Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Perpindahan
Panas
Perpindahan Panas Secara
Konduksi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Mesin 13029 Fajar Anggara, ST., M.Eng.,

02

Abstract Kompetensi
Pada kebanyakan sistem termal di industri Mahasiswa mampu :
ketiga mekanisme perpindahan panas Menjelaskan konsep dasar mekanisme
konduksi, konveksi dan radiasi dapat perpindahan panas konduksi tiga dimensi,
berlangsung secara bersamaan dan saling Menerapkan konsep perpindahan panas
berkombinasi satu dengan lainnya. satu dimensi, Menjelaskan konsep tahanan
Perkiraan besarnya laju perpindahan panas termal konduksi pada sistem-sitem termal,
ketiga mekanisme perpindahan panas dan Menerapkan konsep perpindahan
tersebut merupakan pokok bahasan di panas konduksi pada benda dengan bahan
dalam modul ini. berkomposisi
MODUL - 2

Perpindahan energy panas secara konduksi


Latar Belakang

Energi dalam bentuk panas dapat berpindah apabila terdapat kondisi beda temperatur di
antara satu media dengan media yang lain, dan secara umum terdapat tiga mekanisme
dasar proses perpindahan energi panas, di mana energi panas dapat berpindah secara
konduksi, konveksi dan radiasi. Pada kebanyakan sistem termal di industri ketiga
mekanisme perpindahan panas tersebut dapat berlangsung secara bersamaan dan saling
berkombinasi satu dengan lainnya.

Pada proses perpindahan panas konduksi, energi panas dipindahkan melalui hantaran
molekul-molekul yang bergerak dan saling bertumbukan di dalam suatu zat padat, atau bisa
juga pada zat cair yang diam. Sementara itu, perpindahan panas secara konveksi terjadi
melalui perantaraan kontak antara permukaan padat suatu benda dengan suatu aliran fluida
yang temperaturnya berbeda dengan temperatur permukaan benda. Sedangkan pada
perpindahan panas secara radiasi, energi panas dipindahkan melalui pancaran termal, dan
biasanya terjadi pada sistem-sistem yang bertemperatur sangat tinggi. Dalam hal tersebut
benda tertentu yang bertemperatur tinggi memancarkan energi panas ke sekelilingnya.
Perkiraan besarnya laju perpindahan panas ketiga mekanisme perpindahan panas tersebut
merupakan pokok bahasan di dalam modul ini.

Tujuan Pembelajaran

Setelah memahami materi yang dibahas di dalam modul ini anda diharapkan mampu :

a. Menjelaskan konsep dasar mekanisme perpindahan panas konduksi tiga dimensi

b. Menerapkan konsep perpindahan panas satu dimensi

c. Menjelaskan konsep tahanan termal konduksi pada sistem-sitem termal

d. Menerapkan konsep perpindahan panas konduksi pada benda dengan bahan


berkomposisi

‘13 Perpindahan Panas


2 Fajar Anggara
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sistematika Pembahasan

Sebagai pengantar maka bagian pertama modul ini akan membahas konsep dasar
mekanisme perpindahan panas konduksi. Kemudian perpindahan panas konduksi yang
berlangsung dalam tiga arah yang berbeda-beda, atau disebut juga konduksi tiga dimensi
dibahas secara umum di bagian ini. Di dalam praktek sehari-hari banyak ditemui kasus
perpindahan panas yang dapat ditanggapi dengan menerapkan konsep perpindahan panas
satu dimensi, dan pembahasan mengenai hal tersebut diberikan pada bagian yang kedua.
Pada bagian ketiga kita akan membahas konsep tahanan termal konduksi pada sistem-
sitem termal. Perpindahan panas konduksi yang berlangsung pada suatu benda yang terdiri
dari beberapa bahan dengan konduktivitas termal yang berbeda-beda dibahas pada bagian
keempat. Selanjutnya, untuk lebih memahami konsep perpindahan panas kondusksi maka
pada bagian akhir modul ini diberikan beberapa soal penerapan praktis.

1. Perpindahan panas konduksi


Seperti telah disinggung selintas pada bagian terdahulu bahwa energi panas atau disebut
juga kalor dapat berpindah apabila di dalam suatu sistem terdapat kondisi beda temperatur
di antara satu media dengan media yang lain. Kita telah mengenal ada tiga bentuk
mekanisme perpindahan energi panas yaitu : konduksi, konveksi dan radiasi.

‘13 Perpindahan Panas


3 Fajar Anggara
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1. Mekanisme perpindahan panas konduksi

Perpindahan panas konduksi biasanya terjadi karena adanya hantaran oleh molekul-molekul
di dalam suatu zat padat. Perpindahan panas konduksi juga dapat berlangsung di dalam
fluida cair atau gas namun fluida tersebut harus dalam keadaan diam.

Dari gambar 1 di atas kita dengan mudah dapat membedakan antara perpindahan panas
konduksi, konveksi dan radiasi. Pada batang logam energi panas dihantarkan secar
konduksi dari ujung batang yang panas ke arah ujung batang yang lebih dingin melalui
perantaraan molekul-molekul yang ada di dalam logam tersebut.

Gambar 2. Perpindahan panas konduksi di dalam suatu zat

Apabila di dalam suatu terdapat beda temperatur pada segala arah (gradien temperatur)
maka perpindahan panas secara konduksi juga akan berlangsung dalam segala arah.
Kemudian apabila konduktivitas termal bahan atau material, yang merupakan konstanta
hantaran panas secara konduksi, dapat dianggap konstan maka besarnya laju perpindahan
panas konduksi (Qw) di dalam zat tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan :

(1)

‘13 Perpindahan Panas


4 Fajar Anggara
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Di mana :
A : luas permukaan yang ditembus oleh arah perpindahan panas konduksi
k : konduktivitas termal bahan
: gradien temperatur atau perubahan temperatur dalam ketiga arah (x,y,z) di dalam zat

Selanjutnya, bagi sebuah benda atau bahan tertentu yang memiliki konduktivitas termalnya
yang konstan maka laju perpindahan panas konduksi pada ketiga arah : x, y, z dapat
dinyatakan dengan persamaan yang berbentuk vektor sebagai berikut :

(2)

Dimana :

Qw : laju perpindahan panas konduksi (J/s)

A : luas permukaan tempat berlangsungnya proses perpindahan panas konduksi (m2)

K : konduktivitas termal bahan (W/mK)

perubahan temperatur dalam arah x (K/m)

perubahan temperatur dalam arah y (K/m)

perubahan temperatur dalam arah z (K/m)

Pada bagian di bawah ini kita akan bahas masing-masing laju perpindahan panas konduksi
pada arah tertentu (x,y,z).

Apabila kita tinjau laju perpindahan panas konduksi pada satu arah saja, misalnya dalam
arah x saja, maka kita memiliki persamaan :

(3)

Sedangkan pada arah y :

(4)

‘13 Perpindahan Panas


5 Fajar Anggara
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kemudian pada arah z laju perpindahan panas konduksinya dapat dinyatakan dengan
persamaan :

(5)

2. Perpindahan panas konduksi pada


system pelat datar

Di dalam praktek sehari-hari banyak ditemui kasus perpindahan panas yang dapat
ditanggapi dengan menerapkan konsep perpindahan panas satu dimensi, dan pembahasan
mengenai hal tersebut diberikan pada bagian di bawah ini.

Gambar 3. Perpindahan panas konduksi dinding datar

Sekarang kita tinjau perpindahan panas konduksi satu dimensi di mana panas berpindah
pada satu arah saja misalnya dalam arah x saja yang terjadi pada sistem pelat datar. Pada
kasus ini, temperatur permukaan dinding sebelah kiri kita anggap merata dan harganya lebih

‘13 Perpindahan Panas


6 Fajar Anggara
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tinggi daripada temperatur permukaan dinding sebelah kanan, dan tebal dinding kita anggap
sama dengan dx.

Apabila konduktivitas termal bahan dan luas permukaan perpindahan panasnya kita anggap
konstan maka laju perpindahan panasnya dapat dievaluasi dengan menggunakan
persamaan :

(6)

Kemudian, apabila jarak perpindahan panasnya kita integrasikan dari 0 sampai dx, dan
temperaturnya kita integrasikan dari Twi ke Two maka kita dapat memiliki persamaan berikut
:

(7)

Di mana :
dx : tebal dinding
k : konduktivitas termal bahan
A : luas permukaan dinding yang ditembus oleh arah perpindahan panas konduksi

3. Tahanan termal konduksi pelat datar

Pada sistem termal dinding datar tersebut di atas, laju perpindahan panas konduksi
dinyatakan dengan persamaan (7) :

Persamaan tersebut dapat juga kita tuliskan dalam bentuk seperti berikut :

(8)

Atau, apabila kita gunakan konsep tahanan termal konduksi, R w maka kita memiliki
persamaan berikut :

(9)

‘13 Perpindahan Panas


7 Fajar Anggara
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Rw disebut tahanan termal konduksi dinding datar, harganya bergantung kepada tebal
dinding, konduktivitas termal bahan, dan luas permukaan perpindahan panas konduksi.
Tahanan termal tersebut diberikan oleh persamaan :

(10)

Semakin besar harga tahanan termal maka semakin lambat proses perpindahan panas
konduksi pada sistem termal. Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan adalah
mengusahakan agar sistem termal yang kita miliki mempunyai harga tahanan termal yang
serendah-rendahnya agar laju perpindahan panas konduksi dapat dipertahankan dengan
kecepatan yang sesusi dengan rencana yang diinginkan.

4. Konduksi pada bahan berkomposisi


Perpindahan panas konduksi yang terjadi pada sebuah benda yang konstruksinya terdiri dari
dua atau lebih bahan yang berbeda (bahan berkomposisi) dengan konduktivitas termal yang
berbeda sering ditemui pada beragam instalasi industri, seperti pada tanur termal
bertemperatur tinggi.

Untuk membahas masalah tersebut marilah kita tinjau sistem termal yang terdiri dari dua
buah dinding datar yang saling menempel satu dengan lainnya seperti diperlihatkan pada
gambar di bawah ini. Dinding tersebut memiliki tebal dan konduktivitas termal yang berbeda,
di mana di dalamnya berlangsung proses perpindahan panas konduksi dari sisi kiri yang
bertemperatur lebih tinggi ke sisi permukaan dinding paling kanan.

Laju perpindahan panas totalnya dari permukaan dinding paling kiri ke permukaan dinding
paling kanan dapat dinyatakan dengan persamaan :

(11)

Di mana Rwtot disebut tahanan termal konduksi dinding datar total :

(12)

‘13 Perpindahan Panas


8 Fajar Anggara
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam hal ini kita dapat menerapkan analogi susunan seri antara tahanan termal bahan
dengan tahanan listrik.

Gambar 4. Perpindahan panas konduksi dinding berkomposisi

Agar anda mampu menjelaskan konsep Perpindahan panas konduksi, menerapkan


Tahanan termal konduksi pelat datar, serta mampu menerapkan Konduksi pada bahan
berkomposisi maka coba anda selesaikan soal-soal di bawah ini.

Beberapa contoh penerapan

Soal No. 1.

Pelat datar berukuran 60cm x 80 cm, tebal 5 cm terbuat dari bahan tembaga yang memiliki
konduktivitas termal 375 W/mK. Salah satu permukaannya bertemperatur rata-rata 500 oC,
dan permukaan sisi yang lainnya bertemperatur rata-rata 100 oC.

a. Jelaskan jenis mekanisme perpindahan panas yang terjadi pada pelat tersebut,
mengapa demikian
b. bagaimana cara menentukan laju perpindahan panas yang terjadi pada pelat
tersebut

‘13 Perpindahan Panas


9 Fajar Anggara
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. perkirakan besarnya laju perpindahan panas yang terjadi pada pelat tersebut

Soal No. 2.

Aliran udara bertemperatur rata-rata 20 oC mengalir berkontak dengan permukaan atas


sebuah pelat logam datar yang berukuran 75 cm x 100 cm dan tebal 6 cm. Temperature
rata-rata permukaan pelat tersebut diketahui sebesar 300 oC, dan koefisien perpindahan
panas konveksi aliran udara tersebut diketahui sebesar 30 W/m2K.

a. Jelaskan jenis mekanisme perpindahan panas yang terjadi pada pelat tersebut,
mengapa demikian
b. bagaimana cara menentukan laju perpindahan panas yang terjadi pada pelat
tersebut
c. perkirakan besarnya laju perpindahan panas yang terjadi pada pelat tersebut

Soal No. 3.

Suatu kumparan kawat listrik berdiameter 2 mm, panjang 10 cm dialiri listrik dengan daya
tertentu, kemudian dicelupkan ke dalam sebuah bejana berisi air. Selang beberapa lama air
mendidih pada temperature 100 oC, dan koefisien perpindahan panas konveksi air tersebut
diketahui sebesar 5500 W/m2K. Sementara itu permukaan kawat tersebut dipertahankan
pada temperature 115 oC

a. Jelaskan jenis mekanisme perpindahan panas yang terjadi pada pelat tersebut,
mengapa demikian
b. bagaimana cara menentukan laju perpindahan panas yang terjadi pada pelat
tersebut
c. perkirakan besarnya laju perpindahan panas yang terjadi pada pelat tersebut
d. perkirakan besarnya daya listrik yang diperlukan untuk keperluan tersebut

Soal No. 4.

Sebuah pipa baja berdiameter 3 cm, panjang 1 m bertemperatur rata-rata 70 oC terpasang di


dalam sebuah ruangan tertutup di mana udara dan dinding ruangan tersebut diketahui
bertemperatur rata-rata 30 oC. Apabila pipa baja dianggap memiliki emisivitas sebesar 75%

‘13 Perpindahan Panas


10 Fajar Anggara
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Jelaskan jenis mekanisme perpindahan panas yang terjadi pada pipa tersebut,
mengapa demikian
b. bagaimana cara menentukan laju perpindahan panas yang terjadi pada pipa tersebut
c. perkirakan besarnya laju perpindahan panas yang terjadi pada pipa tersebut

Soal No. 5.

Sebuah pipa baja berdiameter 5 cm, panjang 2 m bertemperatur rata-rata 60 oC terpasang di


dalam sebuah ruangan tertutup di mana udara dan dinding ruangan tersebut diketahui
bertemperatur rata-rata 30 oC. sementara itu, koefisien perpindahan panas konveksi aliran
udara di dalam ruangan tersebut diketahui sebesar 6,5 W/m2K, dan pipa baja dianggap
memiliki emisivitas sebesar 80%

a. Jelaskan jenis mekanisme perpindahan panas yang terjadi pada pipa tersebut,
mengapa demikian
b. bagaimana cara menentukan laju perpindahan panas yang terjadi pada pipa tersebut
c. perkirakan besarnya laju perpindahan panas yang terjadi pada pipa tersebut

Daftar Pustaka
1. Incropera, F.P and De Witt, D.P, 1990, “Fundamentals of Heat & Mass Transfer”, 3th
ed., John Wiley & Sons, New York

2. Cengel, Yunus A. & Boles, Michael A., 2007, Thermodynamics: An Engineering


Approach, New York, McGraw-Hill

‘13 Perpindahan Panas


11 Fajar Anggara
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
‘13 Perpindahan Panas
12 Fajar Anggara
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai