Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BUDIDAYA IKAN HIAS


“CUPANG”

Disusun oleh:

Disusun Oleh :
Nama : Nafisa Nur Andriani
Kelas : XI MIPA 4

SMA NEGERI 1 RANDUDONGKAL


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang ikan hias cupang.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
  
            Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
  
            Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ikan hias cupang ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
  
                                                                                   

Randudongkal, 9 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................... ii
BAB I
A.   Sejarah Ikan Cupang ...................................................................... 1
B.    Jenis-Jenis Ikan Cupang Hias ........................................................ 4
C.    Perbedaan Jenis Kelamin ................................................................ 6
D.   Cara Budidaya .............................................................................. 7
E.    Perhitungan Laba/Rugi ................................................................... 9
BAB II
A.   Pembenihan Ikan Hias ..................................................................... 12
B. Aneka Jenis Produk Budidaya Pembenihan Ikan Hias .................. 12
C.    Manfaat Ikan Hias .......................................................................... 13
D.   Ekosistem Budidaya Pembenihan Ikan Hias ................................... 13
E.    Teknik Pengemasan Hasil Budidaya Pembenihan Ikan Hias
Saat Ikan Siap Dijual/Dikirim ........................................................ 13
BAB III
A.           Kesimpulan ............................................................................. 16
B.            Saran ....................................................................................... 17
Daftar Pustaka ....................................................................................... 18
BAB I

A.     Sejarah Ikan Cupang


Ikan Cupang termasuk ikan yang mempunyai sejarah cukup panjang.
Pada tahun 1849 Theodor Cantor menerbitkan sebuah artikel tentang ikan
petarung yang kemudian dinamainya dengan Macropodus pugnax. Pada
tahun 1909 C. Tate Regan menyadari bahwa pendapat Cantor salah dan
sebenarnya pugnax adalah spesies yang sebelumnya memang sudah ada di
alam. Regan menamai kembali ikan petarung Cantor dengan nama Betta
splendens yang dikenal sampai sekarang
Sebenarnya semua jenis Betta splendens (cupang) yang tersebar di
seluruh dunia berasal dari jenis sirip pendek (plakat) dan selama bertahun-
tahun jenis ini banyak dipelihara oleh orang-orang di Thailand. Disana
mereka memijahkan ikan petarung ini dengan jenis cupang liar. Tujuan
utama mereka adalah untuk mendapatkan petarung yang hebat, baik dari
segi kekuatan, ukuran, gaya bertarung dan warnanya.
Seleksi ini dilakukan dengan melakukan penyilangan dengan cupang
dari breeder lain. Pemenangnya akan menjadi model untuk generasi
petarung berikutnya.
Karena tidak ada seleksi alam, maka setelah beberapa generasi, cupang
yang diperoleh justru mempunyai sirip dada dan punggung yang panjang.
Ikan ini tidak mempunyai “jiwa petarung” karena tidak agresif dan tidak
dapat bergerak dengan cepat jika dibandingkan dengan cupang bersirip
pendek lainnya. Cupang dengan sirip yang panjang ini akhirnya hanya dapat
dinikmati keindahannya saja. Sebenarnya jenis cupang seperti ini sudah ada
sejak orang-orang Eropa dan Amerika datang ke Asia Tenggara pada tahun
1850. Sekitar tahun 1960an, breeder India berhasil mendapatkan anakan
cupang yang mempunyai dua helai sirip ekor sehingga disebut dengan jenis
doubletail. Ciri khas dari jenis ini adalah sirip dada yang sangat lebar dan
tubuhnya sedikit pendek. Karena ingin menghilangkan cirri-ciri ini,maka
mereka menyilangkan cupang doubletail dengan jenis sirip tunggal,tetapi
kemudian hasil yang diperoleh justru bermacam-macam bentuk sirip dada
dan perut.
Perlahan-lahan hobi memelihara ikan hias mulai melanda Eropa dan
Amerika. Asia meresponnya dengan melakukan persilangan cupang bersirip
panjang secara besar-besaran. Sekarang para pehobi di Eropa dan Amerika
lebih selektif dalam memilih ikannya supaya karakteristik ikannya tetap
terpelihara. Pada tahun 1960, breeder Amerika, Warren Young berhasil
menyilangkan cupang dengan sirip yang sangat panjang dan dinamainya
dengan “cupang Libby”, sesuai dengan nama istrinya. Ikan ini kemudian
dijual ke pehobi di seluruh dunia dan terutama ke peternak di Asia. Jenis
inilah yang kemudian berkembang menjadi jenis veiltail.
Pada saat yang sama, breeder Jerman, Dr. Eduard Schmidt-Focke,
menyilangkan cupang jenis deltatail yang pertama. Jenis ini mempunyai
ekor berbentuk segitiga yang simetris. Maka pada tahun 1967 didirikanlah
IBC (International Betta Congres). Tujuan IBC adalah untuk menyilangkan
cupang yang mempunyai sirip yang lebar dan simetris. Jenis ini mempunyai
kapasitas berenang yang lebih baik. Tetapi perlu waktu yang lama untuk
menghasilkan jenis ini. Pada tahun 1980, para breeder terkenal Amerika
seperti Peter Göettner and Paris Jones, mengembangkan jenis superdelta
dengan sirip yang sangat besar. Pada tahun 1984, orang Perancis Guy
Delaval mengimpor jenis ini ke Perancis. Delaval menyeleksi dan
menyilangkannya untuk memperoleh sirip punggung yang lebih besar. Pada
tahun 1987, dia berhasil memperoleh ikan dengan sirip bersudut 180 derajat.
Tetapi Rajiv Massilamoni menganggapnya hal yang mustahil karena
biasanya cupang dengan ekor delta atau superdelta yang asimetris hanya
mempunyai sudut 160 derajat saja. Laurent Chenot and Rajiv Massilamoni
mulai bekerjasama menyilangkan cupang untuk mempertahankan jenis ini.
Tetapi mereka terlalu sering mengawinkan pejantannya dengan saudaranya
sendiri sehingga ikannya tidak mau lagi mendekati betinanya. Akhirnya
mereka menyilangkan cupang yang betinanya berasal dari Delaval
sedangkan jantannya adalah jenis melano doubletail turunan Amerika. Ikan
ini kemudian dinamai R39 dan disilangkan dengan semua jenis betina hasil
biakan Chenot dan Massilamoni. Ternyata beberapa ikan mempunyai sirip
180 derajat. Pada tahun 1991 breeder cupang Amerika bernama Jeff Wilson
melihat ikan ini dan menamainya "halfmoon". Dia mulai bekerjasama
dengan Chenot and Massilamoni dan menyilangkan jenis Amerika dan
menghasilkan lebih banyak anakan halfmoon.
Pada tahun 1993, Chenot, Massilamoni dan Wilson menunjukkan jenis
ikan halfmoon mereka pada pameran IBC di Tampa Florida dengan nama
CHENMASWIL. Mereka memenangkan "Best of show". Inilah awalmula
demam halfmoon.
5-10 tahun belakangan ini berbagai jenis ikan dengan sirip yang
beraneka ragam mulai ditemukan. Breeder Indonesia Ahmad Yusuf
menemukan jenis serit (crowntail). Jenis ini mempunyai ciri khas tulang
siripnya tumbuh melampaui sirip. Oleh karena itu penampilannya seperti
sisir sehingga ikan ini juga disebut jenis combtail.

Tetapi penemuan dari jenis sirip dan ekor yang lain masih terus
dikembangkan. Semua orang di seluruh dunia masih berusaha
mengembangkan halfmoon dan serit supaya penyebaran sirip dan bentuk
ekornya semakin baik. Pada persilangan halfmoon, yang diutamakan
sekarang adalah penyebaran dan pertumbuhan tulang sirip (halfmoon
dengan 4, 8 dan 16 tulang). Semakin baik persebaran tulang sirip maka
semakin baik pula dukungan terhadap ekor yang dibentuknya.
Dukungan ini sangat dibutuhkan ketika ikan semakin tua dan siripnya
semakin panjang. Penemuan halfmoon lainnya adalah overhalfmoon yang
penyebaran siripnya lebih dari 180 derajat dan juga halfmoon rosetail.
 Ikan Cupang
B. splendens

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Osphronemidae
Upafamili: Macropodusinae
Betta
Genus:
Bleeker, 1850

Spesies
B. persephone
B. picta - Cupang bintik
B. pugnax - Cupang penang
B. splendens - Cupang petarung
B.     Jenis-Jenis Ikan Cupang Hias
 

Para breeder dan pehobi mengelompokkan jenis ikan cupang


berdasarkan penampakan bentuk dan warnanya. Setiap hasil silangan yang
mempunyai bentuk dan karakter yang khas, akan diberikan nama tersendiri.
Jenis-jenis ikan cupang hias adalah sebagai berikut.

Bentuk cupang berdasarkan penilaian kontes Masyarakat Cupang Hias


Indonesia (MCHI), dari kiri ke kanan (1) Halfmoon, (2) Crown Tail, (3)
Plakat, (4) Double Tail. (Gambar: MCHI)

1.      Halfmoon ( Bulan Sepotong)

Seperti namanya, jenis ikan cupang halfmoon memiliki sirip dan


ekor yang seolah menyatu membentuk setengah lingkaran. Bila dilihat
dari samping, sirip ikan halfmoon berbentuk seperti bulan sebelah. Ikan
cupang halfmoon dipelihara karena keindahannya. Jenis ini mempunyai
varian warna yang beragam mulai dari merah menyala, kuning, dan
varian warna lainnya. Ikan cupang jenis ini pertama kali dibudidaya di
Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada tahun 1982.
2.      Crown tail (serit)

Indonesia mungkin bisa sedikit berbangga, karena ikan cupang


serit dilahirkan oleh para breeder dari daerah Slipi, Jakarta. Cupang
serit menjadi mendunia karena variasi keindahannya. Di sebut crown
tail atau ekor mahkota, karena bila dibalik menghadap ke atas serit-serit
pada ekornya terlihat seperti mahkota raja.
Jenis ikan cupang serit memiliki banyak varian. Ada yang
seritnya tunggal, dimana dalam setiap serit hanya terdapat satu tulang
sirip. Ada juga yang berserit dua atau serit ganda. Keindahan ikan
cupang serit sudah diakui dunia dan dipertandingkan di International
Betta Congress (IBC).

3.   Plakat (petarung)

Plakat berasal dari istilah di Thailand yang artinya kurang lebih


adalah tarung atau laga. Sesuai dengan namanya, jenis ikan cupang ini
biasa digunakan sebagai cupang aduan. Thailand memang memiliki
tradisi adu cupang yang sudah melegenda.
Sirip dan ekor cupang plakat biasanya pendek tidak menjumbai
seperti serit dan halfmoon. Karena pendek, sirip tersebut memberikan
kesan kokoh dan kekar. Gerakan ikan cupang plakat tidak terlalu
anggun tapi terlihat lebih sangar.
4.       Dauble tail (cagak)

double tail karena bagian ekornya terbelah dua, seperti


bercagak dua. Jenis ikan cupang double tail tergolong sulit
dikembangkan. Oleh karena itu keberadaannya masih jarang dijumpai
di pasaran.

C.     Perbedaan Jenis Kelamin


Cara membedakan jenis kelamin ikan cupang biasanya sangat sulit
di lakukan apabila usia ikan masih dini sekali, karena memang belum
terlihat jelas bentuk tubuh nya. biasanya mulai dari burayak sampai usia 1
bulan bentuk tubuh cupang tersebut masih samar. Nah apa yang menjadi
faktor pembeda antara ikan cupang jantan dan ikan cupang betina ? dan
bagaimana cara membedakan jenis kelaminnya ? berikut penjelasannya :
       Ikan Cupang Jantan :

                  Anatomy tubuh ikan cupang jantan (pic.:google)


Ikan cupang berkelamin jantan mempunyai ciri khas sebagai berikut :
- Tubuhnya langsing.
- Gerakan cupang jantan biasanya sangat agresif/lincah. (dalam hal ini
betina juga ada yg lincah)
- Ekor (caudal fin) dan sirip (ventral fin/dasi) lebar dan panjang.
- Warna lebih cerah dan menarik dari pada betina.

       Ikan Cupang Betina :

                                           Anatomy tubuh ikan cupang betina (pic.:google)


 Ikan cupang berkelamin betina mempunya ciri khas sebagai berikut :
- Bertubuh gempal (padat, tidak panjang).
- Gerakan lebih lambat (tidak agresif).
- Ekor (caudal fin) dan sirip (ventral fin/dasi).
- Warna kurang menarik.

D.     Cara Budidaya


1.      Memilih Indukan Ikan Cupang
Untuk memulai budidaya ikan cupang, langkah pertama yang
harus disiapkan adalah mendapatkan indukan atau bibit berkualitas.
Indukan yang baik sebisa mungkin berasal dari keturunan unggul,
kondisinya bugar, bebas penyakit dan cacat bawaan. Simpan indukan
jantan dan betina di tempat terpisah. 
Sebelum pemijahan dilakukan, pastikan indukan jantan dan
betina sudah masuk dalam fase matang gonad atau siap untuk
dikawinkan. Adapun ciri-ciri indukan yang telah menunjukkan siap
kawin adalah sebagai berikut.
Untuk cupang jantan:
         Berumur setidaknya 4-8 bulan
         Bentuk badan panjang
         Siripnya panjang dan warnanya terang atraktif
         Gerakannya agresif dan lincah

Untuk cupang betina:


         Berumur setidaknya 3-4 bulan
         Bentuk badan membulat, bagian perut sedikit buncit
         Siripnya pendek dan warnanya kusam tidak menarik
         Gerakannya lambat
2.      Pemijahan Ikan Cupang
Setelah indukan jantan dan indukan betina siap untuk memijah,
sediakan tempat berupa wadah dari baskom plastik atau akuarium kecil
dengan ukuran 20x20x20 cm. Siapkan juga gelas plastik untuk tempat
ikan cupang betina. Sediakan juga tumbuhan air seperti kayambang.

Tempat yang diperlukan untuk pemijahan ikan cupang

Dalam satu kali perkawinan, ikan cupang bisa menghasilkan


hingga 1000 butir telur. Telur tersebut akan menetas dalam waktu 24
jam setelah pembuahan. Berdasarkan pengalaman para pembudidaya,
tingkat kematian pembenihan ikan cupang cukup tinggi. Dalam satu
kali kawin biasanya hanya dapat dipanen 30-50 ikan cupang hidup.
Indukan jantan bisa dikawinkan hingga 8 kali dengan interval
waktu sekitar 2-3 minggu. Sedangkan indukan betina disarankan hanya
dikawinkan satu kali saja. Bila dipaksakan, pada perkawinan berikutnya
akan terjadi penurunan keragaman jenis kelamin. Dimana anakan ikan
semakin didominasi kelamin betina.
3.      Pakan Ikan Cupang
Pakan favorit yang biasa diberikan pada ikan cupang adalah
kutu air , cacing sutera dan larva nyamuk. Pakan sebaiknya diberikan
sesering mungkin, misalnya 3-4 kali sehari. Semakin sering
frekuensinya semakin baik. Lebih baik sedikit-sedikit tapi sering dari
pada sekaligus banyak. Hal ini untuk mengurangi resiko penumpukan
sisa pakan yang bisa mengakibatkan berkembangnya penyakit.
Kutu air bisa didapatkan di selokan-selokan yang tergenang,
atau membelinya dari toko akuarium. Kalau tidak memungkinkan, kita
bisa membudidayakan kutu air sendiri. Silahkan lihat cara budidaya
kutu air daphnia dan moina.
4.      Perawatan Ikan Cupang
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, ikan cupang relatif tahan
banting. Bisa dipelihara dalam akuarium tanpa menggunakan aerator.
Ikan ini tahan terhadap kondisi air yang minim oksigen. Walaupun
begitu, disarankan untuk tetap menjaga kualitas air dengan memberinya
aerasi dan filter pembersih. Agar ikan bisa berkembang sempurna dan
selalu dalam kondisi bugar. Terutama untuk perawatan ikan kontes.
Tidak disarankan memelihara lebih dari satu ikan cupang jantan
yang telah dewasa dalam satu akuarium. Terlebih bila ukuran
akuariumnya kecil dan tidak ada tempat berlindung. Ikan-ikan tersebut
bisa saling menyerang satu sama lain. Akibatnya, sirip-siripnya tidak
mulus dan warnanya kurang keluar.
Khusus untuk ikan cupang aduan, kita bisa memasukkannya ke
dalam toples kaca kecil. Berdasarkan beberapa pengalaman, agar ikan
lebih agresif simpan di tempat yang gelap. Jangan meletakkan toples
ikan secara berdekatan. Karena ikan cupang aduan akan terus dalam
kondisi siap menyerang dan membenturkan dirinya ke kaca. Berikan
sekat tidak tembus pandang di antara toples-toples tersebut.
Gantilah air yang terdapat dalam wadah secara berkala. Lihat
apakah ada penumpukan kotoran dan sisa pakan pada dasar wadah.
Penumpukan tersebut bisa menimbulkan penyakit bahkan kematian
pada ikan karena pencemaran air.
E.     Perhitungan Laba/Rugi
1.      Untuk Modal Minim
-          Modal Awal
Bibit ikan dan induk ikan : Rp. 200.000
Akuarium : Rp. 300.000
Total Modal : Rp. 500.000
-          Pengeluaran Sebulan
Bibit : Rp. 300.000
Pakan Ikan : Rp. 100.000
Vitamin, dll : Rp. 200.000
Total pengeluaran sebulan : Rp. 600.000

-          Keuntungan/bulan
@Rp.5000x10 ekor = Rp. 50.000 x 30 hari = Rp. 1.500.000

-          Keuntungan per bulan (bersih)


Rp. 1.500.000 - Rp. 600.000 = Rp. 900.000
Balik modal + masa pembiakan 3 bulan
2.      Untuk Modal Lumayan Besar
Biaya Investasi
Harga
No. Uraian Volume Satuan Total (Rp)
(Rp)
1. Pembuatan Aquarium 1 M3 1 200.000 200.000
2. Kolam 20x20x25 cm 5 100.000 500.000
3. Peralatan dan Perlengkapan 1 set 1.000.000 1.000.000
4. Botol Air Mineral Bekas 1000 buah 100 100.000
5. Lain-lain 1.000.000
Jumlah 2.800.000

Biaya Operasional
No. Uraian Volume Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
1. Indukan 10 ekor 100.000 1.000.000
2. Pakan 2 kg 3000 6000
3. Upah Pekerja 2 orang 1.000.000 2.000.000
4. Lain-lain 500.000
Jumlah 3.300.000

Sumber Modal
Sumber modal berasal dari pemberi modal (investor) dengan pembagian
keuntungan 60 : 40, dimana 60% Keuntungan diberikan kepada investor dan 40 %
untuk pelaku budidaya
Analisa Laba Rugi
SR                        = 90 %
1 tahun                 = 3 siklus
Harga jual             = 3.000/ ekor
5 indukan cupang = 1000 anakan/siklus (3.000/tahun)
Pendapatan          = (3.000 x 90%) x 3.000
                             = 8.100.000

keuntungan          = Pendapatan - Biaya total operasional


= Rp. 8.100.000,- - Rp. 3.300.000,-
= Rp. 4.800.000,
BAB II

Mendesain produk dan pengemasan hasil budidaya pembenihan ikan hias


berkonsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat.
A.     Pembenihan Ikan Hias
Lihat pada halaman 10 sampai 12.

  B.      Aneka Jenis Produk Budidaya Pembenihan Ikan Hias  


1.      Minyak Ikan
Minyak ikan adalah minyak yang diperoleh dari hati ikan atau bagian-
bagian tubuh lainnya. Produk dapat berupa minyak ikan kasar maupun
yang diolah untuk keperluan medis/farmasi ataupun kosmetik.
2.      Tepung Ikan
Tepung ikan atau bagian-bagian ikan yang minyaknya diambil atau
tidak, dikeringkan kemudian digiling.
3.      Tulang Ikan
Tulang ikan adalah tulang ikan yang berasal dari hewan mamalia yang
dapat dimanfaatkan dalam bentuk produk intermediate berupa tulang
maupun produk lanjutan dalam penggunaannya untuk keperluan media
atau farmasi.
4.      Kolagen
Produk yang diekstraksi dari bagian-bagian ikan seperti sisik ikan, kulit,
tulang, biasanya digunakan untuk kebutuhan kosmetik, medis/farmasi.
5.      Gelatin
Produk yang diekstrasi dari tulang ikan, umumnya digunakan dalam
industry pangan, dan farmasi. Biasanya digunakan sebagai bahan
pengatur elastisitas.
6.      Silase
Silase adalah sumber protein atau pakan ternak yang berasal dari ikan
yang telah melalui proses penggilingan baik diambil atau tidak
minyaknya.
7.      Pupuk Organik Bio Fish
Prosesnya yaitu ikan yang dihancurkan menggunakan blender dan
dicampur juga dengan beberapa sampah pasar seperti buah dan sayur
yang sudah busuk. Setelah itu dicampur dengan tetes tebu dan diamkan
selama 14 hari agar mengalami proses fermentasi.
C.    Manfaat Ikan Hias
Banyak diketahui manfaat memelihara ikan hias, baik di dalam kolam
maupun akuarium. Salah satu manfaat memelihara ikan hias yang dirasakan
setelah menjalani rutinitas kerja yang menguras tenaga serta pikiran yaitu
mengurangi stress dan keletihan. Cukup meluangkan waktu bebetapa menit
untuk duduk di depan kolam, rasa stress dan lelah akan hilang. Dalam ilmu
fengshui, kolam ikan hias di rumah membawa hoki bagi penghuni rumah.
Ikan dipercaya dapat mengusir stress, seperti koi dinilai dapat mengusir
stress, seperti koi dinilai dapat mengusir Chi (pengaruh) buruk yang berada di
dalam rumah.
D.    Ekosistem Budidaya Pembenihan Ikan Hias
Ikan hias mempunyai kemampuan hidup pada lingkungan yang
beragam. Factor lingkungan hidup ikan yang sangat memengaruhi adalah
habitat/air, suhu, pH, kesadahan air, kandungan oksigen terlarut, dan
kecerahan. Budidaya ikan hias harus sesuai dengan kondisi lingkungan
habitatnya. Lingkungan air yang ideal untuk ikan hias adalah temperatur air
24-300 C, pH 6-7, oksigen terlarut .3 ppm, dan kecerahan air 30-60 cm.
Sumber air untuk budidaya ikan hias antara lain dari air tanah, sungai, dan
PAM. Jenis-jenis air tersebut harus diendapkan dahulu di tendon air minimal
12-24 jam sebelum dipakai agar kandungan oksigen terlarut cukup dan gas-
gas lain yang berbahaya dapat hilang.
Untuk mengondisikan pH (kesadahan) air yang sesuai dengan
kehidupan ikan hias dapat dilakukan dengan memberikan kapur pertanian
atau kapur bordo dengan dosis secukupnya. Kesadahan air menunjukkkan
kandungan mineral seperti kalsium, magnesium, dan seng. Tingginya
kesadahan sangat dipengaruhi oleh kondisis lingkungan sekitar, seperti jenis
tanaman sekitar sumber air dan mikroorganisme. Kesadahan air yang ideal
untuk budidaya ikan hias air tawar berkisar 4-12 pH. Kandungan nitrit badan
air pada usaha budidaya ikan berasal dari sisa pakan, kotoran ikan, lumut,
tanaman mati yang terdekomposisi dalam siklus nitrogen. Kandungan nitrit
berpengaruh terhadap kesehatan, serta pertumbuhan dan perkembangan ikan.
E.     Teknik Pengemasan Hasil Budidaya Pembenihan Ikan Hias Saat Ikan
Siap Dijual/Dikirim
Pengemasan ikan hias hidup biasanya menggunakan kantong plastic.
Kantong plastikndipilih yang kuat dan rangkap dua untuk menghindari
kebocoran. Untuk keselamatn ikan, jumlah ikan yang dimasukkan dalam
kantong plastic harus disesuaikan dengan kemampuan daya tampungnya.
Selain itu perbandingan isi ikan dengan jumlah air dan oksigen juga harus
sesuai. Sebaiknya kantong plastic hanya diisi air ¼ bagian . Air yang
dimasukkan ke dalam kantong plastic harus steril dan sudah difiltrasi. Setelah
kantong plastic diisi air, ikan dimasukkan kedalamnya. Berat/jumlah ikan
yang dimasukkan sebaiknya sama perbandingannya dengan berat/volume air.
Cara menghitung perbandingan dapat dilakukan dengan menimbang atau
menghitung jumlah ikan. Baru kemudian, sisa isi kantong plastic diisi oksigen
dan diikat kuat agar oksigen tidak keluar atau bocor. Sebelum diangkut, agar
lebih aman, plastic berisi ikan dikemas terlebih dahulu dengan menggunakan
karton. Karton yang digunakan harus kuat sehingga tidak mudah rusak saat
penanganan dan selama perjalanan.
 Contoh Pengemasan Ikan Hias

 
                                      
BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
1.             Sangat ramah lingkungan, maksudnya adalah mudah dirawat dan
tidak menimpulkan dampak negatif bagi lingkungan disekitarnya.
2.             Selain ramah lingkungan ikan cupang juga mudah dipelihara, kita
cukup menyediakan aquarium yang tidak perlu besar jika tidak ada
bisa diganti pake wadah apa aja ntah itu botol, kaleng ataupun
baskom. lalu berikan oksigen plus saringan airnya (jika tidak ada tidak
masalah kok). untuk makanan ikan cupang cukup dikasih uget - uget
nah kalau dalam bahasa indonesianya mungkin cacing merah kecil2!
setelah ini saya akan kembali dengan manfaat yang didapat dari
memelihara ikan cupang tetap di cuci mata.
3.             Daya juang yang kuat, ikan cupang bisa bertahan hidup lama
walupun tidak di tempat yang disukainya!

Manfaat yang dapat diambil dari memelihara ikan cupang adalah:


1.             Terbebas dari penyakit, kita bisa terbebas dari ancaman wabah
penyakit demam berdarah ataupun malaria dengan cara memasukkan
ikan cupang ke dalam bak mandi, gentong, drum dan segala tempat
yang dijadikan tempat penampungan air yang ada indikasi tempat
jentik2 ataupun telur2 nyamuk berada. ikan cupang akan memakan
jentik2 dan telur2 nyamuk tersebut sampai tidak tersisa (jangan takut
kotoran ikan cupang itu kecil2 dan tidak berbahaya seperti jentik2
nyamuk!
2.             Bisa dijadikan peluang bisnis, ikan cupang itu dapat bertelur sampai
puluhan ekor, bila satu ekor bisa menelurkan 10 ikan cupang baru
bagaimana dengan 10 ekor cupang alhasil 100 ikan cupang baru akan
menetas. dan apabila 1 ekor ikan cupang baru dijual dengan harga
seribu rupiah maka apabila 100 ekor terjual maka uang yang didapat
berapa rupiah…hitunglah (hati2 pada saat betina bertelur, biasanya
sang betina bakal memakan telurnya sendiri, maka dari itu apabila
betina telah menelurkan telurnya baiknya anda memisahkan sang
betina ke tempat lain)!
3.             Bisa menghilangkan stress, apabila kita melihat ikan cupang kata
orang bisa menghilangkan stress ini dikarenakan ikan cupang yang
memiliki warna yang indah dan sirip yang lebat dan panjang

B.  Saran

Dalam membudidaya ikan cupang sebaiknya selalu mengecek


kualita airnya karena kualitas air sangat penting bagi kesehatan ikan cupang
tersebut.
DAFTAR ISI

http://cupanghiasgrosir.blogspot.co.id/2012/10/sejarah-di-temukannya-ikan-
cupang.html
http://alamtani.com/mengenal-jenis-jenis-ikan-cupang.html
http://rumahbettapekanbaru.blogspot.co.id/2014/04/perbedaan-ikan-cupang-
jantan-dan-betina.html
http://cara.pro/jenis-jenis-harga-foto-ikan-cupang-cupan-hias-aduan-termahal-di-
dunia/
http://indonesiaindonesia.com/f/76866-usaha-budidaya-ikan-cupang-modal-
minim/
http://alamtani.com/budidaya-ikan-cupang.html
http://ng-networking.blogspot.co.id/2013_11_01_archive.html
http://budidaya-ikan.com/pupuk-organik-bio-fish-dibuat-dari-ikan
http://mukhtar-api.blogspot.in/2014/02/produk-hasil-perikanan-non-
konsumsi.html

Anda mungkin juga menyukai