Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN KULIT


KERANG DI DESA ASTAPADA, KECAMATAN TENGAH TANI,
KABUPATEN CIREBON 1998-2018

(Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Sejarah Lokal)

Disusun Oleh :

TSANADA SALSABILA

(190110301067)

DEPARTEMEN SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4


1.1Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 5
BAB II: ISI .............................................................................................................................. 6
2.1 Pasang Surut Industri Kerajinan Kulit Kerang .................................................. 6
2.2 Dampaknya pada Masyarakat Sekitar ................................................................. 9
BAB III: KESIMPULAN ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 12
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T., yang telah mencurahkan rahmat,
hidayah serta inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan sebuah makalah sebagai
pemenuhan tugas pada mata kuliah Sejarah Lokal yang berjudul “Sejarah
Perkembangan Industri Kulit Kerang di Desa Astapada, Kecamatan Tengah Tani,
Kabupaten Cirebon 1998-2018” tanpa halangan suatu apapun.

Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih pada Ibu Dewi Salindri sebagai
dosen pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan bimbingan terkait pembuatan
topik makalah dan pihak-pihak yang sudah membantu meneliti suatu kasus terkait
dengan topik makalah saya dengan mendokumentasikannya ke dalam buku, artikel atau
jurnal ilmiah, sehingga memudahkan saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Tak terlepas dari hal tersebut, saya menyadari sepenuhnya bahwasanya saya
berhadapan dengan keterbatasan yang membuat makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Maka dari itu, saya mohon kritik dan saran yang konstruktif untuk
pengembangan kualitas makalah saya selanjutnya. Saya turut berharap agar semoga
makalah yang saya susun dapat bermanfaat dan dapat digunakan untuk mengangkat
masalah dengan topik sejenis dalam makalah-makalah berikutnya.

Cirebon, 10 Maret 2021

Penulis
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Kota ini berada di pesisir utara Pulau Jawa atau yang dikenal dengan pantura yang
menghubungkan antara Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya. Karena tempatnya yang
berada di pesisir utara Pulau Jawa, menyebabkan sebagian besar mata pencahariaan
masyarakatnya adalah nelayan.

Kekayaan biota laut yang ada di Indonesia, khususnya di wilayah pantura, Cirebon
dapat dikelola secara maksimal. Mulai dari pengelolaan ikan hasil laut, hingga biota
lain seperti kerang. Kerang adalah hewan yang hidup dan mempunyai sepasang
cangkang yang dapat ditemui di sekitar pantai atau laut. Kerang terkenal dengan
cangkang yang keras dan bertekstur unik. Karena keunikannya tersebut, seseorang
bernama Nurhandiah berinovasi dan menyulap limbah-limbah kerang menjadi suatu
kerajinan yang bernilai estetika tinggi. Cangkang kerang yang diolah bukan kerang
hidup, melainkan cangkang kerang yang telah menjadi sampah. Berkat kerja kerasnya,
produk kerajinan kulit kerang yang ia buat dikenal hingga ke luar negeri seperti,
Prancis, Jerman, Spanyol, Jepang, Italia, Amerika, dan ke Mauritius.

Nurhandiah, pemilik Istana Kerajinan Kerang menerangkan bahwa asal-muasal


berdirinya industri kerajinan kulit kerang miliknya semula dari peristiwa krisis moneter
yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998. Finansial keluarga Nurhandiah
terdampak. Suaminya, Jamie Tabuga yang saat itu bekerja sebagai kontraktor tak
banyak mendapatkan proyek. Karena keterpurukan ekonomi yang ia alami
membuatnya memutar otak mencari cara untuk mendapat tambahan finansial. Dua
tahun setelah krisis moneter, beliau mendapatkan ide tentang pemanfaatan limbah kulit
kerang dan mengajak sejumlah mantan pekerja yang terkena PHK untuk membantunya
berbisnis kerajinan limbah kulit kerang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pasang-surut dari industri kerajinan kulit kerang di kota
Cirebon ini dari 1998-2018?
2. Dampak apa yang diberikan pada masyarakat setempat dengan adanya industri
kulit kerang yang ada di Cirebon?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menganalisis proses pasang-surut dari industri kerajinan kulit kerang yang
berada di Desa Astapada, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon ini.
2. Meninjau dampak yang diberikan oleh industri kulit kerang terhadap
masyarakat setempat yang tinggal di Desa Astapada, Kecamatan Tengah Tani,
Kabupaten Cirebon.
BAB II: ISI

