Anda di halaman 1dari 23

Dasar – Dasar Transportasi Udara

Oleh :

ADE DARMAWAN PELLO .S.SiT


WIDYAISWARA AHLI MUDA
PUSAT PENGEMBANGAN SDM APARATUR PERHUBUNGAN
TRANSPORTASI UDARA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam hidup ini, manusia akan sering mengalami perpindahan tempat dari

satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan wahana atau digerakkan

oleh mesin, yang disebut dengan transportasi. Semua manusia melakukan

kegiatan perjalanan. Perjalanan tersebut bisa dilakukan melalui jalur darat,

laut dan udara.

Namun, pada zaman sekarang transportasi udara sudah semakin

berkembang pesat. Pertumbuhan global tidak akan memiliki arti sama sekali,

bahkan nyaris menjadi sulit berkembang tanpa terselenggaranya sistem

angkutan udara yang baik. Transportasi udara merupakan transportasi yang

membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki

teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi

tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya. Persaingan dalam

banyak hal, terutama dibidang pembangunan ekonomi global ternyata telah

merangsang para ilmuwan untuk menyediakan sistem transportasi yang

dapat melayaninya. Demikian, kemudian terjadilah perlombaan besar-

besaran dalam teknologi penerbangan. Sekedar menambah pengetahuan

saja terutama sekali tentang pesatnya kemajuan teknologi penerbangan.

1. Rumusan Masalah

a. Apakah transportasi udara dan bagaimana sejarahnya ?


b. Bagaimana pengelolaan usaha jasa moda transportasi baik sarana

maupun prasarana transportasi ?

c. Bagaimana langkah-langkah pokok pelaksanaan kegiatan dalam

pengelolaan usaha jasa transportasi tersebut

2. Tujuan

a. Mengetahui apa transportasi udara dan bagaimana sejarah transportasi

udara di Indonesia

b. Mengetahui pengelolaan usaha jasa moda transportasi baik sarana

maupun prasarana transportasi

c. Mengetahui langkah-langkah pokok pelaksanaan kegiatan dalam

pengelolaan usaha jasa transportasi tersebut


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Transportasi

Menurut Utomo, transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari

tempat asal ke tempat tujuan. Sedangkan menurut Sukarto, transportasi

adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan

alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda,

sapi, kerbau), atau mesin. Konsep transportasi didasarkan pada adanya

perjalanan (trip) antara asal (origin) dan tujuan (destination).

Menurut Konvensi Paris 1919, pesawat udara (aircraft) diartikan sebagai “any

machine that can derive support in the atmosphere from the reaction of the

air”. Sedangkan menurut Konvensi Chicago 1944 dalam Annex 7, pengertian

tersebut ditambahkan menjadi: “any machine that can derive support in the

atmosphere from the reaction of the air other than the reactions of the air

against the earth’s surface”.

Sebagai perbandingan, pengertian pesawat udara di Indonesia menurut

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 1958 adalah “setiap

alat yang dapat memperoleh daya angkat dari udara”, kemudian pada

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1962, pesawat diartikan

sebagai “semua alat angkut yang dapat bergerak dari atas tanah atau air ke

udara atau ke angkasa atau sebaliknya”, menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1992, pesawat udara adalah “setiap alat yang

dapat terbang di atmosfer karena daya angkat dari reaksi udara”. Kemudian
baru pada Undang-Undang Penerbangan yang berlaku sekarang (Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009) pengertian pesawat udara

lebih mirip pada pengertian menurut Konvensi Chicago 1944, pesawat udara

diartikan sebagai “setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer

karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara

terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan”. Ketentuan

internasional dalam Konvensi Chicago 1944 dan ketentuan nasional dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 secara umum

adalah untuk pengaturan pesawat udara sipil bukan pesawat udara negara.

Di dalam transportasi, terdapat unsur-unsur yang terkait erat dalam

berjalannya konsep transportasi itu sendiri. Unsur-unsur tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Manusia yang membutuhkan

b. Barang yang dibutuhkan

c. Kendaraan sebagai alat/sarana

d. Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi

e. Organisasi (pengelola transportasi)

B. Fungsi dan Manfaat Transportasi

Menurut Utamo, transportasi memiliki fungsi dan manfaat yang terklasifikasi

menjadi beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi

menjadi dua yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan menunjang

perkembangan pembangunan (the promoting sector). Sedangkan manfaat

transportasi menjadi tiga klasifikasi yaitu:

a. Manfaat Ekonomi
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan

menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang

menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak

geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi.

b. Manfaat Sosial

Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya:

1) pelayanan untuk perorangan atau kelompok,

2) pertukaran atau penyampaian informasi,

3) Perjalanan untuk bersantai,

4) Memendekkan jarak dan

5) Memencarkan penduduk.

c. Manfaat Politis

Transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan

negara, mengatasi bencana, dll.

d. Manfaat Kewilayahan

Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman.

C. Jenis-Jenis Transportasi

Menurut Utomo pula, jenis-jenis transportasi terbagi menjadi tiga yaitu,

Transportasi darat: kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik oleh

hewan (kuda, sapi,kerbau), atau manusia. Moda transportasi darat dipilih

berdasarkan faktor-faktor seperti jenis dan spesifikasi kendaraan, jarak

perjalanan, tujuan perjalanan, ketersediaan moda, ukuran kota dan kerapatan

permukiman, faktor sosial-ekonomi. Transportasi air (sungai, danau, laut):

kapal,tongkang, perahu, rakit. Transportasi udara: pesawat terbang.

Transportasi udara dapat menjangkau tempat – tempat yang tidak dapat


ditempuh dengan moda darat atau laut, di samping mampu bergerak lebih

cepat dan mempunyai lintasan yang lurus, serta praktis bebas hambatan.

D. Transportasi Publik Menurut Sukarto, transportasi publik adalah seluruh alat

transportasi di mana penumpang tidak bepergian menggunakan

kendaraannya sendiri. Transportasi publik umumnya termasuk kereta dan bis,

namun juga termasuk pelayanan maskapai penerbangan, feri, taxi, dan lain-

lain. Konsep transportasi publik sendiri tidak dapat dilepaskan

dari konsep kendaraan umum. Pengertian kendaraan umum berdasarkan

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor. 35 Tahun 2003 Tentang

Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan kendaraan umum yaitu

Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk

dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun

tidak langsung.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Transportasi Udara

Pertumbuhan global tidak akan memiliki arti sama sekali, bahkan nyaris

menjadi sulit berkembang tanpa terselenggaranya sistem angkutan udara

yang baik. Sarana angkutan telah menjadi andalan bagi perkembangan dan

pertumbuhan ekonomi. Dampak ikutannya dapat segera terlihat pada

perkembang social dan budaya yang mengikutinya. Salah satu fenomena

yang menarik dalam perkembangan global adalah, meningkatnya secara

konsisten arus pergerakan barang dan orang. Pergerakan orang dan barang

ini adalah sebagai akibat yang wajar atau konsekuensi logis dari hukum

ekonomi yang paling mendasar yaitu interaksi dari “demand” dan “supply”.

Jadi Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat

ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan

oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan

manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi 3

yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan

transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain

karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan

alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.


Tuntutan yang tinggi akan kebutuhan barang dan juga kebutuhan kunjungan

para pelaku ekonomi serta bidang lainnya semakin hari semakin tinggi. Tidak

cukup, hanya kepada kapasitas angkut yang harus senantiasa diperbesar,

akan tetapi ternyata kebutuhan akan kecepatan menjadi semakin besar.

Disinilah kemudian orang melihat, dominasi angkutan udara menjadi

berkembang melampaui dari perkiraan orang dan bahkan para ahli sekali

pun. Persaingan dalam banyak hal, terutama dibidang pembangunan

ekonomi global ternyata telah merangsang para ilmuwan untuk menyediakan

sistem transportasi yang dapat melayaninya. Demikian, kemudian terjadilah

perlombaan besar-besaran dalam teknologi penerbangan. Sekedar

menambah pengetahuan saja terutama sekali tentang pesatnya kemajuan

teknologi penerbangan. Pesawat terbang pertama di dunia, diterbangkan oleh

Wright Brothers pada tahun 1903 dengan kecepatan yang sangat rendah dan

hanya mencapai jarak tidak lebih dari 100 meter. Namun, dalam kurun waktu

66 tahun saja, kemudian orang sudah dapat mendaratkan manusia di

permukaan bulan. Tahun 1960 an orang baru mengenal pesawat yang dapat

terbang tidak lebih dari 6 atau 8 jam saja. Akan tetapi sekarang ini, orang

sudah dapat terbang non stop, dari Singapura ke New York, yang jaraknya

harus ditempuh dalam waktu 18 hingga 19 jam terbang. Maskapai

penerbangan didunia pada tahun 1997 saja sudah berjumlah 1200 buah, dan

jumlah pesawat terbang, dalam hal ini pesawat terbang angkut pada tahun

1980 sudah berjumlah 7.200 buah (data ICAO). Sarana dan Prasarana

Transportasi Udara. Sarana Transportasi Udara : Pesawat terbang atau

pesawat udara atau kapal terbang atau cukup pesawat saja adalah

kendaraan yang mampu terbang di atmosfir atau udara.


Prasarana Transportasi Udara : Bandar udara atau bandara merupakan

sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat.

Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun

bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk

operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

B. Sejarah transportasi udara di Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan, terdiri atas 5 pulau besar, ratusan pulau

sedang serta ribuan pulau kecil. Ribuan pulau ini dipersatukan laut dan

angkasa menjadi negara kesatuan Republik Indonesia. Laut dan angkasa

adalah prasarana perangkutan yang harus dipandang sebagai pemersatu

pulau-pulau menjadi kesatuan wilayah negara, bukan lagi sebagai pemisah

antara satu pulau dengan pulau lainnya.

Rentang wilayah negara mengharuskan penanganan moda transportasi

angkutan darat, laut dan udara secara terpadu untuk mewujudkan sistem

angkutan nasional yang andal, efektif dan efisien. Setiap moda angkutan

memiliki karakter khas, keunggulan dan kelemahannya. Moda transportasi

darat, laut dan udara harus menjadi kesatuan sistem agar dapat menjawab

tujuan perangkutan, yakni melayani perpindahan atau mobilisasi orang dan

barang dari satu tempat ke tempat lain.

Untuk menjawab tantangan itu, disusun Sistem Transportasi Nasional

(Sistranas) yang bertujuan mewujudkan perangkutan yang andal dan

berkemampuan tinggi dalam menunjang sekaligus menggerakkan dinamika

pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu

terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta

mendukung pengembangan wilayah dan lebih memantapkan perkembangan


kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangka

perwujudan Wawasan Nusantara dan peningkatan hubungan internasional.

Sejarah berdirinya perusahaan penerbangan pembawa bendera Negara (Flag

Carrier) Indonesia tidak terpisahkan dengan sejarah perjalanan bangsa

Indonesia. Ketika bangsa Indonesia mengalami masa-masa yang sulit -

berjuang mempertahankan kedaulatannya, dan dalam kondisi yang serba

tidak menentu setelah proklamasi kemerdekaan, para pejuang Indonesia

telah memikirkan tentang pentingnya keberadaan angkutan udara nasional

yang handal. Berangkat dari pemikiran para pejuang inilah yang akhirnya

mewujudkan hadirnya sebuah maskapai penerbangan pembawa bendera

nasional.

Sebagai national flag carrier, yang selanjutnya oleh Soekarno diberi nama

Garuda Indonesian Airways, harus selalu siap melaksanakan tugas-tugas

kenegaraan. Adapun tugas kenegaraan pertama adalah membawa Soekarno

dari Yogkakarta menuju Jakarta untuk dilantik menjadi Presiden Republik

Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1949. Garuda Indonesia resmi menjadi

Perusahaan Negara pada tahun 1950, yang kemudian berubah berdasarkan

akta No. 8 tanggal 4 Maret 1975 dari Notaris Soeleman Ardjasasmita, S.H.,

sebagai realisasi peraturan Pemerintah No. 67 tahun 1971, serta diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia (RI) No. 68 tanggal 26 Agustus

1975.

Garuda Indonesia menjalankan kegiatan usaha di bidang-bidang sebagai

berikut:

1. Pengangkutan udara penumpang, barang dan pos dalam negeri dan

luar negeri
2. Pengangkutan udara borongan untuk penumpang dan barang dalam

negeri dan luar negeri

3. Jasa pelayanan sistem informasi yang berkaitan dengan pengangkutan

udara

4. Jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

pengangkutan udara

5. Jasa pelayanan kesehatan personil penerbangan.

Ketepatan waktu Pengelolaan usaha jasa moda transportasi baik sarana

maupun prasarana transportasi Banyak pihak yang terkait dengan moda

transportasi udara dan secara garis besar pihak tersebut antara lain adalah

perusahaan angkutan udara, penumpang, ground handling, penyelenggara

bandar udara, pemerintah selaku regulator dan pengguna jasa serta

rnasyarakat di sekitar usaha tersebut beroperasi. Moda transportasi terdiri

dari moda transportasi jalan, kereta api, sungai, danau dan penyeberangan,

laut dan udara, yang dapat membentuk jaringan transportasi, dengan

karakteristik teknis yang berbeda, serta pemanfaatannya disesuaikan dengan

kondisi geografis daerah layanan. Transportasi antarmoda adalah

transportasi penumpang dan atau barang yang menggunakan lebih dari satu

moda transportasi dalam satu perjalanan yang berkesinambungan.

Transportasi multimoda adalah transportasi barang dengan menggunakan

paling sedikit 2 (dua) moda transportasi yang berbeda, atas dasar satu

kontrak yang menggunakan Dokumen Transportasi Multimoda dari suatu

tempat barang diterima oleh operator transportasi multimoda ke suatu tempat

yang ditentukan untuk penerimaan barang tersebut. Sarana Transportasi


Udara : Pesawat terbang atau pesawat udara atau kapal terbang atau cukup

pesawat saja adalah kendaraan yang mampu terbang di atmosfir atau udara.

Prasarana Transportasi Udara : Bandar udara atau bandara merupakan

sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat.

Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun

bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk

operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

Menurut ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara

adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi

dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian

untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan

definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah “lapangan

udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan

kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan

udara untuk masyarakat”. Pengelolaan infrastruktur dan transportasi Bandar

udara.

Bandar udara atau Bandara pada zaman sekarang tidak saja sebagai tempat

berangkat dan mendaratnya pesawat, naik turunnya penumpang, barang

(kargo) dan pos, namun bandara telah menjadi suatu kawasan yang begitu

penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah

disekitar, karena itu penataan ruang dan kawasan menjadi sangat penting

bagi daerah-daerah disekitar bandara. Pengelolaan bandara merupakan

salah satu unsur yang menarik dan perlu diperhatikan. Bandara sebagai

penghubung antara dunia internasional dengan dalam negeri merupakan hal

yang wajib dikelola secara professional. Bandara / bandar udara mencakup


suatu kumpulan aneka kegiatan yang luas dengan berbagai kebutuhan yang

berbeda dan sering bertentangan. Bandara merupakan terminal tentunya.

Definisi terminal adalah suatu simpul dalam sistem jaringan perangkutan.

Oleh karena itu bandara dapat kita samakan dengan terminal, yang

mempunyai fungsi pokok sebagai tempat :

1) Sebagai pengendali dan mengatur lalu lintas angkutan udara dalam hal ini

adalah pesawat.

2) Sebagai tempat pergantian moda bagi penumpang.

3) Sebagai tempat naik atau turun penumpang dan bongkar muat

barang/muatan

4) Sebagai tempat operasi berbagai jasa seperti: perdagangan, fasilitas

umum, fasilitas sosial, fasilitas transit, promosi, dan lain-lain.

5) Sebagai elemen tata ruang wilayah, yakni titik tumbuh dalam

perkembangan wilayah.

Dalam melakukan pengelolaan bandara yang baik tentunya harus didasarkan

pada usaha yang efektif dan efisien. Efektif dan Efisien adalah dua konsepsi

utama untuk mengukur kinerja pengelolaan / manajemen :

Definisi efektif adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau

peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu

juga dapat disamakan dengan memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau

cara/metoda yang tepat untuk mencapai tujuan. [Handoko, 1998; 7] Efektif ini

dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan dalam usaha berikut ini :

Kapasitas Mencukupi. Dalam artian prasarana dan sarana cukup tersedia

untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa. Terpadu. Dalam artian

antarmoda dan intramoda dalam jaringan pelayanan saling berkaitan dan


terpadu. Cepat dan Lancar. Dalam artian penyelenggaraan layanan

angkutan dalam waktu singkat, dengan indikasi kecepatan arus per satuan

waktu.

Definisi efisien adalah kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan benar,

memperoleh keluaran (hasil, produktivitas, kinerja) yang lebih tinggi daripada

masukan (tenaga kerja, bahan, uang, mesin, dan waktu) yang digunakan

meminimumkan biaya penggunaan sumber daya untuk mencapai keluaran

yang telah ditentukan, atau memaksimumkan keluaran dengan jumlah

masukan terbatas. [Handoko, 1998; 7] . Efisien ini dalam pengelolaan

bandara dalam diterjemahkan dalam usaha berikut ini :

1) Biaya terjangkau. Dalam artian penyediaan layanan angkutan sesuai

dengan tingkat daya beli masyarakat pada umumnya dengan tetap

memperhatikan kelangsungan hidup usaha layanan jasa angkutan.

2) Beban publik rendah. Artinya pengorbanan yang harus ditanggung oleh

masyarakat sebagai konsekuensi dari pengoperasian sistem perangkutan

harus minimum, misalnya: tingkat pencemaran lingkungan.

3) Memiliki kemanfaatan yang tinggi. Dalam artian tingkat penggunaan

prasarana dan sarana optimum, misalnya: tingkat muatan penumpang

dan/atau barang maksimum.

Selain itu juga ada faktor lain yang mempengaruhi juga untuk mengukur

kinerja pengelolaan / manajemen agar berkualitas baik yaitu ke-andalan

bandara tersebut. Definisi andal adalah pelayanan yang dapat dipercaya,

tangguh melakukan pelayanan sesuai dengan penawaran atau “janji”-nya dan

harapan/ tuntutan konsumen. Andal ini dalam pengelolaan bandara dalam

diterjemahkan dalam usaha berikut ini :


1) Tertib. Dalam artian penyelenggaraan angkutan yang sesuai dengan

peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku di masyarakat.

2) Tepat dan Teratur. Berarti dapat diandalkan, tangguh, sesuai dengan

jadwal dan ada kepastian.

3) Aman dan Nyaman. Dalam artian selamat terhindar dari kecelakaan,

bebas dari gangguan baik eksternal maupun internal, terwujud

ketenangan dan kenikmatan dalam perjalanan.

Bandara sebagai suatu simpul dari suatu sistem transportasi udara dewasa

ini memiliki peran yang sangat penting sebagai salah satu pintu gerbang

negara dari negara lain. Selain itu juga bandara merupakan salah satu

infrastruktur transportasi yang wajib ada dalam setiap negara ini sangat

berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena setiap waktu

terjadi pergerakan lalu-lintas pesawat yang datang dan pergi ke atau dari

sebuah bandar udara baik dari dalam maupun luar negeri, yang meliputi data

pesawat, data penumpang, data barang angkutan berupa cargo, pos dan

bagasi penumpang yang tentunya hal ini berarti terjadi aktivitas ekonomi.

Pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur bandara tentunya hal yang

mutlak dan wajib dilakukan oleh operator bandara agar terjadi kelancaran

dalam kegiatan yang berlangsung dibandara tersebut. Hal yang perlu

dicermati adalah cara pengelolaan bandara tersebut harus sesuai dengan

prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan dan pemeliharaan yaitu

efektifitas, efisien, dan andal. Dimana dengan menerapkan hal tersebut, maka

bandara tersebut agar sesuai kualitasnya dengan standar internasional.

Bandara dewasa ini memiliki peran sebagai front input dari suatu rantai nilai

transportasi udara, dituntut adanya suatu manajemen pengelolaan barang


maupun manusia yang aman, efektif, dan efisien sesuai standar yang berlaku

secara internasional. Oleh karena itu sangat dituntut adanya kebijakan umum

yang sanggup menjamin terwujudnya tata manajemen bandara yang paling

efisien, efektif dan andal dalam pengelolaannya. Pengelolaan jasa

kebandarudaraan ditinjau dari aspek hukum Pengelolaan jasa

kebandarudaraan yang dilaksanakan oleh badan usaha kebandarudaraan di

Indonesia adalah Bandan Usaha Milik Negara PT ( Persero) Angkasa Pura I

dan PT (Persero) Angkasa Pura II yang didirikan oleh pemerintah untuk

menyelenggarakan jasa kebandarudaraan, yang sesuai undang undang

penerbangan dinyatakan bertanggung jawab atas keamanan dan

keselamatan penerbangan dan kelancaran pelayanannya, artinya

berkewajiban untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah yang harusnya

diberikan dengan suatu pelimpahan, padahal realitanya kedua persero ini

telah menyelenggarakan jasa kebandarudaraan walaupun secara tegas tidak

ditemukan adanya bukti pelimpahan dari pemerintah untuk menjalankan

tugas–tugas yang menjadi kewenangan pemerintah yakni tentang keamanan

dan keselamatan penerbangan. Di sisi lain penyelenggaraan jasa

kebandarudaraan untuk mencari keuntungan juga menyediakan sarana

maupun fasilitas termasuk tanah yang diperuntukkan bagi mitra kerja, mitra

usaha dan badan usaha lain dengan sistem sewa menyewa dan atau ikatan

kerja yang menimbulkan hak dan kewajiban. Disamping aspek hukum

ekonomi tentang hak dan tanggung jawab tersebut, bagi pengguna jasa

kebandarudaraan juga berhak atas kerugian yang diakibatkan oleh

pemanfaatan jasa bandar udara. Sesuai undang-undang maka tanggung

jawab keamanan dan keselamatan serta kelancaran pelayanannya tersebut


wajib diasuransikan, namun sejauh ini belum ditemukan data adanya asuransi

alas tangghung jawab tersebut, padahal resiko yang mungkin dialami oleh

penyelenggara jasa kebandarudaraan sangat besar, seperti kecelakaan

pesawat udara, kerugian dan atau ketidak-amanan di bandar udara. Usaha

jasa kebandarudaraan diatur oleh peraturan perundang-undangan, termasuk

standar internasional, karena itu usaha jasa bandar udara sarat dengan

keamanan dan keselamatan, sehingga tidak dapat dipisahkan dari usaha jasa

pengamanan. Karena itu penyelenggara bandar udara yang bertanggung

jawab atas keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancarannya itu

perlu diatur secara togas peran dan fungsi Kepolisian Negara Republik

Indonesia sebagai alat pemerintah dalam keamanan dan ketertiban

masyarakat, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam mengamankan

bandar udara. Hal-hal terpenting adalah : Undang - Undang Penerbangan,

Aspek Hukum Jasa Kebandarudaraan dan Undang Undang POLRI. Masalah

Dalam Pengelolaan Permasalahan yang dihadapi anatara lain : Rendahnya

kualitas SDM sebagai pelaku transportasi. Kualitas SDM yang ada belum

sesuai dengan perkembangan teknologi transportasi. Kesisteman dan

koordinasi antarmoda. Untuk mendukung penyelenggaraan transportasi

antarmoda/multimoda yang effektif dan effisien, dibutuhkan suatu sistem

transportasi yang terintegrasi, yang mencakup antara lain manajemen dan

pengaturan jaringan transportasi multimoda/antarmoda, penerapan dokumen

tunggal, dan sistem tiket terpadu. Ketidak seimbangan penggunaan dan

ketersediaan sarana transportasi antarmoda juga cukup dominan. Untuk

transportasi jalan, utamanya di daerah dengan koridor padat seperti pantai

utara Jawa (Pantura), masalah utama adalah kelebihan permintaan daripada


fasilitas yang tersedia. Sarana dan prasaran transportasi jalan sangat dipadati

oleh angkutan barang maupun penumpang. Sebaliknya, untuk transportasi

laut di koridor yang sama, fasilitas yang ada belum dimanfaatkan secara

maksimal. Diperlukan estimasi arus pergerakan barang dan manusia. Untuk

itu diperlukan suatu peta mobilitas orang dan barang yang secara akurat

dapat memberikan gambaran tentang arus perpindahan orang dan barang

pada waktu-waktu tertentu.

C. Langkah Pokok Pelaksanaan Kegiatan Dalam Pengelolaan Usaha Jasa

Transportasi

PT (Persero) Angkasa Pura merupakan salah satu perusahaan pengelola

bandar udara dan Flight Information Region (FIR) di Indoensia Baratf yang

berdiri pada tanggal 13 Agustus 1984 berdasar Peraturan Pemerintah No. 20

Tahun 1984. Jumlah bandar udara yang dikelola sebanyak 9 (sembilan) buah

dan satu Plight Information Region - Jakarta.

Jasa yang dihasilkan dan kegiatan bandar udara meliputi jasa penerbangan

(aeronautika) dan bukan penerbangan (non aeronautika). Banyak pihak

berpendapat bahwa pasar jasa bandara bersifat captive, sehingga kebijakan

dikonsentrasikan pada program reduksi biaya. Kondisi ini disebabkan pada

umumnya bisnis bandara bersifat padat kapital yang tingkat pengembalian

modal yang lama (slow yield project) dan memiliki profitabilitas yang rendah.

Sementara aktivitas tersebut menuntut untuk lebih ekspansif dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan dengan tarifyang kompetitif. Kondisi yang

demikian, memacu pengelola bandar udara untuk melakukan perbaikan

pelayanan serta melakukan diversifikasi dalam rangka memperbaiki kinerja


terutama keuangan. Dilatarbelakangi penults yang telah bekerja di industri

angkutan udara, karya akhir ini mengambil topik Strategi Pengelolaan Bandar

udara, Alternatif Bagi PT (Persero) Angkasa Pura II.

Dewasa ini fungsi bandar udara telah banyak bergeser dibeberapa belahan

dunia. Pergeseran dimaksud adalah pengelolaan bandar udara yang semula

berfungsi sebagai tempat tujuan (destination airport) berubah/bertambah

menjadi tempat transit (transit airport) yang sekaligus merupakan kawasan

bisnis (aerometropolitan). Hal ini disadari oleh seluruh Pengelola Bandar

Udara Utama diseluruh dunia, terutama di wilayah Asia Pasifik yang memiliki

tingkat pertumbulwn ekonomi dan transportasi (udara) yang besar dibanding

dengan belahan dunia lainnya. Kondisi yang demikian memacu beberapa

pengelola bandar udara untuk menjadikan bandar udara utama-nya menjadi

salah satu hub (poros) dari kegiatan penerbangan di suatu wilayah tertentu,

sementara untuk bandar udara yang lain (pendukung/cabang) menjadi spoke

(jari-jari), dengan harapan untuk meningkatkan pangsa pasar sekaligus

profitabilitas. Penomena ini menunjukkan adanya pergeseran pasar jasa

bandar udara yang semula bersifat captive dan inelastis berubah menjadi

kompetitif. Jtulah sebabnya, diperlukan suatu perencanaan strategis agar

mampu bersaing dan mampu menjadi salah satu hub. Perencanaan strategis

ini merupakan langkah awal yang hams diuji dan diimplementasikan untuk

mencapai tujuan perusahaan.

Berdasar hal-hal tersebut diatas, perlu menetapkan langkah-langkah untuk

mengusulkan strategi yang tepat dalam pengelolaan bandar udara yang

efektif. Langkah ini meliputi :


1) Penentuan dan evaluasi misi perusahaan, analisis lingkungan yang

bersifat eksternal dan internal.

2) Analisis pasar bandar udara dengan maksud untuk mengidentifikasi

konsumen (customer).

3) Analisis kesenjangan dengan membandingkan strategi dan sumber daya

yang tersedia dengan analisis PAKAL .

4) Penentuan Faktor Kunci Kesuksesan dalam industri jasa bandar udara

5) Formulasi strategi, yang merupakan usulan strategi yang dianggap

terbaik.

Hasil yang diperoleh dan analisis eksternal adalah peluang dan ancaman,

semantara analisis internal adalah kemampuan dan kelemahan perusahaan.

Dalam analisis internal dilakukan dengan membandingkan beberapa

pengelola bandar udara lain baik dalam negeri (PT Angkasa Pura I) maupun

luar negeri (Federal Airport Authority - Australia, The Port Authority of New

York and New ]ersey -Amerika Serikat, British Airport Authority, Civil Aviation

Airport Authority -Singapore, dan Airport Authority of Thailand)


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke

tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh

manusia atau mesin. Sarana dalam transportasi udara adalah pesawat

terbang dan prasarananya adalah bandar udara.

Dalam melakukan pengelolaan bandara yang baik tentunya harus didasarkan

pada usaha yang efektif dan efisien. Efektif yaitu misalnya kapasitas

mencukupi, terpadu serta cepat dan lancar. Sedangkan efisien misalnya

biaya terjangkau, beban publik rendah dan memiliki kemanfaatan yang tinggi.

Langkah-langkah untuk mengusulkan strategi yang tepat dalam pengelolaan

bandar udara yang efektif meliputi penentuan dan evaluasi misi perusahaan,

analisis lingkungan yang bersifat eksternal dan internal, analisis pasar bandar

udara dengan maksud untuk mengidentifikasi konsumen (customer), analisis

kesenjangan dengan membandingkan strategi dan sumber daya yang

tersedia dengan analisis PAKAL, penentuan Faktor Kunci Kesuksesan dalam


industri jasa bandar udara, dan formulasi strategi, yang merupakan usulan

strategi yang dianggap terbaik.

Anda mungkin juga menyukai