Disusun oleh
Nama : M. Rizqie Molza
Mohammad Valldyka Alfath
Muhammad Farid Nabil
Muhammad Ivan Juliansyah
Rafliandi Prisko Hardiansyah
Rifqi Azis
Kelas : XI IPA 1
Puji dan syukur kami panjatkan kehandirat Allah SWT yang senantiasa kita
panjatkan , atas limpahan rahmat dan kasih-Nya serta anugerah-Nya dan berkat
petunjuk-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah budidaya
pembenihan ikan hias, sebagai tugas Kewirausahaan di SMAN 4 REJANG
LEBONG tahun 2022
Didalam makalah ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa
kami sajikan dengan topic “MAKALAH BUDIDAYA PEMBENIHAN IKAN
HIAS”. Dimana didalam topic tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari
khususnya agar siswa-siswi atau pun masyarakat umum lebih tertarik untuk
membudidayakan ikan hias sebagai usaha tersebut.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sepertinya tidak berlebihan jika mas koki dijuluki “ ratu selendang mayang”
karena kemilau sisik yang gemerlapan dak selendang ratu dan ekor yang
melambai genulai bak ratu yang terurai. Sungguh suatu pemandangan yan tak
mungkin dilewatkan saat mas koki memamerkan keindahan dan keanggunannya.
Sekalipun corak warna mas koki tak semeriah guppy, bentuk siripnya tidak
seindah cupang, serta jambulnya tak senonong lohan, tetapi pola hidupnya yang
cinta damai serta perawatan yang tidak terlau sulit maka dapat dipastikan bahwa
mas koki dapat menarik minat para aquarist.
Tentang jenis pakan maskoki tidak terlalu sulit, cukup dibrikan pellet atau cacing
sutera sudah bisa membuat warna dan jambulnya menjadi indah. Untuk masalah
penyakit mungkin mas koki cukup kuat mengahadapi nya. Serangan kutu ikan
seperti Argullus indicus dan Lerna cyprinacea sanngup ditanggulanginya.
1
1.2 Tujuan Masalah.
Permasalahan utama yang sering dihadapi para pecinta maskoki adalah
perawatan agar dapat selalu tampil prima. Untuk permasalahan ini sangat
dibutuhkan pengetahuan mengenai kondisi air,pemilihan pakan yang sesuai,
serta teknik pencegahan dan pengobatan terhadap serangan berbagai macam
penyakit. Bila hal-hal tersebut tidak diperhatikan, maka keindahan dan
keanggunan mas koki akan hilang.
Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai solusi dari sejumlah
permasalhan dalam prawatan ikan maskoki ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kehadiranya bukan berarti jenis mas koki lama tidak lagi diproduksi atai
harga jualnyamenjadi rendah. Di Indonesia ptoduk lama seperti pearscale atau
ornada masih tetap diproduksi dan di kembangbiakan oleh peternak di
Tulungagung,Jawa timur, karena masih memounyai nilai jual yang tinggi.
Psar luar negeripun, seperti Ausrtalia, Belanda, Italia, dan beberapa negera di
negara timur tengah setiap bulannya nasih menerima kiriman sampai puluhan
ribu ekor.
3
Mas koki begitu dicintai oleh masyarakat Jepang. Terbukti setiap tahun
pada saat musim panas atau setiap bulan agustus selalu digelar festival
Lantera maskoki bertempat di Yunai-Yamaguchi. Ketika perayaan sedang
berlangsung, lentera berbentuk mas koki dipajang di setiap rumah sampai
waktu perayaan selesai. Lentera yang berbentuk mas koki tersebut di beri
nama Kingyu-Choukin. Tradisi ini dirayakan sebagai upaya penyanbutan
datangnya musim panas. Selain festival lentera, ada satu lagi acara tradisional
yang berhubungan dengan mas koki, yaitu festuval shirobeko no matename.
Festival tersebut sudah berlangsung sejak pemerintahan dinasti Edo(1603-
1867)hingga sekarang. Kini festival tersebut dijadikan tontonan untuk
wisatawan mancanegara. Pada saat festival berlangsung, pameran mas koki
jenis tebaru pun dipamerkan. Kecintaan masyarakat Jepang terhadap mas
moki dibuktikan dengan hadirnya mas koki jenis baru pada setiap tahunnya.
Selain Jepang, Thailand sejak tahun 2000 sudah menjelma menjadi
produsen ranchu yang setara dengan Jepang. Di Thailand sudah berdiri klub
ranchu yang didirikan oleh para peternak yang diberi nama The ranchu club
of Thailand. Ranchu tersebut sebenarnya berasal dari Jepang,namun dengan
segala kecanggihan peralatan pertanian moderb Thailand, ranchu
dikembangbiakkan, dan diperindah corak warnanya. Salah satu peternak
penghasil strain ranchu terbaik di Thailand adalah Narat Sukhintai.
Pembudidayaan ranchu berkembang dengan pesat sehingga pada tahun 2003
tidak kurang dari 18 peternak dan eksportir ranchu berskala Thailand antara
lain Chatutak di Bnagkok dan Nonthaburi.
4
1. Chin Choo Yu (pearlscale)
Bentuk tubuh mas koki ini bulat seperti bola pingpong, siripnya
enam buah, serta bentuk kepalanya besar memanjang dan tidak
berjambul. Ciri khas maskoki ini terletak pada sisiknya. Seluruh sisik
pada tubuhnya menonjol mirip dengan buah jagung dan warna sisiknya
berkilau seperti mutiara sehingga disebut
pearlscale atau sisik mutiara. Di Indonesia,
maskoki jenis ini dikenal dengan sebutan
mas koki mutiara. Warna yang umum
dijumpai terdiri dari kombinasi warna
merah oranye dan putih. Strain baru
maskoki ini mempunyai warna yang lebih
menarik, seperti calico pearlscale. Warna tubuh dan siripnya terdiri dari
kombinasi biru, hitam. Dan orange. Corak warna totol-totol atau
membentuk bercak- bercak hitam.
Jenis baru yang legih eksklusif adalah crown pearlscale. Jenis ini
mempunyai kelebihan pada bentuk kepala dan kilauan butir- butir
mutiara di tubuhnya. Pada umumnya, kepala maskoki mutiara kecil tidak
berjambul. Butir mutiara juga terkadang tidak berkilau dan kurang
menonjol. Sementara itu, jenis crown pearlscale berjambul besar dan
butir mutiaranya terlihat lebih nyata dan menonjol.
5
3. Hong tou (red cap Oranda)
Postur tubuh maskoki ini bulat gempal. Punggung agak bungkuk di
hiasi sirip punggung. Ekor panjang dan membuka lebar seperti kipas. Di
kepalanya terdapat jambul besar berwarna merah cemerlang yang
terkadang lebarnya melebihi kepalanya.
Keunikan mas koki ini terletak pada
komposisi warna tubuhnya dan jambul.
Warna tubuhnya yang putih, sedangkan
warna jambulnya merah cemerlang. Di
Indonesia, strain ini disebut maskoki
resket.
6
2.4 STRAIN ATAU JENIS MAS KOKI DARI JEPANG.
Ada beberapa strain maskoki dari negara sakura yang berkualitas baik
dan namanya sangat populer dipasar ikan dunia, antara lain sebagai berikut.
7
2.5 STRAIN ATAU JENIS MAS KOKI DARI THAILAND.
Ranchu Thailand merambah ke Indonesia pada tahun 2003. Beberapa
jenis ranchu yang populer bisa dijumpai di setiap gerai ikan hias di seluruh
nusantara ini.
Kehadirannya disambut gembira oleh para aquarist yang demam cerita
mistik karena konon ranchu dipercayai sebagai pembawa keberhuntungan,
kesuksesan dan pelindung dari marabahaya. Adapun strain ranchu yang
kental dengan cerita mistik tersebut antara lain sebagai berikut.
1. White ranchu.
Seluruh tubuh sampai dengan sirip- siripnya berwarna putih mutiara.
Jambul menutupi seluruh bagian muka yang berwarna putih kekuningan.
Terkadang dijumpai warna merah bersemburat di bagian tubuh dan sirip
ekor. Akan tetapi, jenis maskoki ini masih tetap pantas disebut White
ranchu karena warna putihnya mendominasi seluruh bagian tubuhnya.
Karakter White ranchu ini tenang dan gaya berenangnya terlihat begitu
anggun.
2. Red Ranchu.
Seluruh tubuh red ranchu didominasi warna merah. Kilauan warna
merah tersebut akan lebih nyata pada bagian punggungnya. Warna siripnya
merah semi transparan dan di
ujungnya semu merah
transparan. Mukanya ditutupi
oleh jambul tampak garang
karena sangat pantas untuk
dinikmati oleh hobiis yang
bersemangat tinggi.
8
2.6 PERSIAPAN PEMELIHARAAN MAS KOKI.
Adapun tujuan pemeliharaan maskoki, baik didalam maupun di luar
rumah membutuhkan wadah, sarana pendukung, dan air. Ketiganya
merupakan syarat utama yang harus disediakan agar keindahan maskkoki
dapat dinikmati. Akan tetapi lingkungan hidup yang tenang dengan ditumbuhi
tanaman air yang tidak fluktuatif merupakan syarat yang tidak bisa di
abaikan.
