Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PRAKARYA

BUDIDAYA IKAN CUPANG

Disusun oleh:

 Rendi Pratama
 Farid Ramadhan
 Reri Muhandoyo
 Muhammad Arya Andika

Kelas : IX.B
Guru MAPEL : Lia Ayu Racmawati S.pd

Madrasah Tsanawiyah Negeri Malinau


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang ikan hias cupang.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ikan hias cupang ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................ii


DAFTAR ISI .................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................1


B. Rumusan Masalah .............................................................................1
C. Tujuan ...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Ikan Cupang .........................................................................2


B. Klasifikasi Ikan Cupang ....................................................................4
C. Cara Budidaya ...................................................................................5
D. Kendala budidaya ..............................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................12
B. Saran .................................................................................................12

Daftar Pustaka ...............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan cupang adalah ikan hias yang sangat dikenal oleh masyarakat khususnya
anak-anak, karena ikan tersebut selain rupanya yang cantik juga dapat merupakan
tentera yang menarik bila diadu. Ikan ini juga sering disebut ikan laga dan nama
latinnya adalah Betta splendens, termasuk dalam famili Anabantidae (Labirynth
Fisher).
Keindahan tubuh dan ciri-ciri yang spesifik yang dimiliki oleh setiap ikan hias
serta nilai ekonomis, adalah faktor utama yang harus diperhatikan dalam budidaya
ikan hias. Salah satu jenis ikan yang memiliki syarat-syarat tersebut adalah ikan
cupang hias.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Ikan Cupang ?
2. Apa Klasifikasi Ikan Cupang ?
3. Bagaimana Cara Budidaya ?
4. Apa saja Kendala budidaya ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan daripada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui Sejarah Ikan Cupang


2. Mengetahui Klasifikasi Ikan Cupang
3. Mengetahui Cara Budidaya
4. Mengetahui Kendala budidaya

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Ikan Cupang

Ikan Cupang termasuk ikan yang mempunyai sejarah cukup panjang. Pada tahun
1849 Theodor Cantor menerbitkan sebuah artikel tentang ikan petarung yang
kemudian dinamainya dengan Macropodus pugnax. Pada tahun 1909 C. Tate Regan
menyadari bahwa pendapat Cantor salah dan sebenarnya pugnax adalah spesies yang
sebelumnya memang sudah ada di alam. Regan menamai kembali ikan petarung
Cantor dengan nama Betta splendens yang dikenal sampai sekarang
Sebenarnya semua jenis Betta splendens (cupang) yang tersebar di seluruh dunia
berasal dari jenis sirip pendek (plakat) dan selama bertahun-tahun jenis ini banyak
dipelihara oleh orang-orang di Thailand. Disana mereka memijahkan ikan petarung ini
dengan jenis cupang liar. Tujuan utama mereka adalah untuk mendapatkan petarung
yang hebat, baik dari segi kekuatan, ukuran, gaya bertarung dan warnanya.
Seleksi ini dilakukan dengan melakukan penyilangan dengan cupang dari breeder
lain. Pemenangnya akan menjadi model untuk generasi petarung berikutnya.
Karena tidak ada seleksi alam, maka setelah beberapa generasi, cupang yang
diperoleh justru mempunyai sirip dada dan punggung yang panjang. Ikan ini tidak
mempunyai “jiwa petarung” karena tidak agresif dan tidak dapat bergerak dengan
cepat jika dibandingkan dengan cupang bersirip pendek lainnya. Cupang dengan sirip
yang panjang ini akhirnya hanya dapat dinikmati keindahannya saja. Sebenarnya jenis
cupang seperti ini sudah ada sejak orang-orang Eropa dan Amerika datang ke Asia
Tenggara pada tahun 1850. Sekitar tahun 1960an, breeder India berhasil mendapatkan
anakan cupang yang mempunyai dua helai sirip ekor sehingga disebut dengan jenis
doubletail. Ciri khas dari jenis ini adalah sirip dada yang sangat lebar dan tubuhnya
sedikit pendek. Karena ingin menghilangkan cirri-ciri ini,maka mereka menyilangkan
cupang doubletail dengan jenis sirip tunggal,tetapi kemudian hasil yang diperoleh
justru bermacam-macam bentuk sirip dada dan perut.
Perlahan-lahan hobi memelihara ikan hias mulai melanda Eropa dan Amerika.
Asia meresponnya dengan melakukan persilangan cupang bersirip panjang secara
besar-besaran. Sekarang para pehobi di Eropa dan Amerika lebih selektif dalam
memilih ikannya supaya karakteristik ikannya tetap terpelihara. Pada tahun 1960,

