Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGBIAKAN TENTANG UDANG LOBSTER AIR TAWAR

Nama :Desda Aji (07)


M.Putra Eka (18)

Kelas :IX-4

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
berupa karya ilmiah sederhana dengan judul “Perkembangbiakan Tentang Udang
Lobster Air Tawar”.

Tugas karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan pengambilan nilai mata
pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Jakarta pada semester genap.Dalam
penulisan karya ilmiah ini kami banyak memperoleh bimbingan serta dorongan dari
berbagai pihak yang sangat bermanfaat bagi penulisan dan juga memberikan motifasi
sehingga penulisan karya ilmiah ini dapat diselesaikan.

Dengan segala kerendahan hati kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada Ibu Ima Rohimah M.Pd selaku guru Bahasa Indonesia di SMP
Negeri 1 Jakarta dan juga kepada teman-teman kelas IX-4 yang telah mendukung
penyusunan karya ilmiah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan karya
ilmiah ini,hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan kami.Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik saran yang bermanfaat guna menyempurnakan karya
ilmiah ini.

Akhir kata semoga karya ilmiah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi
sema pihak yang sempat membacanya,serta menambah ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi yang berkepentingan.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI…………………………………………………………..………………………....3

BAB I PENDAHULAN:………………………………………………………………………...4

A. TENTANG LOBSTER AIR TAWAR……………………………………………………....4


B. JENIS LOBSTER AIR TAWAR…………………………………………………………....5

BAB II ISI : ……………………………………………………………………………………...6

A. SELEKSI INDUK……………………………………………………………………………6
B. PEMIJAHAN………………………………………………………………………………...7
C. PEMBESARAN………………………………………………………………………….....8
D. KEBUTHAN…………………………………………………………………………………9

BAB III PENTUP :………………………………………………………………………….....10


A.KESIMPULAN……………………………………………………………………………...10

3
BAB I PENDAHULUAN
A. TENTANG LOBSTER AIR TAWAR
Sebelum kita masuk kepada teknik budidaya lobster air tawar. Saya akan mengulas
sedikit tentang Segmen Pembenihan dan pembesaran lobster air tawar. Pada
prinsipnya pembenihan dan pembesaran adalah satu kesatuan yang dapat
dibudidayakan karena tujuan akhir dari budidaya lobster air tawar adalah menciptakan
lobster air tawar konsumsi. Karena lobster air tawar sangatlah mudah dan tidak harus
memiliki keahlian khusus seperti budidaya udang lainnya atau ikan air tawar yang
memiliki teknik sedemikian rumit dengan sistem kawin suntik dan pengawasan khusus,
memang untuk lobster air tawar ini yang terpenting ada minat untuk mengerjakannnya
saja dengan oksigen yang cukup didalam air dan pakan yang cukup tidak berlebihan
maka lobster akan tumbuh sempurna dan bongsor. Tidak meyita waktu banyak apabila
bapak mempunyai rutinitas aktifitas lain. Seperti bekerja, lobster air tawar dapat dikasih
makan pada pagi dan sore hari untuk pembersihan kolam dan pensortiran paska panen
dapat dilakukan pada waktu libur.
Sebagai pengetahuan, habitat dan penyebaran huna merah perlu juga diketahui
pembudidaya. Sedang bagi mahasiswa, siswa, guru, dosen atau kalangan akademisi
lainnya bisa menjadi referensi. Inilah yang ingin digambarkan dalam artikel ini. Semoga
bermanfaat buat anda.
Huna merah bukan udang asli Indonesia, tetapi berasal dari Negeri Kanguru yang
sengaja didatangkan sebagai hewan peliharaan. Dalam klasifikasi, huna merah atau
Red Claw termasuk kedalam famili Parastacidae. Spesies udang ini berhabitan di
belahan bumi bagian selatan, yang meliputi Australia, Indonesia Bagian Timur (Papua),
Selandia Baru, dan Papua Nugini. Selain Parastacidae, famili udang lainnya adalah
Astacidae dan Camraridae. Kedua famili udang itu hidup di belahan bumi utara.
Menurut Yade Sukmajaya dan Suharjo (2003), lobster air tawar banyak ditemukan di
danau, rawa dan sungai di pegunungan. Hewan ini menyukai air yang masih jernih.
Lebih jelas diungkapkan oleh Hulthuis (1949), bahwa penyebaran spesies Cherax
meliputi beberapa bagian Selatan Australia (10 genus dan 27 spesies), Irian (1 genus
dan 14 spesies). Sedangkan menurut Wiyanto dan Hartono (2003), di Indonesia,
terutama di Perairan Jayawijaya (Papua) hidup beberapa spesies dari famili
Parastacidae, antara lain Cherax monticola, Cherax lorentzi, Cherax papuanan dan
Cherax waslli.
4

Lobster air tawar pada umumnya dapat hidup pada selang parameter air yang lebar.
Selain itu sangat toleran pada kandungan oksigen yang rendah. Tetapi dalam kondisi
seperti itu tidak bisa tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Pada kandungan
oksigen 4 ppm, lobster dapat tumbuh dan berkembang dengan biak dengan baik
Untuk kehidupannya, tidak selalu terendam air. Selama insangnya dapat terjaga tetap
lembab, lobster dapat menyerap oksigen langsung dari udara dan dapat hidup dalam
keadaan demikian hingga berbulan-bulan. Udara yang lembab sudah cukup untuk
mempertahankan insang tetap lembab. Tatapi untuk melakukan pemijahan harus
terendan air.
Lobster juga bisa hidup di air keruh. Hal ini sangat menguntungkan agar dapat
terhindah dari musuh alaminya. Biasanya hidup pada perairan dengan dasar berlumpur
dengan beberapa bebatuan dan beberapa potongan cabang tanaman. Lobster yang
dipelihara pada lingkungan dengan substrat baerbatu dan berlumpur bisa tumbuh lebih
cepat dibandingkan dengan yang hidup dengan substrat buatan, misalnya dari plastic.
4

A. JENIS LOBSTER AIR TAWAR

Cherax lorentzii ( Black tiger)


Black Tiger ( Cherax lorentzii) adalah salah satu jenis lobster air tawar yang
habitat aslinya di Papua, Indonesia.
Ukuran 3"
Negara Asal: Indonesia

Yabby ( Cherax Albidus/ C. Destructor) adalah salah satu jenis lobster air tawar
spesies asal Australia yang secara sukses dibudidayakan di Indonesia.
READY STOCK
Negara Asal: Australia
5

Zebra Biak adalah salah satu jenis lobster air tawar yang asli dari pulau Biak
( pulau kecil dekat Irian Jaya) .
Negara Asal: Indonesia

( Cherax sp.) Hoa Creek adalah salah satu jenis lobster air tawar dengan warna
yang antik, lobster exotic ini berasal dari Papua.
Negara Asal: Indonesia
5
BAB II ISI
A. SELEKSI INDK

Pemeliharaan induk
Pemaliharaan induk dilakukan dalam bak fibre atau bak beton. Caranya, siapkan
bak fibre glass atau bak beton berukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 1 m;
keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 30 – 35 cm; masukan pelindung
berupa potongan pipa paralon berdiameter 4 inchi dengan panjang 15 - 20 cm;
tebar induk sebanyak 10 – 15 ekor/m2 (jantan dan betina terpisah); beri pakan
setiap hari berupa pelet udang dengan diameter 1 mm dan panjang 3 mm
sebanyak 2 – 4 butir/ ekor; pemeliharaan induk dilakukan selama 2 – 3 minggu
dan setiap tiga hari air diganti ½ bagiannya.

Seleksi induk
Seleksi induk dilakukan dengan melihat tanda-tanda tubuh. Induk jantan yang
matang kelamin dicirikan dengan genital pore berbentuk seperti selang kecil
(petashma) yang terletak pada tangkai kaki jalan kelima, carapace (kepala) lebih
besar dari abdomen (badan), warna lebih cerah dari induk yang belum matang
atau induk betina.

Sedangkan induk betina dicirikan dengan genital pore (thelycum) seperti lubang
antara kaki jalan kedua dan ketiga, carapace lebih kecil dari abdomen dan warna
tubuh lebih kusam ari induk jantan atau sama dengan induk jantan yang belum
matang. Pada umumnya ukuran tubuh dan capit jantan lebih besar dari betina.
6
B. PEMIJAHAN
Pemijahan
Pemijahan dilakukan dalam bak fibre atau bak beton. Caranya, siapkan bak fibre
glass atau bak beton berukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 1 m; keringkan
selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 30 – 35 cm; masukan pelindung berupa
potongan pipa paralon berdiameter 4 inchi dengan panjang 15 - 20 cm; tebar
induk sebanyak 10 – 15 ekor/m2 tebar 5 ekor induk betina; tebar 3 ekor induk
jantan; beri 2 – 4 butit pelet udang setiap hari; (jantan dan betina terpisah); beri
pakan setiap hari berupa pelet udang dengan diameter 1 mm dan panjang 3 mm
sebanyak 2 – 4 butir/ ekor; pemeliharaan induk dilakukan selama 2 – 3 minggu
dan setiap tiga hari air diganti ½ bagiannya.
Seleksi induk yang memijah
Seleksi induk yang sudah memijah dilakukan dengan melihat tanda-tanda tubuh.
Caranya, keringkan bak hingga ketinggian 6 cm; tangkap induk-induk betina
yang sudah berisi telur berwarna kuning tua atau coklat; masukan ke dalam
waskom besar yang diberi aerasi; lakukan seleksi ulang agar mendapatkan induk
yang betul-betul matang gonad; masukan ke dalam waskom lain. Catatan :
jangan menangkan dengan sekup net, karena bisa menyebabkan induk kaget
dan telurnya jatuh. Tangkap dengan kedua tangan, satu untuk memegang
kepala satu lagi untuk memegang ekor.
Pengeraman telur dan penetasan
Pengeraman telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium
ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi
air setinggi 30 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama
pengeraman; masukan 1 ekor induk yang sudah bertelur; beri 2 – 4 butir pelet
udang setiap hari; ganti air ½ bagiannya setpa tiga hari sekali.

Perontokan telur
Perontokan telur dilakukan setelah masa pengeraman berlangsung selama 40 –
42 hari. Caranya, surutkan air hingga 20 cm, tangkap induk dengan sekup net
dan angkat ke atas akuarium, tangkap induk dengan tangan, celupkan induk ke
dalam air akuarium itu berkali-kali hingga larva dalam tubuh habis; kembalikan
induk ke tempat pemeliharaan; isi air akuarium tadi hingga mencapai ketinggian
semula; biarkan selama seminggu.
7
Pemeliharaan larva
Pemeliharaan dilakukan dalam bak fibre atau bak beton. Caranya, siapkan bak
fibre glass atau bak beton berukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 1 m;
keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 30 – 35 cm; masukan pelindung
berupa potongan pipa paralon berdiameter 4 inchi dengan panjang 15 - 20 cm;
tangkap larva dari akuarium perontokan, masukan ke dalam baskom; hitung
jumlahnya; tebar 350 ekor larva/m2; beri 100 gram tepung pelet/1.000 ekoer
larva; lakukan panen sebulan kemudian.

Pendederan I
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran
100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya;
ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air
setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 5.000 ekor
larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 0,5 – 1 tepung pelet atau pelet yang
telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.

Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam
ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan
kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau
puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar
3.000 ekor benih dari pendederan I (telah diseleksi); beri 1 - 2 kg tepung pelet
atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah
berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran
100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya;
ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air
setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 2.000 ekor
hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg pelet kecil (khusus udang);
panen benih dilakukan sebulan kemudian.
7
C. PEMBESARAN

Pembesaran
Pembesaran lobster air tawar dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan
sebuah kolam ukuran 200 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 4 karung
kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari;
masukan 6.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen
setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat
ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam
dapat menghasilkan konsumsi beukuran 20 – 30 gram 80 – 100 kg.
8
D. KEBUTUHAN

Apa yang dibutuhkan untuk segmen pembeNihan dan pembesaran?

1. Pembenihan adalah menghasilkan bibit atau anakan lobster air tawar hingga
ukuran 2 Inci. Yang diperlukan adalah Induk Berkualitas yang tidak mudah
terserang penyakit dan bukan dari hasil perwakinan sedarah (inbreeding)
pasalnya perkawainan sedarah akan menghasilkan lobster berkelamin ganda
atau intersex. Karna ILC Farm sangat menjaga sekali mendapatkan indukan
dengan melakukan selective breeding artinya kami melakukan selective sekali
untuk pertumbuhan lobster yang pertumbuhannya paling cepat diantara yang lain
dalam satu generasi, itu kami pisahkan antara kelamin jantan dan betina pada
ukuran 2 inci agar pada saat menginjak dewasa lobter tersebut tidak kawin
dalam usia dini. Apa yang dibutuhkan pada segmen pembenihan adalah induk
lobter air tawar yang kami paket dalam ukuran SET. 1 set (5 betina+4jantan)
dengan kepadatan tempat pembesaran 50cmX50cm dengan tinggi air mak 30
cm dengan atap tertutup atau bisa memberi atap sebuah paranet untuk tanaman
angerek atau Terpal. Untuk kolam perkawainan diusahakan mak 1 set 1m2.
karna nantinya kalau kapasitas sedikit sedangkan kolam terlalu besar itu akan
mengurangi lobster memilih pasangannya. Karan frekwensi mereka jarang
bertemu. Dan untuk medianya pembenihan tidak harus memiliki lahan yang
terlalu luas perkawinan indukan cukup mengunakan aquarium atau kolam semen
dan pembesaran akanan hingga ukuran 2 inci dapat dilakukan dikolam semen
juga.

2. Pembesaran adalah menghasilkan lobter ukuran konsumsi, biasanya untuk


lobster air tawar yang disajikan di restoran ukuran Per Kg isi 10-12 ekor. Apa
yang dibutuhakan yaitu bibit lobster air tawar ukuran 2 inci untuk pembesaran.
Dan ini harus memiliki lahan agak sedikit besar dan kami sarankan untuk
pembesaran harus kolam tanah. Karena kolam tanah memiliki struktur tanah
untuk lobster hidup seperti dihabitat aslinya, karana saya sudah meriset
membandingkan pembesaran di aquarium, kolam semen, bak fiber, kolam terpal,
kolam karper tetapi tetap kolam tanag menghasilkan pertumbuhan yang lebih
cepat dari yang lainnya. maksimal 10 ekor per meter. Dan ini harus dipisahkan
antara jenis kelamin betina dan jantan agar ketika pembesaran lobster tidak
kawin. Dan diusahakan untuk kelamin jantan saja yang dibesarkan karena
memang jantan lebih cepat pembesaran disbanding betina.

Pembenihan dan pembesaran pada dasarnya menjadi satu kesatuan . awalnya


hanya induk lobster air tawar yang dikawinkan dalam kolam semen setelah 2
minggu kolam dikuras semua maka akan ada lobster yang sudah gending telur
dipindahkan kedalam kolam atau aquarium untuk masa pengeraman 1 bulan
setelah itu lobster dipindahkan ke kolam semen untuk penetasan anakan lobster
setelah itu biarkan anakan lobster besar hingga ukuran 2 inci selama 2 bulan
setelah itu lobster disortir antara kelamin jantan dan betina siap untuk dibesarkan
didalam kolam pembesaran yaitu kolam tanah, dengan masa pembesaran 6
bulan lobster dapat dipanen hingga ukuran 10 -12 ekor per Kg. Cukup sederhana
kan, untuk induk lobster ukuran 4 Inci dapat menghasilkan 200 ekor telur dengan
tingkat kematian 15%. Semakin besar ukuran lobster dan semakin sering lobster
dikawinkan maka lobster tersebut akan semakin banyak menghasilkan telur.
9

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah Teknologi Pembenihan lobster


ini adalah sebagai berikut:
1. Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa memelihara lobster itu relatif mudah
dibandingkan dengan sesama udang-udangan yang lain. Teknik budidayanya cukup
sederhana, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Dengan sedikit modal dan
ditunjang niat dan kemauan, semua orang dapat melakukan. Lahan yang dibutuhkan
tidak terlalu harus luas. Selain gampang dibudidayakan, kelebihan lobster air tawar
adalah tidak mudah terserang penyakit. Jika potensi ini dapat dilakukan dengan baik,
insya Allah akan menjadi penghasilan tambahan, serta devisa bagi negara.
10

Anda mungkin juga menyukai