1. PILIH WADAH DAN SARANA PENDUKUNG YANG COCOK
DENGAN TYPE MAS KOKI
Akuarim khusus untuk mas koki banyak tersedia di toko perlengkapan
ikan hias. Bentuk, ukuran, dan bahannya pun beraneka ragam. Ada yang
berbentuk bulat lengkap dengan kakinya yang terbuat dari kayu ukiran dan
ada pula akuarium yang berbentuk persegi empat.
Bahkan, ada akuarium yang sudah dilengkapi dengan tutup. Bahan
akuarium tersebut ada yang terbuat dari kaca atau plastik fyberglass.
Akuarium jika berbentuk bulat sangat cocok untuk memelihara
maskoki yang bertubuh bulat gempal. Akuarium bulat yang berdiameter
15cm cocok untuk memelihara maskoki yang tubuhnya berukuran kecil,
sekitar 3-4 cm sebanyak 3 ekor.
Jika mau memelihara maskoki yang berukuran besar sampai jumbo,
sebaiknya akuarium persegi yang di pilih karena ukuran akuariumnya
bervariasi. Akuarium yang berukuran 60 x 30cm x 35cm dapat diisi
maskoki ukuran kecil sebanyak 8 ekor atau 6 ekor mas koki berukuran
sedang. Bila akan memelihara mas koki ukuran besar, dapat di masukkan 3
ekor, sedangkan berukuran extra large (10- 12cm) cukup sati ekor saja.
9
Maskoki bukan termasuk ikan yang tahan terhadap rendahnya
kandungan oksigen terlarut. Maskoki dapat hidup dengan tenang apabila
kandungan oksigen terlarutnya minimal 5mg/l air. Bila kurang, mas koki
akan berenang secara terhuyung-huyung, selalu berada di permukaan air.
Akibat yang fatal bila air tidak segera diganti, mas koki akan mati.
Untuk mengurangi kematian maskoki, kebersihan air harus benar-
benar dijaga dengan 07.30 dan sore hari sekitar pukul 17.00. Air baru
sebagai penggantinya air yang di buang sebaikknya telah diinapkan
minimal 24jam.
Kebersihan saringan pada sirkulator perlu dikontrol. Untuk menjaga
air tetap dalam keadaan bersih, saringan sebaiknya diganti dengan yang
baru satu Minggu sekali. Selanjutnya, bila terlihat ada sisa pakan atau
kotoran didasar atau dipermukakan air, segera ambil dengan serokan.
10
Namun, batako kapur pun dapat digunakan, tetapi tidak dianjurkan.
Lahan bebatuan sangat baik untuk lokasi kolam karena tanahnya padat
sehingga kolam tidak mudah retak.Untuk beternak maskoki dibutuhkan
kolam induk, kolam pemijahan, dan kolam pembesaran burayak. Kolam
induk minimal dua buah berukuan masing- masing 200cm x 200cm x
50cm. Kolam pertama di isi calon induk betina, sedangkan kolam kedua di
isi dengan calon induk jantan. Ukuran kolam pemijahan yaitu,
100cmx100cmx 50cm. Kolam pembesaran berukuran 500cm x 500cm x
50 cm. Setiap kolam dilengkapi dengan sarana untuk mengeluarkan air
kotor dan memasok air yang baru.
11
Mas koki sudah matang kelamin pada umur 5-6 bulan, tetapi telur
yang dihasilkan berjumlah sedikit, berukuran kecil, dan berayaknya
berkualitas rendah. Selain itu, burayak menjadi rentan terhadap serangan
penyakit dan perkembangan tubuh lambat. Dengan demikian, umur mas
koki yang ideal untuk dijadikan induk adalah 1,5-3,5 tahun agar burayak
yang dihasilkan cepat besar dan tahan terhadap serangan penyakit.
Untuk mengetahui maskoki betina sudah matang kelamin,perhatikan
perut dan organ reproduksinya . bila kloakanya tampak melebar, perut
membesar, dan perut terasa lembek bila pipegang,maka maskoki tersebut
sudah siap bertelur. Sementara pada jantan terlihat ada bebjolan putih pada
sirip insangnya yang tampak jelas.
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-
telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam
pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap menerima anak
ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan
dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan.
Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan
ketentuan.
Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
Tahap I:
umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah
benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan
1 bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm.
Tahap II:
umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75
ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih
menjadi 3-5 cm.
Tahap III:
umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-
50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih
menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-
5% dari jumlah bobot benih.
Tahap IV:
umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5
ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih
menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-
5% dari jumlah bobot benih.
# Perlakuan dan Perawatan Bibit :
Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih
diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang
diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.
12
3. Pemeliharaan Pembesaran.
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun
monokultur.
A. Polikultur
ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau ikan mas 50%,
ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
B. Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan
dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara
induk jantan dan betina.
C. Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m
2 , TSP 10 gram/m 2 , Urea 10 gram/m 2 , kapur 25-100 gram/m 2 .
