Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TREND DAN ISSUE DALAM PELAYANAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS (TREND DAN ISSUE DALAM


PENDIDIKAN, DALAM, KEPROFESIAN TERKAIT KEPERAWATAN
KOMUNITAS)

DOSEN PEMBIMBING : SOPIAN HALID


DISUSUN OLEH :
HIKMAH NURUL ASLAMIAH 025STYC18
HIMMATUL MAULA 026STYC18
EKA MARDIANTI 0STYC18
IKA CANDRA ULA STYC18
DEDE WIDYANINGSIH STYC18
DIANA NOVITA 09STYC18

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PRODI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2020

i
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah KEPERAWATAN
KOMUNITAS dengan judul ”Trend Dan Isue Dalam Pelayanan Keperawatan
Komunitas”, dengan baik dan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mahasiswa
dalam memahami Keperawatan Komunitas Dalam Kesehatan Masyarakat. Isi dari
makalah ini, terdapat uraian dan penjelasan tentang trend dan issue keperawatan
di Indonesia yang akan kami uraikan dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas kesempatan dan masukan positif
yang diberikan oleh dosen Asuhan Keperawatan Komunitas bagi kesempurnaan
makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang
telah bekerja sama dan terima kasih atas kritik dan saran yang telah diberikan.
Kami sebagai penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi kita semua.
Amien.

Mataram, 18 Desember 2020

Penyusun
Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Trend dan Issu Keperawatan Komunitas.............................................. 3
B. Trend dan Issu dalam Pelayanan Keperawatan Komunitas.................. 5
C. Trend dan Issu dalam Keprofesian Terkait Keperawatan Komunitas. . 13
BAB III PENUTUP......................................................................................... 15
Kesimpulan.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara
terus menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga
pemenuhan dan metode keprawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup
masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan dengan
perubahan tersebut. Definisi dan filosofi terkini dari keperawatan
memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditunjukkan secara
keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat maupun sakit serta
dalam interaksinya dengan keluarga dan komunitas.Tren praktik keperawatan
meliputi perkembangan di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki
kemandirian yang lebih besar.Perkembangan Keperawatan di Indonesia saat
ini sangat pesat, hal ini disebabkan oleh :
 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat
sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang
sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh masyarakat,
 Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di
Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di
negara yang telah berkembang ,
 Sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga masyarakat
menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain
pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan
kesehatan yang murah dan terjangkau.
Sejauh ini, bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal
masyarakat dalam system pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap
dan rawat jalan. Pada sisi lain, banyak anggota masyarakat yang menderita
sakit dan karena berbagai pertimbangan terpaksa di rawat di rumah dan tidak
di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan, seperti kasus-kasus penyakit
terminal, keterbatasan kemampuan masyarakat untuk membiayai pelayanan
kesehatan, manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, banyak

1
orang merasakan bahwa di rawat inap membatasi kehidupan manusia,
lingkungan di rumah yang dirasakan lebih nyaman ( Depkes RI,2002 ).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat memahami trend dan issue dalam pelayanan keperawatan
komunitas
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Trend dan Issue dalam pendidikan
Keperawatan komunitas
b. Untuk mengetahui Trend dan Issue dalam penelitian Keperawatan
Komunitas
c. Untuk mengetahui Trend dan Issue dalam keprofesian terkait
Keperawatan Komunitas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Trend dan Issue Keperawatan komunitas


1. Pengertian
Pembangunan Kesehatan Adalah suatu sistem pelayanan kesehatan
yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Kebijakan
sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen
yang masuk dalam pelayanan kesehatan diantara perawat dokter
atau tim kesehatan lain yang satu dengan yang lain saling
menunjang.
2. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan meningkatkan kesadaran,
kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang.
3. Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Adalah perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat, mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyuluh
dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya
masyarakat, terpadu, individu, keluarga.
4. Tingkat Pelayanan Kesehatan
a) Health promotion ( promosi kesehatan )
Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama
dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan.
Pelaksanaan ini bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan
agar masyarakat atau sasarannya tidak terjadi gangguan
kesehatan. Tingkat pelayanan ini dapat meliputi, kebersihan
perseorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan
kesehatan berkala, penigkatan status gizi, kebiasaan hidup

3
sehat, layanan prenatal, layanan lansia, dan semua kegiatan
yang berhubungan dengan peningkatan status kesehatan.
b) Specific protection ( perlindungan khusus )
Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi
masyarakat dari bahaya yang akan menyebabkan penurunan
status kesehatan, atau bentuk perlindungan terhadap penyakit-
penyakit tertentu, ancaman kesehatan, yang termasuk dalam
tingkat pelayanan kesehatan ini adalah pemberian imunisasi
yang digunakan untuk perlindungan pada penyakit tertentu
seperti imunisasi BCG, DPT, Hepatitis, campak dan lain-lain.
Pelayanan perlindungan keselamatan kerja dimana pelayanan
kesehatan yang diberikan pada seseorang yang bekerja di
tempat risiko kecelakaan tinggi seperti kerja di bagian produksi
bahan kimia, bentuk perlindungan khusus berupa pelayanan
pemakaian alat pelindung diri dan lain sebagainya.
c) Early diagnosis and prompt treatment ( diagnosis dini dan
pengobatan segera )
Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk ke dalam tingkat
dimulainya atau timbulnya gejala dari suatu penyakit. Tingkat
pelayanan ini dilaksanakan dalam mencegah meluasnya
penyakit yang lebih lanjut serta dampak dari timbulnya
penyakit sehingga tidak terjadi penyebaran. Bentuk tingkat
pelayanan kesehatan ini dapat berupa kegiatan dalam rangka
survei pencarian kasus baik secara individu maupun
masyarakat, survei penyaringan kasus serta pencegahan
terhadap meluasnya kasus.
d) Disability limitation ( pembatasan cacat )
Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar
pasien atau masyarakat tidak mengalami dampak kecacatan
akibat penyakit yang ditimbulkan. Tingkat ini dilaksanakan
pada kasus atau penyakit yang memiliki potensi kecacatan.
Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dapat berupa perawatan

4
untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih
lanjut, pemberian segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan
dan mencegah kematian.
e) Rehabilitation ( rehabilitasi )
Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis
sembuh. Sering pada tahap ini dijumpai pada fase pemulihan
terhadap kecacatan sebagaimana program latihan-latihan yang
diberikan pada pasien, kemudian memberikan fasilitas agar
pasien memiliki keyakinan kembali atau gairah hidup kembali
ke masyarakat dan masyarakat mau menerima dengan senang
hati karena kesadaran yang dimilikinya.

B. Trend dan Issue dalam pelayanan Keperawatan Komunitas


1. Trend dan Issue dalam Pendidikan Keperawatan Komunitas
a) Jenjang pendidikan
Pendidikan keperawatan adalah proses pendidikan yang
diselenggarakan di Perguruan Tinggi untuk menghasilkan
berbagai lulusan Ahli Madya Keperawatan, Ners, Magister
Keperawatan, Ners Spesialis, dan Doktor Keperawatan.Jenis
pendidikan perawat adalah pendidikan akademik, vokasi, dan
profesi.Pendidikan akademik merupakan pendidikan yang
diarahkan terutama pada penguasaan ilmu
pengetahuan.Pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang
diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu
sebagai perawat.Pendidikan profesi merupakan pendidikan
yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi
keperawatan.
Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No.
20 tahun 2003 tentang Sistem  Pendidikan Nasional. Jenis
pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup:
1) Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi adalah suatu program diploma yang
menerapkan pelayanan atau tindakan kesehatan.

