Jurnal Sampah Fix
Jurnal Sampah Fix
Abstract
Rowotamtu village is a village located in Rambipuji District, Jember Regency, East Java Province.
The majority of the residents of Rowotamtu live as farmers and traders. But there are problems in
waste management carried out by the community. Household waste produced by each house is
disposed of into the river by residents. In addition to being dumped into the river, residents usually
only accumulate garbage behind the house and burn the garbage. This is done by residents because
there is no garbage transportation schedule. This causes a variety of health and environmental
problems. Therefore, the UNAIR 59 KKN Team located in Rowotamtu Village made a socialization
program on waste management by sorting waste and garbage creation. The utilization of this waste is
done by recycling recycled inorganic waste into goods. This socialization is carried out at the Village
Hall targeting the residents of Rowotamtu Village. From the results of this socialization, it was found
that there was an increase in understanding of waste and its use. Suggestions that can be made,
namely, are expected to make more maximal efforts related to waste transportation because it is an
activity that has a long-term effect.
Keywords: Waste, Inorganic Waste, Sorting Waste, Utilizing Waste
PENDAHULUAN
Permasalahan lingkungan saat ini tidak dapat dihindari oleh masyarakat. Karena
permasalahan lingkungan saat ini menjadi sumber dari beberapa penyakit yang dapat menurunkan
angka produktifitas masyarakat. Permasalahan lingkungan yang menjadi penyebab beberapa penyakit
saat ini adalah sampah. WHO (World Health Organization) mendefinisikan bahwa sampah adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Telah disebutkan bahwa sampah tidak dapat
terjadi dengan sendirinya, namun terjadi karena suatu proses atau suatu pengolahan yang dilakukan
oleh manusia sampai akhirnya menjadi benda yang tidak dapat digunakan kembali. Dalam ketentuan
yang ditetapkan pada Pasal 5 UU Pengelolan Lingkungan Hidup No.23 Th.1997, bahwa masyarakat
berhak atas Lingkungan hidup yang baik dan sehat. Untuk mendapatkan hak tersebut, pada pasal 6
dinyatakan bahwa masyarakat dan pengusaha berkewajiban untuk berpartisipasi dalam memelihara
kelestarian fungsi lingkungan, mencegah dan menaggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Namun di era globalisasi ini, ternyata terdapat masyarakat yang belum mengoptimalkan pengelolaan
sampah yang baik dan benar. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian masyarakat dengan
lingkungan sekitar, akibatnya banyak masyarakat yang bersikap acuh kepada lingkungan tempat
tinggalnya sendiri. Kurangnya pengetahuan tentang upaya preventif juga menjadi penyebab
masyarakat yang kurang menjaga kesehatan lingkungan. Masyarakat hanya mengetahui upaya kuratif
yakni pengobatan yang dilakukan jika telah terkena penyakit yang juga menghabiskan banyak biaya.
Namun sebenarnya terdapat upaya preventif yaitu upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh
masyarakat itu sendiri guna mencegah penyakit salah satunya dengan mengelola sampah. Secara
umum, sampah dibagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah
sampah yang berasal dari sisa bahan makanan, sayuran, buah dan lain-lain. Sedangkan sampah
anorganik adalah sampah yang berasal dari plastik, styrofoam,dan lainnya. Kedua sampah ini dapat
dikelola dengan benar dengan metode yang benar pula.
Desa Rowotamtu merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Rambipuji
Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Desa Rowotamtu memiliki lima dusun yaitu Dusun Glagasan,
Dusun Krajan , Dusun Curahmluwo, Dusun Karang Anyar , Dusun Paseban . Mayoritas warga Desa
Rowotamtu bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Selain itu sebagian warga desa juga
memiliki usaha produksi tahu dan tempe. Keadaan lingkungan desa ini terlihat asri, namun terdapat
permasalahan dalam pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat. Sampah rumah tangga
yang dihasilkan tiap rumah dibuang ke sungai oleh warga. Selain dibuang ke sungai warga biasanya
hanya menumpuk sampah di belakang rumah lalu membakar sampah tersebut. Hal ini dilakukan warga
karena tidak adanya jadwal pengangkutan sampah, oleh karena itu warga menjadi bingung untuk
mengolah sampah dan membuang sampah di sungai. Sedangkan dalam aliran sungai tersebut masih
digunakan warga lain untuk melakukan aktifitas lain (mencuci piring, mencuci baju, dan lain
sebagainya). Sampah yang dibuang di sungai menumpuk di Kecamatan lain yang mengakibatkan
banjir. Oleh karena itu kelompok KKN - 59 Desa Rowotamtu memiliki rencana kegiatan dalam
pengolahan sampah yakni dengan melakukan sosialisasi mengenai pemilahan sampah organik dan
sampah anorganik agar warga mengetahui jenis sampah dan bagaimana cara pengelolaan sampah
sesuai jenisnya dengan tujuan agar masyarakat paham tentang upaya preventif dan juga sebagai upaya
penjagaan lingkungan. Selain itu diajarkan mengenai pemanfaatan sampah anorganik menjadi kreasi
seni. Manfaat dari kegiatan ini yaitu, masyarakat menjadi memiliki keterampilan dalam mendaur ulang
sampah anorganik menjadi barang yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
sampah anorganik dapat diminimalisir.
METODE
Desa Rowotamtu memiliki permasalahan terkait sampah yang belum dikelola dengan baik, oleh
karena itu Kelompok KKN – 59 Desa Rowotamtu, Kab. Jember, merencanakan kegiatan sosialisasi
pemilahan sampah dan pelatihan daur ulang sampah sebagai sarana untuk menanggulangi masalah
sampah. Selain itu, dilakukan pre-test dan post-test untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat
terkait sampah dan pengolahaannya. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Rowotamtu dengan
sasaran seluruh warga Desa Rowotamtu khususnya ibu PKK dan pemuda desa (Karang Taruna).
Teknik penyampaian/ceramah berupa penyuluhan materi mengenai sampah dan penyakit yang
mungkin terjadi akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik. Selain itu, diberikan pula pelatihan
kreasi sampah anorganik, yaitu mendaur ulang sampah yang sulit untuk diuraikan (sampah anorganik).
Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh kelompok kami, telah diketahui bahwa
sampah plastik, sayur, dan kertas merupakan tiga jenis sampah terbanyak di Desa Rowotamtu. Dari
hasil observasi dan interview kami kepada warga desa, diketahui bahwa sampah plastik dan sayur
merupakan jenis sampah yang paling banyak dihasilkan oleh warga desa. Hal tersebut yang menjadi
latar belakang berlangsungnya kegiatan sosialisasi yang kami lakukan. Sampah jenis plastik dengan
jumlah banyak dibuang oleh warga ke sungai, selain itu dilakukan pembakaran untuk mengurangi
penumpukan sampah. Hal ini dilakukan karena warga bingung terkait tempat pembuangan sampah,
karena tidak adanya pengangkutan sampah dari rumah ke tempat pembuangan sampah.
Pada sosialisasi yang kami lakukan, kami mengukur dan melihat peningkatan pemahaman
tentang pengolahan dengan cara pemilihan sampah. Sebelum sosialisasi dilakukan, kami memberikan
pre-test menggunakan kuisioner. Hasil yang didapatkan yaitu, prosentase tingkat pemahaman warga
mengenai sampah sebesar 65%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa warga Desa Rowotamtu
memahami terkait tentang pengertian sampah serta pengelolaannya. Namun terdapat permasalahan
terkait cara pemanfaatan sampah, khususnya sampah anorganik. Maka dari itu dilakukan sosialisasi
tentang pemilahan sampah dan pemanfaatan sampah anorganik menjadi barang yang memiliki nilai
jual yang tinggi. Dengan adanya demontrasi yang sudah ditampilkan maka itu dapat menjadi referensi
bagi masyarakat untuk membuat kreasi baru. Setelah sosialisasi dilakukan post-test guna melihat
peningkatan yang dialami masyarakat Desa Rowotamtu. Dari hasil post-test didapatkan hasil bahwa
tingkat pemahaman warga memiliki prosentase sebesar 95%. Hal ini berarti bahwa adanya peningkatan
sebesar 30% untuk pemahaman terkait sampah dan cara pengelolaannya.
25
Hasil pre-test dan post-test
20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Dari hasil grafik di atas, diketahui bahwa pengetahuan warga desa meningkat cukup
signifikan. Hal ini berarti program ini berhasil meningkatkan pengetahuan warga kembali mengenai
pemanfaatan sampah. Setelah dilakukannya sosialisasi mengenai pemilahan sampah dan demonstrasi
kreasi sampah, warga menjadi lebih mengetahui pemanfaatan sampah dan dapat diaplikasikan setiap
harinya.
Gambar 1. Hasil Kreasi Sampah dari Sampah Anorganik
Gambar di atas merupakan contoh kreasi mahasiswa dan masyarakat Desa Rowotamtu terkait
pemanfaatan sampah anorganik. Dengan kreasi barang dari sampah anorganik ini , barang yang tidak
ada manfaatnya menjadi memiliki nilai jual. Hal tersebut dapat dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas bidang ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan warga Desa Rowotamtu pula.
KESIMPULAN
Desa Rowotamtu memiliki permasalahan terkait sampah yang harus diselesaikan.
Permasalahan ini terjadi karena tidak adanya pengangkutan sampah dari rumah ke tempat pembuangan
sampah akhir. Hal ini membuat warga membuang sampah di sungai dan jug membakar sampah agar
tidak menumpuk. Sampah yang menumpuk di sungai akan menghambat aliran di daerah lain dan
menimbulkan banjir. Selain itu pembakaran sampah juga berdampak bagi kesehatan, karena asap
pembakaran dapat berdampak buruk bagi kesehatan pula. Dari hasil interview, observasi, diketahui
bahwa sampah yang paling banyak dihasilkan dari proses produksi di Desa Rowotamtu adalah sampah
plastik, hal ini terjadi karena warga banyak yang berprofesi sebagai seorang pedagang yang setiap
harinya memakai plastik. Plastik yang tidak digunakan lagi dibuang ke sungai dan juga dibakar. Maka
dari itu dilakukannya kegiatan sosisalisasi mengenai pemilahan sampah dan kreasi sampah kepada
warga Desa Rowotamtu Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember agar masyarakat mampu
memanfaatkan sampah anorganik lebih baik lagi, tanpa harus membakar maupun membuang ke
sungai. Saat sosialisasi dilakukan pengukuran tingkat pemahaman warga terkait dengan pemanfaatan
sampah. Dari hasil pre-test dan post-test dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat peningkatan
pemahaman sebesar 30%. Hal ini berarti program telah dikatakan berhasil, karena indikator
keberhasilan telah terpenuhi yakni pemahaman warga berhasil meningkat minimal sebesar 25% dan
jumlah warga yang mengikuti program ini lebih dari 15 orang.
SARAN
Saran dari kegiatan ini, yaitu diperlukan usaha yang maksimal terkait dengan pengelolaan sampah baik
dari warga maupun pemerintah, salah satunya dengan pengangkutan sampah dari rumah ke tempat
pembuangan sampah akhir. Hal ini menjadi solusi terbaik karena mampu menimbulkan efek jangka
panjang. Sedangkan pemanfaatan sampah anorganik yang dilakukan warga saat ini menimbulkan efek
jangka pendek.
DAFTAR PUSTAKA
Marliani, N. (2014). PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA ( SAMPAH ANORGANIK )
SEBAGAI BENTUK IMPLEMENTASI, 4(2), 124–132.
Taufiq, A., & Maulana, M. F. (2015). Sosialisasi sampah organik dan non organik serta pelatihan
kreasi sampah. Inovasi Dan Kewirausahaan, 4(1), 68–73.