Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KELOMPOK

KULTUR IKAN HIAS DAN AKUASKAP (B)

IKAN CUPANG (Betta sp.)

DISUSUN OLEH :

NURHAERANI L031171001
RAHMAT HIDAYAT L031171304
MUH. SYAHRUL L031171308
FEBRIAN SYAH PUTRA L031171309
PUTRI CAHYANI L031171512
ANDI FAHRUL SYAHRULAH L031171515
ANDI RHENOL SOEBAKTI L031171517
HAURA GHINA ISTIQOMAH L031171520
NURUL AZZAHRA LUKMAN L031171521
ANDI USWATUN KHASANAH L031171533

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan

sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah

berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun

dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para

pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih

jauhdari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran

yang bersifat membangun demi terciptanya makalahselanjutnya yang lebih baik

lagi.

Makassar, 18 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................

A. LATAR BELAKANG ........................................................................................

B. TUJUAN .............................................................................................................

C. MANFAAT .........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................

A. KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI .................................................................

B. HABITAT ...........................................................................................................

C. PERILAKU .........................................................................................................

D. PAKAN ATAU KEBIASAAN MAKAN ..........................................................

E. PERBEDAAN JANTAN DAN BETINA

F. JENIS-JENIS IKAN CUPANG ..........................................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................................

A. KESIMPULAN ..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang mudah dipelihara.
Budidaya ikan cupang tidak memerlukan tempat luas dan modal yang besar. Bisa
dilakukan sebagai usaha rumahan. Ikan cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar
dari daerah tropis. Banyak ditemukan di perairan Asia Tenggara, termasuk
Indonesia. Di alam bebas ikan ini hidup berkelompok. Habitatnya ada di rawa-
rawa, danau, dan sungai yang arusnya tenang. Salah satu keistimewahan ikan
cupang adalah daya tahannya. Sanggup hidup dalam lingkungan air minim
oksigen. Bisa dipelihara dalam toples kecil tanpa menggunakan aerator.
Kemampuan ini didapat karena ikan cupang memiliki rongga labirin seperti pada
paru-paru manusia. Labirin tersebut bisa membuatnya bertahan pada lingkungan
miskin oksigen.

B. Tujuan

1. Jelaskan klasifikasi dan morfologi ikan cupang?


2. Jelaskan habitat ikan cupang?
3. Jelaskan perilaku ikan cupang?
4. Jelaskan pakan dan kebiasaan makan ikan cupang?
5. Apa perbedaan jantn dan betina pada ikan cupang?
6. Sebutkan dan jelaskan jeni-jenis ikan cupang!
7. Jelaskan reproduksi dan pemijahan ikan cupang!

C. Manfaat
Untuk mengetahui lebih dalam tentang ikan cupang.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi dan Morfologi


Taksonomi atau klasifikasi ikan cupang menurut Sugandy (2001),
yaitu :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Osphronemidae
Genus : Betta
Species : Betta sp.
Ikan cupang (Betta sp.) terkenal karena sifatnya yang agresif dan
kebiasaan hidupnya berkelahi dengan sesama jenis, sehingga dinamakan fighting
fish. Warna tubuh ikan ini berwarna-warni, sehingga menjadi daya tarik para
penggemar dan penghobi untuk mengoleksinya. Warna-warna klasik seperti
merah, hijau, biru, abu-abu, dan kombinasinya banyak dijumpai. Warna-warna
baru juga bermunculan dari kuning, putih, jingga, hingga warna-warna metalik
seperti tembaga, platinum, emas, dan kombinasinya (Perkasa, 2001)
Ikan cupang (Betta sp.) merupakan ikan yang memiliki banyak bentuk
(Polymorphisme), seperti ekor bertipe mahkota/serit (crown tail), ekor setengah
bulan/lingkaran (half moon), ekor pendek (plakat) dan ekor
tipelilin/selendang(slayer)dengan sirip panjang dan berwarna-warni. Keindahan
bentuk sirip dan warna sangat menentukan nilai estetika dan nilai komersial ikan
hias cupang (Yustina et al., 2003). Penampakan warna pada ikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu jenis kelamin, kematangan gonad, genetik dan faktor
geografi. Cupang jantan dapat dibedakan dari warnanya yang cerah dan menarik,
bentuk perut ramping, serta sirip ekor dan sirip anal panjang. Sementara cupang
betina berwarna kurang menarik, bentuk perut gemuk serta siripekor dan sirip
anal pendek. Akibatnya, ikan cupangjantan memiliki nilai komersial tinggi karena
sangat disukai dan diburu oleh pecinta ikan hias, Sehingga akan lebih efektif dan
menguntungkan bila hanya diproduksi dan dipelihara jantannya saja (Zain, 2002).
Ikan jantan sangat agresif dan memiliki kebiasaan saling menyerang apabila
ditempatkan dalam satu wadah (Ostrow,1989)
http://digilib.unila.ac.id/11684/17/BAB%20II.pdf

B. Habitat
Ikan cupang (Betta sp.) hidup di daerah tropis, terutama di benua Asia sampai
Afrika. Habitat asalnya berupa perairan dangkal berair jernih, seperti daerah
persawahan atau anak sungai yang memiliki temperatur 24-27oC dengan kisaran
pH 6,2 –7,5 serta tingkat kandungan mineral terlarut dalam air atau kesadahan
(hardnees) berkisar 5 –12 dH. Pada umumnya ikan cupang sanggup bertahan
hidup dan berkembang biak dengan baik pada kisaran pH 6,5 –7,2 dan
hardneesberkisar 8,5 –10 dH.Akan tetapi saat ini ikan cupang sudah banyak
dibudidayakandalam wadah atau lingkungan yang terkontrol seperti kolam,
akuarium, bak dan wadah budidaya lainnya. Perkembangbiakan Betta sp. bersifat
bubblenester, yaitu membuat sarang busa sebelum memijah dan telur-telur
dimasukkan ke dalamnya (Linke, 1994; Sanford,1995).

C. Perilaku
Salah satu sifat yang terkenal dari ikan cupang adalah berkelahi satu sama
lainnya untuk mempertahankan wilayahnya. Sifat agresifnya menjadi daya tarik
tersendiri bagi seseorang untuk menyukai ikan ini. Saat bereproduksi ikan cupang
memiliki perilaku yang unik, yaitu menari. Ketika bertelur, betina akan mendekati
sarang dan memiringkan badannya untuk dijepit oleh jantan dengan meliukkan
tubuhnya agar jantan bisa menyemprotkan spermanya ke telur-telur tersebut
(Perkasadan Hendry, 2002)Cupang memiliki alat pernapasan tambahan yang
disebut labirin (labyrinth). Alat pernapasan tambahan ini dipergunakan untuk
mengambil oksigen langsung dari udara. Karena itu, cupang mampu hidup
walaupun dalam kondisi kekurangan oksigen terlarut di dalam air dan tanpa
aerator (Perkasa, 2001)
D. Pakan dan Kebiasaan Makan
Ikan cupang (Betta sp.) pada umumnya menyukai jenis makanan yang
bergerak, makanan harus tersedia sejak telur cupang menetas. Oleh karena itu,
kebanyakan pembudidaya ikan cupang terlebihdahulu melakukan kultur pakan
alami sebelum memijahkan ikan cupang. Adapun beberapa jenispakan alami yang
sering diberikan pada fase larva ikan cupang antara lain Paramecium, Infusoria,
Vinegar Eel, Artemia, Kutu Air, Jentik Nyamuk, Cacing Sutra, dan Blood
Worm/Cacing Darah (Sudradjat, 2003)

E. Perbedaan Jantan dan Betina

F. Jenis-Jenis Ikan Cupang


1. Cupang Liar
a. Betta albimarginata
Ikan cupang jenis ini berasal dari wilayah Kalimantan Timur. Sesuai dengan
namanya, albimarginata, albi berarti putih (albino), margin berarti tepi, ikan ini
memang memiliki corak garis putih di tepian sirip bawah dan bagian ujung
ekornya.
Ikan ini merupakan mouthbrooder, yaitu berkembang biak dengan cara
mengerami telurnya di dalam mulut.
b. Betta bellica

Di Malaysia, ikan ini disebut ikan betah. Kalau dibandingkan dengan Betta
splendens atau di Malaysia disebut ikan laga (atau laga-laga), ikan ini memiliki
sirip ekor dan sirip atas maupun bawah yang lebih pendek.
Ikan ini berasal dari Malaysia, dan ketika di alam liar, ikan ini dapat
melompat untuk menangkap mangsanya.
c. Betta macrostama
Ikan yang disebut juga dengan Brunei Beauty ini berasal dari Brunei
Darussalam dan Kalimantan Timur serta Serawak Malaysia. Di Brunei sendiri,
ikan ini adalah ikan yang ilegal untuk dipelihara maupun ditangkap.
Kalau ada yang membawa keluar ikan ini dari Brunei, yang bersangkutan
akan mendapatan hukuman berat.
Tapi di Indonesia sendiri, banyak yang menjual jenis ikan cupang ini meski
harganya melangit. Sebuah angka yang fantastis untuk seekor ikan cupang.
d. Betta channoides

Jenis ikan cupang yang satu ini masih merupakan kerabat dari Betta
albimarginata, dan masih memiliki corak putih di bagian sirip bawah, atas, dan
ekor. Hanya saja, corak putihnya tidak sepanjang milik albimarginata.
Ikan ini merupakan salah satu yang paling banyak diminati karena selain
warnanya yang eksentrik juga keberadaannya yang masih mudah ditemui. Ikan ini
berasal dari Sungai Mahakam, Kalimantan.
e. Betta unimaculata
Betta unimaculata berasal dari Asia Tenggara, salah satunya
adalah Indonesia. Di Indonesia sendiri, jenis ikan cupang ini dapat ditemui di
pinggiran rawa maupun sungai di daerah Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.
Hal kerennya adalah, ikan cupang ini berwarna biru metalik keemasan,
sehingga disebut juga sebagai Golden Betta.

