Di Susun Oleh:
Sepin Deyal
(19744036)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga laporan ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucap syukur banyak terimakasih atas
bantan dari pihak yang kontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikiran.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah penegetahuan dan pengalaman bagi
parah pembaca, untuk ke depan dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan penegetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangaun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
penyusun
DAFTAR ISI
OVER .......................................................................................................................................... i
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ikan hias merupakan satu komoditas ekonomi non migas yang potensial. Peminat ikan hias
terus meningkat baik di dalam maupun luar negeri, hal ini mendorong
perkembangan budidaya ikan hias di Indonesia. Salah satu jenis ikan hias yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi adalah ikan Betta splendens atau yang lebih dikenal dengan nama ikan
cupang. Ikan cupang yang berkelamin jantan mempunyai warna yang lebih menarik dengan
siripnya yang indah, dan memiliki nilai komersial lebih tinggi dari pada betina. Ikan cupang
jantan sangat agresif dan memiliki kebiasaan saling menyerang apabila ditempatkan dalam satu
wadah sehingga digunakan sebagai ikan laga (fighting fish) (Ostrow, 1989).
Warna menjadi indikator keindahan pada ikan hias, semakin cerah warna ikanmaka
akan semakin menarik dan harga jualnya pun akan semakin tinggi. Namun selama
pemeliharaan ikan hias, warna sering menjadi kusam, kualitas warna menurun sehingga ikan
hias tidak menarik lagi. Menurut Irianto (2005) perubahan warna pada ikan disebabkan karena
adanya stres lingkungan seperti cahaya matahari, kualitas air dan kandungan pigmen dalam
pakan.
Untuk itu perlu usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas warna ikan,
salah satunya dengan memberi pakan yang mengandung sumber karotenoid. Menurut Gouveia
et al., (2003) warna dan pigmentasi ikan hias dipengaruhi oleh penyerapan dan timbunan
karotenoid di dalam tubuh. Salah satu pakan yang kaya dengan sumber karotenoid adalah
undang reba.
Penelitian Husni dan Fauzi (2000) menunjukkan suplementasi karatenoid yang berasal dari
udang rebon menghasilkan warna dan pertumbuhan yang baik pada ikan pelangi. Penelitian
Sholichin, Kiki dan Suherman (2012), juga menunjukkan penambahan tepung udang rebon
memberikan pengaruh terhadap peningkatan warna dan pertumbuhan ikan mas koki tetapi
tidak dalam kelangsungan hidup. Namun perlu diperhatikan, penggunaan tepung udang rebon
sebagai bahan tambahan dalam pakan tidak boleh melebihi batas yang diperbolehkan, karena
udang rebon mengandung fluoride yang akan membahayakan ikan bila dikonsumsi dalam
jumlah banyak. Kandungan fluoride tidak boleh melebihi 500 ppm dalam pakan (Hertrampf and
Pascual, 1999). Jadi berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
keefektifan tepung udang rebon sebagai pakan untuk meningkatkan kualiatas warna ikan hias.
Di dalam penelitian ini akan digunakan ikan cupang yang banyak diminati dipasaran
dipasaran dan berharga harga ekonomis cukup tinggi.
2.1. Tujuan
2. Untuk mengetahui ciri ikan jantan dan ciri betina ikan cupang
3. Untuk mengetahui Teknik penijahan ikan cupang dan untuk mengetahui Teknik
PEMBAHASAN
penampakan bentuk dan warnanya. Setiap hasil silangan yang mempunyai bentuk dan
karakter yang khas, akan diberikan nama tersendiri. Jenis-jenis ikan cupang hias
Bentuk cupang berdasarkan penilaian kontes Masyarakat Cupang Hias Indonesia (MCHI), dari
kiri ke kanan (1) Halfmoon, (2) Crown Tail, (3) Plakat, (4) Double Tail. (Gambar: MCHI)
1. Halfmoon ( Bulan Sepotong
Seperti namanya, jenis ikan cupang halfmoon memiliki sirip dan ekor yang seolah menyatu
membentuk setengah lingkaran. Bila dilihat dari samping, sirip ikan halfmoon berbentuk seperti
bulan sebelah. Ikan cupang halfmoon dipelihara karena keindahannya. Jenis ini mempunyai
varian warna yang beragam mulai dari merah menyala, kuning, dan varian warna lainnya. Ikan
cupang jenis ini pertama kali dibudidaya di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada tahun
1982.
Indonesia mungkin bisa sedikit berbangga, karena ikan cupang serit dilahirkan oleh para breeder
dari daerah Slipi, Jakarta. Cupang serit menjadi mendunia karena variasi keindahannya.
