Kumpulan Jawaban PKN Tugas Akhir
Kumpulan Jawaban PKN Tugas Akhir
artikan seabgai lima dasar yang dijadikan Dasar Negara serta Pandangan Hidup Bangsa.
Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tanpa dasar negara yang kuat dan tidak
dapat mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tanpa Pandangan
Hidup. Dengan adanya Dasar Negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing dalam
menghadapi permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar.
Pancasila Sebagai Dasar Negara tentunya memiliki fungsi yang sangat penting. Fungsi
Pancasila Adalah sebagai berikut:
Pandangan Hidup Bangsa Indonesia yaitu yang dijadikan pedoman hidup bangsa
Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam masyarakat yang
heterogen (beraneka ragam).
Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, artinya Pancasila lahir bersama
denganlahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam
sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan bangsa
lain.
Perjanjian Luhur artinya Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai dasar
negara tanggal 18 Agustus 1945 melalui sidang PPKI (Panitia Persiapan kemerdekaan
Indonesia).
Sumber dari segala sumber tertib hukum artinya; bahwa segala peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan Pancasila atau tidak
bertentangan dengan Pancasila.
Cita- cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia, yaitu masyarakat adil dan
makmur yang merata materiil dan spiritual yang berdasarkan Pancasila.
Mengingat sangat pentingnya Pancasila sebagai dasar negara, maka kita harus meneruskan
perjuangan, serta memelihara dan melestarikan, menghayati, mengamalkan pancasila dalam
kehidupan sehari-hari agar tujuan dari pancasila dapat terpenuhi.
PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA
1) Landasan Etimologis
Secara etimologis Pancasila berasal dari bahasa Sansakerta yang ditulis dalam huruf Dewa
Nagari . Makna dari Pancasila ada 2(dua). Pertama panca artinya lima dan Syila (huruf I
pendek) artinya baru sendi, Jadi Pancasyila berarti berbatu sendi yang bersendi lima. Kedua
Panca artinya lima Syiila (huruf I panjang) artinya perbuatan yang senonoh/ normatif
Pancasyiila berarti lima perbuatan yang senonoh/normatif, perilaku yang sesuai dengan
norma kesusilaan. (Saidus S. 1975)
2) Landasan historis
Secara historis Pancasila dikenal secara tertulis oleh bangsa Indonesia sejak abad ke XIV
pada zaman Majapahit yang tertulis pada 2 (dua) buku yaitu Sutasoma dan Nagara
Kertagama. Buku Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular tercantum dalam Panca Syiila
Krama yang merupakan 5 (lima) pedoman yaitu :
- Tidak boleh melakukan kekerasan
- Tidak boleh mencuri
- Tidak boleh dengki
- Tidak boleh berbohong
- Tidak bolehmabuk
Buku Negara Kertagama ditulis oleh Mpu Prapanca tercantum pada sarga 53 bait 2 (dua)
sebagai berikut : Yatnag gegwani Pancasyiila kertasangkara bhiseka karma. Selama berabad-
abad bangsa Indonesia tidak mendengar lagi kata Pancasila, baru pada tanggal 1 Juni 1945
pada rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) I, yang
berlangsung mulai 29 Mei – 1 Juni 1945 kata Pancasila digemakan kembali oleh Bung Krno
untuk memenuhi permintaan ketua BPUPKI dr. Rajiman Wedyodiningrat dasar Negara
Indonesia merdeka. Pancasila yang disampaikan Bung Karno sebagai Berikut:
- Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme,
- Internasionalisme atau Perikemanusiaan,
- Mufakat atau Demokrasi,
- Kesejahteraan Sosial, dan
- Ketuhanan yang Berkebudayaan.
Pancasila menurut Bung Karno dapat diperas menjadi TRISILA, yaitu: Sila Pertama dan
kedua menjadi Sosio Nasionalisme. Sila ke tiga dan keempat menjadi Sosio Demokrasi dan
Ketuhanan. Trisila masih bisa diperas menjadi EKASILA yaitu GOTONG ROYONG
(Wedyodiningrat, 1947)
Pancasila rumusan Bung Karnodikaji anggota panitia lainnya dan dirumuskan kembali pada
tanggal 22 Juni 1945 yang dikenal sebagai PIAGAM JAKARTA, oleh Muhammad Yamin
disebut JAKARTA CHARTER.
Sila-sila Pancasila dalam Piagam Jakarta:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syare’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Menurut dasar
2. Perikemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta ini dirumuskan dan ditanda tangani oleh 9 orang yaitu :
1. Ir. Soekarno (Bung Karno)
2. Drs. Mohamad Hatta (Bung Hatta)
3. Mr. A.A Maramis
4. Abikoesno tjokrosoejoso
5. Abdoel Kahar Moezakir
6. H. Agoes Salim
7. Mr. Achmad Soebarjo
8. Wachid Hasyim
9. Mr. Mohamad Yamin. (Ismaun, 1978; Kansil, 1968)
Pada waktu diundangkan UUD’45 tanggal 18 Agustus 1945 rumusan Pancasila Berbeda
dengan yang tercantum pada Piagam Jakarta. Rumusan tersebut menjadi berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Perumus Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD’45 menurut Prof. Dr. Sri
Soemantri S.H. LLM. Dalam ceramahnya pada Pelatihan Nasional Dosen Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian Pendidikan Pancasila di Yogyakarta (2002) adalah :
1. Drs. Mohammad Hatta
2. Abikoesno Tjokrosoejoso
3. Kasman Singomedjo
4. Wahid Hasjim
5. Mr. Mochamad Hasan
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, pada bulan Desember 1949 NKRI menjadi
Republik Indonesia Serikat (RIS), sebagai hasil dari persetujuan pemerintah Republik
Indonesia dengan Kerajaan Belanda yang dikenal dengan Konperensi Meja Bundar (KMB),
RIS terdiri atas 16 negara bagian. Usia RIS berakhir pada bulan Mei 1950 NKRI terbentuk
kembali.
Mulai tahun 1950 sampai tahun 1959 Indonesia menggunakan Undang-Undang dasar
Sementara Th. 1950 (UUDS ’50) dimana sifat pemerintahannya Parlementer dan menganut
demokrasi Liberal.
Perubahan pemerintahan maupun bentuk Negara. Sifat Konsistensi mempertahankan
Pancasila sebagai Dasar Negara. Sifat kesadaran dari bangsa Indonesia akan pentingya
Pancasila sebagai norma dasar/fundamental norm/grund norm bagi kokohnya NKRI.
3) Landasan Yuridis
Secara yudridis butir-butir Pancasila tercantum pada pembukaan UUD’45 alinea ke IV, yang
diejawantahkan dalam pasal-pasal UUD’45. Dalam TAP MPR RI No. XVIII/MPR/’98
dikukuhkan Pancasila sebagai dasar Negara harus konsisten dalam kehidupan bernegara.
Dalam TAP MPR RI No. IV/MPR/’99 diamanatkan agar visi bangsa Indonesia tetap
berlandaskan pada Pancasila.
4) Landasan Kultural
Pancasila yang bersumber dari nilai agama dan nilai budaya bangsa Indonesia tercermin dari
keyakinan akan Kemahakuasaan Tuhan YME dan kehidupan budaya berbagai suku bangsa
Indonesia yang saat kini masih terpelihara, seperti : Tiap upacara selalu memohon
perlindungan Tuhan YME, gotong royong , asas Musyawarah mufakat. Pada masyarakat
Padang dalam perilaku kehidupan bermasyarakat erat terkait dengan nilai agama yang
tercermin pada konsep: “ Adat basandi syara dan syara basandi kitabbullah.” Yang berarti
hokum adat bersendikan syara dan syara bersendikan Al-Quran.
Pada masyarakat Sunda kegiatan kehidupan sudah seyogyanya berpedoman pada tiga aspek
yang tidak terpisahkan yaitu:
Elmu tungtut, dunya siar, ibadah tetep lakonan (carilah ilmu, carilah rizki/ harta dan tetaplah
beribadah pada Tuhan YME). Dalam azas musyawarah mufakat/ demokrasi terungkap pada
nilai tetap dikemukan dengan cara yang santun tanpa orang kehilangan kehormatan dirinya
(Win-win solution). Hal ini tercermin dari prinsip sebagai berikut.
Hade ku omong goring ku omong (baik atau buruk katakanlah). Namun harus Caina herang
laukna beunang (airnya bersih ikannya tertangkap/win-win solution) 3
3 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/464/jbptunikompp-gdl-dewitriwah-23165-3-(pertemu-
l.pdf
B. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA
1. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Edios yang berarti cita-cita dan Logos yang berarti
pengatahuan atau ilmu dan paham. Dalam pengertian sempit atau sederhana, ideologi
diartikan sebagai gagasan yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang mau
menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dan bertindak. Sedangkan
ideologi dalam arti luas digunakan untuk segala cita-cita, nilai-nilai dasar, dan keyakinan-
keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman yang normatif.
Ideologi menurut W. White adalah:
“soal cita-cita politik atau doktrin atau ajaran suatu lapisan masyarakat atau sekelompok
manusia yang dapat dibeda-bedakan”.
2) Kontra Ideologi
Yaitu melegitimasikan penyimpangan yang ada dalam masyarakat sebagai yang sesuai dan
dianggap baik. Tipe ideology ini selalu bersikap berseberangan dengan ideology yang mapan.
3) Ideologi Reformis
merupakan tipe ideologi yang berkehendak merubah keaadaan. Ideologi ini menginginkan
perubahan yang perlahan dan bertahap.
4) Ideologi Revolusioner
Yaitu ideology yang bertujuan mengubah seluruh sistem nilai masyarakat itu atau secara
dramatis.
Menurut bahan penataran (BP-7 Pusat, 1993) ideologi diartikan sebagai ajaran. Dokrin, teori
atau ilmu yang diyakini kebenarannya, yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk
pelaksanaanya dalam menanggapi dan masalah yang dihadapi dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bemegara. Sedangkan menurut. Gunawan Setiardja ideologi dapat dirumuskan
sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas, yang dijadikan pedoman
dan cita-cita hidup.
Dewasa ini ideologi telah menjadi suatu pengertian yang kompleks. Perkembangan akhir-
akhir ini menunjukkan terjadinya perbedaan yang makin jelas antara ideologi, filsafat, ilmu
dan teologi. Dalam perkembangan itu ideologi mempunyai arti berbeda:
1. Ideologi diartikan sebagai pengetahuan yang mengandung pemikiran besar, cita-cita besar,
mengenai sejarah, manusia, masyarakat, dan Negara.
2. Ideologi diartikan sebagai pemikiran yang tidak memperhatikan kebenaran internal dan
kenyataan empiris, ditujukan dan tumbuh berdasarkan kepentingan tertentu,
3. Ideologi dipandang sebagai belief system, sedangkan ilmu, filsafat maupun teologi
merupakan pemikiran yang bersifat refleksif, kritis, dan sistematik, dimana pertimbangan
utamanya adalah kebenaran pemikiran.
2.3 Persatuan Indonesia
Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa Negara adalah perwujudan sifat
kodrat manusia sebagai mahluk monodualisme, yaitu mahluk individu juga mahluk social.
Negara adalah tempat berkumpulnya elemen-elemen yang berupa suku, ras, etnis, klan,
kelompok maupun golongan yang didlamnya saling mengisi. Meskipun begitu bangsa
Indonesia tetap bersatu walaupun terdapat banyak kebudayaan yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Bangsa Indonesia hadir untuk
Mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke.
Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan yang sempit,namun harus
menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara
Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri
dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk
dipertentangkan tetapi justru dijadikan dasar persatuan Indonesia.
2.4 Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat dalam Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain,
dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas
dasar tujuan dan kepentingan bersama. Nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam sila ini
adalah;
1. Adanya kebebasan yang disertai tanggung jawab baik terhadap masyarakat maupun moral
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menjunjung harkat dan martabat kemanusiaan.
3. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama.
4. Mengakui perbedaan individu, kelompok, ras, maupun golongan.
5. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu.
6. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab.
7. Menjunjung tinggi asas musyawarah.
Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa
Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu
mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam pergolakan untuk
menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang
menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan
membebaskan diri dari belenggu pemikiran dan aliran yang sempit dan hanya mementingkan
dirinya sendiri.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk lebih jelas mengenai hal yang dimaksud marilah sama-sama kita simak
pada bab selanjutnya mengenai Pancasila Sebagai Ideologi Nasional.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sbb :
1. Pengertian ideologi
2. Makna ideologi bagi suatu negara
3. Pengertian macam macam ideologi ( terbuka, tertutup, Komperenhensif,
Partikular)
4. Peranan ideologi bagi suatu Negara.
5. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia yang memiliki ciri
terbuka, Komperenhensif, Reformatif dan Dinamis.
6. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Liberalisme dan Ideologi
Komunisme.
C.TUJUAN
Tujuan Penulisan makalah ini adalah :
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IDEOLOGI
Secara etimologi istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti Ilmu dan kata idea
berasal dari bahasa yunani eidos yang artinya bentuk. Di samping itu ada kata idein
yang artinya melihat. Maka secara harfiah, ideologi adalah ilmu atau pengertian-
pengertian dasar.
Dalam pengertian sehari-hari, ide disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita
yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga
cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham.
Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat
merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas dasar landasan, asas atau
dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian
tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan-gagasan dan cita-cita.
Apabila ditelusuri secara historis istilah ideologi pertama kali dipakai dan
dikemukakan oleh seorang perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1976. Seperti
halnya Leibniz, de Tracy mempunyai cita-cita untuk membanggun suatu sistem
pengetahuan. Apabila Leibniz menyebutkan impiannya sebagai one great system of
trunth dimana tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, mak De
Tracy menyebutkan ideologie yaitu scieence of ideas, suatu program yang
diharapkan dapat membawa perobahan Internasional dalam masyarakat perancis.
Namun Napoleon mencemoohkannya sebagai khayalan belaka, yang tidak
mempunyai arti praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan
menemukan kenyataan.
4. Puspowardoyo:
bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara
keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat
raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang
dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
5. Harol H. Titus:
Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any group of ideas concerning various
political and aconomic issues and social philosophies often applied to a systematic
scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang digunakan
untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi
filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang
suatu cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
7. Descartes:
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia
7. Machiavelli:
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
8. Thomas H:
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat
bertahan dan mengatur rakyatnya.
9. Francis Bacon
Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.
10. Karl Marx:
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama
dalam masyarakat.
11. Napoleon:
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya.
Ideologi tertutup adalah suatu sistem emikiran tertutup dan sifatnya mutlak yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan
cita-cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah
masyarakat.
2. Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan
dipaksakan kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi
kehidupan masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut.
3. Bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan.
Ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang
informasi dan pendidikan. Oleh karena kedua bidang tersebut merupakan
sarana efektif untuk mempengaruhi perilaku masyarakat.
4. Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.
5. Menuntut nasyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk
berkorban bagi ideologi tersebut.
6. Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret dan
operasional yang keras, mutlak, dan total.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia,
bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang
sebagai mana yang terjadi pada ideologi-ideologilain di dunia, namun terbentuknya
pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Secara kualitas pancasila sebelum di syahkan menjadi dasar filsafat negara lain-
lainnya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai
adat-istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai religius. Kemudian para pendiri negara
Indonesia menggangkat nilai-nilai tersebut dirumuskan secara musyawarah mufakat
berdasarkan moral yang luhur, antara lain sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang
panitai sembilan yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta yang memuat
panccasila yang pertama sekali, kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPKI
kedua. Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum sidang resmi PPKI Pancasila
sebagai calon dasar filsafat negara dibahas serta disempurnakan kembali ahirnya
pada tanggal 18 agustus 1945 disyahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat negara
republik Indonesia.
Pancasila sebagi suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi pansila bersifat
aktual, dinamis, antisifasif dan senentiasa mampu menyelesaikan dengan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika
perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung didalamnya, namun mengeksplisitkan
wawasannya lebih kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk
memecahkan masalah-masalah aktual yang senentiasa berkambang seiring dengan
aspirasi rakyat, perkembangan iptek dan zaman.
Berdasarkan pengertian tentang ideologi terbuka tersebut nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai
berikut:
Nilai dasar. Yaitu hakikat kelima Pancasila yaitu, ketuhannan, kemanusian,
persatuan, kerakyatan, keadilan. Nilai dasar tersebut adalah merupakan esensi dari
nilai-nilai Pancasila tang bersifat universal, sehingga dalam nilai tersebut terkandung
cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik dan benar.
Nilai ideologi tersebut tertuang di dalam pembukaan UUD 1945, sehimgga oleh
karena pembukaan memuat nilai-nilai dasr ideologi Pancasila maka UUD 1945
merupakan suatu norma dasar yang merupakan tertiphukum tertinggi, sehingga
sumber hukum positif sehingga didalam negara memiliki kedudukan sebagai
staatsfundamentalnorm atau pokok kaefdah negara yang fundamental.
Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan, srategi, saran, serta
lembaga pelaksanaannya. Nilai intsrumental ini merupakan eksplistasi, penjabaran
lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. Misalnya GBHN yang lima tahun
senentiasa disesuaikan dengan perkembangan zaman serta aspirasi masyarakat,
undang-undang, depertemen-depertemen, sebagai lembaga pelaksanaan dan lain
sebagainya. Pada aspek ini senantiasa dapat dilakukan perubahan (reformatif).
Nilai praktis, yaitu merupakan nilai-nilai realisasi intrumental dalam suatu
realisasi pengalaman yang bersifa nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam realisasi praktis inilah maka penjabaran
nilai-nilai Pancasila senentiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan
dan perbaikan (reformasi) sesuai dengan perkembangan zaman ilmu pengetahuan
dan teknologi serat aspirasi masyarakat.
Oleh karena itu Pancasila sebagai ideologi terbuka secara stuktual memiliki tiga
dimensi yaitu:
1. Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung didalam Pancasila yang
bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh, yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan. Hikikat nilai-nilai pancasial tersebut bersumber pada filsafat pancasial
(nilai-nilai filosofis yamng terkandung dalam Pancasila).
2. Dimensi normatif, yaitu niali-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan
dalam suatu sistem norma-norma kenegaraan. Dalam pengertian ini Pancasila
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yang merupakan norma tertip hukum
tertinggi dalam negara Indonesia serta merupakan staatsfundamentalnorm (pokok
kaidah negara yang fundamental).
3. Dimensi realistis, yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan raelitas yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila selain memiliki
nilai-nilai ideal serta normatif maka Pancasila harus mampu dijabarkan dalam
kehidupan masyarakat secara nyata (kontrik) baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam penyalenggaraan negara. Dengan demikian Pancasila sebagai
ideologi terbuka tidak bersifat utopisyang hanya berisi ide-ide yang bersifat
mengawang melainkan suatu ideologi yang bersifat realistis artinya mampu
dijabarkan dalam segala aspek kehidupan nyata.
a. Pengertian Pancasila
Pancasila, secara etimologis berasal dari dua kata yaitu Panca yang berarti
lima dan Sila yang berarti dasar. Pancasila dari akar kata berarti lima dasar,
tepatnya adalah dasar bagi negara Indonesia yang merdeka.
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang dikumandangkan
pertama kali oleh Soekarno pada tanggal I Juni 1945, yakni pada saat
berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Republik
Indonesia (BPUPKI). Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pancasila secara
formal yudiris terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945. Di samping
pengertian formal dalam arti formal menurut hukum atau formal yudiris maka
Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi dan arti (unsur-unsur
yang menyusun Pancasila tersebut). Hal ini didasarkan pada interpretasi histories
dimana rumusan dalam alinea IV pembukaan UUD 1945 diberi nama dengan bentuk
istilah “Pancasila” sejak tanggal 1 Juni 1945. Pancasila diartikan sebagai ideologi
yang mencerminkan identitas, kepribadian bangsa sekaligus merupakan alat
pemersatu seluruh bangsa untuk mencapai tujuan perjuangan kemerdekaan.
Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, Pancasila dapat diterima
sebagai ideologi nasional karena sifatnya yang menyatukan berbagai kelompok
masyarakat, memberi arah dan pedoman tingkah laku dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara serta menjadi prosedur penyelesaian konflik.
Pancasila memiliki dua pengertian yang pokok, yaitu Pancasila sebagai Dasar
Negara Republik Indonesia dan Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa.
Dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia, terdapat potensi konflik yang
besar mengingat adanya berbagai nilai-nilai yang dianut oleh berbagai kelompok
masyarakat, dan hal ini dapat pula bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Untuk itu perlu diketengahkan di sini hambatan dan tantangan,
baik itu dari negara sendiri maupun dari luar negeri.
1. Hambatan
Hambatan muncul karena adanya perbedaan aliran pemikiran, misalnya :
oleh karena itu, Pancasila bagaimana pun juga akan berusaha untuk tetap
mempertahankan diri dari segala macam tantangan tersebut demi kelangsungan
negara Indonesia.
2. Ideologi Liberal
Paham liberalisme berkembang dari akar-akar rasionalisme yaitu paham yang
meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, materialisme yang
meletakkan materi sebagai nilai tertinggi, empirisme yang mendasarkan atas
kebenaran fakta empiris (yang ditangkap dengan indera manusia) serta
individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi
dalam kehidupan masyarakat dan negara. Menurut paham liberalisme memandang
bahwa manusia sebagai manusia pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari
manusia lainnya. Manusia sebagai individu memiliki potensi dan senantiasa
berjuang untuk dirinya sendiri. Menurut Hobbes istilah ”homo homini lupus” bararti
bahwa dalam hidup masyarakat bersama akan menyimpan potensi konflik, manusia
akan menjadi ancaman bagi manusia lainnya. Liberalisme yaitu bahwa rakyat
merupakan ikatan dari individu-individu yang bebas, dan ikatan hukumlah yang
mendasari kehidupan bersama dalam negara.
Kebebasan manusia dalam realisasi demokrasi senantiasa mendasarkan atas
kebebasan individu di atas segala-galanya. Rasio merupakan hakikat tingkatan
tertinggi dalam negara, sehingga dimungkinkan akan berkedudukan lebih tinggi
daripada nilai religius. Hal ini harus dipahami karena demokrasi akan mencakup
seluruh sendi-sendi kehidupan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara,
antara lain bidan politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, ilmu pengetahuan bahkan
kehidupan agama ataupun religius. Atas dasar inilah perbedaan sifat serta karakter
bangsa sering menimbulkan gejolak dalam menerapkan demokrasi yang hanya
mendasarkan pada paham liberalisme
Ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut
Ideologi
Hal
Hubungannya Wajib dengan Boleh memeluk Tidak percaya
dengan kebebasan memilih agama dan juga dengan
Agama agama sesuai tidak dilarang keberadaan
dengan untuk tidak Tuhan.
keyakinannya. memeluk agama.
Hubungannya Mengutamakan Melaksanakan Melaksanakan
dengan Tatanan ekonomi koperasi sistem ekonomi ekonomi etatisme
Ekonomi yang sesuai dengan liberal yang yang berpijak
nilai-nilai Pancasila bebas. Hak-hak pada kepentingan
pribadi diakui dan kolektif rakyat
diberi ruang secara
sebebas- menyeluruh. Hak-
bebasnya hak pribadi
dibatasi sampai
pada batas tidak
diakui
Hubungannya Sistem politik yang Sistem politik Sistem politik
dengan sistem berasaskan yang liberal dan yang sosialis.
politik dan Pancasila. demokratis. Terdapat
pemerintahan Memperkenankan Terdapat sedikit beberapa partai
terdapat banyak partai, tapi yang berhaluan
organisasi partai sangat aspiratif berbeda, tetapi
untuk kepentingan dengan hanya satu yang
demokrasi. keinginan rakyat. muncul. Hal itu
Dipimpin oleh Kepala negara karena adanya
seorang Presiden dan kepala keberpihakan
sebagai kepala pemerintahan politik pada salah
negara dan kepala dipimpin oleh satu partai saja.
pemerintahan presiden. Hal ini biasa
disebut demokrasi
tertutup. Dipimpin
oleh presiden
seorang presiden.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat mengerti arti Pancasila sebagai
Demikianlah makalah ini kami buat dengan segala kerendahan hati. Saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya jika penyampaian materi di dalamnya kurang
berkenan di hati pembaca sekalian.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum WR. WB
Penyusun
Daftar Pustaka
Sumber Buku:
Prof. Dr. M. Habib Mustopo dkk. 2007. Sejarah SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira
Sumber Internet:
http://fadliyanur.blogspot.com/2008/02/pancasila-uud-1945.html
http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1997/09/23/0038.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi
http://ideologipancasila.wordpress.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Islamisme
http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi_Islam
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisme
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunisme
http://id.wikipedia.org/wiki/Kapitalis
BAB 2
Landasan Teori
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan Negara Indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang
terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia. Namun terbentuknya Pancasila melalui proses
Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok
orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai
adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religious yang terdapat dalam pandangan
hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk Negara, dengan lain perkataan unsur-unsur
yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia
Pembahasan
Ideologi berasal dari kata “idea”= gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita. Dan
Ideologi negara menjadi basis bagi sistem kenegaraan suatu negara, pada hahikatnya
b. Asas kerohanian berupa pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup, dll. Yang
Dalam arti lain, Ideologi adalah seperangkat tata nilai yang disusun secara sistematis
bulat dan utuh yang didukung oleh sekelompok manusia, yang digunakan untuk menghadapi
pengertian dari ideologi. Berikut adalah pendapat-pendapat dari pakar tentang ideologi;
Ideologi merupakan suatu kelanjutan atau konsekuensi daripada pandangan hidup bangsa,
falsafah hidup bangsa dan akan berupa seperangkat tata nilai yang dicita-citakan akan
2. Mubyarto
Ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan dan simbol-simbol sekelompok
masyarakat atau satu bangsa yang menjadi pegangan dan pedoman karya ( atau perjuangan)
3. M. Sastrapratedja
Ideologi ialah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang
Ideologi adalah kompleks pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi
landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta
1. Ideologi tertutup
Ideologi tertutup adalah sistem pemikiran ideologi yang bersumber dari pemikiran
4) Isinya bukan hanya cita-cita tertentu, tetapi ada tuntutan mutlak untuk taat kepada ideologi
tersebut.
2. Ideologi Terbuka
Ideologi terbuka adalah sistem pemikiran yang berasal dari masyarakat luas.
1) Nilai ideologi berasal dari dalam masyarakat itu sendiri ( bukan berasal dari luar)
2) Nilai/cita-cita ideologinya bukan merupakan ideologi kelompok, tapi musyawarah/
konsensus masyarakat.
4) Isinya tidak operasional, oleh karena itu harus dijabarkan dahulu dalam bentuk perangkat-
6) Ideologi terbuka berkembang seiring dengan perkembangan aspirasi, pemikiran, serta
akselerasi masyarakat.
masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya
(Poespowardojo, 1991)
d. Ideologi membimbing bangsa dan negara untuk mencapai tujuan melalui upaya
pembangunan
e. Ideologi sebagai sumber motivasi dan sumber semangat dalam kehidupan.
Ideologi pancasila bukan hasil perenungan seseorang/ sekelompok orang, tetapi
merupakan hasil renungan seluruh bangsa Indonesia, yang diangkat dari nilai-nilai budaya,
Nilai- nilai budaya, adat istiadat dan religius itu dirumuskan oleh para pendiri bangsa
dan negara Indonesia dan ditetapkan pada kedudukan fundamental sebagai dasar negara dan
Dengan demikian pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia berakar pada
pandangan hidup bangsa indonesia sendiri, tidak bersumber/ berorientasi kepada ideologi
bangsa lain.
Pandangan hidup suatu bangsa adalah wawasan menyeluruh tentang kehidupan
bangsa tersebut, yang bersumber/ dibangun dari nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat bangsanya.
Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan, baik dalam kaitannya dalam
kehidupan pribadi, interaksi manusia dengan Tuhan, sesama, dan dengan alam semesta.
Pancasila yang bersumber dari nilai-nilai budaya dan religi bangsa Indonesia dalam
hubungan dengan cita-cita bersama yang ingin dicapai, merupakan pandangan hidup
kehidupan yang dicita-citakan dan wujud kehidupan yang dipandang baik. Dengan
hankamnas)
hukum dan hankam yang relevan dengan cita-cita yang ingin dicapai.
d. Memiliki pedoman dan kekuatan rohaniah/ moral, berprilaku luhur dalam kehidupan
Pancasila dalam kedudukan sebagai dasar negara. Disebut juga dasar falsafah negara
atau idelogi negara, merupakan dasar nilai serta norma untuk mengatur penyelenggaraan
nilai-nilai Pancasila.
Sebagai dasar negara pancasila merupakan asas kerohanian yang menjadi sumber
nilai, norma serta kaidah moral dan hukum negara yang meliputi hukum dasar, baik yang
Sebagai dasar falsafah negara, pancasila memiliki kekuatan mengikat secara hukum
Sebagai sumber dari segala sumber hukum (tertib hukum), pancasila tercantum dalam
hierarki tertinggi, yaitu dalam Pembukaan UUD 1945 yang kemudian dijabarkan dalam
pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945. Dan diformulasikan dalam pasal-pasal pada
batang tubuh UUD’45. Ini berarti bahwa pancasila mengharuskan UUD’45 mengandung isi
partai politik )
1) Tercantum dalam Pembukaan UUD’45 sebagai institusi tertinggi dalam tertib hukum
Indonesia.
2) Tap. MPRS No. XX/MPRS/1996 (jo. Tap MPR no. V/MPR/1973 dan Tap MPR no.
IX/MPR/1978)
Pancasila sebagai ideologi reformatif, dinamis dan terbuka artinya bahwa ideologi
pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan elastis, sehingga mampu menanggapi
teknologi.
Keterbukaan ideologi pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasarnya, akan
tetapi mengeksplisitkan nilai-nilai dasar tersebut secara lebih konkrit, sehingga memiliki
Sifat terbuka, luwes, fleksibel dan tidak kaku dari pancasila sebagai ideologi nasional
adalah mutlak karena pancasila digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam menjalankan
Pancasila telah memenuhi kualitas tiga dimensi syarat ideologi terbuka sebagai
berikut :
1) Dimensi realita ; artinya bahwa nilai-nilai dasar yang dikandung oleh ideologi pancasila
3) Dimensi fleksibelitas atau dimensi pengembangan; artinya ideologi pancasila memiliki
dinamis), sesuai perkembangan peradaban tanpa menghilangkan / keluar dari jati diri nilai-
nilai dasarnya.
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan keadilan. Nilai dasar bersifat abstrak, umum/
universal, tidak terikat oleh waktu dan tempat, tidak berubah, berkenaan dengan esensi
sesuatu yang mencakup cita-cita, tujuan, tatanan dasar dan ciri khasnya. Nilai dasar
Berupa jabaran dari nilai-nilai dasar, yang merupakan arahan, instrumen, berupa
peraturan, kebijakan-kebijakan, yang merupakan tindak lanjut dari UUD’45 sebagai hukum
dasar. Nilai instrumental lebih konkrit, kontekstual dan disesuaikan dengan jangka waktu
rencana, program yang menindaklanjuti perwujudan nilai dasar dalam jangka waktu tertentu.
Tiga lembaga yang berwenang menetapkan nilai instrumental adalah MPR, DPR, dan
Presiden.
Nilai praktis adalah kondisi interaksi antara nilai instrumental dengan kondisi nyata di
masyarakat, dalam situasi dan tempat tertentu. Nilai praktis sifatnya sangat dinamis, karena
bertujuan memelihara tegaknya nilai instrumental. Dari segi kandungannya, nilai praktis
merupakan gelanggang kontaks ( interaksi) antara nilai idealis dengan realitas ( kenyataan ).
