Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN STUDI KASUS

Pengukuran Kelistrikan pada alat Apheresis Comtec Blood


Processing Fresenius Kabi

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD AFENDY (P22030120922)

SARJANA TERAPAN JURUSAN TEKNOLOGI


REKAYASA ELEKTROMEDIK
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Pada kesempatan kali ini saya akan melakukan studi kasus “Pengukuran Kelistrikan
pada alat Apheresis Comtec Blood Processing Fresenius Kabi”, Yang mana langkah
pengukuran sinyal listrik pada alat ini adalah proses untuk menentukan alat tersebut bisa
digunakan dengan normal atau tidak menurut penilaian resiko pihak vendor. Langkah-
langkah pengukuran sinyal ini mengacu pada Technical manual alat Apheresis Com.tec, dan
dilakukan setiap tindakan preventive maintenance atau setelah alat selesai direpair karena
membutuhkan adjustment jika tidak sesuai dengan range normal sinyal pengukurannya.

Gambar. Mesin donor Aphersis Com.Tec Fresenius kabi

1
Dengan seringnya pemakaian alat donor Apheresis dalam sekali prosedur running bisa
memakan waktu +-90 menit, dan tindakan dalam sehari bisa samapai 3-4 prosedur,
komponen-komponen elektronika terkhusus untuk komponen Sensor Camera Interface
pemisah darah bisa mengalami penyimpangan nilai dan dapat menyebabkan masalah kualitas
platelet yang didapat tidak sesuai yang diharapkan, dan donasi platelet ke pasien yang
membutuhkan bisa terganggu dan bisa membahayakan. Oleh karena itu perlu adanya
tindakan preventive maintenance dan corrective maintenance (jika mengalami masalah
kualitas),

Tindakan preventive maintenance ini sudah ada didalam protocol tehnical manual
mesin Apheresis Com.tec, didalamnya sudah meliputi tata cara pengukuran sinyal camera
interface pemisah komponen darah yang di centrifugasi.

II. TUJUAN STUDI KASUS


1. Agar mahasiswa mampu melakukan Analisa pengukuran listrik dengan alat ukur
standart.
2. Agar mahasiswa memiliki pengalaman ketika melakukan pengukuran sinyal listrik
mengacu kepada protocol yang sesuai.
3. Agar mahasiswa mampu melakukan penyesuaian nilai sensor yang meyimpang dari
standartnya.

2
BAB II

TEORI DASAR

I. TEORI MEDIS

Apheresis adalah metode baru yang aman dalam pengkoleksian komponen darah,
mudah dan lebih efektif daripada cara konvensional. Dalam donasi darah pada metode
apheresis, hanya komponen darah tertentu yang dikoleksi (seperti trombosit, plasma atau sel
darah merah) sehingga komponen yang tidak diperlukan dikembalikan kedalam tubuh
pendonor. Satu kantong donor trombosit apheresis setara dengan 6 - 10 kantong donor
trombosit biasa. Trombosit adalah komponen dalam darah yang berperan penting untuk
pembekuan darah. (Sering disebut platelet), Donor apheresis ini dibutuhkan oleh pasien yang
membutuhkan trombosit dalam jumlah banyak untuk mempercepat pembekuan darah saat
terjadi pendarahan. Sebenarnya pasien tersebut bisa menerima donor darah biasa (darah
merah) , tapi ini tidak efektif karena 10 kantong darah merah sama dengan 1 kantong donor
darah apheresis. Hasil dari donor aferesis ini di pergunakan untuk : Pasien kelainan darah,
Pasien DBD, Pasien Kanker, Pasien Transplatasi, Pasien yang di operasi.

Proses pengambilan darah dengan metode Apheresis

1. Darah yang keluar melalu jarum masuk dalam mesin aferesis


2. Mesin akan memisahkan darah merah dan trombosit
3. Darah Merah akan dikembalikan ke dalam tubuh kembali, dan trombosit akan
dikumpulkan dan akan didonasikankan kepada pasien.

