Anda di halaman 1dari 3

NAMA: NI PUTU AYU DIAN YULIA DEWI

NPM: 1833121040
KELAS: D1- AKUNTANSI

PEMBAHASAN MATERI 2
KOREKSI FISKAL DAN PENGHASILAN KENA PAJAK

1. Pengertian Koreksi Fiskal


Koreksi fiskal merupakan koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak
sebelum menghitung Pajak Penghasilan (pph) bagi wajib pajak badan dan wajib pajak orang
pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung penghasilan kena pajak). Koreksi
fiskal terjadi karena adanya perbedaan perlakuan/pengakuan penghasilan maupun biaya antara
akuntansi komersial dengan akuntansi pajak.

2. Penyebab Terjadinya Koreksi Fiskal


a. Adanya Perbedaan beda Waktu
Dalam melakukan pencatatan keuangan sering terjadi adanya beda pada waktu dalam
pemasukan penghasilan. Dalam catatan berbasis kas di periode catatan keuangan yang sudah
lampau. Seperti catatan keuangan yang sudah lebih dari satu tahun. Penyebab yang terjadi
dengan timbulnya beda waktu ini juga dikarenakan lambatnya penagihan piutang, terjadinya laba
yang menyusut. Contoh biaya yang timbul dalam perbedaan beda waktu: biaya sewa, biaya
penyusutan. Sedangkan penghasilan yang mungkin didapat dalam perbedaan beda waktu:
Pendapatan lebih selisih kurs
b. Munculnya Beda Tetap
Pada kemunculan beda tetap yaitu kondisi yang terjadi saat ditemukannya transaksi
perusahaan dan transaksi tersebut merupakan standar wajib pajak bagi perusahaan. Misalnya saja
terdapat sumbangan untuk perusahaan artinya hal tersebut merupakan penghasilan yang
diperoleh. Maka saat komponen tersebut masuk ke dalam draft laporan keuangan akan
menimbulkan perbedaan pada pajak. Saat itulah dibutuhkan koreksi atau rekonsiliasi fiskal.
Adanya penyebab yang terjadi pada rekonsiliasi fiskal tentu menjadikan sebuah laporan
keuangan perlu adanya koreksi menyeluruh. Contoh biaya yang timbul dalam beda tetap:
biaya sumbangan, biaya sanksi perpajakan. Sedangkan penghasilan yang mungkin didapat
dalam beda tetap: sumbangan, penghasilan bunga deposito, hibah.
3. Jenis – Jenis Koreksi Fiskal
a. Adanya Koreksi Positif Fiskal yang Dilakukan
Merupakan koreksi yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan perbaikan pada catatan
penghasilan. Serta terdapat biaya yang memberikan efek pada kenaikan jumlah biaya untuk
wajib pajak. Untuk fiskal positif merupakan adanya pembagian laba atau penghasilan.
Penghasilan yang didapat pasti akan kena wajib pajak. Inilah beberapa contoh dari fiskal positif.
Adapun syarat – syarat yang perlu dilakukan dalam koreksi positif fiskal yaitu:
- Terdapat sanksi administrasi, sanksi tersebut berupa denda.
- Adanya biaya sebagai kepentingan pribadi untuk wajib pajak.
- Pemberian pekerjaan yang menghasilkan imbalan dalam bentuk yang natural.
- Adanya sumbangan serta dana berupa hibah.
- Terdapat premi untuk asuransi kesehatan dwiguna.
- Asuransi untuk beasiswa
b. Perlakuan Koreksi Negatif Pada Fiskal
Dalam memperlakukan koreksi negatif pada fiskal yaitu dengan melakukan perbaikan.
Sementara itu hasil yang didapatkan mengurangi jumlah untuk biaya pajak, sehingga akhirnya
beban dari biaya pajak terasa lebih ringan oleh wajib pajak. Contoh dari fiskal negatif yaitu
adanya selisih penyusutan yang disebut nominal amortisasi fiskal. Seperti penyusutan aset
perusahaan yang dimiliki berupa aset bagunan atau non bangunan. Dengan begitu akan dipilih
sesuai macam dan bentuknya pada draft pajak yang akan dilaporkan.

4. Tujuan Dari Koreksi Fiskal


a. Meneliti Kembali Draft Yang Sudah Dibuat
Koreksi fiskal sangat penting dilakukan setelah laporan keuangan dibuat oleh perusahaan.
Teliti kembali draft tersebut sebelum diberikan ke dirjen pajak. Meneliti draft tentu didasarkan
data-data yang sudah ada dengan memperhatikan transaksi, lakukan penyesuaian antara
penghasilan oleh wajib pajak.
b. Sebagai Alat Untuk Memenuhi Draf Laporan
Dirjen pajak mengeluarkan aturan dan regulasi kepada wajib pajak. Agar draft bisa terpenuhi
dengan baik maka perusahaan wajib melakukan rekonsiliasi fiskal untuk melihat ada tidaknya
kerancuan pada laporan yang sudah dibuat. Karena jika terjadi kesalahan akibatnya akan terjadi
kesalahan hitung untuk nominal pajak.
c. Meminimalisir Adanya Kesalahan Hitung Pajak Dengan Bisnis
Pentingnya koreksi pada fiskal menghindari adanya kesalahan perhitungan pajak, karena
dalam bisnis jika ada nominal angka yang salah bisa jadi akan merugikan perusahaan. Oleh
karena itu, ketelitian dalam melakukan rekonsiliasi fiskal ini dibutuhkan penyesuain data,
transaksi hingga penghasilan yang benar.

Anda mungkin juga menyukai