2.1 Pasang Surut Industri Kerajinan Kulit Kerang


Kerang adalah biota laut yang hidup dengan sepasang cangkang. Kerang tak
hanya dapat diolah menjadi makanan yang lezat. Kulit kerang juga dapat diolah
menjadi kerajinan yang menawan, memiliki nilai estetika tinggi, dan diminati di
pasar mancanegara. Di tangan Nurhandiah J Taguba, kulit kerang simping atau
capiz shell tidak lagi dianggap sebagai sampah. Melalui kreativitasnya, kulit kerang
yang bertebaran di pantai Cirebon, Jawa Barat, diubah menjadi berbagai macam
perkakas bernilai dollar AS. Pemilik perusahaan Istana Kerang ini mampu
membawa kulit kerang pantura menembus dunia.

Asal muasal berdirinya Istana Kerang ini bermula ketika Indonesia mengalami
krisis moneter pada tahun 1997-1998. Pada saat itu, krisis moneter yang terjadi
berpengaruh dalam kebutuhan finansial Nurhandiah. Suaminya, Jamie Tabuga
yang saat itu bekerja sebagai kontraktor tak banyak mendapatkan proyek. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Nurhandiah mendapatkan ide tentang
pemanfaatan limbah kulit kerang. Saat itu, PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
terjadi secara besar-besaran akibat dari dampak krisis moneter tersebut.
Nurhandiah mengajak sejumlah mantan pekerja untuk membantunya berbisnis
kerajinan limbah kulit kerang.

Sebelum mendirikan perusahaan kerajinan kulit kerang dan mengekspornya ke


luar negeri, Nurhandi sebelumnya memanfaatkan tumpukan kulit kerang untuk
diekspor ke Filipina pada tahun 2000. Kebetulan, beliau memiliki relasi dengan
para perajin kulit kerang di tanah kelahiran suaminya, Jamie Taguba, di Filipina.
Awalnya beliau hanya menyuplai bahan baku untuk dibuat menjadi kerajinan oleh
para perajin di Filipina. Meski sudah mampu mengurangi sampah pantai dan ikut
terlibat dalam menghidupi warga sekitaar, termasuk nelayan, Nurhandi tak ingin
hanya berhenti di titik itu. Baginya, kulit kerang yang ai kirim seharusnya bisa lebih
berharga jika ada nilai tambahnya. Akhirnya ia mulai menjual bahan baku dengan
kondisi yang lebih baik lagi. Sampah-sampah kulit kerang yang kotor ia bersihkan
terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke Filipina. Dari hasil penjualan kulit kerang
yang bersih, ia bisa mendapatkan pendapatan yang lebih banyak dan mampu
memperkerjakan lebih banyak orang. Dalam perkembangannya, Nurhandiah
berinisiatif untuk menggeluti industri kerajinan sendiri. Nurhandiah mengawali
kreativitasnya dalam mengolah kulit kerang menjadi kap lampu di bengkel
kerjanya yang berada di Astapada, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon,
dengan dibantu oleh sang suami. Pada awalnya, produk-produk yang berhasil
dibuat hanya lampu gantung, kemudian berkembang menjadi berbagai macam
produk lain dengan berbagai macam jenis model dan ukuran. Lampu duduk,
misalnya, ada yang berdiri dan ditempel di dinding. Semua jenis lampu tersebut
menggunakan bahan kulit kerang simping yang diperoleh dari para nelayan di
pantura. Jenis kulit kerang yang dijadikan bahan baku untuk membuat produk
kerajinan hias terdapat 23 jenis cangkang. Semua cangkang tersebut didapat dari
berbagai macam daerah di Indonesia seperti, kerang simping, kerang sumpil,
kerang unem, kerang mutiara, kerang dara, dan berbagai macam jenis kerang
lainnya. Cangkang kerang yang didapat dari luar negeri juga ada, seperti kerang
pawah dari Selandia Baru. Bahan pendukung dari produk-produknya selain
cangkang kerang adalah lem, plat, resin, kayu, kuningan, besi, dan bahan-bahan
sejenis lain. Harga yang dibanderol dari produk-produk kerajinan mulai dari
ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung lama pembuatan dan tingkat
kesulitannya.

Dari produk lampu tersebut, hasil karyanya berkembang lagi menjadi furnitur
seperti meja rias dengan berbagai bentuk yang unik dan glamor, meja tamu, hingga
kursi santai. Inovasinya terus berkembang hingga kemudian muncul produk baru
seperti dinding berornamen kerang hingga lantai keramik dari kerang, ada juga
perhiasan seperti gelang, kalung, dan anting, selain itu ada juga beberapa produk
furnitur seperti kursi, meja, vas bunga, lampu, pintu, dan guci.

Produk-produk kerajinan kulit kerang yang ia produksi, dulunya tidak diminati


oleh pasar lokal. Salah satu produk yang dibuat sempat dipamerkan di mal Cirebon,
namun tidak ada yang menaruh minat pada produknya tersebut, karena hal itu,
produk yang di-display ditarik kembali. Sebaliknya, negara-negara lain di Asia dan
Eropa justru menyambut dengan antusias kerajinan cangkang tersebut. Nurhandiah
menyatakan bahwa puncak penjualan kerang pada tahun 2008-2010. Rumah
produksinya mengalami kebanjiran pesanan hingga dalam sebulan mampu
mengirim kerajinan sebanyak 11 kontainer. Pada tahun 2015, pesanan ekspornya
mulai mengalami penyurutan, oleh karena itu, rumah produksinya tidak hanya
mengandalkan ekspor kerajinan juga, melainkan juga menerima pesanan kecil-
kecilan seperti souvenir pernikahan. Karena keunikan yang dimiliki oleh rumah
produksi cangkang kerang ini, banyak wisatawan berkunjung, kemudian rumah
kerang ini dibuka sebagai tempat wisata bernama “Istana Kerang”.

Atas kegigihan dan kerja keras Nurhandiah beserta orang-orang di


belakangnya, membuat Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti kagum
dengan kerajinan kulit kerang buatan rumah produksinya. Susi Pudjiastuti menilai
bahwa kerajinan dari kulit kerang ini kreatif karena menggunakan bahan baku dari
hasil laut. Beliau menaruh harapan untuk mendorong pertumbuhan sektor kelautan
dan perikanan dalam ajang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Karena selain
kreatif, bahan-bahan yang didapatkan juga berasal langsung dari laut.
2.2 Dampaknya pada Masyarakat Sekitar
Tujuh ruang pamernya yang berada di Cirebon, Bali, dan Jakarta kini dipenuhi
oleh hasil karya rumah produksinya. Usaha yang telah dilakoninya semenjak 1998
telah mengangkat perekonomian warga di sekitarnya. Jumlah karyawan yang ada
di bengkel kerjanya tidak hanya 60 orang seperti saat ia memulai karier sebagai
pengekspor kulit kerang. Akan tetapi, berkembang menjadi 500 orang. Para
karyawannya rata-rata adalah kaum perempuan dan ibu-ibu di sekitar pusat
kerajinannya yang semula tidak bekerja. Kini, Sebagian besar perekonomian
keluarga para karyawannya terbantu. Uang yang dihasilkan dari rumah produksi
Nurhandiah tidak hanya dari pesanan luar negeri, melainkan juga dari pesanan lokal
dan barang-barang produksi yang ia jual sebagai oleh-oleh atau cinderamata di
rumah produksinya.

Semua tersebut bisa terjadi karena kreativitas yang dimiliki oleh Nurhandiah.
Selama ini, saingan terberatnya adalah para perajin dari Filipina yang telah lebih
dulu terjun dalam industri kulit kerang. Pada awalnya, Nurhandiah sempat
menyewa desain khusus untuk membuat produk-produknya. Namun, akhirnya ia
memilih untuk belajar desain sendiri karena dirinya yakin desain miliknya bisa
diterima di pasaran internasional. Bukan hal yang mudah untuk menciptakan
barang yang laku di pasaran. Demi sebuah ide, dirinya harus meluangkan waktu
untuk belajar, membuka wawasan, membaca berbagai rubrik desain, dan
menyempatkan diri untuk berkontemplasi, bahkan survey. Promosinya dalam
mengenalkan produknya juga tak hanya terbatas dalam ruang display. Ketika harus
bertemu dengan orang lain, dirinya juga senantiasa berpenampilan rapi dan
mengenakan berbagai macam pernak-pernik dari kulit kerang buatan rumah
produksinya, mulai dari aksesoris hingga tas tangan. Semuanya dilakukan agar
orang lain melihat dan tertarik dengan barang produksi yang ia kenakan. Rumahnya
pun menggunakan hiasan kulit kerang buatan rumah produksinya. Nurhandiah juga
memutar otak untuk membuat barangnya tetap terjangkau di pasaran. Dengan trik
desain tertentu, sebuah sofa berhiaskan kulit kerang bisa dibanderol dengan harga
lebih murah apabila dibandingkan dengan sofa yang dibuat oleh perajin dari
Filipina. Rumah produksi kerajinan kulit kerang milik Nurhandiah mampu bersaing
dengan perajin luar negeri meski bisnisnya baru berjalan sejak 1998. Di dalam
negeri sendiri, kerajinan kulit kerang belum banyak ditiru oleh perajin lain,
walaupun bahan baku mudah didapat. Mungkin banyak yang beranggapan bahwa
kerajinan dari sampah kurang menarik dan tidak menghasilkan keuntungan yang
banyak. Baginya, yang terpenting adalah bagaimana bahan baku yang berupa
sampah tersebut dapat dirawat dan dibuat menjadi sesuatu yang bernilai sehingga
bisa dijual dan mendapatkan keuntungan dari situ.
BAB III: KESIMPULAN
Kota Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Kota ini berada di pesisir utara Pulau Jawa atau yang dikenal dengan pantura yang
menghubungkan antara Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya. Karena tempatnya yang
berada di pesisir utara Pulau Jawa, menyebabkan sebagian besar mata pencahariaan
masyarakatnya adalah nelayan.

Kekayaan biota laut yang ada di Indonesia, khususnya di wilayah pantura, Cirebon
dapat dikelola secara maksimal. Mulai dari pengelolaan ikan hasil laut, hingga biota
lain seperti kerang. Kerang adalah hewan yang hidup dan mempunyai sepasang
cangkang yang dapat ditemui di sekitar pantai atau laut. Kerang terkenal dengan
cangkang yang keras dan bertekstur unik. Karena keunikannya tersebut, seseorang
bernama Nurhandiah berinovasi dan menyulap limbah-limbah kerang menjadi suatu
kerajinan yang bernilai estetika tinggi. Cangkang kerang yang diolah bukan kerang
hidup, melainkan cangkang kerang yang telah menjadi sampah. Berkat kerja kerasnya,
produk kerajinan kulit kerang yang ia buat dikenal hingga ke luar negeri seperti,
Prancis, Jerman, Spanyol, Jepang, Italia, Amerika, dan ke Mauritius.

Atas kegigihan dan kerja keras Nurhandiah beserta orang-orang di belakangnya,


membuat Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti kagum dengan kerajinan
kulit kerang buatan rumah produksinya. Susi Pudjiastuti menilai bahwa kerajinan dari
kulit kerang ini kreatif karena menggunakan bahan baku dari hasil laut. Beliau menaruh
harapan untuk mendorong pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan dalam ajang
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Karena selain kreatif, bahan-bahan yang
didapatkan juga berasal langsung dari laut.
DAFTAR PUSTAKA

Muhaemin, Abdul. 23 November 2019. Kerajinan Kerang Asal Cirebon Berjaya di


Pasar Global.https://cirebon.pikiran-rakyat.com/lokal-cirebon/pr-04323000/kerajinan-
kerang-asal-cirebon-berjaya-di-pasar-global?page=2. Diakses pada 12 Maret 2021.

Prayitno, Panji. 03 Februari 2018. Kerajinan Kulit Kerang Cirebon yang Bikin Menteri
Susi Jatuh Hati. https://www.liputan6.com/regional/read/3250550/kerajinan-kulit-
kerang-cirebon-yang-bikin-menteri-susi-jatuh-hati . Diakses pada 12 Maret 2021.

Astutik, Yuni. 20 Desember 2019. Kilau Kerajinan Kerang Cirebon yang Tembus
Pasar AS dan Italia. https://www.cnbcindonesia.com/entrepreneur/20191220204850-
25-124886/kilau-kerajinan-kerang-cirebon-yang-tembus-pasar-as-italia. Diakses pada
12 Maret 2021.

Suprihadi, Marcus. 14 Juni 2010. Meraup Dollar AS dari Kulit Kerang.


https://money.kompas.com/read/2010/06/14/15080225/meraup.dollar.as.dari.kulit.ker
ang?page=all. Diakses pada 12 Maret 2021.

Wamad, Sudirman. 18 November 2019. Keren! Kerajinan Limbah Kulit Kerang dari
Cirebon Go Internasional. https://finance.detik.com/foto-bisnis/d-4788663/keren-
kerajinan-limbah-kulit-kerang-dari-cirebon-go-internasional/3. Diakses pada 12 Maret
2021.

About Cirebon. 1 Februari 2018. Saat ke Cirebon, Jangan Lupa Berkunjung ke Istana
Kerajinan Kerang yang Sudah Mendunia. https://kumparan.com/about-cirebon/saat-
ke-cirebon-jangan-lupa-berkunjung-ke-istana-kerajinan-kerang-yang-sudah-
mendunia. Diakses pada 12 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai