DISUSUN OLEH :
NURHAERANI L031171001
RAHMAT HIDAYAT L031171304
MUH. SYAHRUL L031171308
FEBRIAN SYAH PUTRA L031171309
PUTRI CAHYANI L031171512
ANDI FAHRUL SYAHRULAH L031171515
ANDI RHENOL SOEBAKTI L031171517
HAURA GHINA ISTIQOMAH L031171520
NURUL AZZAHRA LUKMAN L031171521
ANDI USWATUN KHASANAH L031171533
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauhdari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
B. TUJUAN .............................................................................................................
C. MANFAAT .........................................................................................................
B. HABITAT ...........................................................................................................
C. PERILAKU .........................................................................................................
A. KESIMPULAN ..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang mudah dipelihara.
Budidaya ikan cupang tidak memerlukan tempat luas dan modal yang besar. Bisa
dilakukan sebagai usaha rumahan. Ikan cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar
dari daerah tropis. Banyak ditemukan di perairan Asia Tenggara, termasuk
Indonesia. Di alam bebas ikan ini hidup berkelompok. Habitatnya ada di rawa-
rawa, danau, dan sungai yang arusnya tenang. Salah satu keistimewahan ikan
cupang adalah daya tahannya. Sanggup hidup dalam lingkungan air minim
oksigen. Bisa dipelihara dalam toples kecil tanpa menggunakan aerator.
Kemampuan ini didapat karena ikan cupang memiliki rongga labirin seperti pada
paru-paru manusia. Labirin tersebut bisa membuatnya bertahan pada lingkungan
miskin oksigen.
B. Tujuan
C. Manfaat
Untuk mengetahui lebih dalam tentang ikan cupang.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Habitat
Ikan cupang (Betta sp.) hidup di daerah tropis, terutama di benua Asia sampai
Afrika. Habitat asalnya berupa perairan dangkal berair jernih, seperti daerah
persawahan atau anak sungai yang memiliki temperatur 24-27oC dengan kisaran
pH 6,2 –7,5 serta tingkat kandungan mineral terlarut dalam air atau kesadahan
(hardnees) berkisar 5 –12 dH. Pada umumnya ikan cupang sanggup bertahan
hidup dan berkembang biak dengan baik pada kisaran pH 6,5 –7,2 dan
hardneesberkisar 8,5 –10 dH.Akan tetapi saat ini ikan cupang sudah banyak
dibudidayakandalam wadah atau lingkungan yang terkontrol seperti kolam,
akuarium, bak dan wadah budidaya lainnya. Perkembangbiakan Betta sp. bersifat
bubblenester, yaitu membuat sarang busa sebelum memijah dan telur-telur
dimasukkan ke dalamnya (Linke, 1994; Sanford,1995).
C. Perilaku
Salah satu sifat yang terkenal dari ikan cupang adalah berkelahi satu sama
lainnya untuk mempertahankan wilayahnya. Sifat agresifnya menjadi daya tarik
tersendiri bagi seseorang untuk menyukai ikan ini. Saat bereproduksi ikan cupang
memiliki perilaku yang unik, yaitu menari. Ketika bertelur, betina akan mendekati
sarang dan memiringkan badannya untuk dijepit oleh jantan dengan meliukkan
tubuhnya agar jantan bisa menyemprotkan spermanya ke telur-telur tersebut
(Perkasadan Hendry, 2002)Cupang memiliki alat pernapasan tambahan yang
disebut labirin (labyrinth). Alat pernapasan tambahan ini dipergunakan untuk
mengambil oksigen langsung dari udara. Karena itu, cupang mampu hidup
walaupun dalam kondisi kekurangan oksigen terlarut di dalam air dan tanpa
aerator (Perkasa, 2001)
D. Pakan dan Kebiasaan Makan
Ikan cupang (Betta sp.) pada umumnya menyukai jenis makanan yang
bergerak, makanan harus tersedia sejak telur cupang menetas. Oleh karena itu,
kebanyakan pembudidaya ikan cupang terlebihdahulu melakukan kultur pakan
alami sebelum memijahkan ikan cupang. Adapun beberapa jenispakan alami yang
sering diberikan pada fase larva ikan cupang antara lain Paramecium, Infusoria,
Vinegar Eel, Artemia, Kutu Air, Jentik Nyamuk, Cacing Sutra, dan Blood
Worm/Cacing Darah (Sudradjat, 2003)
Di Malaysia, ikan ini disebut ikan betah. Kalau dibandingkan dengan Betta
splendens atau di Malaysia disebut ikan laga (atau laga-laga), ikan ini memiliki
sirip ekor dan sirip atas maupun bawah yang lebih pendek.
Ikan ini berasal dari Malaysia, dan ketika di alam liar, ikan ini dapat
melompat untuk menangkap mangsanya.
c. Betta macrostama
Ikan yang disebut juga dengan Brunei Beauty ini berasal dari Brunei
Darussalam dan Kalimantan Timur serta Serawak Malaysia. Di Brunei sendiri,
ikan ini adalah ikan yang ilegal untuk dipelihara maupun ditangkap.
Kalau ada yang membawa keluar ikan ini dari Brunei, yang bersangkutan
akan mendapatan hukuman berat.
Tapi di Indonesia sendiri, banyak yang menjual jenis ikan cupang ini meski
harganya melangit. Sebuah angka yang fantastis untuk seekor ikan cupang.
d. Betta channoides
Jenis ikan cupang yang satu ini masih merupakan kerabat dari Betta
albimarginata, dan masih memiliki corak putih di bagian sirip bawah, atas, dan
ekor. Hanya saja, corak putihnya tidak sepanjang milik albimarginata.
Ikan ini merupakan salah satu yang paling banyak diminati karena selain
warnanya yang eksentrik juga keberadaannya yang masih mudah ditemui. Ikan ini
berasal dari Sungai Mahakam, Kalimantan.
e. Betta unimaculata
Betta unimaculata berasal dari Asia Tenggara, salah satunya
adalah Indonesia. Di Indonesia sendiri, jenis ikan cupang ini dapat ditemui di
pinggiran rawa maupun sungai di daerah Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.
Hal kerennya adalah, ikan cupang ini berwarna biru metalik keemasan,
sehingga disebut juga sebagai Golden Betta.
2. Cupang Hias
a. Halfmoon
Seperti namanya, halfmoon, yang berarti setengah bulan, ikan cupang ini
ketika mengembangkan seluruh siripnya akan membentuk sebuah pola setengah
lingkaran seperti bulan sempurna.
Sirip ekor yang menyatu dengan sirip atas dan bawah adalah salah satu ciri
cupang halfmoon yang bagus.
b. Crowntail
Di Indonesia ikan ini lebih populer disebut ikan cupang serit, karena bentuk
ekornya yang bercabang-cabang bagaikan serit. Jenis ikan cupang ini pertama kali
diperkenalkan oleh breeder andal asal Jakarta Timur, Bapak Ahmad
Yusuf, sekitar tahun 2000-an.
c. Plakat
Berbeda dengan jenis ikan cupang lain yang siripnya menjuntai, ikan cupang
plakat justru memiliki kontur sirip yang tegas dan ekor yang pendek. Ikan cupang
plakat berasal dari Thailand, yang memiliki banyak breeder andal juga.
d. HMPK
Jenis ikan cupang plakat juga memiliki turunan, yaitu Halfmoon Plakat atau
biasa disebut HMPK. Ikan ini merupakan hasil perkawinan antara plakat dengan
halfmoon. Ikan cupang plakat dengan kontur garis sirip yang tegas dan pendek,
namun tetap membundar pada bagian ekornya.
e. Double tail
Pada awalnya jenis ikan cupang double tail atau ekor cagak adalah bentuk
cacat fisik dari ikan cupang halfmoon, sehingga ekor terbelah menjadi dua bagian
di bagian caudal-nya (bagian tengah ekor). Namun, justru dari situ akhirnya lahir
varietas baru dalam dunia percupangan di Indonesia.
f. Giant
Seperti namanya, ukuran ikan ini lebih besar dibanding ikan cupang pada
umumnya. Ikan cupang jenis ini dapat mencapai ukuran 12 sampai 15 cm. Karena
ukuran tubuhnya yang besar, ikan cupang ini memiliki gerakan yang tidak
selincah ikan cupang lainnya.
g. Big ear
Salah satu varietas ikan cupang yang baru dikembangkan adalah Big Ear atau
ikan cupang dumbo. Awalnya ikan cupang jenis ini berasal dari Negeri Gajah
Putih, Thailand, namun kini sudah banyak ditemui di Indonesia.
Jenis ikan cupang ini memiliki sirip telinga yang sangat lebar seperti sayap.
Jenis big ear yang sering dijumpai adalah halfmoon big ear dan plakat big ear.
3. Cupang Adu
Jenis ikan cupang yang terakhir adalah cupang aduan. Karena pada dasarnya
sifat ikan cupang jantan itu agresif, dia akan ‘marah’ apabila ada pejantan lain
yang mengusik wilayah kekuasaannya.
G. Reproduksi atau Pemijahan
Proses reproduksi ikan cupang dilakukan ketika cupang jantan merasa siap
dengan cara membuat sarangan gelembung dipermukaan air. Saat inilah proses
pemijahan dimulai. Cupang jantan yang berenang kepermukaan mengambil
tegukan udara dan meludahkan suatu gelembung udara di tempat sarang. Proses
pembuatan sarang ini terjadi dalam itungan jam. Ikan jantan akan bergoyang–
goyang seperti halnya menari sebagai tanda bahwa cupang jantan
meminang cupang betina. Cupang jantan akan mengejar cupang betina untuk
memikatnya dan dibawa kesarangan gelembung yang cupang jantan buat. saat
cupang betina menerima pinangan cupang jantan, dimulailah proses reproduksi
ini. Cupang segera kawin dan menghasilkan telur.
Proses pemjihan cupang berlangsung dengan cara si betina mengeluarkan
telur–telur dan cupang jantan membuahi kemudian meletakkannya di dalam
sarangan busa. Setiap proses reproduksi berhasil, cupang–cupang tersebut akan
menghasilkan rata–rata sekitar 400–500 butir telur. Cupang jantan akan menjaga
sarang, merawat telur hingga larva menetas sekitar 2–3 hari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
http://digilib.unila.ac.id/11684/17/BAB%20II.pdf