Di sebut crown tail atau ekor mahkota, karena bila dibalik menghadap ke atas serit-serit pada
ekornya terlihat seperti mahkota raja.
Jenis ikan cupang serit memiliki banyak varian. Ada yang seritnya tunggal, dimana dalam setiap
serit hanya terdapat satu tulang sirip. Ada juga yang berserit dua atau serit ganda. Keindahan
ikan cupang serit sudah diakui dunia dan dipertandingkan di International Betta Congress (IBC).
3. Plakat (petarung)
Plakat berasal dari istilah di Thailand yang artinya kurang lebih adalah tarung atau laga. Sesuai
dengan namanya, jenis ikan cupang ini biasa digunakan sebagai cupang aduan. Thailand
memang memiliki tradisi adu cupang yang sudah melegenda.
Sirip dan ekor cupang plakat biasanya pendek tidak menjumbai seperti serit dan halfmoon.
Karena pendek, sirip tersebut memberikan kesan kokoh dan kekar. Gerakan ikan cupang plakat
tidak terlalu anggun tapi terlihat lebih sangar.
4. Dauble tail (cagak)
Disebut double tail karena bagian ekornya terbelah dua, seperti bercagak dua. Jenis ikan cupang
double tail tergolong sulit dikembangkan. Oleh karena itu keberadaannya masih jarang dijumpai
di pasaran.
Siap kawin
menarik
Induk betina: Bentuk badannya membulat menandakan Siap kawin Bagian perut sedikit buncit.
Sirip pendek dan warna sisik kusam tidak menarik. Gerakannya lambat, kondisi badan sehat,
Induk jantan: Bentuk badanya Panjang. Sirip ekor , sirp perut, sirip dada Panjang. Warna
di bagian sirip terlihat terang. Induk yamg siap di memijah berumur 4-8 bulan .Gerakannya
lebih linca dan terkesan agresif, kondisi badan sehat. tidak terjangkit penyakit.
Cara pemijahan ikan cupanag tahap pertama masukan ikan cupang betina setelah ikan
jantan membuat gelembung, kemudilan masukan indukan betina. Biasanya waktu pemijahan
terjadi jam 10 pagi atau pukul 4-6 sore. Perlu di ingat, ikan cupang akan begitu sensitive saat
kawin. Untuk itu tutup wadah dengan koran dan letakkan wadah dari kebisingan orang-orang.
Nanti telur tersebut akan menetas dalam kurun waktu 24 jam setelah pembuahan.
Namun, dari 1000 butir biasanya yang bisa di panen 30-50 ikan cupang hidup, setelah
betina setelah terjadi pembuhan, angkat indukan betina dengan segera, sebab, yang bertanggung
jawab untuk menjaga telurnya hingga menetas dan membeasarkan anakan ikan cuapang adalah
indukan jantan. Apabila kita biarkan indukan betina di dalam wadah penetasan secara bersaman,
Setelah 3 hari telur ikan cuapang akan menetas, setelah menetas larva ikan cupang tidak
perlu diberi makan. Berikan makanan berupa kutu air moina, daphnia atau infusoria dengan
jumalah yang sedikit agar tidak terlalu banyak dan membuat kotor dalam wadah.
Angkat ikan cupang jantan setelah dua minggu, sejak telur menetas. Pindahkan anakan ikan
cuapang ke wadah yang lebih luas dan berikan kutu air dan cacing sutra. Setelah 1,5 bulan
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Pemeliharaan ikan cupang lebih mudah dan relative, tidak membutuhkan biaya yang
lebih tinggi.
2. Warna menjadi indikator keindahan pada ikan hias, semakin cerah warna ikanmaka akan
semakin menarik dan harga jualnya pun akan semakin tinggi. Namun selama
pemeliharaan ikan hias, warna sering menjadi kusam, kualitas warna menurun sehingga
ikan hias tidak menarik lagi. Menurut Irianto (2005) perubahan warna pada ikan
disebabkan karena adanya stres lingkungan seperti cahaya matahari, kualitas air dan
kandungan pigmen dalam pakan.
Referensi:
adams, cristopher. 2020. How To Breed Betta Fish: An Expert Guide To Successful Breeding.
modestfish.com
kompas.com. 2021. 5 Mitos Seputar Ikan Cupang, Apa Saja?. Diakses dari
https://www.kompas.com/homey/read/2021/01/13/102431876/5-mitos-seputar-ikan-cupang-apa-
saja?page=all