Anda di halaman 1dari 2

Pertanahan

Periode2015-Sekarang
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia berubah menjadi Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/ Badan Pertanahan Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015
tentang Kementerian Agraria yang berfungsi  Tata Ruang  dan Peraturan Presiden Nomor 20
Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional yang ditetapkan pada 21 Januari 2015.

Badan Pertanahan Nasional mempunyai Fungsi:

a. Penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan;


b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran, dan pemetaan;
c. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak tanah, pendaftaran
tanah, dan pemberdayaan masyarakat;
d. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan
pengendalian kebijakan pertanahan;
e. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah;
f. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan penanganan
sengketa dan perkara pertanahan;
g. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN;
h. Pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN;
i. Pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan dan
informasi di bidang pertanahan;
j. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan; dan
k. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanahan.

Penanganan Kasus Pertanahan


Sekilas Kasus Pertanahan
Salah satu kegiatan dalam program strategis BPN RI lainnya adalah percepatan
penyelesaian kasus pertanahan. Berdasarkan Peraturan Kepala BPN RI Nomor 3 Tahun
2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan, kasus
pertanahan adalah sengketa, konflik dan perkara pertanahan yang disampaikan kepada
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia untuk mendapatkan penanganan,
penyelesaian sesuai peraturan perundang-undangan dan/atau kebijakan pertanahan
nasional.

Sengketa Pertanahan
Sengketa pertanahan adalah perselisihan pertanahan antara orang perseorangan, badan
hukum atau lembaga yang tidak berdampak luas secara sosio-politis. Penekanan yang
tidak berdampak luas inilah yang membedakan definisi sengketa pertanahan dengan
definisi konflik pertanahan. Sengketa tanah dapat berupa sengketa administratif, sengketa
perdata, sengketa pidana terkait dengan pemilikan, transaksi, pendaftaran, penjaminan,
pemanfaatan, penguasaan dan sengketa hak ulayat.

Konflik Pertanahan
Konflik pertanahan merupakan perselisihan pertanahan antara orang perseorangan,
kelompok, golongan, organisasi, badan hukum atau lembaga yang mempunyai
kecenderungan atau sudah berdampak luas secara sosio-politis.

Perkara Pertanahan
Perkara pertanahan adalah perselisihan pertanahan yang penyelesaiannya dilaksanakan
oleh lembaga peradilan atau putusan lembaga peradilan yang masih dimintakan
penanganan perselisihannya di BPN RI.
Dasar Hukum
Jenis Pelayanan yang tercantum dalam layanan informasi ini berdasarkan Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Standar
Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan (SP & PP) yang bertujuan untuk mewujudkan kepastian
hukum, keterbukaan dan akuntabilitas pelayanan publik.

Biaya Pelayanan yang tercantum dalam aplikasi ini berdasarkan pada:

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Jenis dan Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan
Nasional
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.02/2010 Tentang Indeks Dalam Rangka
Penghitungan Penetapan Tarif Pelayanan PNBP Pada Badan Pertanahan Nasional
 Peraturan Menteri Keuangan RI No. 51/PMK.02/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.02/2010 Tgl. 20 April 2012 Tentang Indeks Dalam
Rangka Penghitungan Penetapan Tarif Pelayanan PNBP Pada Badan Pertanahan
Nasional
 Surat Edaran No. 1367/15.1-100/IV/2012 tentang Penyampaian Peraturan Menteri
Keuangan RI No. 51/PMK.02/2012 Tgl. 13 April 2012

Anda mungkin juga menyukai