2. Cupang Hias
a. Halfmoon

Seperti namanya, halfmoon, yang berarti setengah bulan, ikan cupang ini
ketika mengembangkan seluruh siripnya akan membentuk sebuah pola setengah
lingkaran seperti bulan sempurna.
Sirip ekor yang menyatu dengan sirip atas dan bawah adalah salah satu ciri
cupang halfmoon yang bagus.
b. Crowntail
Di Indonesia ikan ini lebih populer disebut ikan cupang serit, karena bentuk
ekornya yang bercabang-cabang bagaikan serit. Jenis ikan cupang ini pertama kali
diperkenalkan oleh breeder andal asal Jakarta Timur, Bapak Ahmad
Yusuf, sekitar tahun 2000-an.
c. Plakat

Berbeda dengan jenis ikan cupang lain yang siripnya menjuntai, ikan cupang
plakat justru memiliki kontur sirip yang tegas dan ekor yang pendek. Ikan cupang
plakat berasal dari Thailand, yang memiliki banyak breeder andal juga.

Di Indonesia, ikan ini pertama kali diperkenalkan oleh Bapak Henry


Gunawan, Bapak Hermanus dan Bapak Joty Atmajaya pada tahun 2000-2001.
Sejak saat itu, ikan cupang kembali banyak diminati oleh masyarakat.

d. HMPK

Jenis ikan cupang plakat juga memiliki turunan, yaitu Halfmoon Plakat atau
biasa disebut HMPK. Ikan ini merupakan hasil perkawinan antara plakat dengan
halfmoon. Ikan cupang plakat dengan kontur garis sirip yang tegas dan pendek,
namun tetap membundar pada bagian ekornya.
e. Double tail

Pada awalnya jenis ikan cupang double tail atau ekor cagak adalah bentuk
cacat fisik dari ikan cupang halfmoon, sehingga ekor terbelah menjadi dua bagian
di bagian caudal-nya (bagian tengah ekor). Namun, justru dari situ akhirnya lahir
varietas baru dalam dunia percupangan di Indonesia.
f. Giant

Seperti namanya, ukuran ikan ini lebih besar dibanding ikan cupang pada
umumnya. Ikan cupang jenis ini dapat mencapai ukuran 12 sampai 15 cm. Karena
ukuran tubuhnya yang besar, ikan cupang ini memiliki gerakan yang tidak
selincah ikan cupang lainnya.
g. Big ear

Salah satu varietas ikan cupang yang baru dikembangkan adalah Big Ear atau
ikan cupang dumbo. Awalnya ikan cupang jenis ini berasal dari Negeri Gajah
Putih, Thailand, namun kini sudah banyak ditemui di Indonesia.
Jenis ikan cupang ini memiliki sirip telinga yang sangat lebar seperti sayap.
Jenis big ear yang sering dijumpai adalah halfmoon big ear dan plakat big ear.

3. Cupang Adu

Jenis ikan cupang yang terakhir adalah cupang aduan. Karena pada dasarnya
sifat ikan cupang jantan itu agresif, dia akan ‘marah’ apabila ada pejantan lain
yang mengusik wilayah kekuasaannya.
G. Reproduksi atau Pemijahan

Proses reproduksi ikan cupang dilakukan ketika cupang jantan merasa siap
dengan cara membuat sarangan gelembung dipermukaan air. Saat inilah proses
pemijahan dimulai. Cupang jantan yang berenang kepermukaan mengambil
tegukan udara dan meludahkan suatu gelembung udara di tempat sarang. Proses
pembuatan sarang ini terjadi dalam itungan jam. Ikan jantan akan bergoyang–
goyang seperti halnya menari sebagai tanda bahwa cupang jantan
meminang cupang betina. Cupang jantan akan mengejar cupang betina untuk
memikatnya dan dibawa kesarangan gelembung yang cupang jantan buat. saat
cupang betina menerima pinangan cupang jantan, dimulailah proses reproduksi
ini. Cupang segera kawin dan menghasilkan telur.
Proses pemjihan cupang berlangsung dengan cara si betina mengeluarkan
telur–telur dan cupang jantan membuahi kemudian meletakkannya di dalam
sarangan busa. Setiap proses reproduksi berhasil, cupang–cupang tersebut akan
menghasilkan rata–rata sekitar 400–500 butir telur. Cupang jantan akan menjaga
sarang, merawat telur hingga larva menetas sekitar 2–3 hari.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ikan cupang Sangat ramah lingkungan, maksudnya adalah mudah dirawat


dan tidak menimpulkan dampak negatif bagi lingkungan disekitarnya. Selain
ramah lingkungan ikan cupang juga mudah dipelihara, kita cukup menyediakan
aquarium yang tidak perlu besar jika tidak ada bisa diganti pake wadah apa aja
ntah itu botol, kaleng ataupun baskom. lalu berikan oksigen plus saringan airnya.
ikan cupang bisa bertahan hidup lama walupun tidak di tempat yang disukainya.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/11684/17/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai