Perpindahan
Panas
Perpindahan Panas Secara
Konduksi
02
Abstract Kompetensi
Pada kebanyakan sistem termal di industri Mahasiswa mampu :
ketiga mekanisme perpindahan panas Menjelaskan konsep dasar mekanisme
konduksi, konveksi dan radiasi dapat perpindahan panas konduksi tiga dimensi,
berlangsung secara bersamaan dan saling Menerapkan konsep perpindahan panas
berkombinasi satu dengan lainnya. satu dimensi, Menjelaskan konsep tahanan
Perkiraan besarnya laju perpindahan panas termal konduksi pada sistem-sitem termal,
ketiga mekanisme perpindahan panas dan Menerapkan konsep perpindahan
tersebut merupakan pokok bahasan di panas konduksi pada benda dengan bahan
dalam modul ini. berkomposisi
MODUL - 2
Energi dalam bentuk panas dapat berpindah apabila terdapat kondisi beda temperatur di
antara satu media dengan media yang lain, dan secara umum terdapat tiga mekanisme
dasar proses perpindahan energi panas, di mana energi panas dapat berpindah secara
konduksi, konveksi dan radiasi. Pada kebanyakan sistem termal di industri ketiga
mekanisme perpindahan panas tersebut dapat berlangsung secara bersamaan dan saling
berkombinasi satu dengan lainnya.
Pada proses perpindahan panas konduksi, energi panas dipindahkan melalui hantaran
molekul-molekul yang bergerak dan saling bertumbukan di dalam suatu zat padat, atau bisa
juga pada zat cair yang diam. Sementara itu, perpindahan panas secara konveksi terjadi
melalui perantaraan kontak antara permukaan padat suatu benda dengan suatu aliran fluida
yang temperaturnya berbeda dengan temperatur permukaan benda. Sedangkan pada
perpindahan panas secara radiasi, energi panas dipindahkan melalui pancaran termal, dan
biasanya terjadi pada sistem-sistem yang bertemperatur sangat tinggi. Dalam hal tersebut
benda tertentu yang bertemperatur tinggi memancarkan energi panas ke sekelilingnya.
Perkiraan besarnya laju perpindahan panas ketiga mekanisme perpindahan panas tersebut
merupakan pokok bahasan di dalam modul ini.
Tujuan Pembelajaran
Setelah memahami materi yang dibahas di dalam modul ini anda diharapkan mampu :
Sebagai pengantar maka bagian pertama modul ini akan membahas konsep dasar
mekanisme perpindahan panas konduksi. Kemudian perpindahan panas konduksi yang
berlangsung dalam tiga arah yang berbeda-beda, atau disebut juga konduksi tiga dimensi
dibahas secara umum di bagian ini. Di dalam praktek sehari-hari banyak ditemui kasus
perpindahan panas yang dapat ditanggapi dengan menerapkan konsep perpindahan panas
satu dimensi, dan pembahasan mengenai hal tersebut diberikan pada bagian yang kedua.
Pada bagian ketiga kita akan membahas konsep tahanan termal konduksi pada sistem-
sitem termal. Perpindahan panas konduksi yang berlangsung pada suatu benda yang terdiri
dari beberapa bahan dengan konduktivitas termal yang berbeda-beda dibahas pada bagian
keempat. Selanjutnya, untuk lebih memahami konsep perpindahan panas kondusksi maka
pada bagian akhir modul ini diberikan beberapa soal penerapan praktis.
Perpindahan panas konduksi biasanya terjadi karena adanya hantaran oleh molekul-molekul
di dalam suatu zat padat. Perpindahan panas konduksi juga dapat berlangsung di dalam
fluida cair atau gas namun fluida tersebut harus dalam keadaan diam.
Dari gambar 1 di atas kita dengan mudah dapat membedakan antara perpindahan panas
konduksi, konveksi dan radiasi. Pada batang logam energi panas dihantarkan secar
konduksi dari ujung batang yang panas ke arah ujung batang yang lebih dingin melalui
perantaraan molekul-molekul yang ada di dalam logam tersebut.
Apabila di dalam suatu terdapat beda temperatur pada segala arah (gradien temperatur)
maka perpindahan panas secara konduksi juga akan berlangsung dalam segala arah.
Kemudian apabila konduktivitas termal bahan atau material, yang merupakan konstanta
hantaran panas secara konduksi, dapat dianggap konstan maka besarnya laju perpindahan
panas konduksi (Qw) di dalam zat tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan :
(1)
Selanjutnya, bagi sebuah benda atau bahan tertentu yang memiliki konduktivitas termalnya
yang konstan maka laju perpindahan panas konduksi pada ketiga arah : x, y, z dapat
dinyatakan dengan persamaan yang berbentuk vektor sebagai berikut :
(2)
Dimana :
Pada bagian di bawah ini kita akan bahas masing-masing laju perpindahan panas konduksi
pada arah tertentu (x,y,z).
Apabila kita tinjau laju perpindahan panas konduksi pada satu arah saja, misalnya dalam
arah x saja, maka kita memiliki persamaan :
(3)
(4)
(5)
Di dalam praktek sehari-hari banyak ditemui kasus perpindahan panas yang dapat
ditanggapi dengan menerapkan konsep perpindahan panas satu dimensi, dan pembahasan
mengenai hal tersebut diberikan pada bagian di bawah ini.
Sekarang kita tinjau perpindahan panas konduksi satu dimensi di mana panas berpindah
pada satu arah saja misalnya dalam arah x saja yang terjadi pada sistem pelat datar. Pada
kasus ini, temperatur permukaan dinding sebelah kiri kita anggap merata dan harganya lebih
Apabila konduktivitas termal bahan dan luas permukaan perpindahan panasnya kita anggap
konstan maka laju perpindahan panasnya dapat dievaluasi dengan menggunakan
persamaan :
(6)
Kemudian, apabila jarak perpindahan panasnya kita integrasikan dari 0 sampai dx, dan
temperaturnya kita integrasikan dari Twi ke Two maka kita dapat memiliki persamaan berikut
:
(7)
Di mana :
dx : tebal dinding
k : konduktivitas termal bahan
A : luas permukaan dinding yang ditembus oleh arah perpindahan panas konduksi
Pada sistem termal dinding datar tersebut di atas, laju perpindahan panas konduksi
dinyatakan dengan persamaan (7) :
Persamaan tersebut dapat juga kita tuliskan dalam bentuk seperti berikut :
(8)
Atau, apabila kita gunakan konsep tahanan termal konduksi, R w maka kita memiliki
persamaan berikut :
(9)
(10)
Semakin besar harga tahanan termal maka semakin lambat proses perpindahan panas
konduksi pada sistem termal. Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan adalah
mengusahakan agar sistem termal yang kita miliki mempunyai harga tahanan termal yang
serendah-rendahnya agar laju perpindahan panas konduksi dapat dipertahankan dengan
kecepatan yang sesusi dengan rencana yang diinginkan.
Untuk membahas masalah tersebut marilah kita tinjau sistem termal yang terdiri dari dua
buah dinding datar yang saling menempel satu dengan lainnya seperti diperlihatkan pada
gambar di bawah ini. Dinding tersebut memiliki tebal dan konduktivitas termal yang berbeda,
di mana di dalamnya berlangsung proses perpindahan panas konduksi dari sisi kiri yang
bertemperatur lebih tinggi ke sisi permukaan dinding paling kanan.
Laju perpindahan panas totalnya dari permukaan dinding paling kiri ke permukaan dinding
paling kanan dapat dinyatakan dengan persamaan :
(11)
(12)
Soal No. 1.
Pelat datar berukuran 60cm x 80 cm, tebal 5 cm terbuat dari bahan tembaga yang memiliki
konduktivitas termal 375 W/mK. Salah satu permukaannya bertemperatur rata-rata 500 oC,
dan permukaan sisi yang lainnya bertemperatur rata-rata 100 oC.
a. Jelaskan jenis mekanisme perpindahan panas yang terjadi pada pelat tersebut,
mengapa demikian
b. bagaimana cara menentukan laju perpindahan panas yang terjadi pada pelat
tersebut
Soal No. 2.
a. Jelaskan jenis mekanisme perpindahan panas yang terjadi pada pelat tersebut,
mengapa demikian
b. bagaimana cara menentukan laju perpindahan panas yang terjadi pada pelat
tersebut
c. perkirakan besarnya laju perpindahan panas yang terjadi pada pelat tersebut
Soal No. 3.
Suatu kumparan kawat listrik berdiameter 2 mm, panjang 10 cm dialiri listrik dengan daya
tertentu, kemudian dicelupkan ke dalam sebuah bejana berisi air. Selang beberapa lama air
mendidih pada temperature 100 oC, dan koefisien perpindahan panas konveksi air tersebut
diketahui sebesar 5500 W/m2K. Sementara itu permukaan kawat tersebut dipertahankan
pada temperature 115 oC
a. Jelaskan jenis mekanisme perpindahan panas yang terjadi pada pelat tersebut,
mengapa demikian
b. bagaimana cara menentukan laju perpindahan panas yang terjadi pada pelat
tersebut
c. perkirakan besarnya laju perpindahan panas yang terjadi pada pelat tersebut
d. perkirakan besarnya daya listrik yang diperlukan untuk keperluan tersebut
Soal No. 4.
Soal No. 5.
a. Jelaskan jenis mekanisme perpindahan panas yang terjadi pada pipa tersebut,
mengapa demikian
b. bagaimana cara menentukan laju perpindahan panas yang terjadi pada pipa tersebut
c. perkirakan besarnya laju perpindahan panas yang terjadi pada pipa tersebut
Daftar Pustaka
1. Incropera, F.P and De Witt, D.P, 1990, “Fundamentals of Heat & Mass Transfer”, 3th
ed., John Wiley & Sons, New York