Setelah itu kolam diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari
setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida
organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis
2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan
yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan
sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika
hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran
adalah 100-200 ekor/m 2 , sedangkan bila diberi pakan pellet, maka
penebaran adalah 300-400 ekor/m 2 (benih lepas hapa). Penebaran
dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.
D. Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian
pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat
makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino
esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva
dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada
kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan.
Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000
ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1
butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih,
perawatan 5-7 hari.
F. Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah
menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta
tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
13
2.9 MERAWAT CALON INDUK SEBELUM DIPIJAHKAN.
Calon induk jantan dan betina yang terpilih di pelihara dalam akuarium
yang terpisah agar tidak terjadi perkawinan yang tidak di inginkan.
Pemeliharaan terpisah juga memudahkan perawatan karena pakan yang
diberikan untuk calon induk betina berlainan dengan calon induk jantan.
Dalam pemeliharaan 10 ekor calon induk yang terdiri dari 5 ekor betina dan 5
ekor jantan dibutuhkan akuarium berukuran 100cm x 70cm x 50cm .
Sementara lamanya perawatan tergantung dari umur calon induk itu sendiri
karena calon induk yang baik berumur minimal 1,5 tahun.
Pakan yang baik untuk calon induk betina adalah jentik nyamuk yang
sudah di sucuhamakan. Untuk calon induk jantan dapat diberi cacing super
(blood worm) segar. Dan sebaiknya pemberian makan 3-6 kali sehari.
14
Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00
pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu
benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan
menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi
secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah
secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser
halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat
dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh
dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm.
2. CARA PERHITUNGAN.
Benih Untuk mengetahui benih ikan hasil panenan yang disimpan
dalam bak penyimpanan maka sebelum dijual, terlebih dahulu dihitung
jumlahnya. Cara menghitung benih umumnya dengan memakai takaran,
yaitu dengan menggunakan sendok untuk larva dan kebul, cawan untuk
menghitung putihan, dan dihitung per ekor untuk benih ukuran
glondongan. Penghitungan benih biasanya dengan cara:
15
4. PASCA PANEN.
Penanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara
penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
16
Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau
tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa
keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat
untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang
memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong
plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter
yang diberi buffer Na2(hpo)4.H2O sebanyak 9 gram.
Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong
plastik:
1. masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
2. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan.
3. alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak
2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2);
4. kantong plastik lalu diikat. kantong plastik dimasukkan ke dalam
dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran
panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2
buah kantong plastik.
1. Biaya produksi:
1. Sewa dan pembuatan kolam Rp. 1.500.000,-
2. Benih ikan 1.000 ekor, @ Rp.100,- Rp. 100.000,
3. Pakan :
Cacing rambut 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp.
225.000,-
Pelet udang 10 kg @ Rp. 9.500,- Rp. 95.000,-
Tepung jagung 50 kg @ Rp. 1.500,- Rp.
75.000,-
Ganti air 7 bulan x 4 x2 @ Rp. 5.000,- Rp.
140.000,-
Tenaga kerja 28 minggu @ Rp.10.000,- Rp.
280.000,-
Obat-oabatan Rp. 10.000,-
4. Peralatan Rp. 50.000,-
5. Lain-lain Rp. 150.000,-
17
2. Pendapatan
1. Panen I (2 bulan) 400 ekor @ Rp.1.000,- Rp. 400.000,-
2. Panen II (4 bulan) 250 ekor @ Rp. 3.000,- Rp. 750.000,-
3. Panen III ( 2 bulan) 250 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 2.500.000,-
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Sebenarnya ikan mas koki ini bukanlah suatu ikan yang sulit untuk
dibudidayakan ataupun dipelihara. Asal tahu cara yang baik dan tepat dalam
memeliharanya, seperti kadar air, luas akuarium yang tepat, dan pakan yang
sehat dan berkualitas. Di samping itu kita perlu mengetahui jenis penyakit,
gejalanya, dan cara penanggulangannya agar mas koki yang di pelihara tidak
mati dengan percuma.
Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut maka dengan mudah
mengembangbiakan mas koki dan mendapatkan mas koki yang indah dan
berkualitas.
3.2 Saran.
Sebenarnya ikan mas koki ini merupakan akan yang begitu manja. Yang
mesti selalu diperhatikan setiap jam nya, baik pakan, dan kaondisi air nya. Oleh
karena itu, yang terpenting adalah menjaga kebersihan air, kondisi air, serta
pakannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto,E dan Liviawati. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Jakarta:
Kanisius. Martasuta, Nancy. 2003. Demam Ranchu di Negeri Siam.
Trubus.
Hisomudin dan Bambang Eka Perkasa. 2003. Permasalahan Mas koki. Jakarta:
Penebar Swadaya.
20
Catatan :
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
21
22