Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017

Surabaya, Universitas Airlangga

PENYELESAIAN MASALAH DIFUSI PANAS PADA


SUATU KABEL PANJANG
Moh. Alex Maghfur1), Ari Kusumastuti2)
1)
Mahasiswa Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim
Jalan Gajayana No. 50, Kota Malang
2)
Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim
Jalan Gajayana No. 50, Kota Malang
1)
13610028@student.uin­malang.ac.id
2)
arikusumastuti@gmail.com

Abstrak—Permasalahan perambatan panas metode yang bisa digunakan untuk menyelesaikan


umumnya digambarkan dalam suatu domain persamaan difusi panas pada domain berhingga,
material batang yang memiliki panjang berhingga, seperti metode pemisahan variabel (Zauderer,
namun permasalahan akan menjadi lebih sulit jika 2006:211) dan metode numerik seperti metode
daerah tersebut berukuran sangat panjang.
beda hingga (Yang, 2005:406). Akan tetapi,
Permasalahan tersebut akan lebih mudah
diselesaikan dengan mengasumsikan panjang kabel permasalahan menjadi lebih sulit apabila domain
tersebut mendekati tak hingga. Transformasi yang digunakan sangat besar, sebagai contoh
Fourier digunakan untuk menyelesaikan persamaan masalah perambatan panas pada suatu kabel yang
difusi panas pada kasus domain tak hingga. sangat panjang.
Persamaan difusi panas ditransformasikan sehingga Permasalahan tersebut akan lebih mudah
diperoleh persamaan diferensial biasa. Selanjutnya, diselesaikan dengan menganggap panjang kabel
persamaan diferensial biasa tersebut diselesaikan mendekati tak hingga, sehingga menjadi
untuk menghasilkan penyelesaian transformasi. permasalahan pada domain tak hingga (Humi,
Penyelesaian persamaan diferensial parsial
1991:214). Karena domain yang sangat besar,
diperoleh dengan melakukan invers transformasi.
Selanjutnya, diterapkan prinsip konvolusi sehingga analisis penyebaran panas juga tidak mungkin
menghasilkan penyelesaian dalam bentuk integral dilakukan sepanjang domain, sehingga umumnya
tunggal yang selanjutnya bisa diperiksa keabsahan simulasi hanya dilakukan di sekitar sumber panas.
penyelesaiannya. Setelah diperoleh penyelesaian Meskipun domain yang digunakan tak hingga,
persamaan, dilakukan simulasi dengan permasalahan tersebut tetap memiliki kondisi
menggunakan fungsi error pada software Matlab. batas, yaitu dengan mengasumsikan suhu untuk
Berdasarkan hasil simulasi, panas berdistribusi dari ujung kabel yang mendekati tak hingga sebesar
temperatur tinggi ke temperatur rendah sepanjang nol. Jadi, penggunaan domain tak hingga hanya
kabel. Untuk waktu yang semakin besar, maka
merupakan pendekatan untuk mempermudah
panas akan semakin menyebar ke seluruh kabel
sedemikian sehingga temperatur mendekati nol di penyelesaian masalah jika domain yang digunakan
sepanjang kabel.Konstanta difusifitas termal sangat besar. Untuk menyelesaikan persamaan
mempengaruhi kecepatan perambatan panas. difusi panas pada domain tak­hingga tersebut,
Simulasi pada kabel berhingga menunjukkan dapat dilakukan dengan menggunakan metode
temperatur kedua ujung kabel yang selalu bernilai transformasi dalam bentuk integral. Terdapat
nol, tetapi karena tidak memungkinkan simulasi beberapa macam metode transformasi, salah
keseluruhan kabel maka simulasi pada kabel satunya adalah metode transformasi Fourier.
panjang hanya dilakukan pada bagian yang Negero (2014) meneliti mengenai metode
diberikan panas, sehingga kedua ujung
transformasi Fourier untuk penyelesaian
temperaturnya tidak nol.
persamaan diferensial parsial dengan penyelesaian
Kata kunci— Domain tak hingga, persamaan difusi berupa ( , ).
panas, transformasi Fourier. Berdasarkan latar belakang permasalahan
tersebut, maka fokus penelitian ini adalah
I. PENDAHULUAN pembahasan mengenai penyelesaian persamaan
Persamaan difusi merupakan salah satu difusi panas dengan menggunakan transformasi
contoh persamaan diferensial parsial yang sangat Fourier pada domain tak­hingga, dalam hal ini
aplikatif karena mampu menjelaskan berupa suatu kabel panjang. Penelitian ini
permasalahan fisika berupa perambatan partikel bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan
maupun energi. Salah satu contoh permasalahan perambatan panas pada suatu domain yang sangat
difusi adalah masalah perambatan panas (heat besar, yang kemudian didekati dengan domain tak
transfer)pada suatu batang yang dinyatakan dalam hingga, sehingga memudahkan untuk menentukan
persamaan difusi panas satu dimensi.Banyak penyelesaiannya. Selain itu, karena domain yang
digunakan sangat besar, maka simulasi tidak perlu