Nilai praktis terdapat dalam banyak wujud penerapan nilai-nilai pancasila, baik secara tertulis
maupun tidak tertulis, baik oleh penyelenggara negara seperti eksekutif, legislatif, maupun
yudikatif , orpol dan ormas, organisasi ekonomi, budaya, maupun oleh warga negara secara
perseorangan. Penyimpangan ( KKN, dll ) sering terjadi pada tatanan nilai praktis dibanding
Suatu ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas serta
karakteristik masing-masing sesuai dengan sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri. Namun
demikian dapat juga terjadi bahwa ideologi pada suatu bangsa datang dari luar dan
Ideologi pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berkembang melalui
suatu proses yang cukup panjang. Nilai-nilai pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan
hidup bangsa telah diyakini kebenarannya kemudian diangkat oleh bangsa Indonesia sebagai
dasar filsafat negaradan kemudian menjadi ideologi bangsaa dan negara. Oleh karena itu,
ideologi pancasila, ada pada kehidupan bangsa dan terlekat pada kelangsungan hidup bangsa
4.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia ( Ideologi Nasional) merupakan
gagasan, pemikiran-pemikiran, cita-cita bangsa dan negara Indonesia yang diangkat dari
budaya, adat istiadat dan karakteristik bangsa Indonesia sendiri, tidak diangkat dari negara
lain. Ideologi pancasila mencerminkan cara berfikir masyarakat, bangsa, dan negara
Indonesia, menentukan eksistensi bangsa dan negara Indonesia, membimbing bangsa dan
negara Indonesia untuk mencapai cita-cita, ideologi juga menjadi sumber semangat dalam
kehidupan. Pancasila sebagai ideologi nasional telah melekat dan menjadi jati diri bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai ideologi nasional telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri
Kedudukan dan fungsi ideologi pancasila bagi negara Indonesia dijadikan sebagai
dasar negara RI dan bagi bangsa Indonesia dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia.
sistem pemikiran yang berasal dari masyarakat Indonesia secara luas dan senatiasa terbuka
untuk reformasi. Pancasila sebagai Ideologi terbuka telah memenuhi kualitas 3 dimensi syarat
ideologi terbuka yaitu dimensi realita, dimensi idealis dan dimensi fleksibilitas.
Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila sebagai ideologi terbuka yaitu
tidak terombang ambing akibat pengaruh bangsa lain dan pedoman untuk berprilaku dalam
4.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan, yaitu; kita sebagai bangsa Indonesia harus
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila, menjaga dan
Sebagai bangsa Indonesia sudah sepatutnya jika kita selalu menjaga nama baik ideologi
bangsa Indonesia dan eksistensinya agar ideologi bangsa Indonesia yang tumbuh dari
masyarakat Indonesia sendiri itu, tidak mudah di pengaruhi bangsa lain. Tetaplah berpegang
Subandi Al Marsudi, 2008, Pancasila dan UUD’45 dalam Paradigma Reformasi, PT Raja
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang Pancasila sebagai Dasar
Negara dan Ideologi Nasional mengenai Latar Belakang Historis lahirnya
Pancasila.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.Pengertian Ideologi
Istilah ideologi terbentuk dari kata idea dan logos. Idea berasal dari
bahasa Yunani, ideos yang artinya bentuk atau idein yang berarti melihat.
Kata idea berarti gagasan, ide, cita-cita atau konsep . Sedangkan logos
berarti ilmu. Jadi, secara harfiah ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang
ide-ide (the science if ideas ).
b. M. Sastrapratedja
Ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada
tindakan yang diorganisir dalam suatu sistem yang teratur.
Dasar Negara
Adapun makna Pancasila sebagai dasar negara sebagai berikut:
1) Sebagai dasar menegara atau pedoman untuk menata negara merdeka
Indonesia. Arti menegara adalah menunjukkan sifat aktif daripada sekedar
bernegara;
2) Sebagai dasar untuk aktivitas negara. Diartikan bahwa aktivitas dan
pembangunan yang dilaksanakan negara berdasarkan peraturan perundangan
yang merupakan penjabaran dari prinsip – prinsip yang terkandung dalam
Pancasila dan UUD 1945;
3) Sebagai dasar perhubungan anatar warga negara yang satu dengan warga
negara yang lainnya. Diartikan bahwa penerimaan Pancasila oleh masyarakat
yang berbeda – beda latar belakangnya menjalin interaksi dan bekerja sama
dengan baik.
Ideologi Nasional
1. Ideologi Pancasila
Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai
falsafah mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai
dasar dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga
merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini
adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri
negara Republik Indonesia kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan
dari generasi ke generasi. Pancasila pertama kali dikumandangkan oleh
Soekarno pada saat berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Republik Indonesia (BPUPKI).
Pada pidato tersebut, Soekarno menekankan pentingnya sebuah dasar
negara. Istilah dasar negara ini kemudian disamakan dengan fundamen,
filsafat, pemikiran yang mendalam, serta jiwa dan hasrat yang mendalam,
serta perjuangan suatu bangsa senantiasa memiliki karakter sendiri yang
berasal dari kepribadian bangsa. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
Pancasila secara formal yudiris terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD
1945. Di samping pengertian formal menurut hukum atau formal yudiris maka
Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi dan arti (unsur-
unsur yang menyusun Pancasila tersebut). Tepat 64 tahun usia Pancasila,
sepatutnya sebagai warga negara Indonesia kembali menyelami kandungan
nilai-nilai luhur tersebut.
Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu
dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan
mulia. Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan
masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang
memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridha Tuhan dalam setiap
perbuatan baik yang dilakukannya.
Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran
tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai
potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab.
Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran
dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan
masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal.
Persatuan (Kebangsaan) Indonesia
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran
Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa
Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa
dari Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap
maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk
melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar.
Permusyawaratan dan Perwakilan
Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk
membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia
modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai
diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan
perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial
yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai
bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok
dan aliran tertentu yang sempit.
Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak
berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal.
Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-
cita bernegara dan berbangsa. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat,
memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga
kesejahteraan tercapai secara merata.
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem
filsafat . Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian
yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan
secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh . Isi sila-sila
Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan.
Sebagai suatu sistem filsafat landasan sila-sila Pancasila itu dalam hal isinya
menunjukkan suatu hakikat makna yang bertingkat, serta ditinjau dari
keluasannya memiliki bentuk piramidal. Pancasila sebagai suatu sistem
filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan. Pancasila
dalam pengertian seperti yang demikian ini telah menjadi suatu sistem cita-
cita atau keyakinan-keyakinan yang telah menyangkut praktis, karena
dijadikan landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat
dalam berbagai bidang kehidupan.
5. Budaya Bangsa
Dalam konteks budaya, masalah pertemuan kebudayaan bukan masalah
memfilter atau menyaring budaya asing, tetapi mengolah dan mengkreasi
dalam interaksi dinamik sehingga tercipta sesuatu yang baru. Jati diri bangsa,
budaya politik adalah sesuatu yang harus terus-menerus dikonstruksikan,
karena bukan kenyataan yang mandeg. Kalau kita perhatikan ideologi-
ideologi besar di dunia saat ini, maka terlihat mereka bergeser secara
dinamik. Para penyangga ideologi itu telah melakukan revisi, pembaharuan,
dan pemantapan-pemantapan dalam mengaktualisasikan ideologinya.
Perkembangan zaman menuntut bahwa ideologi harus memiliki nafas baru,
semangat baru dengan corak nilai, ajaran dan konsep kunci mengenai
kehidupan yang memiliki perspektif baru.
Indonesia sebagai sebuah bangsa tentu juga membutuhkan ideologi
nasional. Di dalam ideologi nasional itu tercantum seperangkat nilai yang
dianggap baik dan cocok bagi masyarakat Indonesia. Nilai – nilai itu diterima
dan diakui serta menjadi tujuan mulia dari bangsa Indonesia. Bangsa
Indonesia sudah sepakat bahwa nilai – nilai itu adalah nilai – nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Pancasila adalah ideologi nasional dari bangsa
Indonesia.
BAB 3
PEMBAHASAN
“Saudara- saudara nama Pantja Dharma tidak tepat disini. Dharma berarti
kewajiban sedang kita membicarakan Dasar. Saya senang kepada simbolik.
