Banyuwangi Cerai
Banyuwangi Cerai
Kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara
Nomor: 1397/PDT.G/2016/PA.Bwi
Pada Pengadilan Agama Banyuwangi
Di Banyuwangi
Dengan Hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini, bertindak untuk dan atas nama sendiri :
Nama : BAYU ARIS WIDODO
Umur : 39 Tahun ( Banyuwangi, 03 Maret 1981)
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dusun Silirbaru, RT. 005, RW. 001, Desa Sumberagung,Kecamatan Pesanggaran,
Kabupaten Banyuwangi.
Dalam kedudukannya, disebut sebagai TERGUGAT.
Sehubungan dengan adanya Permohonan Gugatan cerai yang di ajukan oleh Sulestiani
Binti Trinduta Umur 39 tahun, Agama Islam, Pekerjaan Wiraswasta, Alamat Dusun
Silirbaru RT. 005, RW.001, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten
Banyuwangi dan selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT.
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal, 28 februari 2020 Gugatan Cerai diajukan
melalui kuasa hukumnya I PHUTU SUBRATA, SH, Advokat/Pengacara yang berkantor di
JL. Pulau Santen, RT. 04, RW. 02, Kelurahan Karang Rejo, Kecamatan Banyuwangi,
Kabupaten Banyuwangi pada tanggal, 02 Maret 2020, di Pengadilan Agama
Banyuwangi, Dalam Perkara Nomor: 1397/Pdt.G/2020/PA.Bwi.
Dengan ini bertindak untuk dan atas nama sendiri,dalam kedudukannya sebagai
TERGUGAT, perkenankan saya mengajukan kesimpulan dalam perkara ini.
Selain dari dua penegasan di atas, perkenankanlah saya menarik pokok kerangka yang
menjadi inti permasalahan sebagai berikut :
b. Dalam duduk perkara Sebagaimana dalil gugatan pada angka 5 (lima), juga
mengatakan bahwa pengajuan Gugatan Cerai karena antara Pengugat dengan Tergugat
sering terjadi pertengkaran, ternyata hanya pernyataan dalil yang tidak menyebutkan
kapan saja terjadinya peristiwa pertengkaran yang dimaksudkan, dimana lokasi
kejadiannya, apa yang menjadi faktor penyebabnya, dan siapa yang menjadi pemicunya,
serta apa yang menjadi bukti objektifnya.
c. Bahwa dalil Gugatan Cerai Penggugat yang mengatakan sering terjadi pertengkaran
bertolak belakang dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga tidak layak untuk
dijadikan alasan sebagai dasar Gugatan Perceraian, karena hubungan antara Penggugat
dengan Tergugat pada dasarnya baik-baik saja. Kalaupun tejadi perselisihan yang
dikatakannya adalah sebuah peristiwa pertengkaran, masih dalam batas kuwajaran yang
sangat jarang sekali terjadi dan dalam peristiwa tersebut pemicunya adalah Sulestiani
Binti Trinduta sendiri selaku Penggugat.
2. Tanpa Pamit pergi meninggalkan tempat tinggal bersama meninggalkan suami dan
seorang anak yang masih kecil, yang semestinya disadari olehnya adalah merupakan
tanggung jawabnya untuk mengasuh dan merawatnya, serta diketahui oleh Tergugat
setelah beberapa hari sejak kepergiannya, ternyata karena dia telah merencanakan
untuk mengajukan Gugatan Cerai, yang diwakili oleh Kuasa Hukumnya. Dan sejak saat
itu dia memutus komunikasi dengan suami dan anaknya.
3. Bahwa selama proses persidangan sejak sidang mediasi Penggugat tidak mau lagi
hadir dalam persidangan dan bertahan untuk tidak mau berdamai dengan Tergugat
sehingga menunjukkan bahwa memang, kuat dugaan telah ada laki-laki lain dalam
kehidupan rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat yang tidak di sadari oleh
suaminya selaku Tergugat. Disinyalir laki-laki yang menjadi selingkuhannya masih
memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarganya. Hal Ini di tunjukkan dari
keterangan kesaksian para saksi dari pihak Penggugat yang merupakan anggota
keluarganya sendiri, yang kesemuanya mengatakan tidak sanggup untuk merukunkan
meski diberi kesempatan oleh Majlis Hakim yang menagani perkara.
4. Adalah Tidak benar dan Tergugat menolak dengan tegas kalau dikatakannya sering
terjadi pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat oleh para saksi-saksi dari pihak
Penggugat.
Keterangan kesaksian mereka sebagian besar bohong karena tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, melainkan keterangan kesaksiannya yang hanya mengada-
ada, dilebih-lebihkan, dan didramatisir serta tidak ada bukti objektifnya. Sebuah
peristiwa yang bukan merupakan sebuah peristiwa pertengkaran, dikatakannya adalah
sebuah pertengkaran. Bahkan tidak bertengkar sekalipun dikatakannya telah terjadi
bertengkaran.
e. Dari hasil Elisitasi dengan orang tua perempuan Penggugat yang bernama Katiyah,
kuat dugaan bawa orang tua perempuan Penggugat adalah orang yang sangat
menghendaki terjadinya perceraian dalam rumah tangga Pengugat dengan Tergugat,
dan hal ini diakuinya sendiri melalui pernyataan-pernyataannya kepada Tergugat. Dan
dalam keterangan kesaksiannya dalam persidangan, meski diatas sumpah, kesaksiannya
penuh dengan kebohongan karena tidak dapat dibuktikannya dengan alat bukti yang
dapat diakui sebagai barang bukti. Menjadi sangat wajar apabila para saksi pihak
Penggugat mengatakan tidak sanggup untuk merukunkan apabila diberikan
kesempatan oleh Majlis Hakim yang menagani perkara, sebab dari sejak awal
pernikahan mereka memang tidak ikut cawe-cawe sehingga Penggugat dan Tergugat
menikah dengan Wali Hakim.
Ketika Sulestiani melahirkan anaknya dirumah sakit, tidak ada anggota keluarga dan
kerabatnya yang mau perduli terhadapnya, sehingga terang saja kalau mereka tidak
sanggup untuk merukunkan apabila antara Penggugat dengan Tergugat terjadi
perselisihan. Dan pada kenyataannya justru merekalah yang mengisyaratkan dan
mengupayakan terjadinya perceraian.
Alasan yang mendasari ibunya mendukung terjadinya perceraian disamping karena dia
tidak suka dengan Tergugat dari sejak awal sebelum terjadi pernikahan, karena dia
memiliki kepentingan agar Sulestiani Binti Trinduta setelah bisa di ceraikan dari
suaminya bisa pergi keluar negeri menjadi Pekerja/Buruh Migran sehingga ia bisa
menikmati hasil kerjanya.