65
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

dilakukan untuk keseluruhan domain, tetapi laju aliran energi keluar segmen yang melalui
cukup dilakukan di sekitar domain yang terdapat + Δ (Gambar 1)
sumber panas, sehingga akan memudahkan
analisis simulasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Persamaan Difusi Panas Satu Dimensi
Diberikan suatu batang dengan massa jenis Gambar 1 Fluks energi pada segmen sama dengan laju aliran
material batang konstan yang memiliki bagian­ energi masuk dikurangi laju aliran energi keluar. (O’Neil,
2014:3)
bagian melintang seragam dengan luas .
Permukaan samping batang mengisolasi batang, maka
sehingga diasumsikan tidak ada panas yang luks = ( , )− ( +Δ , )
menghilang melalui permukaan batang. luks = − ( +Δ , )− ( , ) (4)
Tempatkan sumbu­ sepanjang batang yang Ingat kembali hukum pendinginan Newton, maka
memiliki panjang , asumsikan bahwa pada suatu
waktu yang diberikan, suhu sepanjang sebarang luks = − − ( +Δ , )+ ( , )
bagian melintang pada batang adalah sama,
meskipun mungkin suhunya bervariasi antara
setiap bagian. Akan diturunkan suatu persamaan = ( +Δ , )− ( , )
untuk ( , ) yang menyatakan temperatur batang
atau
di titik pada waktu . Pada konteks masalah
difusi, ( , ) disebut fungsi distribusi kepadatan
(density distribution function). (O’Neil, 2014:1). luks = ( , ) (5)
Diberikan suatu segmen pada batang.
Misalkan adalah konstanta panas jenis pada Dari persamaan (3) dan persamaan (5) diperoleh
material batang tertentu, atau dapat diartikan
sebagai banyak energi panas yang harus diberikan ( , )
kepada suatu unit massa dari material untuk
menaikkan suhu sebesar satu derajat. Segmen
pada batang di antara dan + Δ memiliki = ( , )
massa = Δ , dan segmen ini akan
mengambil energi panas kurang lebih sebesar
( , )= ( , )
( , )Δ satuan untuk mengubah suhu
segmen dari nol ke ( , ). Energi panas total = (6)
pada segmen pada sebarang waktu > 0 adalah di mana
= (7)
( +Δ , )= (ξ, ) . (1)
adalah difusifitas dari material batang. Persamaan
Sedangkan laju perubahan energi di dalam segmen (6) disebut persamaan difusi panas atau persamaan
terhadap waktu adalah difusi satu dimensi. (O’Neil, 2014:3)
Kondisi awal secara khusus memiliki
= luks + sumber atau gaya luar bentuk
(2) ( , 0) = ( ), 0 < < , (8)
= ( , ) di mana ( ) adalah fungsi yang diberikan.
Sedangkan kondisi batas menentukan kondisi pada
Asumsikan bahwa tidak ada sumber atau energi kedua titik ujung batang pada variabel ruang.
yang hilang di dalam batang, maka (0, ) = ( ), ( , ) = ( ), 0 < < , (9)
di mana ( ) dan ( ) adalah fungsi yang
luks = ( , ) (3) diberikan. (O’Neil, 2014:4)
Pada beberapa kondisi, solusi dari
(O’Neil, 2014:3) persamaan diferensial parsial diperoleh dari suatu
Sekarang misalkan ( , ) adalah himpunan masalah nilai batas pada suatu daerah
banyaknya energi panas per satuan luas yang di mana dimensinya mungkin tak hingga. Sebagai
mengalir melalui bagian melintang di titik pada contoh, diberikan masalah dalam menentukan
waktu dan searah dengan peningkatan nilai . besar medan listrik yang dihasilkan dari antena
Maka fluks energi pada segmen di antara dan kutub horizontal ketika tegangan listrik diberikan
+ Δ pada waktu adalah laju aliran energi sepanjang antena. Tegangan listrik muncul pada
antena, tetapi juga memancar ke segala arah
masuk segmen yang melalui dikurangi dengan
secara tak terhingga. Terdapat juga masalah nilai

66
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

batas pada daerah yang memiliki dimensi C. Konvolusi dan Fungsi Error
berhingga tetapi sangat besar. Artinya, dimensi Definisi 1. Jika dan adalah sebarang fungsi di
yang sangat besar tersebut dapat dianggap sebagai ℝ, konvolusi dari keduanya adalah fungsi ∗
suatu interval yang tak terhingga. Sebagai contoh, yang didefinisikan sebagai berikut
misalkan akan dicari tegangan pada suatu kabel
transatlantik. Meskipun panjang kabel tersebut ( ∗ )( ) = ( − ) ( ) (16)
berhingga, misalkan sepanjang 4000 kilometer, asalkan integralnya ada(Folland, 1992:206)
tetapi akan lebih mudah untuk menganggapnya Teorema 2. Konvolusi memenuhi hukum­hukum
sebagai suatu masalah nilai batas yang sama di aljabar yang sama dengan perkalian biasa
mana panjang kabelnya tak berhingga. Sehingga 1. ∗ ( + ℎ) = ( ∗ ) + ( ∗ ℎ) untuk
untuk permasalahan domain tak hingga akan sebarang konstanta ,
ditentukan solusi dari masalah nilai batas yang 2. ∗ = ∗
melalui dua jenis interval, yaitu interval semi­ 3. ∗ ( ∗ ℎ) = ( ∗ ) ∗ ℎ
berhingga (semi-infinite interval) dan interval tak­ (Folland, 1992:206­207)
hingga (infinite interval). Interval semi­berhingga Berikut ini akan didefinisikan fungsi error
dimulai pada suatu titik dan merentang menuju Definisi 3. Fungsi error erf( )didefinisikan
tak terhingga. Sedangkan interval tak­hingga sebagai berikut
merentang dari −∞ sampai +∞. (Humi,
1992:214) 2
erf( ) = (17)
B. Transformasi Fourier √
Ingat kembali formula DeMoivre yang (Zill, 2009:489)
menyatakan sinus dan cosinus ke dalam bentuk D. Penelitian Sebelumnya Mengenai Penyelesaian
eksponensial kompleks. Dari deret Fourier Persamaan Difusi Panas dan Transformasi
Fourier
( )= + cos
Pembahasan awal mengenai penyelesaian
(10) persamaan difusi panas telah dilakukan oleh
+ sin Zauderer (2006:211) yang membahas mengenai
penyelesaian persamaan konduksi panas pada
Diperoleh bentuk kompleks dari deret Fourier batang berhingga, yang menghasilkan solusi eksak
yaitu persamaan difusi panas. Selain itu, Yang
(2005:406) membahas mengenai penyelesaian
( )= (11) persamaan difusi panas satu dimensi pada batang
berhingga dengan menggunakan metode numerik
di mana skema implisit Di sisi lain, metode pemisahan
variabel hanya bisa digunakan untuk domain
1
= ( ) (12) berhingga. Salah satu metode yang digunakan
2 untuk menyelesaikan masalah nilai awal pada
(Strauss, 2008:115­116) domain tak­hingga adalah metode faktorisasi
Integral Fourier diperoleh dengan memisalkan operator diferensial, seperti yang telah dilakukan
→ ∞.. Jika dimisalkan = / (artinya, Zauderer (2006:64) pada persamaan gelombang.
Δ = / ), dan substitusikan ke dalam Tetapi, tidak semua persamaan dapat dilakukan
barisan, diperoleh integral faktorisasi. Selain itu, terdapat juga metode
karakteristik yang digunakan untuk menyelesaikan
1 persamaan diferensial parsial orde satu. Strauss
( )= ( ) Δ
2 (2008:46­48) membahas mengenai penyelesaian
untuk domain tak­hingga.Negero (2014:52)
1 meneliti mengenai metode transformasi Fourier
= ( ) (13) untuk penyelesaian persamaan diferensial parsial
2
dengan solusi berupa ( , ). Langkah­langkah
Sehingga dihasilkan transformasi Fourier untuk menyelesaikan persamaan diferensial
1 dengan menggunakan transformasi Fourier adalah
( )= ( ) (14) 1. Mentransformasikan persamaan diferensial
2
parsial sehingga diperoleh persamaan
di mana diferensial biasa dengan variabel ( , )
2. Menyelesaikan persamaan diferensial biasa
( )= ( ) (15) sehingga diperoleh solusi ( , )
3. Menentukan solusi ( , ) dengan melakukan
invers transformasi Fourier ( , )

67
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

Dengan menggunakan teknik yang sama, Surur


(2013:37­39) menggunakan transformasi Fourier 1. Penyelesaian Persamaan Difusi Panas dengan
untuk menyelesaikan persamaan gelombang, yang menggunakan Transformasi Fourier
merupakan kondisi khusus untuk = pada Transformasi Fourier (14) diterapkan pada
persamaan telegraf. Di sisi lain, Oktavia (2013:14) persamaan difusi panas (18). Transformasi Fourier
menggunakan transformasi Fourier untuk dari ( , ) adalah
menyelesaikan persamaan Korteweg de Vries ℱ[ ( , )] = ( , )
(KdV) pada kasus linier dispersif yang selanjutnya 1 (21)
penyelesaiannya disimulasikan secara numerik. = ( , ) ,
√2
III. METODE PENELITIAN Transformasi dari turunan pertama ( , )
Penelitian ini merupakan penelitian studi terhadap variabel adalah
kepustakaan (library research) dengan mengkaji 1
literatur­literatur mengenai persamaan difusi ℱ ( , ) = ( , )
panas dan transformasi Fourier.Langkah­langkah √2
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: = ( , )
1. Menyelesaikan persamaan difusi panas Transformasi dari turunan pertama ( , )
dengan menggunakan transformasi Fourier. terhadap variabel adalah
2. Menerapkan prinsip konvolusi sehingga
1
menghasilkan penyelesaian akhir ( , ) ℱ ( , ) = ( , )
dalam bentuk integral tunggal. √2
3. Memeriksa keabsahan solusi ( , )
1
sehingga memenuhi persamaan awal dan = ( , )
kondisi awal. √2
4. Menerapkan kondisi awal ( ) ke dalam
1
penyelesaian ( , ).dan menyatakan = ( , )(− ) =− ( , )
penyelesaian ( , ) ke dalam bentuk √2
kombinasi fungsi error. Transformasi dari turunan kedua ( , ) terhadap
5. Menyimulasikan penyelesaian ( , ) variabel adalah
dengan kondisi awal ( ) ke dalam Matlab.
6. Menginterpretasikan hasil simulasi ℱ ( , )
penyelesaian ( , ) untuk kondisi awal
( ) dengan menganalisis distribusi panas. 1
= ( , )
7. Menginterpretasikan hasil simulasi √2
penyelesaian ( , ) dengan menganalisis
pengaruh difusifitas termal yang berbeda­ 1
= (− ) ( , )
beda terhadap laju penyebaran panas pada √2
batang.
=− ( , )
8. Membandingkan simulasi penyelesaian
Sehingga transformasi Fourier dari kedua ruas
persamaan difusi panas pada domain tak
persamaan difusi panas (18) menghasilkan
hingga dengan domain berhingga.
penyelesaian ( , )
9. Menyimpulkan hasil penelitian serta
memberikan saran untuk penelitian ( , )= ( , )
selanjutnya.
ℱ ( , ) =ℱ ( , )
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penyelesaian Persamaan Difusi Panas
( , )=− ( , )
Diberikan persamaan difusi panas
= , −∞ < < ∞ (18) ( , )= . (22)
yang memiliki kondisi awal Diketahui ( , 0) = ( ), maka
( , 0) = ( ) (19) ( , )= ( ) .
dan kondisi batas Untuk menentukan penyelesaian ( , ) maka
lim ( , ) = 0. (20) akan dilakukan invers transformasi terhadap
→±
Permasalahan ini tidak bisa diselesaikan dengan ( , ).Jadi, penyelesaian dari persamaan difusi
pendekatan domain berhingga karena kedua ujung panas (18) dengan kondisi awal ( ) adalah
domain menuju ke tak hingga, sehingga digunakan ( , ) = ℱ [ ( , )]
transformasi Fourier untuk menyelesaikan 1
permasalahan ini. = ( )
√2

68
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

( , ) ( , )
=
1 (23)
= ( ) 1 ( − ) ( )
2
− ( ) 1−
4 √ 2
Karena = , maka penyelesaian memenuhi
2. Penerapan Konvolusi pada Penyelesaian persamaan awal.
Penyelesaian persamaan difusi panas (18) Selanjutnya, untuk menghindari pembagian
masih memuat integral ganda, sehingga perlu terhadap nol, maka penyelesaian sebelum
dilakukan penyederhanaan ke dalam bentuk konvolusi digunakan untuk menganalisis
persamaan integral tunggal. Hal ini dapat keabsahan penyelesaian terhadap kondisi awal
dilakukan dengan menggunakan prinsip (19). Diketahui
konvolusi. Perhatikan bahwa ( , )
1
ℱ = (24) 1
2√ = ( )
2
Misalkan
1 Substitusikan = 0 sehingga
( )=ℱ =
2√ 1
maka ( , 0) = ( )
2
1
( , )= ( ) = ( )
√2 Jadi, penyelesaian memenuhi kondisi awal.
Terakhir, untuk → ∞, maka
1
= ( ) ( ) 1 ( )
√2 lim ( , ) = lim ( )
→ → 2√
1
= ( ∗ )( ) =0
√2 dan untuk → −∞, maka
= ( ∗ )( ) = ( ∗ )( ) 1 ( )
lim ( , ) = lim ( )
→ → 2√
= ( − ) ( )
=0
Jadi, penyelesaian memenuhi kondisi batas.
1 ( )
= ( )
2√
B. Analisis Simulasi dan Interpretasi
Jadi, setelah konvolusi diperoleh penyelesaian Penyelesaian Persamaan Difusi Panas
1 ( )
Diberikan penyelesaian
( , )= ( ) (25)
2√ 1 ( )
( , )= ( )
3. Analisis Keabsahan Penyelesaian Persamaan 2√
Difusi Panas Simulasi dilakukan dengan menyatakan
Untuk memeriksa keabsahan dari penyelesaian (24) ke dalam fungsi error. Karena
penyelesaian (24) maka akan dilakukan analisis ( − ) = ( − ) , ∀ , ∈ ℝ, misalkan

keabsahan penyelesaian sehingga memenuhi =
persamaan difusi panas (18), kondisi awal (19), √4
dan kondisi batas (20). Diketahui penyelesaian maka penyelesaiannya menjadi
persamaan difusi panas 1
( , )= ( ) (26)
1 ( )

( , )= ( )
2√ Diberikan suatu kondisi awal fungsi tangga
Turunan pertama terhadap adalah ℎ, ≤ ≤
( )= (27)
( , ) 0,
= Artinya, untuk bagian domain di antara dan
temperaturnya sebesar ℎ dan untuk bagian lainnya
1 ( − ) ( )
− ( ) 1− bernilai nol. Jika diganti dengan − √4
4 √ 2 maka
Turunan kedua ( , )terhadap dan dikali
adalah

69
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

− √4 = ℎ, ≤ − √4 ≤ √
0, 1
( , )= ℎ
− − √
ℎ, ≤ ≤
= √4 √4 √
0, √
1
+ ℎ


ℎ − −
Sehingga penyelesaiannya menjadi ( , )= erf − erf
2 √4 √4
ℎ − − (30)

1 + erf − erf
( , )= ℎ 2 √4 √
√4
√ Berikut ini adalah simulasi dari penyelesaian (24
(24)
√ dengan menggunakan Matlab. Sumbu
Sumbu­
√ √
menyatakan ruang dan sumbu sumbu­ menyatakan
ℎ ⎛ ⎞ waktu.
= ⎜ − ⎟

⎝ ⎠
ℎ − −
( , )= erf − erf (28)
2 √4 √4
Berikut ini adalah simulasi dari penyelesaian (24)
dengan menggunakan Matlab. Sumbu
Sumbu­
menyatakan ruang dan sumbu­sumbu menyatakan
waktu.

Gambar 3 Simulasi penyelesaian untuk = 1, = 2, = 3,


dan = 8

Simulasi kedua (Gambar 3) sama seperti


menunjukkanbahwa mula­mula mula panas terjadi pada
daerah 1 ≤ ≤ 2 dan , sedangkan untuk daerah
lainnya temperaturnya bernilai nol. Perbedaan
dengan simulasi pertama adalahalah adanya daerah
kedua yang diberikan panas. Distribusi panas
hampir sama seperti simulasi pertama.
Gambar 2 Simulasi penyelesaian untuk = 1 dan =2 Perbedaanya terletak pada perubahan temperatur
Simulasipertama (Gambar 2) menunjukkanbahwa
menunjukkan di antara kedua daerah yang diberikan panas.
mula panas terjadi pada daerah 1 ≤ ≤ 2,
mula­mula Seperti pada daerah lain, mula
mula­mula
sedangkan untuk daerah lainnya temperaturnya temperaturnya nol, tetapi karena diapit oleh kedua
bernilai nol. Kemudian seiring dengan panas, maka distribusi panas mengalami
meningkatnya waktu, maka perlahan panas di perbedaan. Untuk daerah yang dekat dengan panas
sekitar titik = 1 dan = 2 mulai berkurang dan yang lebih tinggi tentunya memiliki temperatur
semakin menyebar sehingga temperatur di sekitar yang lebih tinggi. Semakin meningkat , maka
kedua titik tersebut mengalami perubahan.
p Daerah distribusi panas pada daerah ≤ ≤ akan
yang mula­mulamula temperaturnya nol perlahan semakin menyesuaikan dengan daerah ≤ ≤
mengalami kenaikan temperatur. Sebaliknya,
S karena memiliki temperatur yang lebih kecil.
daerah yag mula­mulamula terdapat panas perlahan Untuk yang semakin besar, maka panas pada
temperaturnya menurun. Untuk yang semakin kabel akan semakin menyebar, sehingga
besar, maka panas pada kabel akan semakin temperatur mendekati nol di sepanjang kabel.
menyebar, sehingga temperatur
peratur mendekati nol di
sepanjang kabel.
Dengan cara yang sama, jika diberikan
d
suatu kondisi awal fungsi tangga
ℎ , ≤ ≤
( )= ℎ , ≤ ≤ (29)
0,
Maka penyelesaiannya adalah

70
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

Berdasarkan simulasi pada kabel berhingga


(Gambar 5),, tampak pada kedua ujung kabel
temperaturnya selalu bernilai nol, karena kondisi
batas yang diterapkan adalah nol untuk kedua
ujung kabel. Hal ini sebenarnya berlaku juga
untuk simulasi pada kabel tak hingga (Gambar 6).
hanya saja, karena kabel yang sangat panjang,
maka simulasi tidak mungkin dilakukan sepa
sepanjang
kabel. Sehingga yang dimunculkanpada simulasi
hanya pada daerah yang diberikan panas saja.
Sepert pada gambar 6, kedua ujung terlihat tidak
sama dengan nol karena sebenarnya ujung tersebut
bukan ujung kabel yang disimulasikan.
Gambar 4 Simulasi penyelesaian untuk difusifitas termal V. KESIMPULAN
N DAN SARAN
materi yang bervariatif, yaitu aluminium (biru, style ­*),
tembaga (merah, style ­*),
*), dan besi (hitam, style ­o). Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa permasalahan difusi panas
Selanjutnya simulasi pertama akan pada kabel panjang dapat diselesaian dengan
dilakukan untuk difusifitas termal kabel yang menggunakan transformasi Fourier. Persamaan
bervariasi. Diberikan difusifitas termal tiga
ti logam, difusi panas ditransformasikan sehingga diperoleh
yaitu
tu aluminium, tembaga, dan besi ( = persamaan diferensial biasa. Selanj
Selanjutnya,
9,7.10 / , = 1,11.10 / , persamaan diferensial biasa tersebut diselesaikan
= 2,3.10 / ) untuk menghasilkan penyelesaian transformasi
Berdasarkan hasil simulasi diketahui bahwa panas Penyelesaian persamaan diferensial parsial
pada kabel tembaga merambat lebih cepat, disusul diperoleh dengan melakukan invers transformasi.
dengan kabel aluminium
luminium dan kabel besi. Hal ini Selanjutnya diterapkan prinsip konvolusi,
terjadi karena difusifitas termal tembaga paling sehingga menghasilkan penyelesaian dalam
besar. sehingga disimpulkan bahwa semakin besar bentuk integral tunggal yang selanjutnya bisa
difusifitas termal, maka semakin cepat panas diperiksa keabsahan penyelesaiannya. Setelah
menyebar. diperoleh penyelesaian persamaan, dilakukan
Terakhir, dilakukan simulasi persamaan simulasi dengan menggunakan fungsi error pada
difusi panas pada kabel berhingga ga dan pada kabel Matlab. Simulasi pertama menunjukkan bahwa
panjang (tak hingga) panas menyebar ar dari temperatur tinggi ke
temperatur rendah, begitu juga apabila diberikan
dua daerah panas, seperti pada simulasi
kedua.Untuk
Untuk waktu yang semakin besar, maka
panas akan semakin menyebar ke seluruh kabel
sedemikian sehingga temperatur me mendekati nol di
sepanjang kabel. Simulasi ketiga untuk difusi
difusifitas
termal yang berbeda menunjukan jukan bahwa semakin
besar difusifitas termal, maka semakin cepat panas
menyebar. Terakhir, simulasi pada kabel
berhingga menunjukkan kedua ujung kabel yang
selalu bernilai nol. Hal yang
ang sama sebenarnya juga
Gambar 5 Simulasi persamaan
rsamaan panas pada kabel berhingga berlaku pada simulasi pada kabel panjang, hanya
saja karena tidak memungkinkan simulasi
keseluruhan kabel maka hanya dilakukan simulasi
pada bagian yang diberikan panas.

DAFTARPUSTAKA
Erich, Zauderer. Partial Differential Equatio
Equation of Applied
Mathematics.. Third Edition. 2006. Danvers:
John Wiley & Sons, Inc.
Folland, G. B. 1992. Fourier Analysis and Its
Applications.. California: Brooks/Cole
Publishing Company

Gambar 6 Simulasi persamaan


rsamaan panas pada kabel panjang Haberman, Richard. 2013. Applied Partial Differential
Equation with Fourier Series and Boundary
Value Problems.. Fifth Edition. New Jersey,

71
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

Canada: O'Neil, Peter V. 2014. Beginning Partial Differential


Equation. New Jersey: John Wiley & Sons
Holman, J.P. (2002). Heat Transfer (9th ed.). McGraw­H
ill. Strauss, Walter A. 2008. Partial Differential Equation:
An Introduction. Second Edition. Danvers:
Humi, Mayer dan William B. Miller. 1992. Boundary John Wiley & Sons
Value Problem and Partial Differential
Equation. Boston: PWS­KENT Publishing Surur, Agus Miftakus, Yudi Ari Adi, dan Sugianto.
Company 2013. Penyelesaian Persamaan Telegraph dan
Simulasinya. Jurnal Fourier, (Online), 2 (1).
Nair, Sudhakar. 2011. Advanced Topics in Applied 33­43, (http://www.fourier.or.id), diakses 9
Mathematics: for Engineering and the Juni 2017
Physical Sciences. New York: Cambridge
University Press Yang, Won­young. 2005. Applied Numerical Methods
Using MATLAB. New Jersey: John Wiley &
Negero, Naol Tufa. 2014. Fourier Transform Methods Sons
for Partial Differential Equation.
International Journal of Partial Differential Zauderer, E. 2006.Partial Differential Equation of
Equation and Applications, (Online), 2 (3). Applied Mathematics. Edisi Ketiga. New
44­57, Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
(http://pubs.sciepub.com/ijpdea/2/3/2),
diakses 6 Maret 2017. Zill, Dennis G. dan Michael R. Cullen. 2009. Differential
Equation with Boundary Value Problem.
Oktavia, Aulia dan Mahdhivan Syafwan. 2013. Seventh Edition. Belmont:Cengage Learning
Eksistensi Soliton pada Persamaan
Korteweg­De Vries. Jurnal Matematika
Unand, 3 (1). 9­16.

72

Anda mungkin juga menyukai