Penyelesaian Masalah Difusi Panas Pada Suatu Kabel Panjang
Penyelesaian Masalah Difusi Panas Pada Suatu Kabel Panjang
65
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga
dilakukan untuk keseluruhan domain, tetapi laju aliran energi keluar segmen yang melalui
cukup dilakukan di sekitar domain yang terdapat + Δ (Gambar 1)
sumber panas, sehingga akan memudahkan
analisis simulasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Persamaan Difusi Panas Satu Dimensi
Diberikan suatu batang dengan massa jenis Gambar 1 Fluks energi pada segmen sama dengan laju aliran
material batang konstan yang memiliki bagian energi masuk dikurangi laju aliran energi keluar. (O’Neil,
2014:3)
bagian melintang seragam dengan luas .
Permukaan samping batang mengisolasi batang, maka
sehingga diasumsikan tidak ada panas yang luks = ( , )− ( +Δ , )
menghilang melalui permukaan batang. luks = − ( +Δ , )− ( , ) (4)
Tempatkan sumbu sepanjang batang yang Ingat kembali hukum pendinginan Newton, maka
memiliki panjang , asumsikan bahwa pada suatu
waktu yang diberikan, suhu sepanjang sebarang luks = − − ( +Δ , )+ ( , )
bagian melintang pada batang adalah sama,
meskipun mungkin suhunya bervariasi antara
setiap bagian. Akan diturunkan suatu persamaan = ( +Δ , )− ( , )
untuk ( , ) yang menyatakan temperatur batang
atau
di titik pada waktu . Pada konteks masalah
difusi, ( , ) disebut fungsi distribusi kepadatan
(density distribution function). (O’Neil, 2014:1). luks = ( , ) (5)
Diberikan suatu segmen pada batang.
Misalkan adalah konstanta panas jenis pada Dari persamaan (3) dan persamaan (5) diperoleh
material batang tertentu, atau dapat diartikan
sebagai banyak energi panas yang harus diberikan ( , )
kepada suatu unit massa dari material untuk
menaikkan suhu sebesar satu derajat. Segmen
pada batang di antara dan + Δ memiliki = ( , )
massa = Δ , dan segmen ini akan
mengambil energi panas kurang lebih sebesar
( , )= ( , )
( , )Δ satuan untuk mengubah suhu
segmen dari nol ke ( , ). Energi panas total = (6)
pada segmen pada sebarang waktu > 0 adalah di mana
= (7)
( +Δ , )= (ξ, ) . (1)
adalah difusifitas dari material batang. Persamaan
Sedangkan laju perubahan energi di dalam segmen (6) disebut persamaan difusi panas atau persamaan
terhadap waktu adalah difusi satu dimensi. (O’Neil, 2014:3)
Kondisi awal secara khusus memiliki
= luks + sumber atau gaya luar bentuk
(2) ( , 0) = ( ), 0 < < , (8)
= ( , ) di mana ( ) adalah fungsi yang diberikan.
Sedangkan kondisi batas menentukan kondisi pada
Asumsikan bahwa tidak ada sumber atau energi kedua titik ujung batang pada variabel ruang.
yang hilang di dalam batang, maka (0, ) = ( ), ( , ) = ( ), 0 < < , (9)
di mana ( ) dan ( ) adalah fungsi yang
luks = ( , ) (3) diberikan. (O’Neil, 2014:4)
Pada beberapa kondisi, solusi dari
(O’Neil, 2014:3) persamaan diferensial parsial diperoleh dari suatu
Sekarang misalkan ( , ) adalah himpunan masalah nilai batas pada suatu daerah
banyaknya energi panas per satuan luas yang di mana dimensinya mungkin tak hingga. Sebagai
mengalir melalui bagian melintang di titik pada contoh, diberikan masalah dalam menentukan
waktu dan searah dengan peningkatan nilai . besar medan listrik yang dihasilkan dari antena
Maka fluks energi pada segmen di antara dan kutub horizontal ketika tegangan listrik diberikan
+ Δ pada waktu adalah laju aliran energi sepanjang antena. Tegangan listrik muncul pada
antena, tetapi juga memancar ke segala arah
masuk segmen yang melalui dikurangi dengan
secara tak terhingga. Terdapat juga masalah nilai
66
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga
batas pada daerah yang memiliki dimensi C. Konvolusi dan Fungsi Error
berhingga tetapi sangat besar. Artinya, dimensi Definisi 1. Jika dan adalah sebarang fungsi di
yang sangat besar tersebut dapat dianggap sebagai ℝ, konvolusi dari keduanya adalah fungsi ∗
suatu interval yang tak terhingga. Sebagai contoh, yang didefinisikan sebagai berikut
misalkan akan dicari tegangan pada suatu kabel
transatlantik. Meskipun panjang kabel tersebut ( ∗ )( ) = ( − ) ( ) (16)
berhingga, misalkan sepanjang 4000 kilometer, asalkan integralnya ada(Folland, 1992:206)
tetapi akan lebih mudah untuk menganggapnya Teorema 2. Konvolusi memenuhi hukumhukum
sebagai suatu masalah nilai batas yang sama di aljabar yang sama dengan perkalian biasa
mana panjang kabelnya tak berhingga. Sehingga 1. ∗ ( + ℎ) = ( ∗ ) + ( ∗ ℎ) untuk
untuk permasalahan domain tak hingga akan sebarang konstanta ,
ditentukan solusi dari masalah nilai batas yang 2. ∗ = ∗
melalui dua jenis interval, yaitu interval semi 3. ∗ ( ∗ ℎ) = ( ∗ ) ∗ ℎ
berhingga (semi-infinite interval) dan interval tak (Folland, 1992:206207)
hingga (infinite interval). Interval semiberhingga Berikut ini akan didefinisikan fungsi error
dimulai pada suatu titik dan merentang menuju Definisi 3. Fungsi error erf( )didefinisikan
tak terhingga. Sedangkan interval takhingga sebagai berikut
merentang dari −∞ sampai +∞. (Humi,
1992:214) 2
erf( ) = (17)
B. Transformasi Fourier √
Ingat kembali formula DeMoivre yang (Zill, 2009:489)
menyatakan sinus dan cosinus ke dalam bentuk D. Penelitian Sebelumnya Mengenai Penyelesaian
eksponensial kompleks. Dari deret Fourier Persamaan Difusi Panas dan Transformasi
Fourier
( )= + cos
Pembahasan awal mengenai penyelesaian
(10) persamaan difusi panas telah dilakukan oleh
+ sin Zauderer (2006:211) yang membahas mengenai
penyelesaian persamaan konduksi panas pada
Diperoleh bentuk kompleks dari deret Fourier batang berhingga, yang menghasilkan solusi eksak
yaitu persamaan difusi panas. Selain itu, Yang
(2005:406) membahas mengenai penyelesaian
( )= (11) persamaan difusi panas satu dimensi pada batang
berhingga dengan menggunakan metode numerik
di mana skema implisit Di sisi lain, metode pemisahan
variabel hanya bisa digunakan untuk domain
1
= ( ) (12) berhingga. Salah satu metode yang digunakan
2 untuk menyelesaikan masalah nilai awal pada
(Strauss, 2008:115116) domain takhingga adalah metode faktorisasi
Integral Fourier diperoleh dengan memisalkan operator diferensial, seperti yang telah dilakukan
→ ∞.. Jika dimisalkan = / (artinya, Zauderer (2006:64) pada persamaan gelombang.
Δ = / ), dan substitusikan ke dalam Tetapi, tidak semua persamaan dapat dilakukan
barisan, diperoleh integral faktorisasi. Selain itu, terdapat juga metode
karakteristik yang digunakan untuk menyelesaikan
1 persamaan diferensial parsial orde satu. Strauss
( )= ( ) Δ
2 (2008:4648) membahas mengenai penyelesaian
untuk domain takhingga.Negero (2014:52)
1 meneliti mengenai metode transformasi Fourier
= ( ) (13) untuk penyelesaian persamaan diferensial parsial
2
dengan solusi berupa ( , ). Langkahlangkah
Sehingga dihasilkan transformasi Fourier untuk menyelesaikan persamaan diferensial
1 dengan menggunakan transformasi Fourier adalah
( )= ( ) (14) 1. Mentransformasikan persamaan diferensial
2
parsial sehingga diperoleh persamaan
di mana diferensial biasa dengan variabel ( , )
2. Menyelesaikan persamaan diferensial biasa
( )= ( ) (15) sehingga diperoleh solusi ( , )
3. Menentukan solusi ( , ) dengan melakukan
invers transformasi Fourier ( , )
67
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga
68
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga
( , ) ( , )
=
1 (23)
= ( ) 1 ( − ) ( )
2
− ( ) 1−
4 √ 2
Karena = , maka penyelesaian memenuhi
2. Penerapan Konvolusi pada Penyelesaian persamaan awal.
Penyelesaian persamaan difusi panas (18) Selanjutnya, untuk menghindari pembagian
masih memuat integral ganda, sehingga perlu terhadap nol, maka penyelesaian sebelum
dilakukan penyederhanaan ke dalam bentuk konvolusi digunakan untuk menganalisis
persamaan integral tunggal. Hal ini dapat keabsahan penyelesaian terhadap kondisi awal
dilakukan dengan menggunakan prinsip (19). Diketahui
konvolusi. Perhatikan bahwa ( , )
1
ℱ = (24) 1
2√ = ( )
2
Misalkan
1 Substitusikan = 0 sehingga
( )=ℱ =
2√ 1
maka ( , 0) = ( )
2
1
( , )= ( ) = ( )
√2 Jadi, penyelesaian memenuhi kondisi awal.
Terakhir, untuk → ∞, maka
1
= ( ) ( ) 1 ( )
√2 lim ( , ) = lim ( )
→ → 2√
1
= ( ∗ )( ) =0
√2 dan untuk → −∞, maka
= ( ∗ )( ) = ( ∗ )( ) 1 ( )
lim ( , ) = lim ( )
→ → 2√
= ( − ) ( )
=0
Jadi, penyelesaian memenuhi kondisi batas.
1 ( )
= ( )
2√
B. Analisis Simulasi dan Interpretasi
Jadi, setelah konvolusi diperoleh penyelesaian Penyelesaian Persamaan Difusi Panas
1 ( )
Diberikan penyelesaian
( , )= ( ) (25)
2√ 1 ( )
( , )= ( )
3. Analisis Keabsahan Penyelesaian Persamaan 2√
Difusi Panas Simulasi dilakukan dengan menyatakan
Untuk memeriksa keabsahan dari penyelesaian (24) ke dalam fungsi error. Karena
penyelesaian (24) maka akan dilakukan analisis ( − ) = ( − ) , ∀ , ∈ ℝ, misalkan
−
keabsahan penyelesaian sehingga memenuhi =
persamaan difusi panas (18), kondisi awal (19), √4
dan kondisi batas (20). Diketahui penyelesaian maka penyelesaiannya menjadi
persamaan difusi panas 1
( , )= ( ) (26)
1 ( )
√
( , )= ( )
2√ Diberikan suatu kondisi awal fungsi tangga
Turunan pertama terhadap adalah ℎ, ≤ ≤
( )= (27)
( , ) 0,
= Artinya, untuk bagian domain di antara dan
temperaturnya sebesar ℎ dan untuk bagian lainnya
1 ( − ) ( )
− ( ) 1− bernilai nol. Jika diganti dengan − √4
4 √ 2 maka
Turunan kedua ( , )terhadap dan dikali
adalah
69
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga
− √4 = ℎ, ≤ − √4 ≤ √
0, 1
( , )= ℎ
− − √
ℎ, ≤ ≤
= √4 √4 √
0, √
1
+ ℎ
√
√
ℎ − −
Sehingga penyelesaiannya menjadi ( , )= erf − erf
2 √4 √4
ℎ − − (30)
√
1 + erf − erf
( , )= ℎ 2 √4 √
√4
√ Berikut ini adalah simulasi dari penyelesaian (24
(24)
√ dengan menggunakan Matlab. Sumbu
Sumbu
√ √
menyatakan ruang dan sumbu sumbu menyatakan
ℎ ⎛ ⎞ waktu.
= ⎜ − ⎟
√
⎝ ⎠
ℎ − −
( , )= erf − erf (28)
2 √4 √4
Berikut ini adalah simulasi dari penyelesaian (24)
dengan menggunakan Matlab. Sumbu
Sumbu
menyatakan ruang dan sumbusumbu menyatakan
waktu.
70
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga
DAFTARPUSTAKA
Erich, Zauderer. Partial Differential Equatio
Equation of Applied
Mathematics.. Third Edition. 2006. Danvers:
John Wiley & Sons, Inc.
Folland, G. B. 1992. Fourier Analysis and Its
Applications.. California: Brooks/Cole
Publishing Company
71
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga
72