2
breeder Amerika, Warren Young berhasil menyilangkan cupang dengan sirip yang
sangat panjang dan dinamainya dengan “cupang Libby”, sesuai dengan nama istrinya.
Ikan ini kemudian dijual ke pehobi di seluruh dunia dan terutama ke peternak di Asia.
Jenis inilah yang kemudian berkembang menjadi jenis veiltail.
Pada saat yang sama, breeder Jerman, Dr. Eduard Schmidt-Focke, menyilangkan
cupang jenis deltatail yang pertama. Jenis ini mempunyai ekor berbentuk segitiga
yang simetris. Maka pada tahun 1967 didirikanlah IBC (International Betta Congres).
Tujuan IBC adalah untuk menyilangkan cupang yang mempunyai sirip yang lebar dan
simetris. Jenis ini mempunyai kapasitas berenang yang lebih baik. Tetapi perlu waktu
yang lama untuk menghasilkan jenis ini. Pada tahun 1980, para breeder terkenal
Amerika seperti Peter Göettner and Paris Jones, mengembangkan jenis superdelta
dengan sirip yang sangat besar. Pada tahun 1984, orang Perancis Guy Delaval
mengimpor jenis ini ke Perancis. Delaval menyeleksi dan menyilangkannya untuk
memperoleh sirip punggung yang lebih besar. Pada tahun 1987, dia berhasil
memperoleh ikan dengan sirip bersudut 180 derajat. Tetapi Rajiv Massilamoni
menganggapnya hal yang mustahil karena biasanya cupang dengan ekor delta atau
superdelta yang asimetris hanya mempunyai sudut 160 derajat saja. Laurent Chenot
and Rajiv Massilamoni mulai bekerjasama menyilangkan cupang untuk
mempertahankan jenis ini. Tetapi mereka terlalu sering mengawinkan pejantannya
dengan saudaranya sendiri sehingga ikannya tidak mau lagi mendekati betinanya.
Akhirnya mereka menyilangkan cupang yang betinanya berasal dari Delaval
sedangkan jantannya adalah jenis melano doubletail turunan Amerika. Ikan ini
kemudian dinamai R39 dan disilangkan dengan semua jenis betina hasil biakan
Chenot dan Massilamoni. Ternyata beberapa ikan mempunyai sirip 180 derajat. Pada
tahun 1991 breeder cupang Amerika bernama Jeff Wilson melihat ikan ini dan
menamainya "halfmoon". Dia mulai bekerjasama dengan Chenot and Massilamoni
dan menyilangkan jenis Amerika dan menghasilkan lebih banyak anakan halfmoon.
Pada tahun 1993, Chenot, Massilamoni dan Wilson menunjukkan jenis ikan
halfmoon mereka pada pameran IBC di Tampa Florida dengan nama
CHENMASWIL. Mereka memenangkan "Best of show". Inilah awalmula demam
halfmoon.
5-10 tahun belakangan ini berbagai jenis ikan dengan sirip yang beraneka ragam
mulai ditemukan. Breeder Indonesia Ahmad Yusuf menemukan jenis serit (crowntail).

3
Jenis ini mempunyai ciri khas tulang siripnya tumbuh melampaui sirip. Oleh karena
itu penampilannya seperti sisir sehingga ikan ini juga disebut jenis combtail.
Tetapi penemuan dari jenis sirip dan ekor yang lain masih terus dikembangkan.
Semua orang di seluruh dunia masih berusaha mengembangkan halfmoon dan serit
supaya penyebaran sirip dan bentuk ekornya semakin baik. Pada persilangan
halfmoon, yang diutamakan sekarang adalah penyebaran dan pertumbuhan tulang
sirip (halfmoon dengan 4, 8 dan 16 tulang). Semakin baik persebaran tulang sirip
maka semakin baik pula dukungan terhadap ekor yang dibentuknya.
Dukungan ini sangat dibutuhkan ketika ikan semakin tua dan siripnya semakin
panjang. Penemuan halfmoon lainnya adalah overhalfmoon yang penyebaran siripnya
lebih dari 180 derajat dan juga halfmoon rosetail.

B. Klasifikasi Ikan Cupang

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Oesteochytes
Superclass : Actinopterygii
Superordo : Achantopteri
Ordo : Perciformes
Subordo : Anabantoidei
Famili : Anabantidae
Subfamili : Ctenopinae
Genus : Betta
Spesies : Betta Sp.

Jenis cupang atau betta spp, di dunia tercatat sebanyak 79 jenis, dan 51 jenis
berada di Indonesia, sekilas, apabila ditelusuri sebutan nama untuk cupang sebenarnya
kurang tepat, dikarenakan pada awalnya cupang adalah sebutan untuk ikan dari marga
trichopsis yang mempunyai sifat bertolak belakang dengan cupang dari marga betta
lingga.

Warna cupang trichopsis juga sangat jauh berbeda dari pesaingnya, sehingga
diduga hal inilah yang membuat keberadaannya sudah sukar ditemukan di pasaran.
Cupang yang saat ini dikenal di masyarakat dan para hobiis merupakan ikan
pendatang dari luar atau lebih dikenal dengan ikan introduksi asing, jenis cupang hias
adalah Betta splendens.

Sedangkan untuk aduan lebih sering dipergunakan jenis Betta smaragdina,


keduanya berasal dari Thailand, pada awalnya cupang diintroduksi ke negara
Malaysia dan Indonesia, adapun di Indonesia cupang didatangkan oleh para importir
sekitar tahun 80 dan 90 an untuk memperkaya ragam jenis ikan hias.

4
Secara umum cupang memiliki postur tubuh memanjang, dan apabila dilihat
dari anterior atau posterior bentuk tubuhnya pipih ke samping atau compressed,
kepala relatif besar, mulut kecil dilengkapi dengan bibir agak tebal dan rahang yang
kuat, sirip perut ramping memanjang, dan mempunyai warna putih di ujungnya.

Sirip punggung terletak lebih dekat ke arah ekor, bentuknya relatif lebar dan
terentang sampai ke belakang dengan jari-jari keras dan lunak, sirip ekor umumnya
berbentuk membulat rounded, sirip punggung dan sirip ekor apabila mengembang
akan membulat menyerupai kipas dan berwarna indah, sisik tubuhnya ada yang kasar
dan halus, serta warnanya sangat beragam, sisik termasuk ke dalam tipe stenoid.

Selanjutnya untuk membedakan cupang jantan dan betina dapat dilihat dari
ukuran tubuh, warna dan sirip, umumnya ikan jantan mempunyai sirip punggung dan
sirip ekor dengan ukuran lebih panjang dibandingkan betina, ukuran tubuh jantan
lebih kecil namun lebih memanjang dibandingkan betinanya, dalam hal warna, jantan
lebih menarik dan indah.

Pada ikan betina umummya perut lebih gemuk, dan seringkali telah dapat
terlihat bayangan telur-telur, warna pada jenis ikan ini sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu jenis kelamin, kematangan gonad, genetik dan faktor geografi.

Warna tubuh cupang sangat beragam, mulai dari warna gelap, terang, dengan
corak yang menarik, kepintaran para pembudidaya ikan dalam hal
mengkawinsilangkan cupang, telah membuat ikan hias ini semakin populer dan tentu
saja digemari para hobiis, begitupun untuk aduan, dimana ketangkasan, kemampuan,
dan daya tahan dalam hal bertarung membuat para hobiis tidak bosan untuk
mengkoleksinya cupang aduan.

C. Cara Budidaya

1. Memilih Indukan untuk Budidaya Ikan Cupang

Seperti dilansir dari alamtani.com, langkah pertama yang harus dipersiapkan adalah
mencari bibit atau indukan yang berkualitas.