Pernah dikatakan pula bahwa ketika ia di luar negeri majikannya menyukainya dan ingin
menikahinya dan berharap suatu hari ia kembali kepadanya, dan temannya yang pernah
dikatakan oleh ibunya pernah memberikan uang untuk proses persidangan Gugatan
Cerai telah menikah dengan warga asing diluar negeri dan di sinyalir Sulestiani Binti
Trinduta, berfikiran ingin mengikuti jejak kehidupan temannya tersebut.
1. Pada tahun 2011, pernah sekali terjadi perselisihan atas sebab karena Sulestiani
mencurigai dan menuduh Tergugat selingkuh hanya karena ada nomer telepone tidak
dikenal melakukan panggilan ke nomer telepon Tergugat, dan karena hal itu dia tidak
bisa menerima penjelasan dari Tergugat bahwasannya itu adalah panggilan yang juga
tidak dikenal oleh Tergugat lantas dia membanting handpone miliknya sehingga rusak
dan akhirnya Tergugat mebelikannya lagi handphone yang baru karena kasihan.
2. Pada tahun 2012, pernah sekali terjadi perselisihan yang bukan merupakan sebuah
pertengkaran dirumah kontrakan ketika Tergugat pulang dari tempat kerja sebagai
security di perusahaan pertambangan Tumpang Pitu, yang dipicu atas sebab karena
Sulestiani Binti Trinduta, menuduh Tergugat tanpa bukti, sebagai security karena
melaksanakan tugas patroli, disangkanya berarti bisa pergi ke lokalisasi (tempat
prostitusi) yang berada tidak jauh dari lokasi tempat kerja, yang sudah ditutup pada
waktu itu (menuduh tanpa bukti dan kembali ia membanting handphone-nya kalau
sedang marah).
3. Pada tahun 2020, tepatnya tanggal, 05 februari terjadi perselisihan yang dipicu atas
sebab karena Sulestiani Binti Trinduta menolak diajak melakukan hubungan suami isteri
selama beberapa hari berturut-turut, yang akibat dari perselisiahan tersebut yang
sebenarnya sudah dapat di jernihkan ternyata diam-diam dia mengajukan permohonan
Gugatan Cerai melalui kuasa hukumnya dan pergi meninggalkan tempat tinggal
bersama dan tidak diketahui alamatnya.
b. Bahwa Tergugat masih sangat mencintai Sulestiani Binti Trinduta dan tetap ingin
mempertahankan pernikahan meski adanya pihak ketiga yang ikut campur dalam
kehidupan rumah tangganya.
Meski Penggugat masih enggan pulang kepada suami dan anaknya Tergugat
berkomitmen untuk tidak menceraikannya karena anak hasil pernikahannya
berkeberatan jika terjadi perceraian diantara kedua orang tuanya yang dapat memutus
jalinan silahturohim dan berakibat buruk kepadanya disaat ini dan dimasa-masa yang
akan datang.
“Bagi kalian allah sendiri menciptakan pasangan-pasangan (isteri-isteri) dari jenis kalian
sendiri, kemudian dari isteri-isteri kalian itu dia ciptakan bagi kalian anak cucu
keturunan, dan kepada kalian dia berikan rizki yang baik-baik”. (QS. An Nahl :72).
“ Isteri ( wanita) yang meminta kepada suami (laki-laki) nya untuk di cerai tanpa kondisi
mendesak maka haram baginya bau surga.”(HR. Abu Daud no. 2226, At-Tarmudzi 1187
dan di shohihkan oleh Al Abani).
“Para isteri (wanita) yang berusaha melepaskan dirinya dari suami (laki-laki) nya, mereka
itulah para isteri (wanita) munafik.”(HR.Nasai 3461 dan di shohihkan oleh Al Abani).
e. Bahwa Sangat disadari oleh Tergugat akan resiko pernikahannya yang sejak awal tidak
mendapatkan Restu Orang Tua, dan tidak dikehendaki juga oleh keluarga dan juga
kerabatnya. Jika dipaksakan harus bercerai Tergugat sangat mengkuwatirkan akan
seperti apa kondisi psikologisnya anak akibat perceraian yang terjadi diantara kedua
orang tuanya, dan lagi Gugatan Cerai yang diajukan oleh Penggugat memiliki
konsekwensi hukum baik bagi Penggugat sendiri, keluwarganya dan orang lain.
f. Bahwa Tergugat tetap berkeberatan jika harus bercerai dengan Penggugat yang
diketahuinya sendiri oleh Tergugat bahwasannya ia Menggugat Cerai, tidak murni atas
kemauannya sendiri, melainkan karena adanya hasutan dan tekanan dari pihak lain yang
memiliki kepentingan terhadapnya. Menjadi tidak dapat dibenarkan jika pada
kenyataannya orang tua atau kerabatnya ikut campur dalam urusan rumah tangganya
anak. Apalagi sampai menghasut dengan mengisyaratkan agar menceraikan suaminya
tanpa mau mempertimbangkan keberadaan anak dari hasil pernikahannya, yang
menurut ajaran agama yang seharusnya di imaninya sebagaimana Sabda Rosullulah
Shallalahu’allaihi Wa Sallam,
Bahwa pengajuan bukti-bukti tertulis berupa surat-surat yang di ajukan oleh Penggugat
sebagai alat bukti banyak yang tidak ada relevansinya dengan dalil duduk perkara pada
angka 4, 5, 6, 7, 8 yang menjadi dasar permohonan Gugatan Cerai Penggugat.
1. Bukti Penggugat dengan kode P.1, berupa Akta Nikah dipahami oleh Tergugat adalah
sebagai bukti untuk menjelaskan bahwa Sulestiani Binti Trinduta telah mengikatkan diri
dalam sebuah ikatan perkawinan dengan janji suci lahir dan bathin untuk membangun
sebuah rumah tangga yang SAMAWA dengan seorang laki-laki yang bernama Bayu Aris
Widodo Bin Biran.
2. Bukti Penggugat dengan kode P.2, berupa Kartu Tanda Penduduk adalah sebagai
bukti bahwa Penggugat adalah warga Negara Indonesia yang memiliki hak yang sama
di depan hukum namun demikian Penggugat tidak dapat menunjukkan Kartu Tanda
Penduduk yang asli, sehingga Tergugat berkeberatan dan kepada Majlis Hakim yang
menagani perkara mohon untuk dijadikan pertimbangan untuk menolak gugatan cerai
Penggugat untuk seluruhnya. Sebab identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk
menjadi sangat penting yang menjadi bukti juga disamping Akta Nikah untuk
membuktikan bahwa Tergugat masih berstatus berada dalam ikatan perkawinan karena
dalam Kartu Tanda Penduduk mencantumkan status perkawinan dan tanggal lahir
dalam identitas diri Penggugat, terdapat berbedaan yang signifikan dengan paspor
yang diajukan sebagai alat bukti.
3. Bukti Penggugat dengan kode P.3, berupa tulisan orang tua perempuan Penggugat
dalam kalender bukan merupakan alat bukti dan tidak membuktikan apapun berkaitan
dengan dalil dalam duduk perkara Penggugat dan keterangan saksi-saksi dari
Penggugat.
4. Bukti Penggugat dengan kode P.4, burupa tulisan orang tua perempuan Penggugat
bukanlah alat bukti yang objektif untuk membuktikan kalau pada tanggal, 22 februari
2020 terjadi pertengkaran antara Sulestiani Binti Trinduta dengan Bayu Aris Woidodo
Bin Biran (alm), sehingga tidak membuktikan apapun karena bukan merupakan alat
bukti yang bisa di akui sebagai barang bukti.
5. Bukti Paspor adalah bukti yang menjelaskan bahwa Penggugat memiliki izin pergi
keluar negeri, dan untuk masuk kesuatu Negara dibutuhkan visa dan untuk tinggal di
suatu Negara dibutuhkan Permid. Sebagaimana dalil dalam duduk perkara pada angka
3 (tiga), dalam kalimat yang menyatakan “Pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016
Penggugat pergi keluar negeri menjadi TKW di Taiwan."
Dalil ini telah dijawab oleh Tergugat dan disanggah kebenarannya secara tertulis melalui
jawaban Tergugat tertanggal, 13 maret 2020, dan dalam hal ini Penggugat melalui
Kuasa Hukumnya melakukan revisi secara lisan didepan Majlis Hakim pada persidangan
pada tanggal, 07 april 2020, sehingga Tergugat berkeberatan dengan revisi yang
dilakukan oleh Penggugat karena Tergugat telah lebih dulu memberikan jawaban atas
dalil dalam duduk perkara tersebut yang Salinan Gugatan Cerainya diterima oleh
Tergugat bersama Relaas panggilan sidang pada tanggal, 11 maret 2020, sekitar pukul
16:00 WIB.
Dan bukankah Gugatan Cerai Penggugat yang Resmi diterima oleh Pengadilan Agama
Banyuwangi dan tercatat dalam perkara nomer: 1397/Pdt.G/2020/PA,Bwi, sejak awal
adalah Gugatan Cerai yang tertulis yang diterima oleh Pengadilan Agama Banyuwangi
pada tanggal, 04 maret 2020, dan diajukan oleh Penggugat pada tanggaL, 02 maret
2020. Revisi yang dilakukan oleh kuasa hukum Penggugat dilakukan karena Tergugat
pernah menyampaikan kepada Sulestiani Binti Trinduta, pada saat sebelum mediasi agar
sebaiknya ia membatalkan gugatannya karena banyak yang tidak sesuai dengan fakta
dan cacat formil, satu contoh adalah dalil dalam duduk perkara tersebut.
Dan revisi juga dilakukan atas dalil dalam duduk perkara pada angka 7 (tujuh), dalam
kalimat,
“Sejak tanggal, 2 maret 2020 Penggugat telah pergi meninggalkan rumah kediaman
bersama dan pulang ke rumah orang tuanya”. Penulisan tanggal 2 maret 2020 diubah
menjadi tanggal, 3 maret 2020, dan telah dibantah oleh Tergugat dalam jawaban
tertulisnya tertanggal, 13 maret 2020, bahwa dalil tersebut tidak benar, yang dipertegas
pihak keterangan saksi Pihak Pengugat atas nama Riyati, Yang dalam kesaksiannya
menyatakan Tergugat pergi kerumah orang tuanya sejak awal bulan februari 2020.
( bukan di bulan maret).
Terkait keterangan para saksi yang di ajukan oleh Penggugat untuk memberikan
Keterangan kesaksiannya dibawah Sumpah di depan Majlis Hakim Pengadilan Agama
Banyuwangi, yang dimaksudkannya untuk tujuan membuktikan dan menguatkan dalil-
dalil dalam Gugatan Cerai yang di ajukan Penggugat yang diwakili oleh kuasa
hukumnya. Setelah melihat, mendengar, dan mencermati, Tergugat sangat berkeberatan
karena para saksi kebanyakan memberikan keterangan yang tidak benar yang dapat
menjadi fitnahan bagi Tergugat.
1. Saksi dalam persidangan Gugatan Cerai yang di ajukan oleh Pihak Penggugat pada
sidang tanggal, 12 mei 2020 yakni :
Nama : SUPONO
Tempat & Tanggal Lahir, Banyuwangi, 05-06-1963, Pekerjaan Wiraswasta NO. KTP
3510010506630007, Alamat Dusun Rejo Agung RT. 005, RW. 001, Desa
Sumberagung,Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.
c. Peristiwa yang dikatakan oleh saudara Supono ketika berada di dapur rumah orang
tua Penggugat yang dikatakannya adalah sebuah pertengkaran adalah tidak benar dan
bohong, karena Kejadian/Peristiwa tersebut adalah merupakan klarifikasi Tergugat
untuk mengetahui alasan kepergian Sulestiani dan untuk mengetahui keberadaannya
yang dilakukan pada tanggal, 04 maret 2020, dan bukanlah merupakan sebuah
pertengkaran.
d. Keterangan saksi atas nama Supono yang mengatakan melihat terjadinya
pertengkaran dan terjadi aksi Bayu Aris Widodo menyeret-nyeret Sulestiani Binti
Trinduta adalah peristiwa yang terjadi pada tanggal, 03 maret 2020, dan bukan
merupakan sebuah pertengkaran, peristiwa kejadian tersebut adalah peristiwa kejadian
ketika Sulestiani Binti Trinduta menolak diajak pulang dari rumah orang tuanya menuju
tempat tinggal bersama dan pada waktu itu Sulestiani Binti Trinduta berupaya merebut
tas miliknya yang hendak dibawa pergi meninggalkan rumah orang tuanya pada hari itu
juga, sehingga menjadi mustahil dan tidak masuk akal kalau saksi atas nama Supono
yang mengatakan mengetahui kejadian tersebut, tapi mengatakan tidak tahu kepergian
Sulestiani Binti Trinduta dari rumah orang tuanya.