3
Gambar. Proses donor Aphersis

Mesin Apheresis menggunakan teknis centrifugasi untuk proses pemisahan darah.


Prinsip kerja centrifuge adalah memanfaatkan dedan gaya dikenakan ke cairan multi-
komponen, komponen dari cairan tersebut akan memisah berdasarkan kepadatan relatifnya.
Gaya tersebut memberikan efek yang sama pada partikel dalam suspensi cairan. Centrifuge
adalah suatu alat yang dirancang untuk membangkitkan gaya sentrifugal yang jauh lebih
tinggi dari gaya gravitasi, karena tenaga yang tinggi akan mempercepat proses pemisahan dan
mengakibatkan pemisahan yang tidak akan terjadi pada kondisi biasa. Secara garis besat
darah yang telah disentrifugasi akan tampak seperti gambar dibawah.

4
Gambar. Komponen darah terpisah

Untuk memisahkan darah ini Mesin apheresis Com.tec memanfaatkan sensor camera
interface yang membaca Hole pada Chamber pemisah, seperti gambar dibawah ini. Ini adalah
disposable atau bahan habis pakai untuk pemrosesan darah. Pada gambar tersebut ada 8 hole
yang digunakan untuk medeteksi komponen-komponen darah yang terpisah akibat gaya
sentrifugasi. Sel darah merah / RBC akan berada disisi paling pinggir chamber, dan plasma
akan paling tengah, alat aka mendeteksi sel darah merah pada hole 1-4, dan 5-8 adalah untuk
platelet – plasma darah.

Gambar 3. Disposible Kit Plasma darah

5
II. Teori Elektronika

Untuk memastikan sensor camera interface pada alat apheresis bekerja secara
maksimal dan tidak terjadi kesalan collection komponen darah yang diinginkan, maka
perlunya tindakan preventive maintenance dan kalibrasi rutin minimal setiap satu tahun
sekali, tergantung situasi dan kondisi seringnya alat yang digunakan.

Metode yang digunakan untuk tindakan preventive maintenance dan adjustment nilai
sensor camera interface ini menggunakan metode pengukuran sinyal hole yang diperoleh dari
phantom hole chamber yang diputar dengan centrifuge, kecepatan centrifuge yang berputar
tersebut akan menghasilkan pulse sinyal yang dibaca oleh sinyal camera interface. Lalu
pengukuran sinyal output dari Camera interface ini dihubungkan dengan alat ukur
Osciloscop.

Berikut adalah pulse sinyal normal atau standart acuan nilai pengukurannya mesin
Apheresis, sesuai dengan technical manual mesin Apheresis Com.tec.

1. Verifikasi nilai optical sensor, dengan settingan osciloscop dibawah.

6
2. Verifikasi 8 Hole pulse, dengan settingan osciloscop dibawah.

3. Verifikasi Sensitivitas 8 Hole pulse, dengan settingan osciloscop dibawah.

7
BAB III

PEMBAHASAN

I. ALAT DAN BAHAN

Berikut merupakan list alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan pengukuran
pulse sinyal Camera interface, mesin Comtec dengan Serial Number mesin 2AZT2016:

1. Osciloscope dan Aksesoris (Probe).

2. USB stick (Mode sevice BIOS Com.tec).

8
3. Keyboard (Mode sevice BIOS Com.tec).

4. Chamber Pantom 8 Hole Sensivity

9
II. PROSEDUR PRAKTIKUM

Berikut merupakan prosedur yang digunakan untuk melakukan pengukuran pulse sinyal
Camera interface:

1. Masuk Ke Mode BIOS


- Konekan USB stik ke USB soket Board PC display Controller.
- Konekan Keyboard ke Board PC display Controller.
- Hidupkan alat Apheresis Com.tec
- Tekan del selama proses setup sampai masuk ke screen Service tool muncul.

- Lalu pilih Basic CMOS


- Lalu ikuti settingan seperti gambar dibawah

10
- Setelah mengikuti settingan tersebut tekan Enter pada keyboard, lalu akan menuju
ke menu screen setaip bagian sensor pada alat.

- Untuk melakukan pengukuran Camera interface, pilih menu program CCD

2. Masuk ke Pengukuran pulse sinyal nilai optical sensor

- Hubungan probe osciloscop Chanel 1 dengan Pin P400 dan Gnd pada Board LP-
823-1.
- Lalu masukan Phantom chamber 8 Hole sensitivity ke dalam centrifuge dan diatur
phantom ke segment 4.
- Lalu setting langsung kecepatan Centrifuge ke 1000 rpm, pada menu.
- Lalu setting osciloscop dan baca nilai sensor pada Osciloscop sesuai specifikasi
pada gambar dibawah.

11
3. Masuk ke Pengukuran pulse sinyal nilai Verifikasi 8 Hole pulse.

- Hubungan probe osciloscop Chanel 1 dengan Pin MP1 dan Chanel 2 dengan Pin MP0
pada Board LP-1322.
- Lalu masukan Phantom chamber 8 Hole sensitivity ke dalam centrifuge dan diatur
phantom ke segment 4.
- Lalu setting langsung kecepatan Centrifuge ke 1000 rpm, pada menu.
- Lalu setting osciloscop dan baca nilai sensor pada Osciloscop sesuai specifikasi pada
gambar dibawah.

12
4. Masuk ke Pengukuran pulse sinyal nilai Sensitivitas 8 Hole pulse.

- Hubungan probe osciloscop Chanel 1 dengan Pin MP1 dan Chanel 2 dengan Pin MP0
pada Board LP-1322.
- Lalu masukan Phantom chamber 8 Hole sensitivity ke dalam centrifuge dan diatur
phantom ke segment 1.
- Lalu setting langsung kecepatan Centrifuge ke 1000 rpm, pada menu.
- Lalu setting osciloscop dan baca nilai sensor pada Osciloscop sesuai specifikasi pada
gambar dibawah.

13
III. HASIL PRAKTIKUM

Dari hasil praktikum yang sudah dijelaskan di Bab V diatas, berikut adalah hasil dari
pengukuran pulse sinyal dari Phantom Chamber 8 hole sensitivity menggunakan alat ukur
osciloscop, dari beberapa step yang dijelaskan berikut adalah hasilnya.

A. Step 1. Pengukuran pulse sinyal nilai optical sensor.

Pulse Sinyal Acuan Pulse sinyal Terukur Parameter Hasil


Nilai yang
diukur

Amplitude : Amplitude :
> 4,7 V > 4,92 V

Pulse duty Pulse duty


factor : 50% factor : 60%
+-30% - 40%

Sinyal tidak Sinyal tidak


ada flicker ada flicker

B. Step 2 pulse sinyal nilai Verifikasi 8 Hole pulse.

Pulse Sinyal Acuan Pulse sinyal Terukur Parameter Hasil


Nilai yang
diukur

Amplitude Amplitude
voltage voltage
current : current :
450mA 452 mA

Sinyal 8 Sinyal 8
Hole pulse Hole pulse
harus terlihat terlihat
semua dan semua dan
tidak ada tidak ada
flicker flicker

14
C. Step 3 Sensitivitas 8 Hole pulse.

Pulse Sinyal Acuan Pulse sinyal Terukur Parameter Hasil


Nilai yang
diukur

Offset must
not exceed a
maximum of 1,68 V
4V

Amplitudes
All 8 Hole 8,88 V
must amount
to at 7V

The
amplitude
must be less 320
than 2V

15
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran listrik untuk mesin Comtec dengan Serial Number
mesin 2AZT2016 telah dilakukan, maka dapat disimpulkan mesin masih dapat berkerja
secara normal tanpa adanya gangguan atau alarm yang akan terjadi akibat menyimpangnya
value nilai dari sensor camera interface.

DAFTAR PUSTAKA

Technical Manual Apheresis Com.tec 08_12_20

-THANK YOU-

16

Anda mungkin juga menyukai