Sebaiknya, indukan harus berasal dari keturunan unggul, kondisinya bugar, serta
bebas dari cacat bawaan dan penyakit.

Tips Membedakan Cupang Jantan dan Betina

5
 Jantan: Lincah, ekor dan siripnya mengembang, warnanya cerah, dan bentuk
tubuhnya lebih besar.
 Betina: Lamban, sirip dan ekornya lebih pendek, warnanya kusam, dan bentuk
tubuhnya lebih kecil.

Sebelum proses pemijahan, kamu harus memastikan indukan jantan dan betina sudah
berada di fase matang gonad atau siap kawin.

Berikut adalah ciri-ciri indukan yang sudah siap dikembangbiakkan:

Jantan

 Setidaknya berumur 4-8 bulan


 Bentuk badannya panjang
 Warnanya terang dan menarik serta siripnya panjang
 Gerakannya lincah dan agresif

Betina

 Setidaknya berumur 3-4 bulan


 Bentuk badannya membulat dan perutnya sedikit buncit
 Warnanya kusam dan tidak menarik serta siripnya pendek
 Gerakannya lambat

2. Persiapan Pemijahan Ikan Cupang

Setelah persiapan budidaya ikan cupang yang sebelumnya selesai, inilah saatnya
untuk masuk ke proses pemijahan.

Siapkan tempat berupa akuarium atau wadah dan baskom kecil berukuran 20x20x20
cm.

Selain itu, sediakan juga gelas plastik untuk tempat ikan cupang betina.

Terakhir, siapkan juga tumbuhan air, seperti contohnya kiambang.

Dalam sekali proses perkawinan, ikan cupang bisa memproduksi telur hingga 1.000
butir.
6
Setelah pembuahan, telur tersebut akan menetas dalam kurun waktu 24 jam.

Menurut pengalaman para pegiat budidaya ikan cupang, tingkat kematian pembenihan
ikan cupang cukup tinggi.

Dalam sekali kawin, ikan cupang yang bisa dipanen biasanya mencapai 30-50 ekor
saja.

Indukan jantan bisa kawin hingga 8 kali dalam interval 2-3 minggu, sedangkan
indukan betina disarankan hanya dikawinkan sekali saja.

Jika indukan betina dikawinkan dengan paksa, akan terjadi penurunan keragaman
jenis kelamin pada perkawinan berikutnya.

Hasilnya, anakan ikan akan didominasi oleh betina.

3. Langkah-langkah Pemijahan
Mengisi Air

 Masukkan air bersih setinggi 10-15 cm ke dalam wadah pemijahan (sebaiknya


gunakan air tanah atau air sungai yang jernih).
 Endapkan air yang akan dimasukkan terlebih dahulu setidaknya selama
semalam.
 Hindari penggunaan air PAM yang berbau kaporit atau air dalam kemasan.

Menempatkan Tanaman Air

 Masukkan tanaman air ke dalam wadah sebagai tempat berlindung bagi para
burayak.
 Pastikan penempatan tanaman tidak terlalu padat agar tanaman tersebut tidak
berpotensi mengambil oksigen terlarut di dalam air.

Memasukkan Ikan Jantan

 Masukkan ikan jantan yang sudah siap kawin ke dalam wadah.


 Biarkan selama sehari di dalam wadah.

7
 Ikan jantan akan membuat gelembung-gelembung udara yang berguna untuk
menyimpan telur yang sudah dibuahi.
 Untuk memancing ikan jantan membuat gelembung, masukkan ikan cupang
betina, namun dipisah.
 Caranya, masukkan ikan betina ke dalam gelas plastik bening dan benamkan
ke dalam akuarium yang berisi ikan jantan.

Masukkan Ikan Betina

 Setelah gelembung-gelembung terlihat di dalam akuarium, masukkan ikan


cupang betina ke dalam akuarium.
 Waktu pemijahan biasanya berlangsung sekitar pukul 7-10 pagi atau 4-6 sore.
 Tutup dengan koran atau simpan wadah akuarium di tempat yang terhindar
dari suara bising serta hilir mudik manusia karena ikan cupang cukup sensitif
saat kawin.

Pisahkan Ikan Cupang Betina dari Ikan Cupang Jantan

 Setelah proses pembuahan selesai, segera angkat indukan betina karena ikan
cupang jantanlah yang bertanggung jawab dalam menjaga dan membesarkan
burayak.

8
 Indukan jantan akan memunguti telur yang sudah dibuaho dengan mulutnya
dan meletakkannya di gelembung-gelembung yang sudah dibuat sebelumnya.
 Jika indukan betina tidak dipisahkan, telur-telur yang dibuahi akan dimakan
oleh si betina.

Telur Menetas

 Dalam kurang lebih satu hari, telur-telur tersebut akan menjadi burayak.
 Selama 3 hari ke depan, kamu tidak perlu memberikan pakan kepada burayak
karena masih ada nutrisi tersisa yang terbawa dalam telur.
 Selain itu, ikan cupang jantan juga akan berpuasa selama menjaga burayak.

Pemberian Pakan

 Setelah 3 hari terhitung setelah telur menetas, berikan burayak kutu air (moina
atau daphnia).
 Jangan memberikan pakan lebih banyak dari burayak karena pakan tersebut
bisa mengotori air yang bisa menyebabkan burayak mati.

Pindahkan ke Tempat yang Disiapkan

 Ambil indukan jantan dari dalam akuarium setelah burayak berusia 2 minggu,
terhitung semenjak telur menetas.
 Pindahkan burayak ke tempat yang lebih luas dan beri larva nyamuk atau kutu
air yang lebih besar.
 Setelah 1,5 bulan, kamu sudah bisa memilih ikan cupang berdasarkan jenis
kelamin dan pisahkan ikan-ikan tersebut ke wadah pembesaran.

9
4. Pakan untuk Budidaya Ikan Cupang

Untuk budidaya ikan cupang yang sukses, pastikan untuk selalu memberikan pakan
favorit dari ikan cupang, yakni kutu air, cacing sutra, dan larva nyamuk.

Sebaiknya, pakan diberikan sesering mungkin, contohnya 3-4 kali dalam sehari.

Semakin sering, semakin baik juga dampak yang akan dihasilkan.

Intinya, lebih baik memberikan makan sedikit-sedikit tapi sering daripada banyak
namun dalam 1 waktu.

Pasalnya, hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko penumpukan sisa pakan yang
bisa menyebabkan berkembangnya penyakit.

D. Kendala Budidaya

Setiap bisnis yang dijalankan pasti mengandung resiko yang harus dihadapi oleh kita
sebagai pelakunya. Bisnis ikan cupang hias pun tak luput dari resiko dan kendala pada
saat menjalankan usaha.

Pertama resiko kualitas anakan yang dihasilkan. Meskipun kita telah membeli
indukan yang berkualitas kontes dengan tujuan mendapatkan anakan yang memiliki
kualitas yang sama dengan induknya, resiko anakan yang berkualitas buruk tetap saja
ada.

Namun, indukan yang berkualitas bagus akan memiliki persentase yang lebih besar
untuk menghasilkan anakan yang berkualitas bagus dibandingkan dengan indukan
yang biasa. Jadi jangan terlalu khawatir dengan adanya resiko ini.

Resiko yang kedua masih ada pada anakan cupang yang dihasilkan. Meskipun ikan
cupang mampu menghasilkan hingga ratusan telur dalam sekali perkawinan, tidak
serta merta kesemua telur tersebut dapat menetas dan menjadi anakan cupang.

Anakan cupang memiliki resiko kematian yang sangat tinggi, joleh karena itu anda
harus paham betul teknik perawatan anakan agar jangan sampai semakin banyak yang
mati.

10
Kedua resiko tersebut harus benar-benar anda perhatikan dalam bisnis ikan cupang
hias agar jangan sampai usaha yang anda bangun tidak menghasilkan apa-apa karena
pengelolaan resiko yang buruk.

Pemasaran Bisnis Ikan Cupang Hias

Bisnis ikan cupang hias juga memerlukan pemasaran agar semakin luas pasaran yang
bisa anda dapatkan.

Pertama anda bisa menggunakan kemajuan teknologi informasi untuk memasarkan


ikan cupang hias yaitu internet. Gunakanlah media sosial untuk memasarkan ikan
cupang hias yang anda miliki. Manfaatkan jaringan pertemanan di Facebook,
Instagram, dan lainnya agar semakin banyak yang tertarik dengan ikan hias yang anda
tawarkan.

Pelajari pula teknik fotografi yang apik sehingga dapat menarik pengunjung media
sosial anda untuk membeli ikan cupang anda. Jika anda bisa memadukan antara
kemampuan mempelajari fotografi yang baik dengan media sosial dapat dipastikan
banyak orang akan tertarik dengan usaha anda.

Kedua manfaatkanlah keberadaan penghobi ikan cupang yang ada disekitar anda.
Masuklah ke dalam komunitas ikan cupang untuk menjadi anggota disana. Didalam
komunitas pecinta ikan cupang, anda akan menemukan banyak sekali jaringan
pertemanan yang akan membantu anda mengambangkan usaha yang dijalankan.

Dimana anda bisa mendapatkan informasi pasar dari teman-teman komunitas atau
anda juga bisa menawarkan ikan cupang hias anda kepada sesama anggota disana.
Jika ikan cupang hias anda memiliki kualitas yang baik, tidak akan sulit bagi anda
menemukan ceruk pasar didalam komunitas penghobi.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sangat ramah lingkungan, maksudnya adalah mudah dirawat dan tidak


menimpulkan dampak negatif bagi lingkungan disekitarnya.
2. Selain ramah lingkungan ikan cupang juga mudah dipelihara, kita cukup
menyediakan aquarium yang tidak perlu besar jika tidak ada bisa diganti pake
wadah apa aja ntah itu botol, kaleng ataupun baskom. lalu berikan oksigen plus
saringan airnya (jika tidak ada tidak masalah kok). untuk makanan ikan cupang
cukup dikasih uget - uget nah kalau dalam bahasa indonesianya mungkin cacing
merah kecil2!
setelah ini saya akan kembali dengan manfaat yang didapat dari memelihara ikan
cupang tetap di cuci mata.
3. Daya juang yang kuat, ikan cupang bisa bertahan hidup lama walupun tidak di
tempat yang disukainya!

Manfaat yang dapat diambil dari memelihara ikan cupang adalah:

1. Terbebas dari penyakit, kita bisa terbebas dari ancaman wabah penyakit demam
berdarah ataupun malaria dengan cara memasukkan ikan cupang ke dalam bak
mandi, gentong, drum dan segala tempat yang dijadikan tempat penampungan air
yang ada indikasi tempat jentik2 ataupun telur2 nyamuk berada. ikan cupang akan
memakan jentik2 dan telur2 nyamuk tersebut sampai tidak tersisa (jangan takut
kotoran ikan cupang itu kecil2 dan tidak berbahaya seperti jentik2 nyamuk!
2. Bisa dijadikan peluang bisnis, ikan cupang itu dapat bertelur sampai puluhan ekor,
bila satu ekor bisa menelurkan 10 ikan cupang baru bagaimana dengan 10 ekor
cupang alhasil 100 ikan cupang baru akan menetas. dan apabila 1 ekor ikan
cupang baru dijual dengan harga seribu rupiah maka apabila 100 ekor terjual maka
uang yang didapat berapa rupiah…hitunglah (hati2 pada saat betina bertelur,
biasanya sang betina bakal memakan telurnya sendiri, maka dari itu apabila betina
telah menelurkan telurnya baiknya anda memisahkan sang betina ke tempat lain)!
3. Bisa menghilangkan stress, apabila kita melihat ikan cupang kata orang bisa
menghilangkan stress ini dikarenakan ikan cupang yang memiliki warna yang
indah dan sirip yang lebat dan panjang

B. Saran

Dalam membudidaya ikan cupang sebaiknya selalu mengecek kualita airnya karena
kualitas air sangat penting bagi kesehatan ikan cupang tersebut.

12
13

Anda mungkin juga menyukai