningkatkan kebiasaan belajar anak
● Meningkatkan prestasi akademik anak
● Meningkatkan keinginan anak untuk melanjutkan satuan Pendidikan
● Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak
● Ornag tua merasa turut berhasil
● Meningkatkan kepercayaan diri orang tua
● Meningkatkan kepuasan orang tua terhadap satuan Pendidikan

7
● Meningkatkan moral guru
● Mendukung iklim satuan Pendidikan yang lebih baik
● Mendukung kemajuan satuan Pendidikan secara keseluruhan

Model kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat digambarkan seperti bagan di
bawah ini.

Gambar 2.1 Model Kemitraan Sekolah, Keluarga dan Masyarakat

Secara operasional model ini dikembangkan atas dasar pendayagunaan potensi dan
sumber daya keluarga dan masyarakat secara kolaboratif. Kemitraan dibangun atas dasar

8
kebutuhan anak sehingga orang tua dan masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif
dalam kegiatan yang berkaitan dengan sekolah. Bentuk penyederhanaan dari model
kemitraan keluarga, satuan Pendidikan dan masyarakat dapat dilihat pada gambar berikut
ini.

Gambar 2.2 Model Sederhana Kemitraan Sekolah, Keluarga dan Masyarakat

Bentuk kemitraan yang dapat dilakukan, antara lain: penguatan komunikais dua arah,
Pendidikan orang tua, kegiatan sukarela, belajar di rumah, dan kolaborasi dengan
masyarakat. Bentuk pelibatan orang tua dalam Pendidikan keluarga, seperti: pertemuan
dengan wali kelas, mengikuti kelas orang tua, hadir sebagai narasumber dalam kelas
inspirasi, membantu proses belajar peserat didik di rumah dan menyelenggarakan pentas
kelas pada akhir tahun pembelajaran. Salah satu hal yang penting dalam pembelajaran dan
pengenalan lingkungan sekolah dari rumah adalah dukungan orang tua. Bentuk dukungan
orang tua tersebut, antara lain:
● Beribadah Bersama sesuai agamanya
● Sarapan Bersama sebelum beraktivitas
● Berpamitan sebelum berpergian
● Menyambut anak saat pulang sekolah
● Memberitahu saat anak terlambat pulang
● Menjadi pendengar yang baik bagi anak
● Mendukung anak untuk belajar
● Memberikan rasa aman dan nyaman
● Menjalin komunikasi dengan sekolah
● Membiasakan hidup bersih dan sehat
● Melakukan kegiatan Bersama keluarga
● Mendukung minat dan potensi
● Dalam pengasuhan anak tidak menggunakan kekerasan

9
C. Pengenalan Lingkungan Sekolah
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan momentum terbaik
untuk mengenalkan kondisi, potensi, sarana prasarana, dan kultur budaya sekolah.
Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan selama masa pengenalan
lingkungan sekolah.
A. Mengenali Potensi Diri Peserta Didik Baru
Kegiatan Wajib
● Pengisian formulir peserta didik baru oleh orangtua/wali;
● Kegiatan pengenalan peserta didik.
Kegiatan Pilihan:
● Diskusi konseling;
● Mengenalkan kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolah;
● Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap diskusi.
B. Peserta didik baru untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya,
antara lain: kultur sekolah, aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana-prasarana
sekolah.

Kegiatan Wajib
● Kegiatan pengenalan warga sekolah;
● Kegiatan pengenalan sejarah, logo sekolah dan maknanya, lagu mars sekolah, visi-
misi, program, kegiatan, cara belajar, dan tata tertib sekolah;
● Kegiatan pengenalan fasilitas sarana dan prasarana sekolah dengan memegang
prinsip persamaan hak seluruh siswa;
● Pengenalan stakeholders sekolah lainnya.
Kegiatan Pilihan
● Pengenalan tata cara dan etika makan, tata cara penggunaan fasilitas toilet, dan tata
cara berpakaian/sepatu;
● Mengajak peserta didik berkeliling ke seluruh area sekolah, sambil menjelaskan
setiap fasilitas, sarana, dan prasarana yang terdapat di sekolah serta kegunaannya
(dilakukan secara daring dengan video/sketsa denah, dan lain-lain)
● Menginformasikan fasilitas-fasilitas umum di sekitar sekolah;
● Menginformasikan kewajiban pemeliharaan fasilitas dan sarana prasarana sekolah
dan fasilitas-fasilitas umum;
● Kegiatan simulasi penanggulangan bencana;
● Menginformasikan daerah rawan di sekitar sekolah;
● Kegiatan pengenalan manfaat dan dampak teknologi informasi, termasuk sanksi
yang diatur dalam peraturan perundangundangan terkait.

10
C. Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai peserta didik
baru
Kegiatan Wajib
● Simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dan semangat
belajar peserta didik;
● Prestasi yang pernah diraih oleh Guru, peserta didik dan kepala sekolah pada
sekolah tersebut baik yang bersifat akademis maupun nonakademis.
● Kegiatan pengenalan etika komunikasi, termasuk tata cara menyapa/berbicara
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kegiatan Pilihan:
● Pengenalan metode pembelajaran yang efektif dalam bentuk quantum learning
(speed reading, easy writing, mind mapping, super memory system);
● Mendatangkan narasumber dari berbagai profesi untuk berbagi pengalaman;
● Kegiatan pengenalan kewirausahaan atau adiwiyata (kegiatan berbasis lingkungan)
D. Mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya
Kegiatan Wajib:
● Pembiasaan salam, senyum, sapa, sopan, dan santun;
● Pengenalan etika pergaulan antar siswa serta antara siswa dengan guru dan tenaga
kependidikan, termasuk kepada sikap simpati, empati, dan saling menghargai, serta
sportif.
Kegiatan Pilihan:
● Kegiatan atraksi masing-masing kelas, antara lain perlombaan bidang kesenian, dan
olahraga (secara daring)
● Kegiatan yang menjalin keakraban antar peserta didik dengan warga sekolah antara
lain dengan permainan atau diskusi kelompok (memanfaatkan media daring)
E. Menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling
menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup
bersih dan sehat untuk mewujudkan peserta didik yang memiliki nilai integritas,
etos kerja, dan semangat gotong royong pada diri peserta didik.
Kegiatan Wajib:
● Kegiatan penanaman dan penumbuhan akhlak dan karakter;
● Pengenalan budaya dan tata tertib sekolah;
● Pemilihan tema kegiatan pengenalan lingkungan sekolah yang sesuai dengan nilai-
nilai positif.
Kegiatan Pilihan:
● Beribadah keagamaan bersama, pengenalan pendidikan anti korupsi, cinta
lingkungan hidup, dan cinta tanah air;

11
● Kegiatan kebanggaan terhadap keanekaragaman dan kebhinekaan, antara lain
pengenalan suku dan agama, penggunaan pakaian adat di sekolah;
● Kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dan pengenalan tata cara membuang
sampah sesuai dengan jenis sampah.

D. Pencegahan Covid-19
Pandemi Covid-19 menjadi salah satu materi penting yang perlu diangkat dalam
kegiatan MPLS 2020. Hal ini dilakukan untuk membekali peserta didik baru tentang
pengetahuan dan keterampilan pencegahan penyebaran virus Corona. Virus corona
adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Virus corona (Latin :
crown) berbentuk seperti mahkota yang merujuk pada protein spike yang mengelilingi
permukaan virus. Protein spike ini berperan penting dalam pola infeksi virus ke sel
pernapasan.

Gambar 2.3 Struktur Virus Corona

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-


2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2
pada manusia pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada
pertengahan Desember 2019. Nama SARS-CoV-2 ini ditetapkan oleh Komite Internasional
tentang Taksonomi Virus (ICTV) pada 11 Februari 2020 sebagai nama virus corona baru
yang menyebabkan penyakit COVID-19. COVID-19 juga dikenal sebagai coronavirus
Wuhan atau virus pneumonia pasar makanan laut Wuhan (Wuhan seafood market
pneumonia virus) dan disebut juga novel coronavirus.

Infeksi SARS-CoV-2 terjadi di jaringan dan saluran paru-paru yang menyebabkan


peradangan di paru-paru dan saluran pernapasan hingga membuat pernapasan menjadi lebih
sulit, lalu berkembang menjadi pneumonia dan bronkitis. Gejala COVID-19 dapat muncul
dalam satu atau dua hingga empat belas hari setelah terpapar virus . Gejala COVID-19
berupa demam ≥ 38 0C, pilek, nyeri tenggorokan, batuk dengan lendir, nyeri dada,
dan sesak saat bernapas. COVID-19 bisa menimbulkan komplikasi serius berupa sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian.

12
Penderita COVID-19 bisa menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Beberapa
orang hanya mengalami pilek ringan, sementara yang lain harus dirawat di rumah sakit,
bahkan meninggal karena paru-parunya meradang dan terisi cairan. Sebaliknya, sejumlah
kasus infeksi virus ini juga menunjukkan tidak adanya gejala apapun pada pasien yang
dideteksi positif. Hal ini karena sistem kekebalan yang memainkan peran penting dalam
merespon infeksi COVID-19 tersebut.
COVID-19 dapat ditransmisikan dari manusia ke manusia. Virus ini menyebar melalui
percikan air liur penderita (bantuk dan bersin), menyentuh tangan atau wajah penderita,
menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air
liur penderita. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa virus dapat tetap hidup pada
plastik dan baja hingga tiga hari, tetapi tidak bertahan hidup di atas karton selama lebih dari
satu hari atau pada tembaga selama lebih dari empat jam.
Obat untuk COVID-19 belum ada, sehingga perawatan difokuskan pada
pengurangan gejala, misalnya memberikan obat pereda demam dan nyeri, perlakuan mandi
dengan air hangat, istirahat yang cukup dan tidak keluar rumah, dan banyak minum air
putih. Pada umumnya penderita COVID-19 akan pulih dengan sendirinya, perlakuan yang
diberikan pada penderita adalah isolasi, serial foto toraks sesuai indikasi, terapi
simptomatik, terapi cairan, ventilator mekanik (bila gagal napas), dan bila disertai infeksi
bakteri, dapat diberikan antibiotik. Antibiotik ini tidak bekerja untuk melawan COVID-19,
karena antibiotik bekerja pada bakteri.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi maupun
penularan COVID-19 adalah sebagai berikut:
1. Menjaga imunitas, menjaga lingkungan, menggunakan masker saat berada di ruang
terbuka, mengolah makanan dengan tepat, dan segera ke dokter apabila mengalami
gejala seperti sakit tenggorokan, flu, batuk, demam, atau sesak nafas
2. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik hingga
bersih
3. Menghindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor
atau belum dicuci
4. Menghindari kontak langsung atau berdekatan dengan penderita
5. Menjaga jarak saat berbicara dengan orang lain, sekurang-kurangnya 1 meter,
terutama dengan orang yang sedang menderita batuk, pilek/bersin, dan demam
6. Menutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu, kemudian
membuang tisu dan mencuci tangan hingga bersih
7. Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan
8. Tidak keluar rumah dalam keadaan sakit
9. Menghindari menyentuh hewan atau unggas liar yang terbukti tertular virus corona
10. Menghindari makan daging yang tidak dimasak hingga matang

13
11. Untuk seseorang yang diduga terinfeksi COVID-19, hendaknya tidak keluar rumah
kecuali untuk berobat, tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu,
mencegah orang lain menjenguk, menghindari menggunakan perlengkapan dengan
orang lain, memakai masker dan sarung tangan, dan menerapkan etika batuk serta
menggunakan tisu
12. Pasien yang telah sembuh mengisolasi diri selama sepekan dan melakukan
pemantauan kondisi kesehatan secara mandiri
Salah satu cara yang dapat bekerja secara efektif mencegah infeksi dan penularan
virus corona adalah dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
Bahkan, sabun lebih efektif untuk digunakan daripada cairan pembersih tangan atau hand
sanitizer, karena sabun dapat menghilangkan bakteri dan virus yang ada di permukaan
kulit. Virus corona merupakan virus yang memiliki lapisan membran lipid luar atau lapisan
lemak pada bagian luar. Mencuci tangan dengan sabun dan air memiliki kemampuan untuk
melarutkan lapisan lemak ini dan membunuh virusnya.

Berikut ini adalah istilah-istilah yang kerap kali muncul selama Pandemi Covid-19.
Tabel 2.2 Istilah-Istilah dalam Kasus COVID-19

No Istilah Penjelasan

1 Wabah (outbreak) Tingkat kejadian penyakit yang lebih tinggi dari normal
Penyakit yang keberadaannya permanen di sebuah wilayah atau
2 Endemi
populasi
Situasi dimana penyakit menyebar dengan cepat diantara banyak
3 Epidemi
orang, dan dalam konsentrasi yang lebih tinggi dari biasanya
Penyakit yang lazim di seluruh negara, benua, atau seluruh
4 Pandemi dunia. Pandemi adalah epidemi yang telah menyebar di wilayah
yang luas
Orang Tanpa Gejala Individu yang tidak menunjukkan gejala, namun tetap memiliki
5
(OTG) risiko tertular dari orang positif COVID-19
Disebut Orang Sehat Dalam Pemantauan, adalah orang yang saat
Orang Sehat dalam
6 dan atau dalam 14 hari datang dari negara/wilayah terjangkit dan
Risiko (ODR)
tidak ada gejala sakit
Orang yang memiliki gejala panas badan atau gangguan saluran
Orang dalam
7 pernapasan ringan, dan pernah mengunjungi atau tinggal di
Pemantauan (ODP)
daerah yang diketahui merupakan daerah penularan virus corona
Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19
tetapi inkonklusif atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang
8 Probable
dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta
coronavirus
Orang yang memiliki gejala panas badan dan gangguan saluran
Pasien dalam pernapasan ringan atau berat, serta pernah berkunjung atau
9
Pengawasan (PDP) tinggal di daerah yang diketahui merupakan daerah penularan
COVID-19

14
Pasien yang diduga kuat terinfeksi COVID-19 dengan ciri-ciri
sedang mengalami gejala-gejala dan juga pernah melakukan
10 Suspect Corona
kontak dengan pasien yang dinyatakan positif terkena COVID-
19
Pasien yang sudah terbukti secara medis terinfeksi SARS-CoV-2
11 Pasien Positif
dalam serangkaian uji lab
Pasien yang terbukti secara medis tidak memiliki virus SARS-
CoV-2 melalui uji lab. Untuk pasien yang sebelumnya positif
12 Pasien Negatif
dan dinyatakan sembuh, biasanya akan dinyatakan negatif
setelah melakukan dua kali tes
Serangkaian pengujian dengan mengambil sampel ludah atau
Swab Test atau Uji
13 lendir di tenggorokan bagian belakang atau saluran pernapasan
Swab
bawah untuk mendeteksi ada tidaknya virus corona
Metode uji cepat untuk melacak seseorang terinfeksi COVID-19
menggunakan teknologi yang mampu memberikan hasil hanya
14 Rapid Test
dalam waktu 30 menit serta tidak memerlukan instrumen yang
rumit
Mengidentifikasi orang yang mungkin telah melakukan kontak
dengan orang yang terinfeksi virus untuk melihat apakah
15 Screening
seseorang terjangkit virus itu, sering dengan mengukur suhu
tubuh mereka
Sampel dari seseorang yang diambil untuk mengetes ada
16 Spesimen
tidaknya virus corona di dalamnya
Jumlah virus dalam sampel, terutama darah seseorang atau
17 Viral Load cairan tubuh lainnya yang biasanya diukur untuk mengetahui
apakah seseorang terinfeksi atau tidak
Tetesan atau cipratan yang dihasilkan oleh bersin, batuk maupun
18 Droplet
saat berbicara
Waktu yang diperlukan untuk gejala muncul setelah seseorang
19 Inkubasi
terinfeksi
Sebuah wilayah/daerah/negara yang melakukan pengawasan
20 Lockdown ketat di semua area, mengunci masuk atau keluar dari suatu area
untuk mencegah penularan virus corona penyebab COVID-19
Cara atau imbuan yang dilakukan kepada masyarakat untuk
menjauhi segala bentuk perkumpulan, menjaga jarak antar
21 Social Distancing
manusia, menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan
banyak orang
Kebijakan menjaga jarak fisik untuk memastikan penyakit tidak
22 Physical Distancing
menyebar
Menjauhkan orang-orang yang terinfeksi penyakit menular dari
23 Isolasi
mereka yang tidak terinfeksi
Orang yang tetap tinggal di rumah sehingga seseorang yang
24 Karantina
mungkin terpapar tidak menularkan penyakit kepada orang lain
Aktivitas yang menunjukkan bahwa seseorang secara sukarela
25 Karantina mandiri mengurung diri mereka sendiri dengan tinggal di rumah agar
dapat mencegah penyebaran penyakit
Kebijakan yang diciptakan oleh pemerintah untuk mengurangi
Work From Home
26 penyebaran virus corona dengan cara melakukan aktivitas
(WFH)
bekerja dari rumah masing-masing
27 #Dirumahaja Gerakan untuk masyarakat Indonesia agar tidak melakukan
aktivitas di luar rumah jika tidak diperlukan dan menghindari

15
membuat kerumunan

Zat yang dapat menghentikan atau memperlambat pertumbuhan


28 Antiseptik
mikroorganisme
Cairan pembersih yang digunakan seseorang untuk
29 Hand sanitizer membersihkan virus dari tangannya untuk mengurangi risiko
penularan virus
Zat kimia yang digunakan untuk membersihkan dan membunuh
30 Cairan disinfektan kuman pada benda tak hidup yang umumnya digunakan untuk
mensterilkan benda-benda dari pertumbuhan kuman dan bakteri
Bentuk perlindungan diri pada tubuh yang memungkinkan
31 Imun
seseorang tidak mudah terserang suatu penyakit tertentu
Kekebalan kelompok dengan cara pemberian vaksin secara
meluas atau bila sudah terbentuk kekebalan alami pada sebagian
32 Herd immunity
besar orang dalam suatu kelompok setelah mereka terpapar dan
sembuh dari penyakit tersebut
Penularan virus corona yang terjadi secara lokal atau di lokasi
tempat pasien positif COVID-19 berada saat ini, misalnya
33 Local Transmission seseorang yang terinfeksi atau tertular virus corona saat ia
berada di Indonesia, tetapi ia juga tidak pernah memiliki riwayat
perjalanan keluar negeri
Kasus COVID-19 yang menimpa seseorang yang baru kembali
34 Imported Case
dari luar negeri, tanpa terkait dengan kluster manapun
Salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk
Kejadian Luar Biasa mengklasifikasikan peristiwa pernyakit COVID-19 yang
35 merebak dan dapat berkembang menjadi wabah penyakit
(KLB)

Upaya memperlambat penyebaran COVID-19, sehingga fasilitas


Flattening the Curve kesehatan memiliki sumber daya yang memadai bagi para
36
(Pelandaian Kurva) penderita yang dapat dilakukan dengan social distancing,
karantina, dan isolasi
Negara atau wilayah tanpa kasus yang dikonfirmasi, atau tanpa
37 Zona Hijau ada pelancong yang terinfeksi yang datang dari negara/wilayah
lain
Negara atau daerah dengan beberapa kasus penularan lokal,
38 Zona Kuning
tetapi tanpa kelompok penularan komunitas
Negara atau wilayah dengan penyebaran kasus dalam status
39 Zona Oranye parah dan berdekatan dengan zona merah atau dengan kelompok
kecil
Negara atau wilayah yang telah mempertahankan transmisi
40 Zona Merah
komunitas dengan pandemi yang sudah tidak terkendali
Alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk
Alat Pelindung Diri
41 melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat melakukan
(APD)
pekerjaan yang memiliki potensi bahaya terhadap COVID-19
Hazmat Suit Hazmat suit dikenal sebagai setelan dekontaminasi, yaitu
42 (Hazardous Materials pakaian yang digunakan oleh tenaga medis untuk menghindari
Suit) paparan virus SARS-CoV-2 atau media berbahaya

E. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Secara Daring

16
Dalam persiapan pembelajaran/pengenalan lingkungan sekolah secara daring dan
atau blended learning perlu dipersiapkan beberapa hal, seperti: sarana dan prasarana,
platform atau moda pembelajaran, infrastruktur dan sumber daya manusia. Salah satu
komponen penting dalam pelaksanaan pembelajaran/kegiatan daring adalah
pemahaman dan pemilihan platform pembelajaran agar proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan efektif dan efisien. Pemilihan platform juga harus memperhatikan
setting belajar dan aktivitas pembelajaran. Setting pembelajaran terdiri dari
pembelajaran sinkron (synchronous learning) baik sinkron langsung atau sinkron maya
dan pembelajaran asinkron (asynchronous learning).
Menurut Fordham University, terdapat 3 jenis pembelajaran daring berdasarkan
interaksi waktu peserta didik, yaitu:
1. Asynchronous Online Courses
Peserta didik tidak harus belajar secara real-time (live). Konten dan tugas sudah
diberikan dalam jangka waktu tertentu dan peserta didik dapat menyesuaikan kapan
saja. Biasanya interaksi dilakukan melalukan Q &A, discussion board, dan
sebagainya.
2. Synchronous Online Courses
Peserta didik harus mengikuti kelas secara langsung dan dapat berinteraksi di saat
yang bersamaan. Tipe seperti ini memungkinkan peserta didik dari manapun dapat
berpartisipasi di saat yang bersamaan.
3. Hybrid Courses
Tipe ini merupakan kombinasi kedua tipe di atas. Peserta didik dapat memilih
mengikuti kelas real-time (langsung) dan juga recorded courses.
Berikut adalah gambaran penggunaan moda pembelajaran dengan setting sinkron
dan asinkron.
Tabel 2.3 Setting dan Aktivitas Pembelajaran Sinkron dan Asinkron
Setting Belajar
Sinkron Asinkron
Sinkron Langsung Sinkron Maya Asinkron Mandiri Asinkron
(SL) (SM) (AM) Kolaboratif (AK)
Aktivitas Pembelajaran
● Ceramah ● Kelas virtual ● Membaca ● Partisipasi
(reading) dalam diskusi
● Diskusi ● Konferensi
melalui forum
audio ● Menonton
● Praktek diskusi daring
(video, webcast)
● Web-based
● Workshop ● Mengerjakan
seminar ● Mendengar
tugas individu/
● Seminar (webinar) (audio,
kelompok
audiocast)
● Praktek lab melalui
● Studi daring penugasan
● Proyek

17
individu/ ● Simulasi/praktek daring
kelompok
● Latihan ● Publikasi
● dll individu atau
● Role play
kelompok
● Tes (melalui wiki,
blog, dll)
● Publikasi.jurnal
(wiki, blog, dll)
(disajikan dalam
bentuk digital dan
daring)

Berdasarkan Tabel 2.3 tersebut, seorang guru dapat memilih dan menentukan
aktivitas pembelajaran atau kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah dengan
memperhatikan setting dan aktivitas belajar yang diinginkan dalam pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi.

F. Konsep MPLS “ Health & Reward”


MPLS 2020 mengambil tema “ Menggali kebaikan dan Potensi Diri dengan
Maksimal dari Rumah”. Artinya, seluruh kegiatan MPLS diikuti oleh peserta didik dari
rumah masing-masing dan dikendalikan dan dievaluasi secara blended (kombinasi luring
dan daring) oleh panitia. Setelah diumumkan peserta didik baru di terima di sekolah,
panitia akan menghubungi peserta didik baru untuk melakukan wawancara secara
personal untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi serta bakat minat dari peserta didik
baru tersebut. Dari hasil wawancara tersebut akan menjadi acuan panitia untuk memberi
donasi kuota internet kepada peserta didik yang tidak mampu serta untuk panita dalam
pendampingan bakat minat peserta didik baru. Setelah wawancara, dilakukan kegiatan Pra
MPLS, yaitu: demo ekskul, pengenalan ruang, pengenalan tenaga pendidik dan
kependidikan lewat video dan vlog video serta penjelasan tentang peraturan selama
MPLS.
Kegiatan MPLS dilaksanakan dengan agenda kegiatan bersama secara daring dan
kegiatan mandiri di rumah masing-masing dengan fokus pada praktek perbuatan baik di
rumah masing-masing. Kegiatan MPLS ini ada yang bersifat langsung atau live dan ada
juga yang bersifat record courses, ataupun gabungan dari keduanya. Jenis kegiatannya
bisa berupa wawancara, belajar secara langsung, penugasan, praktek kebaikan, evaluasi
diri, evaluasi orang tua, diskusi antar teman, diskusi peserta dengan pembina, diskusi
antara peserta dengan orang tua dan diskusi antar angkatan serta peserta belajar untuk
berani membuat sebuah keputusan.
Komponen evlauasi yang dilakukan pada kegiatan MPLS ini, antara lain:
kedisiplinan, kemandirian, tanggung jawab, kejujuran, sopan santun, gotong royong,
percaya diri, kepedulian dan toleransi. Peserta akan berkompetisi melakukan perbuatan

18
baik di rumah masing masing yang setiap saat akan di rekam dan di kalkulasi oleh panitia
dan selanjutnya peserta melakukan evaluasi diri beserta orang tuanya. Setiap hari akan
diumumkan 10 besar peserta terbaik dalam perbuatan baik di rumah masing masing yang
akan diumumkan oleh panitia. Setelah tiga hari akan diumumkan peserta terbaik kegiatan
MPLS pada saat inagurasi. Pada kegiatan MPLS ini, sekolah dapat menentukan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) untuk perbuatan baik peserta didik. Jika nilai kebaikan
peserta MPLS dibawah KKM maka akan ada kegiatan perbaikan.
Setelah melaksanakan pelaksanaan kegiatan MPLS secara daring/luring/kombinasi
keduanya, setiap panitia berkewajiban untuk menilai hasil capaian dan tugas peserta didik.
Untuk teknik penilaian dalam asesment terstruktur harus sesuai dengan jenis kegiatan,
yang terdiri dari: observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, atau angket.
Instrumen penilaian yang digunakan harus mampu mengukur kemampuan peserta didik
saat kegiatan daring dalam berbuat kebaikan dari rumah, seperti: penilaian proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dilakukan terhadap portofolio yang
menggambarkan unjuk kerja peserta didik, dan penilaian sikap dapat menggunakan teknik
penilaian observasi selama kegiatan MPLS daring. Setelah dilakukan penilaian, panitia
berkewajiban untuk memberikan feed back atau balikan dan menyampaikan hasil belajar
ke peserta didik. Kemudian, panitia juga dapat memberikan penghargaan pada peserta
didik dengan proses belajar yang paling baik.
Kegiatan MPLS ini tentu tidak sepenuhnya dilaksanakan secara daring. Konsep ini
dapat diadopsi dan disesuaikan dengan lingkungan sekolah masing-masing. Hal
terpenting dari penyelenggaraan MPLS ini adalah kesehatan dan keamnan peserta didik
terutama dari penularan penyebaran virus Covid-19. Berikut adalah beberapa pilihan
skenario yang dapat dilaksanakan dalam menerapkan konsep MPLS “ healt & reward”.
Tabel 2.4 Skenario Kegiatan MPLS Luring dan Daring
No Skenario Rekomendasi
.
1. Skenario 1 ● Panitia dapat menyiapkan bahan/materi
MPLS dalam bentuk print out/hard copy
Peserta didik tidak memiliki
kemudian diberikan kepada orang tua
gawai dan akses internet
melalui jasa kurir atau orang tua mengambil
ke sekolah dengan menerapkan protokol
kesehatan. Hasil pekerjaan peserta didik
dapat dikumpulkan ke sekolah dengan batas
waktu yang telah ditentukan.
● Panitia dapat memberikan tugas-tugas
MPLS dengan memanfaatkan tayangan
televisi atau siaran radio dengan konten
yang sesuai. Misalnya, siaran TVRI, Radio
RRI, JTV dan lain-lain.
2. Skenario 2 Panitia menyiapkan bahan/materi kedalam
bentuk soft file (PDF) kemudian materi

19
Peserta didik memiliki akses tersebut diberikan melalui WA atau
internet terbatas atau sinyal kemungkinan lain orang tua ke sekolah untuk
yang kurang mendukung mengambil bahan/materi soft file kegiatan
MPLS.
3. Skenario 3 Gunakan salah satu aplikasi berikut:
Panitia ingin merekam suara a. Voice recorder di smartphone atau
atau audio visual untuk kegiatan perekam audio digital lainnya.
MPLS agar dapat diakses oleh
b. Microsoft powerpoint kemudian gunakan
peserta didik
fastone capture (audio visual)
c. Zoom atau webex meeting (audio visual)

4. Skenario 4 Unggah konten digital melalui Google form


atau unggah ke WAG (Whatshapp grup).
Panitia sudah merekam materi
pembelajaran atau sudah
memiliki konten digital namun
belum terbiasa menggunakan
LMS (panitia dan peserta didik)
5. Skenario 5 Kemas konten digital atau materi dalam
bentuk modul online dan video kemudian
Panitia dan peserta didik sudah
unggah ke LMS.
terbiasa menggunakan LMS
(LMS) yang dibuat misalnya
google classroom per pleton
(kelompok MPLS).
6. Skenario 6 Gunakan salah satu aplikasi berikut:
Panitia ingin melakukan diskusi a. Wa grup
secara online untuk kegiatan
b. Telegram
MPLS dan bahan penilaian
sikap c. Line
d. Discord forum
e. Diskusi online pada LMS

7. Skenario 7 Gunakan salah satu aplikasi berikut.


Panitia ingin melakukan a. Google meet
kegiatan MPLS dengan live
b. Zoom meeting
(sinkronous)
c. Jitsi
d. Youtube Live Streaming
e. Cisco Webex
8. Skenario 8 Gunakan salah satu aplikasi berikut:
Panitia ingin melihat a. Gunakan google form
perkembangan peserta didik,
b. Gunakan fitur Classwork-Assiggnment
memberikan umpan balik dan

20
evaluasi kegiatan pada Googel Classroom.

9. Skenario 9 Gunakan aplikasi berikut:


Panitia ingin memberikan materi a. Berikan materi di Youtube
berbasis kegiatan dan melihat
b. Membuat video untuk presentasi materi
peserta didik presentasi
durasi singkat kemudian diunggah
misalnya di IG TV dan tag panitia MPLS.

Sembilan skenario tersebut sangat mungkin untuk dikembangkan disesuaikan dengan


kondisi, kebutuhan dan kemampuan sekolah masing-masing. Skenario tersebut diharapkan
dapat memfasilitasi kegiatan MPLS baik secara luring, daring atau kombinasi keduanya
dengan tetap berpegang pada protokol kesehatan Covid-19.

BAB III
SRATEGI PELAKSANAAN

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang teknis pelaksanaan masa pengenalan
lingkungan sekolah di tengah Pandemi Covid-19. Kegiatan MPLS dilakukan selama tiga
hari yang terdiri dari Pra MPLS, MPLS dan kegiatan inagurasi.

1. Pra MPLS
Setelah penerimaan peserta didik baru, terlebih dahulu dilakukan kegiatan Pra
MPLS yang terdiri dari kegiatan wawancara dan sosialisasi peraturan MPLS. Jika
mekanisme dilakukan secara daring, maka panitia MPLS sekolah dapat membuat daftar
wawancara dengan menggunakan google form atau melalui grup Whatshapp. Akan tetapi,
jika kegiatan wawancara dilakukan secara luring, maka panitia MPLS menyediakan daftar
wawancara yang harus diisi oleh peserta didik baru (berbasis kertas).
Sebelum kegiatan wawancara, peserta didik baru telah terbagi ke dalam pleton-
pleton dan dibuatkan grup Watshapp. Di dalam grup ini akan berisi panitia pendamping.
Kegiatan wawancara dapat dilakukan di grup ini. Wawancara dilakukan untuk mengenal
karakteristik dan kondisi dari peserta didik baru sehingga dapat digunakan sebagai
pemetaan dalam menentukan mekanisme kegiatan MPLS bahkan kegiatan pembelajaran.
Selain itu, hal-hal yang dapat digali dari kegiatan wawancara, antara lain: biodata peserta
didik, pertanyaan awal seputar sekolah yang dituju, bakat dan minat, serta harapan yang

21
diinginkan ke depan untuk sekolah masing-masing. Kegiatan awal inilah yang ditujukan
untuk menggali potensi diri dari peserta didik baru.
Tahap kedua dari Pra MPLS adalah mensosialisasikan peraturan selama
pelaksanaan MPLS. Sosialisasi peraturan MPLS dimaksudkan agar peserta didik dapat
memahami dan mengikuti serta mempersiapkan diri dalam menghadapi tugas-tugas yang
akan diberikan baik dengan mekanisme sepenuhnya daring, luring atau kombinasi
keduanya dengan tetap memegang dan menjalankan protokol Kesehatan Covid-19.
Sosialisasi ini dapat juga diisi dengan penyampaian rencana kegiatan MPLS dari awal
hingga evaluasi kegiatan. Pada tahap ini juga ditekankan perlunya pendampingan
pelaksanaan kegiatan MPLS secara online ini mengingat orang tua memiliki peranan yang
sentral untuk mengontrol, membimbing dan mengawasi kegiatan peserta didik di rumah.

2. Kegiatan MPLS
Kegiatan MPLS “health & reward” dimulai dengan kegiatan opening atau
pembukaan secara daring. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh masing-masing sekolah atau
adanya Kerjasama antara sekolah-sekolah di Jawa Timur dengan Dinas Pendidikan untuk
menyelenggarakan pembukaan MPLS peserta didik baru SMA/SMK se-Jawa Timur
melalui siaran televisi atau live streaming Youtube. Setelah acara pembukaan, setiap
sekolah dapat memulai kegiatan MPLS.
Pada hari pertama MPLS, kegiatan awal bertujuan untuk membantu peserta didik
baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek
keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah. Beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dan mekanismenya tercantum pada Tabel 3.1 berikut ini.
Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan
Luring Daring
Absensi kehadiran peserta Daftar absen manual yang Absensi melalui google
didik baru dapat diisi di sekolah dengan form atau via whatsapp
protokol Covid-19 dan grup/menggunakan
penjadwalan tertentu aplikasi share live
location
Pengenalan visi, misi, Panitia menyediakan print ● Pengenalan awal dapat
program, lingkungan out denah sekolah, stake menggunakan live
sekolah, tata tertib, holder sekolah, tata tertib, conferences dimana
pengenalan stakeholders visi-misi kemudian melibatkan peserta
sekolah diberikan kepada peserta didik, sekolah dan
didik melalui kurir atau orang tua.
difasilitasi di sekolah.
● Pengenalan dapat
menggunakan video
yang selanjutnya
diunggah ke kanal
youtube sekolah
sehingga dapat ditonton

22
da dipelajari peserta
didik kapan saja (saat
kuota internet
terpenuhi) dan dimana
saja.
● Video yang dibuat
berupa video atau vlog
eksplorasi lingkungan
sekolah, fasilitas
sekolah, tata tertib, cara
berpakaian dan lain-lain
dapat diunggah di
google drive
Pengenalan Ekstrakurikuler Panitian menyediakan print ● Membuat file PDF
out foto-foto masing-masing ekstrakurikuler beserta
kegiatan ekstrakurikuler nama dan gambar/foto
kegiatan
● Membuat video demo
ekstrakurikuler yang
melibatkan osis atau
ketua ekstrakurikuler
kemudian diunggah di
kanal Youtube sekolah.
Tabel 3.1 Alternatif Kegiatan MPLS
selanjutnya adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan motivasi
untuk semangat dalam belajar dan interaksi sosial. Berikut adalah alternatif kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan.
Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan
Luring Daring
Pengenalan prestasi Panitia membuat daftar Menampilkan video, atau
sekolah, guru, dan peserta prestasi baik sekolah, guru, portofolio penghargaan
didik dan peserta didik yang pernah dirasih oleh
guru dan peserta didik
Pemberian materi-materi ● Pembuatan soft file ● Pemberian materi dapat
yang penting dengan materi berupa slide menggunakan Teknik
mendatangkan narasumber. presentasi kemudian di sinkronus atau live
Materi-materi tersebut, prin out dan diberikan ke dengan menggunakan
antara lain: peserta didik. aplikasi meeting seperti
zoom, webex, google
● Wawasan wiyata ● Peserta didik dapat
meet dan lain-lain
mandala menonton tayangan
sehingga terjadi
televisi, atau mendengar
● Pramuka interaksi dua arah
siaran radio terkait topik
antara peserta MPLS
● Kesadaran tersebut dan membuat
dengan narasumber.
berbangsa dan resumenya. Kemudian,
Pada tahap inilah
bernegara dikumpulkan ke panitia
proses diskusi dapat
di sekolah.
● Cara belajar yang dilakukan secara
efektif

23
● Pendidikan karakter virtual.
● Tata krama ● Setiap akhir sesi,
peserta didik diminta
● Anti narkoba
membuat resume
● Anti Bulying kemudian dikumpulkan
melalui WhatsApp grup
● Antivradikalisme di atau diunggah di media
sekolah. sosial dalam bentuk
● Adiwiyata poster digital sehingga
mengedukasi generasi
● Covid-19 muda sekaligus
● Toleransi beragama masyarakat.

Pemberian “reward” the ● Panitia dapat ● Pemberian reward


best of the day memberikan reward dapat berupa kuota
kepada peserta didik internet
yang terbaik setiap
● Panitia membuat
harinya dalam
profile peserta didik
menyelesaikan tugas-
kemudian diunggah di
tugas atau kegiatan
akun media sosial
MPLS dengan
panitia MPLS sekolah.
memberikan hadiah
berupa buku, alat tulis
dan lain-lain
Tabel 3.2 Alternatif Kegiatan MPLS
Alternatif kegiatan MPLS selanjutnya adalah bertujan untuk menumbuhkan rasa
tanggung jawab, kreativitas, interaksi sosial, kolaborasi, dan spiritual. Kegiatan yang
diberikan berupa tugas-tugas yang bermakna, bermanfaat dan menggali kebaikan setiap
individu serta melibatkan peran orang tua dan masyarakat. Berikut adalah contoh alternatif
kegiatan dalam tahapan ini.
Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan
Luring Daring
Mengisi jurnal kegiatan Jurnal yang diprint oleh Jurnal dapat berupa
“perbuatan baik” sepanjang panitia kemudian setiap google form yang diisi
hari (spiritual, bakat minat, harinya peserta didik setiap harinya oleh
tata kram dan sopan santun) mengisi jurnal tersebut peserta didik kemudian
setiap kali mereka panitia merekap kegiatan
melakukan kebaikan, kebaikan yang dilakukan
seperti: membantu orang oleh pserta didik.
tua, sholat berjamaan,
membantu tetangga,
menjenguk orang sakit, dan
lain-lain
Memberikan tugas-tugas Kegiatan dapat dilakukan Tugas dapat dikumpulkan
individu seperti membuat menggunakan kertas atau pada kantong tugas atau
rangkuman materi, buku catatan kemudian Learning management
membuat poster praktik dikumpulkan ke sekolah system yang telah dibuat
baik di rumah, membuat misalnya google

24
protofolio tugas, membuat classroom pleton 1.
video atau vlog dan lain-
lainnya sesuai tugas dari
panitia MPLS masing-
masing sekolah
Tugas pleton (kelompok) Panitia dapat memberikan Membuat video inagurasi
berupa diskusi memecahkan alternatif kegiatan serupa Bersama melalui aplikasi
masalah global seperti namun kolaborasi dilakukan daring seperti Tiktok,
Covid-19, membuat antar peserta didik dengan melakukan diskusi
inagurasi pertunjukan keluarganya misalnya orang Bersama di grup untuk
pentas pleton secara virtual tua atau kerabatnya. menentukan kegiata
berkelompok yang dapat
dilakukan secara virtual
Tabel 3.3 Alternatif Kegiatan MPLS

Seluruh alternatif kegiatan MPLS tersebut ditekankan pada aktivitas-aktivitas


berbuat kebaikan dan menggali potensi diri dari rumah. Di akhir kegiatan MPLS akan
dicari peserta MPLS terbaik selama kegiatan berlangsung dan akan diberikan penghargaan.
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria kelulusan MPLS, sekolah akan
berkoordinasi dengan orang tua dan menetapkan mekanisme pelaksanaan MPLS ulang
(remedial). Tahap terakhir adalah kegiatan evaluasi kegiatan baik dari peserta didik maupun
orang tua untuk bahan pertimbangan regulasi atau kebijakan MPLS yang lebih baik.
Peran serta orang tua sangat besar dalam proses MPLS dari rumah. Orang tua
menjadi fasilitator, pembimbing, pengontrol, pendamping sekaligus pengawas setiap
aktivitas peserta didik. Orang tua menjadi mitra yang penting bagi sekolah untuk
keberhasilan MPLS baik secara luring atau daring. Orang tua juga menjadi orang pertama
yang memastikan kondisi kesehatan anak-anaknya sehingga dapat mengikuti kegiatan
MPLS dengan baik. Dengan demikian, inti dari seluruh kegiatan MPLS adalah kesehatan
dan penghargaan.

BAB IV
INSTRUMEN EVALUASI

Penilaian menjadi faktor penting dalam keberhasilan sebuah program atau kegiatan.
Penialain ditujukan untuk mengetahui seberapa jauh perlakuan yang telah diberikan
berhasil untuk mengubah perilaku peserta didik. Penilaian menjadi tolok ukur dalam
memberikan penghargaan sehingga peserta didik termotivasi dalam melakukan kebaikan
dan kegiatan-kegiatan MPLS dari rumah. Berikut ini disajikan indikator dan instrument
penilaian kegiatan MPLS, seperti: kegiatan spiritual, pengenalan lingkungan sekolah, tata
krama, prestasi dan pengemabangan bakat minat.
A. Kegiatan Spiritual

25
Kegiatan spiritual ini disesuaikan dengan keyakinan dan agama dari peserta didik.
Kegiatan ini dapat diisi oleh peserta didik dengan jujur dan dipantau oleh orang tua.
Indikator kegiatan spiritual yang dapat dinilai, antara lain:
A. Terhadap Tuhan
a. Beribadah tepat waktu
b. Membaca Kitab Suci
c. Mengikuti dan atau ceramah keagamaan
d. Berdo’a setiap akan beraktivitas secara baik
B. Terhadap orang tua
a. Menghormati, menghargai
b. Membantu pekerjaan orang tua
c. Bersikap lembut
d. Tidak mendahului berbicara
e. Bicara dengan nada lembut
f. Tidak brdiri didpn orang tua yg sedang duduk
g. Meminta maaf
C. Terhadap Guru
a. Mendahului memberi salam
b. Tidak banyak bicara di depan guru
c. Ternyum ketika bicara sama guru
d. Tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan
e. Tidak banyak bertanya ketika guru sedang lelah
f. Mendengarkan yang disampaikan guru
g. Mengangkat tangan (terlebih dahulu) untuk bertanya jika belum faham
(jika secara daring maka dapat diamati dari cara berbicara di grup WA, cara
berbicara atau bersikap saat live conference).

D. Dalam berbicara
a. Berkata baik atau diam
b. Yang penting-penting saja
c. Tidak membiacarakan setiap yangg didengar
d. Tidak bicara hal-hal kotor
e. Tidakg memancing perdebatan, walau kita benar
f. Tidak berdusta untuk membuat orang tertawa
E. Dalam berpakaian
a. Mentup aurat
b. Pantas sesuai kapasitasnya sebagai pelajar
c. Bersih, rapi

26
d. Warna, corak disesuaikan dengan seragam sekolah setempat
e. Tidak ber make up

Tabel 4.1 Instrumen penilaian kegiatan spiritual dapat disajikan seperti berikut ini (Contoh Agama
Islam)
BACA Do.a
Ceram
AL- yang
HARI
SHALAT FARDHU SHALAT SUNNAH ah
QUR’A diba
/TGL agama
N ca

Shubuh Dzuhur Ashar Maghrib Isya’ Rawatib Tahajjud Dhuha

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Ket. Pengisian kolom:


2, 3, 4, 5, 6, 9, 10 diisi centang (v jika melaksanakan, - jika tidak melaksanalan)
7 ditulis Surah apa dan ayat berapa
8 Ditulis Qabliyah/ba’diyah shalat apa
11 tulis nama penceramah, topik, sumber tulis rangkuman isi (di lembar tersendiri)
12 Do’a apa saja yang dibaca

Kegiatan spiritual tersebut disesuaikan dengan Agama, keyakinan dan kondisi masing-
masing peserta didik. Kegiatan ini dapat dialkukan secara luring dan daring. Misalnya peserta didik
mendengarkan ceramah keagamaan melalui radio atau menonton tayangan televisi. Sementara,
MPLS konsep daring, panitia bisa membuat live meeting mengajak peserta didik untuk memberikan
ceramah keagamaan.

Table 4.2 Instrumen Penilaian Tata krama terhadap Kedua Orang Tua
Sikap
Membantu Sikap dan nada
HATI/TGL menghormati/me Meminta maaf Keterangan
pekerjaan bicara lembut
nghargai

1 2 3 4 5
Kolom
1, 2: ditulis bentuk
sikap & bentuk
bantuannya
3,4: Ditulis Iya
atau Tidak

Table 4.3 Instrumen penilaian Tata Krama terhadap Guru


KADANG- TIDAK
NO SIKAP SELALU SERING KET
KADANG PERNAH

1 Mendahului memberi salam

27
2 Tidak banyak bicara di depan guru
3 Tersenyum ketika berbicara sama guru Beri
tanda
4 Tidak menanyakan suatu masalah di
centang
tengah perjalanan
(√) pada
5 Tidak banyak bertanya ketika guru kolom
sedang lelah yang
sesuai
6 Mendengarkan yang disampaikan guru
7 Mengangkat tangan (terlebih dahulu)
untuk bertanya jika belum faham

Table 4.4 Instrumen penilaian tata krama Dalam berbicara


KADANG- TIDAK
NO SIKAP SELALU SERING KET
KADANG PERNAH

1 Berkata baik atau diam Beri


tanda
2 Bicara yang penting-penting saja
centan
3 Tidak membiacarakan setiap yang g (√)
didengar pada
kolom
4 Tidak bicara hal-hal kotor
yang
5 Tidak memancing perdebatan, walau sesuai
kita benar
6 Tidak berdusta untuk membuat orang
tertawa

Table 4.5 Instrumen Penilaian Tata Krama dalam Berpakaian


KADANG- TIDAK
NO SELALU SERING KET
KADANG PERNAH

1 Menutup aurat Beri


tanda
2 Pantas sesuai kapasitasnya
centang
sebagai pelajar
(v) pada
3 Bersih, rapi kolom
yang
4 Warna, corak disesuaikan dengan sesuai
seragam sekolah setempat
5 Tidak bermake up

B. Kegiatan Sosial
Pengertian penilaian keterampilan sikap sosial adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui perkembangan sikap sosial peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan
berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan

28
dan keberadaannya. Penilaian sikap sosial ini dilakukan oleh peserta didik melalui penilaian diri
dan orang tua melalui observasi.
1. Sikap jujur yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan tindakan dan
pekerjaan
Komponen Penilaian Kejujuran meliputi :
a. Tidak berbohong
b. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian atau ulangan
c. Tidak menjadi plagiat
d. Mengungkapkan perasaan apa adanya
e. Menyerahkan barang temuan pada pihak yang berwenang
f. Membuat laporan berdasarkan data atau informasi yang ada
g. Mengakui kesalahan yang telah diperbuat
Table 4.6 Instrumemn Penilaian Sikap Kejujuran
Kriteria skor Indikator
Selalu berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada
Sangat Baik (SB) 4
guru, temen dan kepada siapapun
Sering berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada
Baik (B) 3
guru, temen dan kepada siapapun
kadang berkata jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada
Cukup (C) 2
guru, temendan kepada siapapun
Tidak pernah berkata jujur dalam bersikap dan bertutur kata
Kurang (K) 1
kepada guru, temen dan kepada siapapun

Nama peserta didik :........


Kelas :..... ...
Tanggal pengamatan :.........
Materi pokok :.........
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Selalu berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru,
temen dan kepada siapapun
2 Sering berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru,
temen dan kepada siapapun
3 Kadang berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru,
temen dan kepada siapapun
4 Tidak pernah berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada
guru, temen dan kepada siapapun

2. Sikap disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib, dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan
Komponen Penilaian Disiplin Meliputi :

29
a. Hadir tepat waktu saat kegiatan MPLS atau pembelajaran
b. Patuh pada tata tertib atau aturan bersama atau satuan pendidikan
c. Mengerjakan atau mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan
d. mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar
Table 4.7 Instrumemn Penilaian Sikap Disiplin
Kriteria skor Indikator
Sanagat Baik (SB) 4 Selalu datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin
mengikuti proses pembelajaran
Baik (B) 3 Sering datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin
mengikuti proses pembelajaran
Cukup (C) 2 Kadang datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan
displin mengikuti proses pembelajaran
Kurang (K) 1 Tidak pernah datang tepat waktu, taat pada tata tertib
dan displin mengikuti proses pembelajaran

Nama peserta didik :.........


Kelas :..... ...
Tanggal pengamatan :.........
Materi pokok :.........

N Skor
Aspek Pengamatan
o 1 2 3 4
1 Selalu hadirtepat waktu, taat pada tata tertib dan displin
dalam mengikuti proses pembelajaran/kegiatan MPLS
2 Sering hadir tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin
dalam mengikuti proses pembelajaran/Kegiatan MPLS
3 Kadang hadir tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin
dalam mengikuti proses pembelajaran
4 Tidak pernah datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan
displindalam mengikuti proses pembelajaran/Kegiatan
MPLS

3. Sikap tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam sosial & budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha
Esa
Komponen Penilaian Tanggung Jawab meliputi :
a. Melaksanakan tugas individu dengan baik
b. Menerima risiko dari tindakan yang dilakukan
c. Tidak menyalahkan atau menuduh orang lain tanpa bukti akurat

30
d. Mengembalikan barang pinjaman
e. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
f. Menepati janji
g. Tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri.
h. Melaksanakan apa yang pernah dikatakantanpa disuruh atau diminta
Table 4.8 Instrumemn Penilaian Sikap Tanggung Jawab
Kriteria Skor Indikator
Sangat Baik 4 Selalu melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima
(SB) resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila
melakukan kesalahan
Baik (B) 3 Sering melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani
menerima resiko atas tindakan yang dilakukan, minta maaf
bila melakukan kesalahan
Cukup (C) 2 Kadang melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani
menerima resiko atas tindakan yang dilakukan, minta maaf
bila melakukan kesalahan
Kurang (K) 1 Tidak pernah melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani
menerima resiko atas tindakan yang dilakukan, minta maaf
bila melakukan kesalahan

Nama peserta didik :.........


Kelas :..... ...
Tanggal pengamatan :.........
Materi pokok :.........
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Selalu melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima
resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila
melakukan kesalahan
2 Sering melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima
resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila
melakukan kesalahan
3 Kadang melaksanakan tugas dengan baik, berani
menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf
bila melakukan kesalahan
4 Tidak pernah melaksanakan tugas dengan baik, berani
menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf
bila melakukan kesalahan

4. Sikap toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai latar belakang,
pandangan, dan keyakinan.

31
Komponen Penilaian Toleransi meliputi :
a. Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
b. Menerima kesepakatan meskipun ada perbedaan pendapat
c. Dapat menerima kekurangan orang lain
d. Dapat memaafkan kesalahan orang lain
e. Mampu dan mau bekerja sama dengan siapapun yang memiliki keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan
f. Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain.
g. Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang
lain agar dapat memahami orang lain lebih baik.
h. Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru
Table 4.9 Instrumemn Penilaian Sikap Toleransi
Kriteria Skor Indikator
Sangat Baik 4 Selalu Menghormati pendapat teman, suku, agama, ras, budaya,
(SB) menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
Baik (B) 3 Sering Menghormati pendapat temen suku, agama, ras, budaya,
menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
Cukup (C) 2 Kadang Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras,
budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang
lain
Kurang (K) 1 Tidak pernah Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras,
budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang
lain

Nama peserta didik :.........


Kelas :..... ...
Tanggal pengamatan :.........
Materi pokok :.........
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Selalu Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras,
budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan
orang lain
2 Sering Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras,
budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan
orang lain
3 Kadang Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras,
budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan
orang lain

32
4 Tidak pernah Menghormati pendapat temen, suku, agama,
ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan
orang lain

5. Sikap gotong royong, yaitu bekerja bersama sama dengan oranglain untuk
mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara
ikhlas
Komponen Penilaian gotong royong meliputi :
a. Terlibat aktif dalam kerja bakti membersihkan kelas atau satuan pendidikan
b. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
c. Bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan
d. Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan
e. Aktif dalam kerja kelompok
f. Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
g. Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat atau pikiran antara diri sendiri
dengan orang lain
h. Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama
Table 4.10 Instrumen Penilaian Sikap Gotong Royong
Kriteria Skor Indikator
Sangat Baik (SB) 4 Selalu aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela
berbagi, dan rela berkorban.
Baik (B) 3 Sering aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka
menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
Cukup (C) 2 Kadang aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka
menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
Kurang (K) 1 Tidak pernah aktif dalam kerja kelompok, suka menolong,
suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.

Nama peserta didik :.........


Kelas :..... ...
Tanggal pengamatan :.........
Materi pokok :.........
skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Selalu aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela
berbagi, dan rela berkorban.
2 Sering aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong,
rela berbagi, dan rela berkorban.
3 Kadang aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong,
rela berbagi, dan rela berkorban.

33
4 Tidak pernah aktif dalam bekerja kelompok, suka
menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
6. Sikap sopan santun, yaitu sikap baik dalam pergaulan, berbahasa dan tingkah
laku
Komponen Penilaian Sopan Santun meliputi :
a. Menghormati orang yang lebih tua
b. Tidak berkata kotor, kasar, dan takabur
c. Tidak meludah di sembarang tempat
d. Tidak menyela atau memotong pembicaraan pada waktu yang tidak tepat
e. Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
f. Memberi salam, senyum, dan sapa (3S)
g. Meminta izin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang
milik orang lain
h. Memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan
dengan baik
Table 4.11 Instrumemn Penilaian Sikap Sopan Santun
Kriteria Skor Indikator
Sangat Baik (SB) 4 Selalu menghormati orang yang lebih tua, menggunakan
bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur,
bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang
lain
Baik (B) 3 Sering menghormati orang yang lebih tua, menggunakan
bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur,
bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang
lain
Cukup (C) 2 Kadang menghormati orang yang lebih tua, menggunakan
bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur,
bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang
lain
Kurang (K) 1 Tidak pernah menghormati orang yang lebih tua,
menggunakan bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar
dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu
dengan orang lain

Nama peserta didik :.........


Kelas :..... ...
Tanggal pengamatan :.........
Materi pokok :.........

N skor
Aspek Pengamatan
o 1 2 3 4
1 Selalu menghormati orang yang lebih tua, menggunakan

34
bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur,
bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan
orang lain
2 Sering menghormati orang yang lebih tua, menggunakan
bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur,
bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan
orang lain
3 Kadang menghormati orang yang lebih tua, menggunakan
bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur,
bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan
orang lain
4 Tidak pernah menghormati orang yang lebih tua,
menggunakan bahasa yang santun, tidak berkata kotor,
kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila
bertemu dengan orang lain

7. Sikap percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuandiri sendiri untuk
melakukan tindakan atau kegiatan
Komponen Penilaian Percaya Diri meliputi :

a. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu


b. Mampu membuat keputusan dengan cepat
c. Tidak mudah putus asa
d. Tidak canggung dalam bertindak
e. Berani presentasi didepan kelas
f. Berani berpendapat, bertanya atau menjawab pertanyaan
Table 4.12 Instrumen Penilaian Sikap Percaya Diri
Kriteria Skor Indikator
Sangat Baik (SB) 4 Selalu berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan, mampu membuat keputusan dengan cepat,
dan tidak mudah putus asa atau pantang menyerah.
Baik (B) 3 Sering berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan, mampu membuat keputusan dengan cepat,
dan tidak mudah putus asa atau pantang menyerah.
Cukup (C) 2 Kadang berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan, mampu membuat keputusan dengan cepat,
dan tidak mudah putus asa atau pantang menyerah.
Kurang (K) 1 Tidak pernah berani berpendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan, mampu membuat keputusan,
dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau pantang
menyerah.

Nama peserta didik :.........


Kelas :..... ...

35
Tanggal pengamatan :.........
Materi pokok :.........
skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Selalu berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan, mampu membuat keputusan, dengan cepat, dan
tidak mudah putus asa atau pantang menyerah.
2 Sering berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan, mampu membuat keputusan, dengan cepat, dan
tidak mudah putus asa atau pantang menyerah.
3 Kadang berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan, mampu membuat keputusan, dengan cepat, dan
tidak mudah putus asa atau pantang menyerah.
4 Tidak pernah berani berpendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan, mampu membuat keputusan,
dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau pantang
menyerah.

Petunjuk penyekoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33

Menggunakan media :
1. Daring
2. Luring : WA, kirim lewat kurir

36
C. Pengenalan Lingkungan sekolah (Contoh SMA N 3 Malang)
SMA Negeri 3 Malang, yang beralamat di Jalan Sultan Agung Utara Nomor 7 Kota
Malang, lahir pada tanggal 8 Agustus 1952 berdasarkan Surat Keputusan Menteri PP dan K
Nomor 3418/B tertanggal 8 Agustus 1953. Pada saat itu bernama SMA B II Negeri Malang.
Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Malang atau dikenal dengan Bhawikarsu merupakan
sekolah unggulan yang memiliki tujuan untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang
bermutu/berkualitas sesuai dengan visi dan misi sekolah. Profil siswa SMA Negeri 3
Malang diharapkan dapat menjadi siwa yang memiliki sumber daya yang berakhlak mulia,
berbudi pekerti luhur dan memiliki wawasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(IPTEKS) yang dapat dibanggakan.
SMA Negeri 3 Malang juga merupakan sekolah yang dideklarasikan mendapat
predikat sebagai juara 1 Sekolah Ramah Anak di provinsi Jawa Timur. Sekolah Ramah
anak diharapkan mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak hak anak dan perlindungan
anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainya serta mendukung partisipasi
anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan terkait
pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan.

VISI
SMAN 3 Malang
Visi SMA Negeri 3 Malang adalah menjadi sekolah unggul yang memiliki civitas
akademika yang beriman, bertaqwa, berakhlaqul karimah, dan berprestasi serta berperan
aktif dalam era global, dan peduli pada lingkungan.

MISI
SMAN 3 Malang
Misi SMA Negeri 3 Malang adalah:
1. Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama;
2. Membudayakan iklim sekolah yang religius dan bermartabat;
3. Menumbuhkembangkan prestasi dan kreativitas warga sekolah yang unggul dan
mampu bersaing baik di tingkat regional, nasional maupun internasional;
4. Menyediakan sarana dan prasarana yang berstandar nasional pendidikan serta
menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran
dan pengelolaan sekolah;
5. Menerapkan managemen partisipatif-profesional sebagai bagian dari managemen
mutu dengan penguasaan bahasa asing khususnya bahasa inggris;
6. Menumbuhkembangkan budaya literasi untuk menjawab tantangan global;
7. Membudayakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, rapi, bersih dan sehat;
8. Melestarikan lingkungan dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

37
MOTTO
SMAN 3 Malang
Pada awalnya motto asli SMA Negeri 3 Malang berbunyi: “bertaqwa-belajar-bekerja-
berjuang”, dan merupakan hasil karya peserta didik SMA Negeri 3 Malang pada bulan Juli
1967. Kemudian motto tersebut digubah oleh Bapak Rahardjo (pengajar Bahasa Indonesia)
ke dalam bahasa Sansekerta menjadi: “Bhatya-widagdha-karya-sudhira”. Resmi ditetapkan
pada HUT ke-17 SMA Negeri 3 Malang, yang jika diuraikan adalah:
Bhaktya : berbakti, bertakwa
: berilmu pengetahuan, belajar,
Widagdha
berguna
Karya : bekerja
Sudhira : berani, berjuang, berteguh hati.

Pengubahan ke dalam bahasa Sansekerta bertujuan agar motto memiliki nilai puitis dan
estetis serta emosional artistic. Motto tersebut kemudian popular dengan singkatan
Bhawikarsu.
MARS SMAN 3 MALANG ★★★

Quote:
cipt: Widya Cahyono Sasmoko Adi (Alm.)

Kami Putra-Putri SMA Neg'ri Tiga Malang


Taat 'kan peraturan, tegakkan persatuan
Biar badai t'rus menghantam, ku tak pernah kenal m'nyerah
Itulah jiwa pelajar yang setia

Bhaktya ... Widhagda Karya Sudhira


S'bagai dasar hidup bahagia
Ku tak pernah lengah akan tugas s'bagai pelajar
Menjunjung tinggi peradaban bangsa

Dengan tekad yang bulat pelajar siap siaga


Membela kebenaran, membenci kejahatan
Itulah jiwa yang terpendam di dalam kalbuku
Berkat didikan yang agung dan mulya

Damai ... sejahtera tujuanku


Untuk mencapai hidup yang baru

38
Ku 'kan tuntut ilmu untuk kepentingan negara
Tuhan 'kan membimbing para umat-Nya

INSTRUMEN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (LURING)


Aspek Yang Dinilai:
✔ Alasan memilih sekolah
✔ Pengenalan lingkungan sekolah
✔ Prestasi sekolah
Petunjuk pengisian angket :
1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu
identitas Anda.
2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (V)
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai
anda.
4. Pedoman nilai:
1 = Tidak Setuju
2 = Cukup Setuju
3 = Setuju
4 = Sangat Setuju
Identitas Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kelas :
Tanggal pelaksanaan :

Table 4.13 Instrumen Pengenalan Lingkungan Sekolah


No. Aspek Yang Dinilai 1 2 3 4
Memilih SMA Negeri 3 Malang
1. Saya memilih SMA N 3 Malang karena dekat dengan
rumah saya
2. Saya memilih SMA N 3 Malang karena sekolah favorit
3. Saya memilih SMA N 3 Malang karena fasilitas
sekolah lengkap
4. Saya memilih SMA N 3 Malang karena memiliki
gedung yang aman dan nyaman
5. Saya memilih SMA N 3 Malang karena mengikuti

39
saran orang tua
6. Saya memilih SMA N 3 Malang karena mengikuti
saran teman
7. Saya memilih SMA N 3 Malang karena banyak
prestasi yang diraih sekolah
8. Saya memilih SMA N 3 Malang karena perpindahan
tugas orang tua
9. Saya memilih SMA N 3 Malang karena banyak
prestasi yang diraih oleh siswa secara akademis
maupun non akademik
10. Saya memilih SMA N 3 Malang karena program OSIS
yang menarik dan spektakurikuler
Pengenalan Lingkungan SMA N 3 Malang
11. Saya tahu, paham, dan hafal visi SMA N 3 Malang
12. Saya tahu, paham, dan hafal misi SMA N 3 Malang
13. Saya tahu tanggal lahir SMA N 3 Malang
14. Saya tahu arti motto SMA N 3 Malang
15. Saya tahu dan hafal mars SMA N 3 Malang
16. Saya tahu fasilitas yang ada di SMA N 3 Malang
17. Saya tahu letak atau lokasi setiap ruang kelas di SMA
N 3 Malang
18. Saya tahu letak lokasi laboratorium fisika, kimia,
biologi, multimedia, dan perpustakaan di SMA N 3
Malang
19. Saya tahu ruang administrasi SMA N 3 Malang
Prestasi SMA N 3 Malang
20. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi sekolah ramah
anak
21. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi sekolah
adiwiyata tingkat nasional
22. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi juara 1 SMA
Award bidang akademik
23. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi sekolah Rujukan
24. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi sekolah
percontohan SKS terbarukan

40
INSTRUMEN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (DARING)
Aspek Yang Dinilai:
✔ Alasan memilih sekolah
✔ Pengenalan lingkungan sekolah
✔ Prestasi sekolah
Petunjuk pengisian angket :
1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu
identitas Anda.
2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (X)
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai
anda.

Identitas Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kelas :
Tanggal pelaksanaan :
1. Saya memilih SMA N 3 Malang karena dekat dengan rumah saya
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
2. Saya memilih SMA N 3 Malang karena sekolah favorit
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
3. Saya memilih SMA N 3 Malang karena fasilitas sekolah lengkap
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
4. Saya memilih SMA N 3 Malang karena memiliki gedung yang aman dan nyaman
A. Sangat setuju

41
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
5. Saya memilih SMA N 3 Malang karena mengikuti saran orang tua
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
6. Saya memilih SMA N 3 Malang karena mengikuti saran teman
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
7. Saya memilih SMA N 3 Malang karena banyak prestasi yang diraih sekolah
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuj
8. Saya memilih SMA N 3 Malang karena perpindahan tugas orang tua
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
9. Saya memilih SMA N 3 Malang karena banyak prestasi yang diraih oleh siswa secara
akademis maupun non akademik
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
10. Saya memilih SMA N 3 Malang karena program OSIS yang menarik dan
spektakurikuler
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
11. Saya tahu, paham, dan hafal visi SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju

42
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
12. Saya tahu, paham, dan hafal misi SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
13. Saya tahu tanggal lahir SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
14. Saya tahu arti motto SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
15. Saya tahu dan hafal mars SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
16. Saya tahu fasilitas yang ada di SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
17. Saya tahu letak atau lokasi setiap ruang kelas di SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
18. Saya tahu letak lokasi laboratorium fisika, kimia, biologi, multimedia, dan
perpustakaan di SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju

43
19. Saya tahu ruang administrasi SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
20. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi sekolah ramah anak
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
21. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi sekolah adiwiyata tingkat nasional
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
22. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi juara 1 SMA Award bidang akademik
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
23. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi sekolah Rujukan
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
24. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi sekolah percontohan SKS terbarukan
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
D. Pengertian Perhatian Orang Tua
Setiap orang tua pastilah mengharapkan kehidupan yang lebih baik bagi
anak-anaknya. Untuk itulah orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan
anaknya. Orang tua dari lapisan manapun pasti menginginkan keberhasilan
anaknya dalam belajar. Salah satu peranan orang tua adalah melalui perhatian.
Dalam kaitannya dengan pengertian perhatian bahwa perhatian orang
tua merupakan pemusatan atau konsentrasi orang tua terhadap anaknya yang
menyebabkan bertambahnya aktivitas orang tua yang ditujukan kepada anak-

44
anaknya terutama dalam pemenuhan kebutuhan baik secara fisik maupun non
fisik.

INSTRUMEN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR


PESERTA DIDIK (LURING)

Mengungkap perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa


Pedoman Penilaian (Menggunakan Angket)
Tujuan: Mengetahui sejauhmana perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa
Aspek yang dinilai:

PERHATIAN ORANG TUA

✔ Dampak Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa


✔ Intensitas Pendampingan Siswa
✔ Pantauan Belajar Siswa
✔ Pemenuhan Sarana Belajar Siswa
Petunjuk pengisian angket :
1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu
identitas Anda.
2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (V) pada kolom skor
yang tersedia
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai
anda.
4. Petunjuk Pengisian Kolom Skor sebagai berikut:
Sangat baik : 4
Baik :3
Cukup baik :2
Kurang baik :1

Identitas Pribadi

Nama :

Jenis Kelamin :

Agama :

Kelas :

Tanggal pelaksanaan :

45
Item Pernyataan

Table 4.14 Instrumen Perhatian orang Tua


N Pernyataan 1 2 3 4
o.
1 Orang tua selalu mengingatkan untuk selalu
. berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebelum belajar.
2 Orangtua membuatkan ruang/tempat untuk
. belajar.
3 Fasilitas belajar saya seperti buku dan
. peralatan sekolah lainnya selalu dipenuhi
orang tua.
4 Orang tua menyuruh saya untuk tidur siang.
.
5 Setiap hari, orang tua mengingatkan saya jika
. sudah waktunya belajar.
6 Orang tua menanyakan apakah ada tugas/PR
. yang diberikan oleh bapak/ibu guru.

7 Orang tua saya memberikan pujian ketika saya


. mendapatkan prestasi belajar yang
baik.
8 Orang tua menanyakan pelajaran yang saya
. peroleh di sekolah.
9 Orang tua tidak keberatan membelikan buku-
. buku materi pelajaran
1 Orang tua memberikan semangat untuk terus
0. giat belajar.
1 Orang tua memberikan tanggapan saat saya
1. berbicara tentang pelajaran di sekolah.
1 Orang tua saya menjanjikan hadiah ketika
2. saya mendapatkan prestasi belajar yang
baik.
1 Orang tua saya bangga ketika saya menjadi
3. juara kelas.
1 Saya tidak mendapatkan pujian dari orang
4. tua ketika nilai rapor saya baik.
1 Orang tua saya menegur saya bila tidak
5. mematuhi jadwal belajar.
1 Orang tua saya mengurangi jadwal
6. bermain saya jika nilai rapor turun.
1 Orang tua saya mematikan televisi dan
7. radio ketika saya sedang belajar.

1 Orang tua saya menjelaskan cara-cara


8. belajar yang efektif.
1 Orang tua saya mengajarkan saya untuk
9. disiplin dalam belajar.

44
2 Orang tua saya sering mencontohkan
0. bahwa orang-orang yang sukses sekarang
ini berawal dari tekun belajar.
2 Orang tua saya disiplin dalam menetapkan
1. jadwal belajar saya.
2 Pada saat saya sedang belajar, tidak ada
2. keributan atau pertengkaran yang terjadi di
rumah.
2 Orang tua saya mendampingi saya ketika
3. belajar.
2 Orang tua saya memasukkan saya ke lembaga
4. bimbingan belajar agar tidak
mengalami kesulitan dalam belajar.
2 Orang tua melakukan konsultasi dengan
5. guru mengenai masalah belajar saya.
2 Orang tua memberikan semangat ketika
6. saya menghadapi masalah dalam belajar
2 Orangtua menekankan kejujuran dalam
7. mengerjakan soal.
2 Orang tua mengingatkan saya untuk
8. menghargai pendapat teman saat belajar
bersama.
2 Saya selalu dinasehati orang tua untuk selalu
9. belajar dan menuntut ilmu hingga liang
lahat/meninggal dunia.
3 Saat belajar sampai larut malam, orang tua
0. mendampingi saya.

45
INSTRUMEN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK (DARING)

Mengungkap perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa

Pedoman Penilaian (Menggunakan Angket)

Tujuan: Mengetahui sejauhmana perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa

Aspek yang dinilai:

PERHATIAN ORANG TUA

✔ Dampak Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa


✔ Intensitas Pendampingan Siswa
✔ Pantauan Belajar Siswa
✔ Pemenuhan Sarana Belajar Siswa
Petunjuk pengisian angket :

1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu
identitas Anda.

2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (V) pada kolom skor
yang tersedia

3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai
anda.

4. Petunjuk Pengisian Kolom Skor sebagai berikut:

Sangat baik :4

Baik :3

Cukup baik :2

Kurang baik :1

Identitas Pribadi

Nama :

Jenis Kelamin :

Agama :

Kelas :

Tanggal pelaksanaan :

46
Item Pernyataan

Angket Perhatian Orang Tua


1. Orang tua selalu mengingatkan untuk selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebelum belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
2. Orang tua membuatkan ruang/tempat untuk belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik

3. Fasilitas belajar saya seperti buku dan peralatan sekolah lainnya selalu dipenuhi orang
tua.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
4. Orang tua menyuruh saya untuk tidur siang.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
5. Setiap hari, orang tua mengingatkan saya jika sudah waktunya belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
6. Orang tua menanyakan apakah ada tugas/PR yang diberikan oleh bapak/ibu guru.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
7. Orang tua saya memberikan pujian ketika saya mendapatkan prestasi belajar yang

47
baik.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
8. Orang tua menanyakan pelajaran yang saya peroleh di sekolah.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
9. Orang tua tidak keberatan membelikan buku- buku materi pelajaran
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik

10. Orang tua memberikan semangat untuk terus giat belajar.


A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
11. Orang tua memberikan tanggapan saat saya berbicara tentang pelajaran di sekolah.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
12. Orang tua saya menjanjikan hadiah ketika saya mendapatkan prestasi belajar yang
baik.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
13. Orang tua saya bangga ketika saya menjadi juara kelas.
A. Sangat baik
B. Baik

48
C. Cukup baik
D. Kurang baik
14. Saya tidak mendapatkan pujian dari orang tua ketika nilai rapor saya baik.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
15. Orang tua saya menegur saya bila tidakmematuhi jadwal belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik

16. Orang tua saya mengurangi jadwal bermain saya jika nilai rapor turun.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
17. Orang tua saya mematikan televisi dan radio ketika saya sedang belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
18. Orang tua saya menjelaskan cara-cara belajar yang efektif.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
19. Orang tua saya mengajarkan saya untuk disiplin dalam belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
20. Orang tua saya sering mencontohkan bahwa orang-orang yang sukses sekarang ini
berawal dari tekun belajar.

49
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
21. Orang tua saya disiplin dalam menetapkan jadwal belajar saya.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
22. Pada saat saya sedang belajar, tidak ada keributan atau pertengkaran yang terjadi di
rumah.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
23. Orang tua saya mendampingi saya ketika belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
24. Orang tua saya memasukkan saya ke lembaga bimbingan belajar agar tidak mengalami
kesulitan dalam belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
25. Orang tua melakukan konsultasi dengan guru mengenai masalah belajar saya.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
26. Orang tua memberikan semangat ketika saya menghadapi masalah dalam belajar
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik

50
27. Orang tua menekankan kejujuran dalam mengerjakan soal.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
28. Orang tua mengingatkan saya untuk menghargai pendapat teman saat belajar bersama.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
29. Saya selalu dinasehati orang tua untuk selalu belajar dan menuntut ilmu hingga liang
lahat/meninggal dunia.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
30. Saat belajar sampai larut malam, orang tua mendampingi saya.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik

E. Prestasi, Minat dan Bakat

INSTRUMEN PRESTASI, BAKAT DAN MINAT PESERTA DIDIK (LURING)

Mengungkap Bakat, Minat dan Prestasi Peserta Didik


Pedoman Need Assesment (Menggunakan Angket)
Tujuan: Mengetahui apakah yang menjadi bakat, minat, dan perhatian siswa

Aspek yang dinilai:


BAKAT
✔ Hasil Belajar peserta didik
✔ Kebiasaan peserta didik di sekolah

51
✔ Tingkat kreativitas siswa
✔ Kreasi apa yang dibuat
MINAT
✔ Ekstrakurikuler apa yang di ikuti
✔ Apa yang menjadi Cita-cita peserta didik
✔ Apa yang menjadi kegemaran peserta didik

Petunjuk pengisian angket :


1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu
identitas Anda.
2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (V) pada kolom skor
yang tersedia
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai
anda.
4. Petunjuk Pengisian Kolom Skor sebagai berikut:
Sangat baik : 4
Baik :3
Cukup baik :2
Kurang baik :1
Identitas Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kelas :
Tanggal pelaksanaan :
Item Pertanyaan

Table 4.15 Instrumen Prestasi, Minat dan Bakat


Skor
No. Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
1. Hasil belajar saya selama ini sangat baik
2. Orang-orang terdekat saya selalu mendukung dalam
meningkatkan hasil belajar
3. Saya selalu mendapatkan nilai terbaik dalam setiap
mata pelajaran
4. Saya sering mengerjakan kegiatan non akademik di
sekolah
5. Saya selalu senang dalam menjalani aktifitas di
sekolah

52
6. Saya sering berkunjung ke fasilitas kegiatan non
akademik saat di sekolah
7. Saya bergabung ke dalam komunitas untuk
meningkatkan kreativitas
8. Saya sering berkreativitas dengan komunitas yang saya
ikuti
9. Saya sering berkreasi
10. Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
11. Saya sangat senang dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler
12. Saya sudah mulai mengarahkan diri untuk meraih cita-
cita
13. Apa yang menjadi kegemaran siswa di sekolah
14. Mata pelajaran apa yang disukai siswa
15. Nilai yang saya dapatkan dalam mata pelajaran
tersebut tinggi
16. Saya merasa senang dalam mengikuti pelajaran
tersebut
17. Saat ada waktu luang di rumah, saya berusaha
meluangkan waktu semaksimal mungkin untuk belajar
atau membaca buku atau artikel secara mandiri
18. Dalam belajar saya ingin mencapai prestasi yang tinggi
19. Saya belajar ketika akan ulangan saja
20. Apabila ada yang kurang saya fahami saya akan
berusaha bertanya kepada guru atau narasumber lain
yang lebih faham
21. Saya selalu semangat untuk mengikuti mata pelajaran
di sekolah
22. Saya berusaha keras mengerjakan tugas/latihan/ujian
sesulit apapun dengan kemampuan diri sendiri

ANGKET BAKAT, MINAT DAN PERHATIAN PESERTA DIDIK (DARING)


Mengungkap Bakat, Minat dan Prestasi Peserta Didik
Pedoman Need Assesment (Menggunakan Angket)
Tujuan: Mengetahui apakah yang menjadi bakat, minat, dan perhatian Peserta Didik

Aspek yang dinilai:


BAKAT
✔ Hasil Belajar Peserta Didik
✔ Kebiasaan siswa di sekolah
✔ Tingkat kreativitas siswa
✔ Kreasi apa yang dibuat
MINAT
✔ Ekstrakurikuler apa yang di ikuti
✔ Apa yang menjadi Cita-cita siswa
✔ Apa yang menjadi kegemaran siswa

53
Petunjuk pengisian angket :
1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu
identitas Anda.
2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (X)
3. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (X) pada pertanyaan
yang mengandung alternatif - alternatif pilihan dan tulislah jawaban pada titik yang
tersedia.
4. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai
anda.

Identitas Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kelas :
Tanggal pelaksanaan :

1. Bagaimana prestasi siswa selama di sekolah?


a. Rendah
b. Cukup
c. Baik
d. Sangat Baik
e. .............
2. Siapa yang berperan dalam peningkatan hasil belajar siswa?
a. Diri sendiri
b. Teman
c. Orang tua
d. Guru
e. .............

3. Mata pelajaran apa yang mendapatkan nilai terbanyak?


a. Matematika
b. IPA
c. IPS
d. Bahasa

54
e. .............
4. Apa yang sering dikerjakan siswa di sekolah ?
a. Ke Perpus
b. Bermain basket
c. Bermain Bola
d. Ke ruang kesenian
e. ...........................
5. Bagaimana siswa menjalani aktifitasnya di sekolah?
a. Serius dalam mengikuti pelajaran di kelas
b. Lebih menyenangi pelajaran praktik
c. Lebih menyukai belajar di luar kelas
d. Lebih senang bercanda di dalam kelas
e. ...........................
6. Dimana tempat yang paling sering dikunjungi siswa saat di sekolah?
a. Perpus
b. Musholah
c. Lapangan olah raga
d. Ruang kesenian
e. ....................
7. Bagaimana upaya siswa dalam menampilkan kreativitasnya?
a. Membuat grup musik
b. Menulis artikel/cerpen/puisi di mading
c. Membuat karya tulis remaja
d. Mengikuti kegiatan rohis di sekolah
e. ................
8. Apa yang sering dilakukan siswa dalam meningkatkan kreatifitasnya?
a. Menyanyi di acara sekolah
b. Menjadi pengurus mading
c. Membuat karya ilmiah
d. Ikut kesenian rebana
e. ................
9. Kreatifitas apa yang sering dibuat oleh siswa?
a. Membuat lagu-lagu untuk kelompok musiknya
b. Membuat karya ilmiah
c. Menulis artikel di Mading
d. Memenangkan lomba di bidang olahraga
e. ................

55
10. Seberapa sering siswa berkreasi?
a. Setiap Bulan
b. Setiap Akhir semester
c. Setiap Minggu
d. Setiap tahun
e. ................
11. Kreasi apa yang sering dibuat siswa?
a. Membuat lagu-lagu untuk kelompok musiknya
b. Membuat karya ilmiah
c. Menulis artikel di Mading
d. Memenangkan lomba di bidang olahraga
e. ................
12. Kegiatan ekstra apa yang diikuti siswa?
a. Kelompok Belajar Ilmu Eksak
b. TIK
c. Musik / Tari
d. Olahraga
e. ............
13. Bagaimana perasaan siswa saat mengikuti kegiatan tersebut?
a. Senang
b. Sedih
c. Terpaksa
d. Sangat senang
e. ...........
14. Apa yang menjadi cita-cita siswa?
a. Guru / PNS
b. Atlit
c. Polisi / TNI
d. Seniman
e. ..............
15. Apakah siswa sudah mulai mengarahkan diri untuk meraih cita-citanya?
a. Sudah sangat terarah
b. Sudah terarah
c. Masih dalam proses
d. Belum
e. .........
16. Apa yang menjadi kegemaran siswa di sekolah?

56
a. Olahraga
b. Kesenian
c. Bidang ilmu pengetahuan (penelitian)
d. Bidang kesehatan (PMR)
e. ...............
17. Mata pelajaran apa yang disukai siswa?
a. Matematika
b. IPA
c. IPS
d. Kesenian
e. ............
18. Bagaimana nilai mata pelajaran yang di sukai siswa?
a. Sangat memuaskan
b. Memuaskan
c. Cukup Memuaskan
d. Kurang memuaskan
e. ..............
19. Bagimana perasaan siswa dalam mengikuti pelajaran yang disukai siswa?
a. Sangat senang
b. Senang
c. Cukup senang
d. Kurang senang
e. ..............

BAB V
PENUTUP

Demikian penyusunan panduan pelaksanaan MPLS secara daring di tengah pandemi Covid-
19. Buku panduan ini disusun sevagai acuan/pedoman dalam penyelenggaraan masa
pengenalan orientasi peserta didik secara daring di tengah Pandemi Covid-19. Pada

57
akhirnya, dengan menerapkan MPLS daring atau pun luring di tengah Pandemi kita semua
tetap berhapar peserta didik baru dapat mengenal lingkungan sekolahnya dengan baik dan
terjalin kemitraan antara peserta didik, sekolah dan orang tua dalam hal menggali kebaikan
dan potensi diri dengan maksimal dari rumah. Hal ini dapat mendorong orang tua dan
masyarakat untuk lebih terlibat dalam pendidikan yang baik bagi anak. Anak atau peserta
didik akan tetap produktif, bahagia, semangat belajar di tengah pandemi. Semoga panduan
ini dapat digunakan dan dapat bermanfaat bagi seluruh warga sekolah SMA/SMK Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

REFERENSI
Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan nasional.

Dewantara, K. H. (1977). Karya Ki Hajar Dewantara. Yogyakarta: Majelis Luhur


Taman Siswa.
Fulan, Michael, 2003. The Moral Imperative of School Leadership. Thousand Oaks, California:
Corwin Press.

Skinner, B.F. (1976). Psikologi Pendidikan. Edisi kedua. Diterjemahkan oleh : Tri
Wibowo B.S. Jakarta : Kencana
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston:
Allyn and Bacon

Rujukan Internet
https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus

58
https://id.wikipedia.org/wiki/SARS-CoV-2
https://www.merdeka.com/dunia/mengungkap-arti-covid-19-nama-baru-virus-corona-
pengganti-ncov-2019.html
https://www.liputan6.com/bola/read/4214575/saat-pandemi-corona-covid-19-27-istilah-
populer-yang-harus-dimengerti-dari-novel-sampai-viral-load

59

Anda mungkin juga menyukai