5
Berdasarkan pada UU NO 34 tahun 2014 tentang
Keperawatan pada pasal 6 (1) tingkat vokasi yang paling
rendah adalah diploma (D3) keperawatan.
2) Pendidikan Akademik
Pendidikan akademik adalah pendidikan sarjana dan pasca
sarjana yang menjerumus pada penguasaan dan
pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan secara
mendalam. Berdasarkan pada UU NO 34 tahun 2014
tentang Keperawatan pada pasal 7, pendidikan akademik
terdiri atas program sarjana keperawatan, program megister
keperawatan, dan program doktor keperawatan.. (S2)
dengan peminatan Keperawatan Komunitas sudah banyak
beredar pada Universitas Negeri diantaranya UI, UGM,
Universitas Brawijaya dan UNDIP. Doktor Keperawatan
Komunitas (S3) sudah diterapkan di Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
3) Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi adalah jenjang pendidikan tinggi setelah
program sarjana dimana mahasiswa memiliki skill dalam
pekerjaan dengan keahlian khusus dalam bidang profesi
dan spesialis tertentu.Dimana peserta didik Jenjang
pendidikan profesi Ners.Komunitas dan Spesialis
Komunitas sudah diterapkan pada Universitas Indonesia
Pendidikan profesi menurut UU NO 34 tahun 2014 tentang
Keperawatan pada pasal 8 terdiri atas program profesi
keperawatan dan program spesialis keperawatan.
Pendidikan Spesialis Keperawatan terdiri dari:
a. Spesialis Keperawatan Maternitas
b. Spesialis Keperawatan Anak
c. Spesialis Keperawatan Medikal Bedah
d. Spesialis Keperawatan Jiwa
e. Spesialis Keperawatan Komunitas

6
Pendidikan spesialis tersebut di atas akan berkembang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
keperawatan dan kebutuhan pengembangan ilmu.

b) Kewenangan Pendidikan dan Ruang Lingkup


Ruang lingkup pada keperawatan komunitas sudah ditetapkan
oleh PBP-PPNI 2007 bahwa kualifikasi Perawat Kesehatan
Komunitas berdasarkan jenjang pendidikan perawat.
1) Vokasi
Jenjang pendidikan Diploma III keperawatan memangku
peran dan fungsi sebagai tenaga perawat vokasi yang proses
pendidikanya menggunakan kurikulum terintegrasi. Sampai
dengan saat ini jenis tenaga vokasi masih dibutuhkan baik
dalam negeri maupun diluar negeri. Olehkarena dalam
beberapa dekade kedepan pendidikan jenjang Diploma III
masih tetap eksis.PK I dalam ruang lingkup ini perawat
mampu memberikan pelayanan keperawatan pada klien dan
keluarga klien dengan tingkat pendidikan minimal adalah
D3 Keperawatan dengan memmiliki kompetensi
memberikan keperawatan dasar berdasarkan ilmu dasar
keperawatan komunitas.
2) Akademik
a. Jenjang pendidikan Magister Keperawatan juga akan
tetap dikembangkan misalnya bidang Ilmu
Keperawatan Dasar dan Dasar Keperawatan,
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
b. Jenis pendidikan Akademik pada jenjang Doktor
Keperawatan untuk meningkatkan pengembangan
keilmuan keperawatan melalui berbagai penemuan
inovatif dan memiliki tingkat originalitas tinggi serta
meningkatkan budaya meneliti dan menghasilkan
IPTEK baru untuk mendukung peningkatan praktik

7
keperawatan berbasis bukti (evidence based nursing
practice).

PK II dalam ruang lingkup ini perawat mampu


memberikan pelayanan keperawatan pada klien¸keluarga
klien dan kelompok dengan masalah kesehatan tertentu,
dengan tingkat pendidikan minimal adalah S1 Keperawatan
dan Ners Komunitas, dimana untuk S1 harus memiliki
kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup
keperawatan komunitas yang masih dalam pengawasan
bimbingan dari perawat senior dengan bimbingan yang
terbatas. Sedangkan untuk Ners Komunitas harus memiliki
kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup
keperawatan komunitas dalam pengawasan bimbingan dari
perawat senior yang sepenuhnya sudah dilimpahkan atau
diberikan kepercayaan oleh perawat senior.

3) Profesional
Ners Spesialis yang memiliki kompetensi sesuai bidang
spesialisasi yang memperkuat dan meningkatkan kualitas
layanan keperawatan di bidang spesialisasi tersebut melalui
upaya mewujudkan praktik keperawatan berbasis bukti
(evidence based nursing practice) yang terdiri dari :
a) Keperawatan Medikal Bedah dengan beberapa area
peminatan.
b) Keperawatan Jiwa
c) Keperawatan Maternitas
d) Keperawatan Anak
e) Keperawatan Komunitas
f) Keperawatan Kritis
g) Keperawatan Kardiovaskuler
h) Keperawatan Emergensi
i) Keperawatan Onkologi

8
j) Keperawatan Gerontik
k) Keperawatan Nefrologi
l) Keperawatan Neurologi

PK II dalam ruang lingkup ini perawat mampu


memberikan pelayanan keperawatan pada klien¸keluarga
klien dan kelompok dengan masalah kesehatan tertentu,
dengan tingkat pendidikan minimal adalah S1 Keperawatan
dan Ners Komunitas, dimana untuk S1 harus memiliki
kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup
keperawatan komunitas yang masih dalam pengawasan
bimbingan dari perawat senior dengan bimbingan yang
terbatas. Sedangkan untuk Ners Komunitas harus memiliki
kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup
keperawatan komunitas dalam pengawasan bimbingan dari
perawat senior yang sepenuhnya sudah dilimpahkan atau
diberikan kepercayaan oleh perawat senior.

PK III dalam ruang lingkup ini perawat mampu


mengelola dalam penanggulangan masalah kesehatan
masyarakat, dengan tingkat pendidikan minimal adalah
Magister (S2) Keperawatan Komunitas dengan memiliki
kompetensi melakukan tindakan keperawatan khusus
dengan keputusan mandiri dan bertanggung jawab
sepenuhnya atas tindakan keperawatan yang diberikan.

PK IV dalam ruang lingkup ini perawat mampu dalam


mengembangkan penanggulangan masalah keperawatan
kesehatan masyarakat yang komplek, dengan tingkat
pendidikan minimal adalah Spesialis Komunitas.Pada
tingkat pendidikan ini perawat harus memiliki kompetensi
melakukan tindakan keperawatan khusus atau subspesialis
dengan keputusan mandiri, memberikan keperawatan dasar

9
pada klien dalam lingkup keperawatan komunitas dengan
menyeluruh/utuh dan melakukan rujukan keperawatan.

PK V dalam ruang lingkup ini perawat mampu


melakukan konsultasi dan pengembangan pelayanan,
dengan tingkat pendidikan Doktor dan paling rendah adalah
Magister. Doktor dalam tingkatan ini memiliki kompetensi
yang tinggi yaitu melakukan tindakan dan asuhan secara
keperawatan khusus dengan keputusan mandiri dan sebagai
konsultan dalam lingkup komunitas.

2. Trend dan Issuedalam Penelitian Keperawatan Komunitas


Issue dan Trend dalam penelitian keperawatan komunitas sudah
banyak sekali topik/judul yang digunakan oleh para peneliti
keperawatan komunitas seperti Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Lansia Berkunjung Ke Kelompok Binaan
Khusus Lansia DiPuskesmas Global Limboto Kabupaten
Gorontalo dan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat(PHBS) Dengan
Kejadian Diare Pada Anak Sekolah Dasar (SD).Denurut Depkes
2014 angka kejadian diare sangat tinggi, banyak peneliti yang
melakukan penelitian terhadap PHBS pada anak usia sekolah
karena anak usia sekolah lebih aktif dan rasa keingin tahuan yang
tinggi terhadap benda asing sehingga rentan sekali utuk terkena
penyakit daire dan kurangnya suatu penerapan tersebut dari orang
tua dan pihak sekolah. Dengan dilakukannya tindakan PHBS maka
anak, dan orang tua mengetahui bahwa pentingnya melakukan cuci
tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah makan.Trend dan issue saat ini juga adalah kurangnya
dukungan keluarga terhadap lansia, sehingga para lansia memiliki
harga diri rendah seperti merasa sudah tidak berdaya didalam
keluarganya. Dukungan keluarga kepada lansia sangat di butuhkan
agar lansia merasa bahagia dan berguna, dengan cara memberikan

10
motivasi kepada lansia dalam mengikuti suatu kegiatan di
lingkungan sekitar rumah.
a) Memanfaatkan Hasil Penelitian Dalam Pelayanan Kesehatan
Ilmu pengetahuan di bidang kesehatan pada beberapa dekade
terakhir telah mengalami kemajuan yang sangat pesat
melampaui perkembangan sebelumnya. Derivasi ilmu-ilmu
kesehatan dan pengembangannya melalui riset merupakan
dinamika proses yang sangat penting dalam pertumbuhan
masing-masing profesi kesehatan. Tujuan dilakukannya riset
kesehatan adalah untuk memperkuat dasar-dasar keilmuan yang
nantinya akan menjadi landasan dalam kegiatan praktik klinik,
pendidikan, dan menejemen pelayanan kesehatan. (Ross,
Mackenzie, & Smith, 2003)
Sedangkan praktik pelayanan kesehatan yang berdasarkan fakta
empiris (evidence based practice) bertujuan untuk memberikan
cara menurut fakta terbaik dari riset yang diaplikasikan secara
hati-hati dan bijaksana dalam tindakan preventif, pendeteksian,
maupun pelayanan kesehatan.(Cullum, 2001)
1) Topik-topik penelitian keperawatan komunitas
a) Hubungan Antara Pengetahuan Dan Dukungan
Keluarga Terhadap Kepatuhan Penderita
Diabetesmelitus (Dm) Dalam Penatalaksanaan
Diwilayah Kerja Puskesmas Srondol Kecamatan
Banyumanik Semarang
Pelaksana :
Keluarga dan penderita DM di wilayah kerja Puskesmas
Srondol Kecamatan Banyumanik, Semarang.
Penggunaan hasil riset :
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa mayoritas
responden berjenis kelamin wanita, pendidikan
responden sebagian besar adalah SD, lebih dari
setengah responden tidak bekerja, dan mayoritas

11
memiliki upah di bawah UMR. Hasil analisis korelatif
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan kepatuhan penderita DM dengan p
value 0,016 dan ada hubungan yang signifikan antara
dukungan keluarga dengan kepatuhan penderita DM
dengan p value 0,034.
Semakin baik pengetahuan dan dukungan keluarga yang
dimiliki penderita DM maka akan meningkatkan
kepatuhan penderita DM dalam
melakukanpenatalaksanaan DM. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk
membuat program intervensi keperawatan yang tepat
dalam meningkatkan derajat kesehatan penderita DM.
2) Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Jatuh Dengan
Motivasi Mencegah Jatuh Pada Lanjut Usia Di Wilayah
Kerja PuskesmasBaki, Kabupaten Sukoharjo
Pelaksana :
lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas Baki, Kabupaten
Sukoharjo
Pengunaan hasil riset :
Hasil penelitian diketahui dari 99 responden, mayoritas
responden memiliki pengetahuan tentang jatuh dalam
kategori cukup dengan motivasi sedang, yaitu sebanyak 22
lanjut usia. Uji Chi-Aquare menunjukan p=0.21 (p<0,05).
Kesimpulannya adalah Terdapat hubungan yang signifikan
antara pengetahuan tentang jatuh denan motivasi mencegah
jatuh pada lanjut usia di wilayah Kerja Puskesmas Baki,
Kabupaten Sukoharjo.
3) Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kemandirian Lansia
Dengan Konsep Diri Lansia Di Kelurahan
BambankerepKecamatan Ngaliyan Kota Semarang
Pelaksana :

12
Keluarga dan lansia di kelurahan bambankerep kecematan
ngaliyan kota semarang
Penggunaan hasil riset :
Hasil penelitian terhadap 57 lansia yang hidup dengan
keluarga di RW IV Kelurahan Bambankerep Kecamatan
Ngaliyan Kota Semarang diketahui bahwa ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan konsep diri lansia.Hasil
penelitian terhadap 57 lansia yang hidup dengan keluarga di
RW IV KelurahanBambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota
Semarang diketahui bahwa tidak ada hubungan antara
kemandirian lansia dengan konsep diri lansia.Keluarga
dapat mendukung lansia dengan meluangkan waktu,
mendengarkan cerita lansia.

C. Trend dan Issue dalam Keprofesian Terkait Keperawatan Komunitas


Issue dan trend dalam profesi keperawatan komunitas sama seperti
jenjang pendidikan keperawatan. Yang dominan dalam keprofesian
keperawatan komunitas adalah pada program akademik dan
program profesi dalam program tersebut sudah banyak dibuka
peminatan pada Keperawatan Komunitas seperti Ners, S2, S3 dan
Spesialis.Bagi jurusan S3 Keperawatan Komunitas hanya berada di
Universitas Indonesia saja.
Bidang keorganisasian atau kolegium keperawatan menurut UU
No 38 thn 2014 BAB VII tentang Kolegium Keperawatan adalah
suatu organisasi yang bertanggung jawab pada profesi
keperawatan, salah satu organisasi dalam keperawatan yang sudah
tidak asing adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
yang merupakan suatu organisasi sebagai wadah bidang
keperawatan, seiring dengan bertambahnya jenjang pendidikan
keperawatan PPNI membangun suatu organisasi untuk
Keperawatan Komunitas, yaitu Ikatan Perawat Kesehatan
Komunitas Indonesia (IPKKI) yang telah dikelola pada masing-
masing Provinsi di Indonesia.

13
Trend lebih sering dan banyak di bicarakan adalah tentang gaij
perawat. Banyak perawat mengeluh tentang penerimaan gaji yang
kecil dan berbeda dibandingkan institusi lainnya, sedangkan
pekerjaan yang mereka lakukan sama beratnya. Sehingga mereka
terkadang merasa iri dengan gaji perawat lain yang memiliki gaji
lebih besar. Dengan adanya aturan dari Menteri Kesehatan
Republik Indonesia gaji perawat diberikan berdasarkan jenjang
pendidikannya, pada setiap Provinsi dan institusi kesehatan/Rumah
Sakit berbeda-beda.Semakin tinggi tingkat jenjang pendidikan
maka semakin besar gaji yang mereka peroleh.Tunjangan pada
PNS lebih besar daripada gaji pokok.Pemberian gaji juga
berdasarkan pada lamanya pengalaman pekerjaan seorang perawat.
Perkembangan/pelatihan pada keperawatan komunitas dapat
dikatakan masih jarang dan masih minim, tetapi pelatihan sangat
diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
masalah penyakit serta meningkatkan mutu pelayanan
Puskesmas.Maka dalam komunitas diperlukan suatu pelatihan pada
Puskesmas tentang peningkatan pelayanan kesehatan dan
pemberian konseling kepada Kader dan masyarakat tentang
masalah kesehatan yang sering terjadi pada lingkup masyarakat.
Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat dan
Puskemas karena meningkatkan wawasan bagi masyarakat serta
mampu menurunkan morbiditas dan mortalitas pada desa yang
memiliki angka kejadian tinggi.Sebaliknya untuk desa yang
memiliki angka kejadian rendah dapat mempertahankannya agar
tidak memiliki kurva morbiditas dan mortalitas yang meningkat.

14
BAB III
PENUTUPAN

Kesimpulan
Keperawatan merupakan suatu profesi yang memiliki organisasi
profesi yang sangat bermanfaat dalam menetapkan standar praktek,
pelayanan dan pendidikan keperawat. Keperawatan sebagai sebuah profesi
yang didalamnya terdapat Body of Knowledge yang jelas, memiliki dasar
pendidikan yang kuat sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya.
Masih banyak para perawat yang masih tidak percaya diri dengan berjalan
membungkuk-bungkuk seperti orang ketakutan kerika berharap dengan
dokter, semua itu adalah jelas merupakan kebiasaan dan kebudayaan yang
sangat tidak produktif. Hal itu terjadi karena perawat tidak cukup percaya
diri dengan ilmu yang sangat untuk berubah.
Untuk itu kita harus melakukan perubahan secara total dan berlaku sebagai
mitra profesi dan bukan sebagai asisten atau pembantu bagi profesi lain.
Hal tersebut merupakan nampak karena masih rendahnya pengetahuan
perawat. Masih belum menyeluruhnya keinginan untuk berubah, sehingga
percaya diri perawat untuk dikatakan sebagai mitra dokter menjadi tidak
ada.

15
DAFTAR PUSTAKA

American Nurses’ Association, Council Of Community Health


Nursing, 1986 “Standards Of Community Health Nursing Practice.
“Kanses city : ANA
Dapertemen RI. 1993. ‘Perawatan Kesehatan Masyarakat
“Jakarta:Depkes RI
Dapertemen RI. 1998.” Proyek Peningkatan Pelayanan Puskesmas,
Modula-E, Pengembangan Program Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan
Dasar.
https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https:dokuments
https://www.scribd.com/document/374783405/330292470-issue-
dan-trend-keperawatan-komunitas-pdf

16

Anda mungkin juga menyukai