Pernyataan-pernyatan dan sikap dari anggota keluarga Penggugat dan kerabatnya
menunjukkan kalau sudah ada kompromi untuk mengupayakan terjadinya perceraian
dan menyembunyikannya keberadaan Sulestiani Binti Trinduta dari Tergugat dan juga
anaknya. Oleh karena keterangan para saksi tidak bisa dibuktikan dengan adanya bukti
yang objektif meskipun dikatakannya melihat dan mendengar langsung patut diduga
saksi Supono telah melanggar ketentuan dalam Pasal 242 yang berbunyi,
e. Bahwa terkait keterangan mengenai barang yang dipindahkan oleh Penggugat dari
tempat kediaman bersama Tergugat menuju rumah dan toko Ibu Penggugat, adalah
tindakan yang berlebihan yang dilakukan oleh oleh Penggugat sebagai seorang isteri,
dan patut diduga tindakannya tersebut merupakan pelanggaran hukum karena ingin
menguasai kepemilikan harta bersama yang didapatkan selama pernikahan sebelum
terjadi perceraian antara Penggugat dengan Tergugat. Kejadian tersebut terjadi pada
tanggal, 06 februari 2020 sampai dengan 07 februari 2020. Sebagaimana pesan
whatshapnya kepada Tergugat, bahwa tindakannya tersebut dilakukan atas perimintaan
Ibu Penggugat. Dalam hal ini alasan Pengugat memindahkan barang-barang yang
merupakan aset bersama adalah untuk menafkai anak dan sekaligus supaya dapat
membantu mengelola toko milik Ibunya.
Karena alasan tersebut, Tergugat mentolerir dengan sebuah komitment agar Penggugat
berada dirumah orang tuanya, mulai pagi hari saat pelanggan toko mulai datang sekira
pukul 04:00 Wib, sampai dengan waktu sore hari selepas magrib sekira pukul 18:00 Wib,
selanjutnya melewati batas waktu tersebut Penggugat harus sudah pulang ke tempat
kediaman bersama. Oleh Karena komitment tersebut ternyata tidak dilaksanakan oleh
Penggugat, dan justru Penggugat malah pergi tanpa pamit suaminya sejak tanggal, 03
maret 2020, maka Tergugat dengan terlebih dahulu meminta izin kepada Ibu kandung
Penggugat, memindahkan kembali barang-barang ke tempat kediaman bersama pada
tanggal, 07 maret 2020. Hal ini dilakukan karena Sulestiani tidak sportif lagi untuk
melaksanakan komitmentnya dan telah berlaku tidak jujur kepada Tergugat. Disamping
itu, Tergugat memiliki seorang anak yang butuh pengawasan setiap hari sejak Sulestiani
ibunya meninggalkannya.
Tindakan ini dilakukan semata-mata demi kebaikan keluarga sebab dengan membuka
kembali usaha toko maka Tergugat bisa membagi waktunya untuk bisa mengawasi dan
merawat anaknya dan melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi rutinitasnya.
Dengan dipindahkannya barang-barang milik bersama adalah merupakan tindakan
untuk penggamanan aset keluarga dan agar Penggugat juga lekas pulang ke tempat
kediaman bersama, namun ternyata, diketahui oleh Tergugat pada waktu sore hari pada
tanggal, 11 maret 2020, ternyata kepergian Sulestiani, karena diam-diam ia telah
merencanakan mengajukan cerai suaminya dan sampai dengan beberapa kali
persidangan Sulestiani masih enggan pulang ke tempat kediaman bersama.
2. Saksi ke 2 (dua) dalam persidangan Gugatan Cerai yang di ajukan oleh Pihak
Penggugat pada sidang tanggal, 12 mei 2020 yakni :
Dalam penyampaian keterangan saksi pihak penggugat atas nama Sutrisno Hadi, diatas
sumpah dalam persidangan di depan Majlis Hakim, dikemukakan keterangan yang tidak
berdasarkan fakta dan tidak diketahuinya sendiri kapan peristiwanya, dimana
kejadiannya, apa yang menjadi faktor penyebabnya dan siapa pemicu
pertenngkarannya. Keterangan yang ia kemukakan adalah keterangan yang mengada-
ada dan dilebih-lebihkan dan merupakan sebuah cerita yang bersumber dari Sulestiani
Binti Trinduta dan Katiyah selaku orang tua Penggugat.
Adapun keterangan kesaksiannya adalah sebagai berikut :
a. Bahwa keterangan saudara Sutrisno Hadi yang merupakan ketua RT dan bertetangga
dekat mengatakan antara Penggugat dengan Tergugat sering terjadi pertengkaran dan
dalam pertengkaran tersebut Bayu Aris Widodo suka berlaku kasar dan melakukan
pengusiran terhadap Sulestiani, dan suka mencaci maki dengan kata-kata kotor seperti
anjing, jancok, dan mengancam mau membunuh dan telah melakukan perampasan
barang milik Sulestiani.
c. Bahwa saksi Sutrisno Hadi mengatakan pernah mengupayakan solusi damai karna
seringnya terjadi pertengkaran ketika mengantarkan surat dari Pemerintah Desa adalah
tidak benar karena Pemerintah Desa selalu berkirim surat melalui kelembagan BPD jika
Surat tersebut adalah untuk anggota BPD, tidak pernah melalui Ketua RT.
Dan surat tersebut dikatakannya dikirim ke tempat tinggal Bayu Aris Widodo tapi
kemudian berubah lagi dengan mengatakan dikirim kerumah orang tuanya Penggugat.
d. Bahwa semua keterangan saksi atas nama Sutrisno Hadi adalah tidak benar
seluruhnya dan dia telah mencabut dan membatalkan semua keterangan kesaksiannya
diatas sumpah di depan Majlis Hakim yang menagani perkara pada persidangan pada
tanggal, 09 juni 2020.
f. Pada tanggal, 09 juni 2020, melalui surat permohonannya tertanggal, 08 juni 2020,
saski Sutrisno Hadi memohon untuk menghadap ke persidangan untuk menyampaikan
keterangan dan yang bersangkutan ternyata mencabut semua kesaksiannya yang
pernah dikemukakan dalam persidangan pada tanggal, 12 mei 2020.
Dalam keterangannya ketika diwawancarai dirinya diminta untuk menjadi saksi dalam
persidangan Gugatan Cerai dalam perkara Nomor : 1397/Pdt.G/2020/PA.Bwi, oleh :
3. Saksi ke-3 (Tiga), yang diajukan oleh Penggugat pada sidang pada hari selasa tanggal,
19 mei 2020, adalah :
Nama KATIYAH, Tempat & Tanggal Lahir Banyuwangi, 05-06-1963, Pekerjaan
Wiraswasta, NO. KTP : 3510010506630007
Alamat Dusun Silirbaru RT. 005, RW. 001, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran
Kabupaten Banyuwangi.
Saksi ini adalah saksi yang di ajukan oleh Penggugat untuk menggantikan saksi atas
nama Sutrisno Hadi yang mencabut dan membatalkan kesaksiannya melalui surat
pernyataan yang diterima oleh Kuasa Hukum Penggugat melalui whatshaap sehingga di
gantikannya dengan saksi baru yang bernama Katiyah yang memberikan keterangan
kesaksiannya pada persidangan pada tanggal, 19 mei 2020. Setelah mendengar
keterangan kesaksian saksi pihak Penggugat yang bernama Katiyah, yang merupakan
orang tua perempuan Penggugat (ibu kandung Penggugat), Tergugat sangat
berkebertan dan penjelasan tanggapan Tergugat adalah sebagai berikut :
a. Keterangan kesaksian yang disampaikan Ibu Katiyah di depan Majlis Hakim pada
persidangan pada tanggal, 19 mei 2020, banyak yang tidak benar dan bohong serta
tidak membuktikan hal apapun berkaitan dengan duduk perkara yang di dalilkan oleh
Penggugat dalam Gugatan Cerai yang di ajukan ke Pengadilan Agama Banyuwangi.
b. Keterangan saksi Ibu Katiyah (Saksi ke-3), memjawab pertanyaan Majlis Hakim
tentang “Apa yang menjadi sebab pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat," di
jawab oleh saksi dengan mengatakan bahwa,
”Tergugat sering pulang malam lalu sering marah-marah pada Penggugat, dan pernah
ketika malam - malam di jonkrok-jongkrokne (didorong-dorong), serta mengatakan
sudah muak-sudah muak, sehingga Penggugat pada waktu malam hari pulang
kerumah orang tuanya dengan mengetuk-ngetuk pintu rumah pada pukul 11:00, karena
takut, mau di injak-injak oleh Penggugat."
Keterangan kesaksiannya ini adalah tidak benar dan merupakan pernyataan bohong
yang di karang oleh saksi dan mendramatisir karena tidak menjelaskan kapan
peristiwanya dan tidak ada bukti objektifnya sehingga keterangannya tersebut tidak
dapat pertanggung jawaban dan merupakan fitnahan bagi Tergugat.
c. Keterangan saksi Ibu Katiyah (Saksi ke-3), menjawab pertanyaan Majlis Hakim yang
mengatakan, sejak Sulestiani meninggalkan rumah selama kurang lebih 3 (tiga bulan),
beliau telah mengupayakan solusi damai dengan menasehati Sulestiani melalui
telephone agar pulang kerumah dan dijawab olehnya sudah tidak kuat lagi berumah
tangga dengan Tergugat, bertentangan dengan pernyataannya sendiri yang
mengatakan tidak tahu menahu keberadaan anaknya Sulestiani dan tidak pernah
melakukan hubungan sama sekali, padahal beliau mengatakan mengenal siapa yang
menjadi kuasa hukumnya Sulestiani dan bisa melakukan komunikasi setiap saat. hal ini
menandai kalau dirinya memang menghendaki terjadinya perceraian dalam rumah
tangga Penggugat dengan Tergugat yang dipertegas dengan pernyataan kesaksiannya
dengan mengatakan tidak sanggup untuk mendamaikan.
Dan ketika ditemui oleh Tergugat dirumahnya,beliau mengatakan pada Tergugat ketika
ditanya, “Buk anak kecil yang sering di bawa Ani pulang kerumah ibuk ini anak siapa ya
kok tega ditinggal pergi ?," dengan cetus ibunya menjawab,
“ Mboh anae sopo aku rangerti !, saiki kari opo jare, niate ani yo niatku, niatku yo niate
ani”, Kata katiyah kepada Tergugat sambil menimba air dari sumur ( Rabu, 20 mei 2020).
Dalam hal ini, saksi mengatakan peristiwa terjadi pada tanggal, 22 februari 2020, adalah
tidak benar dan mengada-ngada, karena pada tanggal tersebut tidak pernah terjadi
pertengkaran sebab sejak tanggal, 21 februari 2020, dirumah saksi yang merupakan ibu
kandung Penggugat sedang berlangsung acara selamatan nyewu ( Ngijing/Pasang Batu
Nisan), dan pengajian Yasin dan Tahlil pada malam harinya dan Tergugat mengikuti
acara tersebut dan merasa hubungannya dengan Penggugat dan keluarga baik-baik
saja.
e. Keterangan saksi Ibu Katiyah (Saksi ke-3), menjawab pertanyaan Kuasa Hukum
Penggugat, mengenai janji Tergugat dalam acara “Mbangun Nikah” yang pernah di
ucapkan Tergugat adalah tidak benar karena dalam acara Mbangun Nikah tersebut tidak
ada pengucapan janji, dan hanya untuk memperbarui nikah karena Tergugat pada
waktu itu berniat mencalonkan diri menjadi kandidat Kepala Desa dalam
kontestasi PEMILUKADES pada tahun 2017, bukan karena sering bertengkar dengan
Penggugat, dan acara mbangun nikah tersebut dilaksanakan pada tanggal, 14 April
2017 dan PEMILU KADES di selenggarakan pada tanggal, 08 Nopember 2017. Sebelum
Mbagun Nikah hubungan antara Tergugat dengan Penggugat baik-baik saja dan acara
mbangun nikah ada bukti vidionya.
f. Keterangan saksi Ibu Katiyah (Saksi ke-3), yang mengatakan, mengetahui Penggugat
pergi meningggalkan rumah dengan melompati jendela, bertolak belakang dengan
pernyataannya sendiri yang mengatakan posisinya pada waktu itu sedang berada di
kandang yang lokasinya berada di luar pagar rumahnya. Keterangannya ini jelas
mengada-ngada karena kalau saksi berada di kandang, tentunya dia tidak akan
mengetahui kepergian Tergugat dan rumah saksi dikelililingi oleh pagar tembok dan
candela rumahnya sangat kecil sehingga tidak memungkinkan untuk dilewati.
Dalam hal ini, saksi mengarang cerita dan mendramatisir karena dia terlalu
bersemangat ingin membuat rumah tangga Penggugat dengan Tergugat menjadi
berantakan sehingga terjadi perceraian. Hal ini sangat mudah untuk di analisa karena
yang berperan dalam proses Gugatan Cerai yang di ajukan oleh Penggugat adalah
keluarga dan kerabatnya, sementara Selestiani selaku Penggugat tidak mau dibuat
pusing dan hanya menunggu dengan harap-harap cemas agar segera mendapatkan
Akta Cerai, padahal suami dan anaknya berkeberatan dan mengharap kepulangannya
dan tidak menghendaki terjadinya perceraian.
g. Keterangan saksi Ibu Katiyah (Saksi ke-3), yang mengatakan mengetahui Tergugat
mendatangi saksi Penggugat atas nama Sutrisno Hadi usai menjadi saksi di Pengadilan
Agama Banyuwangi pada tanggal, 12 mei 2020, dan mengancam saksi adalah tidak
benar dan merupakan pernyataan bohong semata.
h. Keterangan para saksi mengarah pada fitnahan bagi Tergugat sehingga untuk
mempertanggungjawabkan kebenaran dari keterangannya, harus bisa bisa
menunjukkan bukti objektifnya karena keterangan para saksi dapat memiliki
konsekwensi hukum.
Sebagaimana diatur dalam bab IX tentang sumpah palsu dan keterangan palsu, pasal
242 ayat (1) Kitap Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”), Selanjutnya, oleh karena
dalil-dalil dalam duduk perkara yang dijadikan dasar dalam Gugatan Cerai tidak
memiliki cukup bukti yang objektif patut diduga Penggugat juga telah melakukan
pengaduan palsu atau pengaduan fitnah kepada penguasa terhadap diri Tergugat yang
menurut aturan hukum, Sebuah tuduhan yang tidak berdasar (tanpa alat bukti) dapat
dikatakan sebagai fitnah.
Sebagaimana bunyi pasal Pasal 311 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(“KUHP”),
“Barangsiapa melakukan kejahatan menista atau menista dengan tulisan, dalam hal ia
diizinkan untuk membuktikan tuduhannya itu, jika ia tidak dapat membuktikan dan jika
tuduhan itu dilakukannya sedang diketahuinya tidak benar, dihukum karena salah
memfitnah dengan hukum penjara selama-lamanya empat tahun”.
merujuk pada ketentuan menista pada Pasal 310 ayat (1) KUHP, yang berbunyi sebagai
berikut,
“Barang siapa sengaja merusak kehormatan atau nama baik seseorang dengan jalan
menuduh dia melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud yang nyata akan tersiarnya
tuduhan itu, dihukum karena menista, dengan hukuman penjara selama-lamanya
sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,-“
Dalam hal ini saksi pihak penggugat mengatakan kalau keterangan kesaksiannya berasal
dari cerita Sulestiani Binti Trinduta dan Katiyah yang merupakan orang tua
perempuannya.(Ada Bukti Surat Pernyataan Dan Rekaman Suara Keterangan Kesaksian
Sdari Saksi).
4. Saksi ke-4 (empat), yang diajukan oleh Penggugat pada sidang pada hari selasa
tanggal, 23 juni 2020, atas nama,
Nama RIYATI
Tempat & Tanggal Lahir Banyuwangi, 21-01-1967
Pekerjaan Wiraswasta
NO. KTP 3510016101670002
Alamat Dusun Silirbaru RT. 002, RW. 003, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran
Kabupaten Banyuwangi.
Saksi atas nama Riyati diajukan oleh Penggugat untuk menjadi saksi karena saksi pihak
Penggugat atas nama Sutrisno Hadi mencabut dan membatalkan semua keterangan
kesaksiannya diatas sumpah dalam persidangan pada tanggal, 09 juni 2020. Dalam hal
ini pihak Penggugat yang awalnya mengatakan cukup mengajukan dua orang saksi
menjadi 3 (tiga) orang saksi ketika diketahuinya bahwa salah seorang saksi mencabut
dan membatalkan semua keterangan kesaksiannya melalui surat pernyataan yang
diketahuinya melalui whatshaap dan sempat di ajukan sebagai alat bukti untuk
menggantikan saksi atas nama Sutrisno Hadi.
Bahwa keterangan yang disampaikan oleh saksi atas nama Riyati tidak semua benar dan
ada yang mengada-ada dan dilebih-lebihkan, dalam keterangan kesaksiannya sebagai
berikut :
6. Dalam keterangan saksi yang mengatakan mau dilaporkan ke polisi karena membantu
mengumpulkan barang-barang toko yang hendak diambil oleh Tergugat adalah tidak
benar, pada kenyataannya yang ia lakukan adalah mengumpulkan barang-barang toko
yang tidak laku di jual dan kadaluwarsa dan hendak diserahkan kepada Tergugat, dan
sebagian barang milik Tergugat disembunyikan supaya tidak di ambil oleh Tergugat
sehingga Tergugat menegurnya. Dan dalam kejadian ini Tergugat meminta kepada
orang tua perempuan penggugat agar mengembalikan juga Document penting milik
Tergugat yang tidak ada di tempat tinggal bersama yang kuat dugaan telah dibawa atau
diamankan oleh Sulestiani Binti Trinduta. Berkaitan dengan hal itu dikatakan oleh ibunya
pada waktu itu “Aku rangerti , sesok wae lek ani mulih njukuen takono dewe."
b. Bahwa barang-barang toko yang terlanjur ia pindahkan ketempat orang tuanya, tidak
mungkin dibawa pulang lagi.
c. Bahwa ia ingin membantu orang tua mengurus tokonya, sehingga diberikan
komitmen agar ia berada dirumah orang tuanya mulai pagi hari sekira pukul 04:00 WIB
s/d 18:00 WIB.
Berkaitan dengan ini ditawarkan pula kepadanya agar barang-barang yang telah
dipindahkan jika tidak mungkin dibawa pulang sebaiknya di iklaskan saja dan tergugat
mengajak membuka usaha baru namun ia menolaknya dan mengatakan tetap ingin
membantu ibunya mengurus toko, yang pada kenyataanya ternyata tidak demikian,
melainkan ia berada dirumah orang tuanya ternyata diam-diam merencanakan
menggugat cerai suaminya, yang dilakukan melalui Kuasa Hukumnya dengan kuasa
khusus yang diberikan pada tanggal, 28 februari 2020, mengajukan cerai pada tanggal,
2 maret 2020, dan diterima oleh Pengadilan Agama Banyuwangi pada tanggal, 04 maret
2020 dan Bayu Aris Widodo, menyadari hal itu setelah menerima Relaas panggilan
sidang pada tanggal, 11 maret 2020, sekitar pukul 16:00 WIB.
8. Keterangan saksi yang mengatakan sejak Sulestiani Binti Trinduta pergi meninggalkan
tempat tinggal bersama, kondisi anaknya baik-baik saja dan dikatakannya Tergugat
melarang pergi kerumah orang tuanya adalah tidak benar, pada kenyataannya kondisi
anak telah mengalami gangguan psikologis yang ditandai dengan merosotnya nilai
prestasi belajar disekolahnya dan menjadi minder bergaul dengan teman-temannya
yang membuat Terguat menjadi bingung dan pontang-panting menyikapi
kehidupannya. Dan tidak benar pula kalau dikatakan Tergugat melarang anaknya pergi
kerumah orang tua Penggugat, namun pada kenyataannya ibu perempuan Sulestiani
Binti Trinduta, yang tidak mau mengakui kalau anak hasil pernikahannya antara Bayu
Aris Widodo dengan Sulestiani Binti Trinduta adalah cucunya. Dikatakannya ketika
ditemui dirumahnya pada tanggal, 14 mei 2020, ketika ditanya oleh Tergugat,
“Buk anak kecil yang sering di bawa Ani pulang kerumah ibuk ini anak siapa ya
kok tega ditinggal pergi ?, dengan cetus ibunya menjawab, “ Mboh anae sopo aku
rangerti !, saiki kari opo jare, niate ani yo niatku, niatku yo niate ani." Kata ibu katiyah
kepada Tergugat Sambil menimba air dari sumur.(ada bukti rekaman suaranya).
Sejak saat Itu hanya perasaan nelongso dan bingung yang ada pada diri Tergugat, anak
hasil pernikahanya telah ditinggalkan oleh ibu kandungnya, dan tidak diakui sebagai
cucu oleh neneknya (orang tua Penggugat), sementara upayanya untuk
mempertahankan pernikahan juga belum menemukan jalan keluar, menyita waktu,
menguras tenaga dan phikiran dan banyak menimbulkan kerugian baik materiil maupun
non materiil.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh Tergugat jika ada cukup waktu dan
kekuatan Tergugat tetap akan berikhtiar karena “Perbuatan Halal Namun Sangat Dibenci
Oleh Allah adalah Talaq."
1. Keterangan kesaksian para saksi yang di sampaikan atau dikemukakan di depan Majlis
Hakim Pengadilan Agama Banyuwangi adalah merupakan keterangan kesaksian yang
sebagian besar bohong atau tidak benar karena kebanyakan hanya berdasarkan sebuah
cerita dari Penggugat yakni Sulestiani Binti Trinduta dan Katiyah selaku Ibu kandungnya.
Keterangan yang dikemukaan tidak diketahuinya sendiri kapan peristiwanya, dimana
lokasinya, apa yang menjadi faktor penyebabnya, siapa yang menjadi pemicunya dan
tidak ada bukti objektifnya.
2. Bahwa keterangan kesaksian para saksi pihak penggugat tidak membuktikan kalau
antara Sulestiani Binti Trinduta dengan Bayu Aris Widodo Bin Biran (Alm) sering kali
terjadi pertengkaran dan sering ada perlakuan kasar, serta tidak benar pula kalau
dikatakan sering mengeluarkan kata-kata kotor sebagai makian sebagaimana yang di
dalilkan dalam Duduk Perkara dalam gugatannya, karena faktanya Penggugat dan saksi
tidak dapat menunjukkan bukti objektifnya dan hanya sebuah pernyataan saja.
3. Bahwa keterangan kesaksian para saksi yang di kemukakan didepan Majlis Hakim
dalam persidangan adalah pernyataan-pernyataan keterangan yang sebagian besar
mengada-ada, dilebih-lebihkan bahkan mendramatisir sebuah cerita tentang adanya
sebuah pertengkaran yang terjadi antara Penggugat dengan Tergugat yang masuk
kategori bahwa seakan-akan Tergugat telah melakukan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT), namun tidak dapat dibuktikannya sehingga bisa menjadi fitnah bagi
Tergugat.
4. Keterangan Para saksi yang di ajukan oleh Penggugat adalah saksi yang sudah di
setting dengan maksud untuk memudahkan terjadinya perceraian antara Penggugat
dengan Tergugat karena yang menjadi saksi dari pihak Penggugat adalah anggota
keluwarganya semua yakni atas nama Supono adalah merupakan paman Penggugat,
Riyati adalah bibi Penggugat dan Katiyah sendiri adalah Ibu kandung Penggugat yang
justru menunjukkan kalau mereka yang menghendaki terjadinya perceraian antara
Penggugat dengan Tergugat ketika kondisi emosinal Sulestiani Binti Trinduta tidak stabil
atau ketika kejiwaan Sulestiani Binti Trinduta sedang tidak sehat.
5. Para saksi pihak Penggugat meskipun diatas sumpah telah berani memberikan
keterangan kesaksian yang tidak benar padahal mereka tidak memiliki bukti dan apa
yang mereka sampaikan bisa memiliki konsekwensi hukum. Hal ini ditandai dari sikap
dan keputusan saksi Pengugat atas nama Sutrisno Hadi, selaku ketua RT yang telah
mencabut dan membatalkan semua keterangan kesaksiannya.
6. Saksi pihak Penggugat baik itu Supono maupun Riyati tidak memiliki pekerjaan tetap
dan terkadang memang membantu pekerjaan saudara tuanya Katiyah, yang kaitannya
dengan gugatan Penggugat ini, tentu saja kalau mereka minta untuk menjadi saksi dan
mengatakan keterangan yang tidak benar, mereka tidak kuasa menolak karena selain
mereka bersaudara, ekonomi mereka agak ketergantungan dengan saudara tuanya
yang bernama Katiyah.
1. Photo Kopi Kartu Tanda Penduduk atas nama SULESTIANI & Bio Data Penduduk
Warga Negara Indonesia ( Draft) Dan Kartu Keluarga atas nama, Trinduto,
Sebagai bukti untuk penyebutan identitas Penggugat, untuk penyebutan nama ayah
penyebutannya tidak sesuai dengan data kependudukan dan kartu keluarganya,
Sehingga gugatannya tersebut cacat formil.
2. Photo Kopi Kartu Tanda Penduduk atas nama BAYU ARIS WIDODO, Kutipan Akta
Kematian dari Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, Surat Keterangan Kematian
ayah Tergugat dari KLINIK PRATAMA SANGGAR MEDIKA, Surat Keterangan Kematian
dari Pemerintah Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi.
Sebagai bukti untuk penyebutan identitas Tergugat, untuk nama ayah dalam duduk
perkara dalam Gugatan Cerai tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
bahwasannya pengajuan permohonan Gugatan Cerai dilakukan oleh Penggugat setelah
ayah Tergugat meninggal dunia, Sehingga gugatannya tersebut cacat formil.
8. Surat Undangan Rapat BPD, berikut Daftar Hadir dan Notulen Rapat, pada tanggal, 02
maret 2020, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan sebagai bukti bahwa
Tergugat sedang menghadiri rapat Lembaga Badan Permusyawaratan Desa (BPD), ketika
Penggugat pergi meninggalkan Tempat Kediaman Bersama tanpa pamit pada saat itu.
9. Surat Keterangan dari Pemerintah Desa Sumberagung sebagai bukti bahwa benar
kepergian Sulestiani meninggalkan rumah orang tuanya, tanpa pamit suaminya pada
tanggal, 03 maret 2020
11. Surat dari Bayu Aris Widodo untuk Sulestiani tertanggal, 24 maret 2020, sebagai
bukti bahwa dirinya telah berupaya memberi pengertian dan pencerahan untuk solusi
damai atas sikap keputusan dan tindakannya yang di nilai kurang pertimbangan dan
tergesa-gesa dalam mengajukan Gugatan Cerai.
12. Surat Pernyataan Saksi Pihak Penggugat Atas Nama Sutrisno Hadi dan Biodata
Kependudukannya,
Sebagai bukti bahwasannya kesaksiannya didepan Majlis Hakim tidak dapat
dipertanggung jawabkan dan tidak bisa dijadikan sebagai bukti. (Alat Bukti ini tidak
diterima oleh Majelis Hakim dan dikembalikan kepada Tergugat).
13. Surat Pernyataan Keberatan Anak Hasil Pernikahan Sulestiani Dan Bayu Aris Widodo,
atas nama SYAHDAHERA NABILA QUTRATU’AIN,
Sebagai bukti bahwa anak hasil pernikahan antara Penggugat dengan Tergugat
berkeberatan apabila terjadi perceraian diantara kedua orang tuanya. (Alat Bukti ini
tidak diterima oleh Majelis Hakim dan dikembalikan kepada Tergugat).
14. Surat Permohonan Anak Hasil Pernikahan SULESTIANI Dan BAYU ARIS WIDODO,
atas nama SYAHDAHERA NABILA QUTRATU’AIN, kepada Ketua Majlis Hakim Pengadilan
Agama Banyuwangi agar Gugatan Cerai yang diajukan Penggugat ditolak seluruhnya
dan cukup memberikan nasehat dan komitmen baik kepada Penggugat maupun kepada
Tergugat agar memenuhi tanggung jawabnya kembali menjadi orang tua yang baik.
Surat permohonan ini sebagai bukti bahwa anak hasil pernikahan antara Penggugat
dengan Tergugat sangat berkeberatan apabila ibu dan ayahnya bercerai dan ia sangat
mengharapkan ibunya pulang dan tidak memaksa untuk bercerai dari ayahnya. (Alat
Bukti ini tidak diterima oleh Majelis Jakim dan dikembalikan kepada Tergugat)
15. Tanggapan Tergugat terkait keterangan Para Saksi yang di ajukan oleh Penggugat
dalam sidang pada tanggal, 12 mei 2020 dan sidang pada tanggal, 19 mei 2020, adalah
sebagai bukti bahwa Tergugat berkeberatan dengan keterangan para saksi karena bisa
menjadi fitnah bagi diri Tergugat. (Bukti tidak diterima oleh Majelis Hakim dan
dikembalikan kepada Tergugat)
16. Kumpulan Bukti Percakapan Whats App antara Sulestiani dengan Bayu Aris Widodo
dan beberapa pihak terkait lainnya,
Sebagai bukti untuk menyanggah berbagai dalil dalam gugatan cerai Penggugat dan
keterangan-keterangan para saksi dari pihak Penggugat.
17. Kronologi kejadian Sulestiani isteri Bayu Aris Widodo meninggalkan tempat
kediaman bersama tanpa pamit sebagai bukti untuk mengetahui duduk pesoalan yang
terjadi antara Penggugat dengan Tergugat secara utuh. DVD/CD yang berisi tentang
Rekaman Vidio dan Rekaman Suara serta berkas-berkas perkara yang berkaitan dengan
permohonan Gugatan Cerai Sulestiani Binti Trinduta, sebagai bukti untuk mempertegas
berbagai keterangan yang menjadi jawaban Tergugat terhadap dalil-dalil Gugatan Cerai
yang di ajukannya oleh Penggugat. Kumpulan Bukti Surat-Surat dan keterangannya.
(Alat Bukti tidak diterima oleh Majlis Hakim dan dikembalikan kepada Tergugat)
20. DLL ( Apabila dibutuhkan bukti lain akan di ajukan menyusul oleh Tergugat).
DALAM KETERANGAN KESAKSIANNYA SAKSI –SAKSI TERGUGAT
Bahwa Tergugat selain mengajukan bukti Surat–Surat, juga mengajukan 2 (Dua) orang
saksi Yakni,
1. Nama SUPRIONO
Tempat/Tgl. Lahir , Banyuwangi 14- 06-1969, Alamat Dusun Rejo Agung`- RT/RW 007 /
001, Kel/Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran
Agama Islam
Status Perkawinan Kawin
Pekerjaan Wiraswasta
Kuwarganegaraan WNI
Berlaku 14-06-2017
Saksi atas nama Supriono dalam keterangan kesaksiannya meberikan keterangan yang
menyanggah dalil dalam duduk perkara angka 5 (lima) tentang sebab terjadinya
pertengkaran yang menyatakan bahwa “Tergugat sering keluar rumah alasannya rapat
di kantor desa, apabila pulang malam Tergugat terkadang dalam keadaan mabuk”.
Kesaksiannya ini menyanggah dalil Penggugat yang menyatakan sering terjadi
pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat yang dapat dipicu karena Tergugat
mabuk. Dalam dalil gugatan Penggugat dalam duduk perkara pada angka 5 (lima),
berkaitan dengan sebab terjadinya pertengkaran kata “ terkadang dan mabuk” itu
sendiri menunjukkan bahwa antara Penggugat dengan Tergugat adalah tidak benar
kalau dikatakan sering terjadi pertengkaran yang tentunya dapat di picu karena mabuk.
Dan kata mabuk itu sendiri, tidak dijelaskan oleh Penggugat mabuk apa yang
dimaksudkan ?. Jika yang dimaksudkan oleh Penggugat adalah mabuk minuman keras,
Tergugat meyakini Penggugat tidak bisa mebedakan antara Pemabuk dengan Peminum
karena memang Penggugat terbiasa berprasangka terhadap Tergugat (Negative
Thingking).
Selanjutnya penggunaan Kata “ Terkadang” dalam kalimat tersebut berarti “jarang atau
tidak sering” yang memberi pengertian bahwa antara Penggugat dengan Tergugat
jarang/tidak sering terjadi pertengkaran yang dapat dipicu karena mabuk, dan pada
kenyataannya Tergugat memang tidak pernah mabuk dan dalil gugatan tersebut
terbantahkan dengan tidak adanya bukti objektifnya yang dapat ditunjukkan oleh
Penggugat.
Kesaksian ini menjelaskan bahwa Tergugat tidak berlaku kasar terhadap Penggugat
akan tetapi menjelaskan bahwa Penggugat adalah isteri yang kurang patuh dan berani
melawan suami dan semaunya sendiri.
Kaitannya dengan keterangan para saksi dari pihak Penggugat jelas menunjukkan
banyak keterangan kesaksian saksi pihak Penggugat banyak yang dilebih-lebihkan dan
di dramatisir untuk memberi kesan bahwa Tergugat orangnya kasar dan temperament.
Padahal mereka sendiri yang kurang beradab dan tidak punya etika.