Simbolik angka pula. Rukun islam lima jumlahnya. Jari kita lima setangan.
Kita mempunjai panca indera. Pandawapun lima orangnya…Namanya bukan
Pantja Dharma tetapi…namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau
dasar. Dan diatas kelima dasar inilah kita mendirikan negara Indonesia
kekal dan abadi…” (Pidato lahirnya Pancasila)”
Pidato “ Lahirnya Pancasila “Soekarno ternyata tidak mendapat respon
positif dari kalangan tokoh-tokoh islam. Untuk mempertemukan kesepakatan
mengenai dasar negara antara islam atau Pancasila kemudian dibentuk
Panitia Kecil. Selanjutnya Panitia Kecil membentuk Panitia Sembilan, yang
tugasnya adalah merumuskankembaliasas dasar negara.
Setelah melalui pembicaraan yang cukup banyak, akhirnya dari
golongan islam menerima usulan Soekarno, asalkan setelah kata “ Ketuhanan
“ ditambah kalimat “dengan kewajiban menjalankan suari’at islam bagi
pemeluk-pemeluknya”. Hasil musyawarah Panitia Sembilan itu kemudian
disampaikan kepada BPUPKI untuk mendapat pengesahan. Adapun rumusan
Pancasila yang terdapat dalam Preambule (Pembukaan) UUD, yang kemudian
dikenal sebagai Piagam Jakarta 22 Juni 1945 itu ialah:
1.Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2.Kemanusiaan yang adil dan beradap
3.PersatuanIndonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratanperwakilan
5.Keadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia
Munculnya Piagam Jakarta ternyata mengundang reaksi dan protes dari
berbagai pihak, terutama dari golongan Kristen. Dan wakil-wakil rakyat
Indonesia bagian Timur merasa sangat berkeberatan terhadap kalimat yang
tercantum dalam UUD, yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Walaupun diakui
bahwa kalimat tersebut tidak mengikat semua rakyat Indonesia, tetapi karena
tertuang dalam UUD negara maka sama dengan mendiskriminasikan golongan
minoritas. Jika diskriminasi tetap diberlakukan, mereka lebih memilih berdiri
di luar dan memisahkan diri dari Republik Indonesia. Moh. Hatta mencoba
memberi penjelasan bahwa tidak benar sama sekali ada unsur diskriminasi.
Dikatakan bahwa saat merumuskan Pembukaan UUD Mr. AA. Maramis dari
golongan Kristen juga tidak berkeberatan dan ikut menandatangani. tetapi
urusan itu dengan sungguh-sungguh menyampaikan, jika tuntutan itu tidak
dipenuhi mereka
Akan tetap memisahkan diri (Hatta,1982)
BAB 4
4.1 KESIMPULAN
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, secara obyektif diangkat dari
pandangan hidup dan filsafat hidup bangsa Indonesia yang telah ada dalam
sejarah bangsa sendiri. Dan Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar
negara, nilai-nilai pancasila sudah ada dalam kehidupan sehari-hari, baik
sebagai pandangan hidup maupun filsafat hidup bangsa Indonesia. Oleh
karena itu fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara.
Pancasila sebagai ideologi merupakan bagian terpenting dari fungsi dan
kedudukannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai
Ideologi juga menjadi pijakan bagi pengembangan pemikiran-pemikiran baru
tentang berbagai kehidupan bangsa. Pancasila dalam kedudukannya sebagai
ideologi negara, diharapkan mampu menjadi filter dalam menyerap pengaruh
perubahan zaman di era globalisasi ini. Keterbukaan Ideologi pancasila
terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola pikir yang
dinamis dan konseptual.
4.2 SARAN
Pancasila begitu penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, dan
hendaknya kita terapkan norma – norma pancasila
dalam kehidupan kita sehari – hari.
DAFTAR PUSTAKA
- http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2105602-makna-pancasila-
sebagai-dasar-negara/#ixzz1r9l3A5fQ
- http;//Ippkb.wordpress.com/2009/03/23/pancasila-6
kepada masing-masing
warganegara. Atheis atau
tidak mengakui adanya
PENGERTIAN IDEOLOGI
1. Liberalisme
Mengenai konsep liberalisme, dapat kita tarik beberapa pokok pemikiran yang
terkandung di dalamnya, sebagai berikut:
1. inti pemikiran : kebebasan individu
2. perkembangan : berkembang sebagai respons terhadap pola kekuasaan negara yang absolut,
pada tumbuhnya negara otoriter yang disertai dengan pembatasan ketat melalui berbagai
undang-undang dan peraturan terhadap warganegara
3. landasan pemikirannya adalah bahwa menusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi-
pekerti, tanpa harus diadakannya pola-pola pengaturan yang ketat dan bersifat memaksa
terhadapnya.
4. system pemerintahan (harus): demokrasi.
2. Komunisme
Gelombang komunisme abad kedua puluh ini, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Partai
Bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme international yang tumbuh sampai sekarang
boleh dikatakan merupakan perkembangan dari Partai Bolshevik yang didirikan oleh Lenin
1. inti pemikiran: perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat, sehingga negara
hanya sasaran antara.
2. landasan pemikiran : a. penolakan situasi dan kondisi masa lampau, baik secara tegas ataupun
tidak, b. analisa yang cendrung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada, c. berisi resep
perbaikan untuk masa depan dan, d. rencana-rencana tindakan jangka pendek yang
memungkinkan terwujudnya tujuan-tujuan yang berbeda-beda.
3. system pemerintahan (hanya): otoriter/totaliter/dictator.
3. Sosialisme
Hal-hal pokok yang terkandung dalam Sosialisme, adalah:
1. inti pemikiran : kolektifitas (kebersamaan) (gotong royong)
2. filsafatnya : pemerataan dan kesederajatan bahwa pengaturan agar setiap orang diperlakukan
sama dan ada pemerataan dalm berbagai hal (pemerataan kesempatan kerja, pemerataan
kesempatan berusaha,dll)
3. landasan pemikiran : bahwa masyarakat dan juga negara adalah suatu pola kehidupan
bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan manusia akan lebih baik serta layak
kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi yang dilaksakan oleh negara
4. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter
4. Pancasila
Ideologi Pancasila memiliki arti bahwa pancasila adalah penjelmaan filsafat pancasila
itu sendiri. Maka pancasila sebagai ideologi negara dalam arti cita-cita negara, atau cita-cita
yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa
Indonesia pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian, yakni asas yang memiliki derajat
tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
Maka dengan demikian Pancasila yang merupakan asas kerokhanian harus menjadi
pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara,
dikembangkan, diamalkan, dilestarikan, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan
berkorban.
PERBEDAANIDEOLOGI
Perbedaan Pancasila dan Ideologi Lain Di dunia , terdapat 2 ideologi yang terkenal ,
yaitu ideology Liberalisme dan ideology Sosialisme . adapun Negara-negara yang menganuti
deology Liberalisme dan ideology Sosialisme.
2. Kepentingan dan hak warganegara lebih diutamakan daripada kepentingan Negara . Negara
didirikan untuk menjamin kebebasan dan kepentingan warga Negara.
3. Negara tidak mencampuri urusan agama . Agama menjadi urusan pribadi setiap
warganegaranya .Negara terpisah dengan agama . Warganegara bebas beragama , tetapi bebas
juga tidak beragama.
1. Seorang warga Negara bebas melakukan hubungan intim dengan syarat mereka telah
berumur 18 tahun keatas(karena orang tersebut dianggap sudah dewasa setelah berumur 18
tahun).
2. Seorang warga Negara di perbolehkan memakai/menyimpan senjata berbahaya seperti pistol
dengan tujuan untuk berjaga jaga/untuk melindungi diri mereka.terkecuali mereka berada di
dalam tempat keramayan seperti di pesawat terbang(bandara),didalam kereta api,dll.
3. Seorang warganegara bebas untuk berkreasi sesuai dengan kemauan meraka walaupun hal itu
jika di Indonesia tergolong perbuatan yang sangat dilarang, sebagai contoh seseorang
membuat website tentang video2 porno online yang sangat banyak kita temui di situs-situs
luar negri seperti Negara amerika, namun hal tersebut di Negara mereka tidak dilarang karena
menurut pandangan Negara pekerjaan tersebut tidak melanggar undang-undang dan tidak
pernah yang merasa rugi dengan adanya situs tersebut.
2. Apabila dalam ada suatu warga Negara yang keadaannya terpuruk karena kemiskinan dan
mereka menderita penyakit parah Negara bisa menolong dengan program berobat gratis tapi
Negara tersebut akan mempertimbangkan apakah ada kepentingan Negara yang lebih
dianggap penting untuk mengeluarkan dana,jika ada maka Negara akan di utamakan terlebih
dahulu setelah itu baru suatu warga Negara.
1. Seorang warga Negara di Indonesia harus memiliki agama sesuai dengan agama yang telah
di akui oleh pemerintah.
2. Setiap warganegara diberikan jaminan keamanan dan hak untuk hidup tentram dengan syarat
setiap warganegara tersebut juga harus memenuhi apa yang telah di programkan atau
peraturan-peraturan pemerintah seperti setiap warganegara wajib untuk membayar pajak
bumi dan bangaunan.
4. IdeologyLiberalisme
1. Politik liberalisme berpengaruh terhadap perkembangan paham demokrasi dan nasionalisme
atas bangsa-bangsa di dunia. Setiap individu mempunyai hak untuk menjalankan kepentingan
yang diwujudkan dalam sistem demokrasi liberal sehingga melahirkan fungsi parlemen
sebagai lembaga pemerintahan rakyat. Seterusnya, pemilihan umum dilakukan untuk memilih
para anggota parlemen, dan setiap orang berhak memberikan satu suara. Dalam pemilu sering
terjadi persaingan mencari kekuasaan politik. Masuknya seseorang menjadi anggota parlemen
otomatis akan berpengaruh terhadap penetapan undang-undang atau jatuh bangunnya sebuah
kabinet.
2. Bagi bangsa yang sedang terjajah, liberalisme sejalan dengan pertumbuhan paham
nasionalisme yang sama-sama menginginkan terbentuknya negara yang berpemerintahan
sendiri. Kesadaran tersebut tumbuh karena setiap bangsa memiliki hak untuk menentukan
nasibnya sendiri.
3. Dalam bidang agama, penerapan paham liberalisme berarti bahwa setiap individu bebas
memilih dan menentukan agamanya sendiri. Hal ini sangat berbeda, misalnya situasi pada
masa sebelum terjadinya Reformasi Gereja masyarakat Eropa diwajibkan untuk memeluk
agama yang dianut rajanya. Selain itu, liberalisme di bidang agama ini menghendaki adanya
kebebasan berfikir individu. Artinya, individu mempunyai hak untuk mengungkapkan
ekspresinya dan bukan berdasar atas kehendak gereja. Gejala tersebut pada akhirnya
melahirkan Reformasi Gereja yang kemudian memunculkan agama baru, yaitu Kristen
Protestan.
4. Di bidang pers, politik liberalis memungkinkan seorang wartawan bebas memuat berita apa
pun yang ia ketahui, sementara para sastrawan bebas mengeluarkan pendapat dan ungkapan
hatinya. Masyarakat umum berhak membaca dan menilai sendiri tulisan-tulisan para
wartawan dan sastrawan tersebut. Demikian artikel yang menjelaskan definisi, ciri-ciri dan
perkembangan paham liberalisme di dunia.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari:
1. Apabila sekumpulan warganegara atau disuatu daerah merasa pemerintahan tidak
memperhatikan mereka maka mereka berhak untuk membentuk suatu Negara baru atau untuk
memisah dengan Negara tersebut dan menyatu dengan Negara lain dengan syarat penduduk
di daerah tersebut menyetujui dan Negara yang akan di jadikan Negara baru mereka juga
menerima mereka.
2. seorang wartawan/pers bebas memuat suatu berita baik itu berita yang berbau porno maupun
berita-berita yang bohong sebagai contoh di amerik serikat ada seorang yang memuat berita-
berita bohong seperti mengabarkan tentang hidup kembali raja pop dunia yaitu micheal
Jackson dan banyak lagi dimuat hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan dan situs web itu
sangat popular dinegaranya dan bahkan di Indonesia juga sering membuka situs itu dengan
tidak disengaja maupun disengaja dan membaca berita bohong tersebut,namun dalam Negara
tersebut tidak pernah membatasi apa yang mereka muat tersebut.
Di dunia , terdapat 2 ideologi yang terkenal , yaitu ideology Liberalisme dan ideology
Sosialisme . Apakah kalian tahu , Negara apa sajakah myang menganut ideology Liberalisme
dan ideology Sosialisme ?
Negara yang menganut ideology Liberalisme adalah Negara – Negara bagian Barat seperti ,
Amerika serikat dan Negara – Negara Eropa seperti , Inggris , Belanda , Spanyol , Italia dll .
Sedangkan , Negara yang menganut ideology Sosialisme adalah Uni Soviet ( sekarang
Rusia ) , Cina , Korea Utara , Vietnam .
Sekarang , kita akan membahas perbedaan pokok antara ideology Liberalisme dan Sosialisme
. Adapun perbedaan pokok tersebut adalah .
Ideologi Liberalisme
o Negara sebagai penjaga malam . Rakyat atau warganya mempunyai kebebasan untuk berbuat
atau bertindak apa saja asal tidak melanggar tertib hukum .
o Kepentingan dan hak warganegara lebih diutamakan daripada kepentingan Negara . Negara
didirikan untuk menjamin kebebasan dan kepentingan warga Negara.
o Negara tidak mencampuri urusan agama . Agama menjadi urusan pribadi setiap
warganegaranya . Negara terpisah dengan agama . Warganegara bebas beragama , tetapi
bebas juga tidak beragama.
Ideologi Sosialisme
o Mementingkan kekuasaan dan kepentingan Negara
o Kepentingan Negara lebih diutamakan daripada kepentingan warga Negara . Kebebasan atau
kepentingan warganegara dikalahkan untuk kepentingan Negara .
o Kehidupan agama juga terpisah dengan Negara . warganegara bebas beragama , bebas tidak
beragama dan bebas pula untuk propaganda anti-agama .
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut:
Nilai dasar yaitu hakikat kelima sila Pancasila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Nilai dasar tersebut merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang
sifatnya universal sehingga dalam nilai tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai
yang baik dan benar.
2. Nilai Instrumental yang Berkembang Dinamis
Betapapun pentingnya nilai-nilai dasar tersebut, namun sifatnya belum proporsional, artinya
kita belum dapat menjabarkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD
1945 sendiri menunjuk pada adanya Undang-Undang sebagai pelaksanaan hukum dasar
tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 memerlukan
penjabaran lebih lanjut sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran lebih lanjut ini kita
namakan nilai instrumental.
Nilai instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya.
Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk
mewujudkan semangat yang sama, dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu.
Penjabaran itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang dijabarkannya.
Dokumen konstitusional yang disediakan untuk penjabaran secara kreatif dari nilai-nilai dasar
itu adalah ketetapan MPR, peraturan perundang-undangan, dan kebijakan-kebijakan
pemerintah lainnya.
3. Nilai Praksis
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam bentuk pengalaman yang
bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dalam pengamalan nilai praksis inilah akan tampak apakah penjabaran serta eksplisitasi
nilai-nilai dasar ideologi Pancasila itu sesuai atau tidak dengan perkembangan zaman, ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta dinamika masyarakat.
Nilai Dasar
Nilai dasar yaitu hakikat kelima sila Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan. Nilai-nilai dasar tersebut merupakan esensi dari sila-sila Pancasila
yang sifatnya universal, nilai-nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai
yang baik dan benar.Cita-cita dan tujuan dari negara kita tercantum dalam pembukaan UUD
1945 yaitu alinea II dan IV.
b. Nilai Instrumental
Nilai Instrumental adalah penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 ,penjabaran itu dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam batas-
batas yang tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang dijabarkannnya. Penjabaran
itu dalam bentuk ketetapan MPR, peraturan perundang undangan, dan kebijakan-kebijakan
pemerintah lainnya.
c. Nilai Praktis
Nilai praktis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam bentuk pengamalan yang
bersifat nyata,dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka
Kompetensi Dasar
1.1 Mendeskripsikan makna Pancasila sebagai ideologi terbuka
1.2 Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
1.3 Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka
Suatu ideologi selain memilki aspek-aspek yang bersifat ideal yang berupa cita-cita,
pemikiran serta nilai-nilai yang dianggap baik, juga harus memiliki norma yang jelas karena
ideologi harus mampu direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan suatu
pengamalan nyata. Dalam pengamalan nilai praktis ini ideologi Pancasila memungkinkan
disesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan tekhnologi,serta dinamika
masyarakat.
Menurut Alfian, Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka dan dinamis sebab
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mengandung tiga dimensi. Ketiga dimensi dalam
Pancasila adalah sebagai berikut :
1. Dimensi Realitas
Bahwa nilai-nilai ideologi itu bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup didalam masyarakat
Indonesia. Nilai-nilai itu benar-benar telah dijalankan, diamalkan, dan dihayati sebagai nilai
dasar bersama. Kelima nilai dasar Pancasila itu kita temukan dalam suasana atau pengamalan
kehidupan masyarakat bangsa kita yang bersifat kekeluargaan, kegotongroyongan, atau
kebersamaan.
2. Dimensi Idealitas
Bahwa suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
kehidupan. Ideologi tidak sekedar mendeskripsikan atau menggambarkan hakikat manusia
dan kehidupannya, namun juga memberi gambaran ideal masyarakat sekaligus memberi arah
pedoman yang ingin dituju oleh masyarakat tersebut.
3. Dimensi Fleksibilitas
Bahwa ideologi memiliki keluwesan yang memungkinkan untuk pengembangan pemikiran-
pemikiran baru yang relevan tentang dirinya tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat
dan jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Dimensi fleksibilitas suatu ideologi
hanya mungkin dimiliki oleh ideologi terbuka ‘demokratis’ karena disinilah relevansi
kelebihannya untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru yang terkandung dalam
nilai-nilai dasar. Pancasila adalah fleksibel karena dapat dikembangkan dan disesuaikan
dengan tuntutan perubahan.
Batas-batas keterbukaan ideology pancasila yang tidak boleh dilanggar , antara lain
sebagai berikut :
a. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
b. Larangan terhadap ideology marxisme, leninisme, dan komunisme.
c. Mencegah berkembangnya paham liberal, paham atheisme.
d. Larangan terhadap pandangan ekstrem yang menggelisahkan masyarakat.
e. Penciptaan norma-norma baru yang harus melalui konsensus masyarakat.
//
you're reading...
Kuliah
Landasan hukum
Pendidikan Kewarganegaraan
Posted by Mardoto ⋅ 16/05/2009 ⋅ 1 Comment
Filed Under Latar Belakang
1. UUD 1945
a. Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita, tujuan dan aspirasi Bangsa
Indonesia tentang kemerdekaanya).
c. Pasal 27 (3), hak dan kewajiban Warganegara dalam upaya bela negara.
d. Pasal 30 (1), hak dan kewajiban Warganegara dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.
Sumber:
Seri diktat kuliah Pend. Kewarganegaraan univ.Gunadarma
Fredrich Hertz, Nationality in History and Politics
http://www.google.com/
Drs. H. Mardoto, M.T., Penggugah Jiwa Kewarganegaraan
UUD 1945.
1. wadah (contour)
Di dalam Wadah kehidupan yang bermayarakat, berbangsa, dan juga bernegara meliputi
keseluruhan wilayah Indonesia yang mempunyai sifat yang serba nusantara dengan berbagai
kekayaan alam dan juga penduduk serta beragam budaya adalah Negara atau bangsa Indonesia.
Setelah menegara dalm negara Kesatuan Republik Indonesia, bangsa Indonesia memiliki organisasi
kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud supra struktur
politik, sedangkan wadah yang berada di dalam suatu kehidupan bermasyarakat adalah berbagai
macam kelembagaan di dalam wujud infra struktur politik.
2. isi (content)
“Isi” merupakan suatu inspirasi suatu bangsa yang sangat berkembang di dalam suatu masyarakat
dan suatu cita-cita serta tujuan nasional yang mana terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.
Menyadari bahwa untuk mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan
tujuan nasional seperti tersebut di atas bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan
kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, sosial budaya,
dan hankam. Oleh sebab itu “isi” menyangkut dua hal yang esensial yaitu: yang pertama, Realisasi
aspirasi bangsa sebagai suatu kesepakatan bersama dan dalam suatu perwujudannya, pencapaian
sebuah cita-cita tujuan nasional, dan yang Kedua. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang
meliputi semua aspek kehidupan nasional.
3. tatalaku (conduct)
Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi, yang terdiri dari tata laku batiniah dan
lahiriah. tata laku batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa
Indonesia, se¬dangkan tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan, dan perilaku dari
bangsa Indonesia. Kedua hal tersebut akan mencermin¬kan identitas jati diri atau kepribadian
bangsa Indonesia berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta
kepada bangsa dan tanah air sehingga menimbuhkan nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek
kehidupm nasional.
sumber:
http://bayuajiprasetyo.livejournal.com/1944.html
Adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertian : cara pandang yang selalu utuh
menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional. Berarti setiap warga
bangsa dan aparatur negara harus berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh
dalam 20 lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang dihasilkan
oleh lembaga negara.
Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan
agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur pembentuk bangsa Indonesia
(suku/golongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama. Asas wasantara terdiri dari:
Dengan latar belakang budaya, sejarah serta kondisi dan konstelasi geografi serta
memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, maka arah pandang wawasan nusantara
meliputi : 1. Ke dalam Bangsa Indonesia harus peka dan berusaha mencegah dan mengatasi
sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan mengupayakan
tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan. Tujuannya adalah menjamin
terwujudnya persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional baik aspek alamiah
maupun aspek sosial. 2. Ke luar Bangsa Indonesia dalam semua aspek kehidupan
internasional harus berusaha untuk mengamankan kepentingan nasional dalam semua aspek
kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan demi tercapainya
tujuan nasional.
Tujuannya adalah menjamin kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah dan ikut
serta melaksanakan ketertiban dunia.
Wawasan Nusantara merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat
dengan tujuan agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam rangka mencapai dan
mewujudkan tujuan nasional. Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat
dari hirarkhi paradigma nasional sbb: -Pancasila (dasar negara) =>Landasan Idiil -UUD 1945
(Konstitusi negara) =>Landasan Konstitusional -Wasantara (Visi bangsa) =>Landasan
Visional -Ketahanan Nasional (KonsepsiBangsa) =>Landasan Konsepsional -GBHN
(Kebijaksanaan Dasar Bangsa) =>Landasan Operasional
Fungsi Wawasan Nusantara adalah pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan, baik bagi
penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat dalam
kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa. Tujuan Wawasan Nusantara adalah
mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala bidang dari rakyat Indonesia yang lebih
mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan orang perorangan, kelompok,
golongan, suku bangsa/daerah.
Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak
yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara.
Materi Wasantara disesuaikan dengan tingkat dan macam pendidikan serta lingkungannya
supaya bisa dimengerti dan dipahami.
Dari rumusan-rumusan diatas ternyata tidak ada satupun yang menyatakan tentang perlu
adanya persatuan, sehingga akan berdampak konflik antar bangsa karena kepentingan
nasionalnya tidak terpenuhi. Dengan demikian Wawasan Nusantara sebagai cara pandang
bangsa Indonesia dan sebagai visi nasional yang mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa masih tetap valid baik saat sekarang maupun mendatang, sehingga prospek wawasan
nusantara dalam era mendatang masih tetap relevan dengan norma-norma global. Dalam
implementasinya perlu lebih diberdayakan peranan daerah dan rakyat kecil, dan terwujud
apabila dipenuhi adanya faktor-faktor dominan : keteladanan kepemimpinan nasional,
pendidikan berkualitas dan bermoral kebangsaan, media massa yang memberikan informasi
dan kesan yang positif, keadilan penegakan hukum dalam arti pelaksanaan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa.