Anda di halaman 1dari 17

PEMBUKAAN

Bahwa, untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UndangUndang Dasar 1945 merupakan tanggung jawab bersama seluruh Bangsa Indonesia,
termasuk didalamnya para pekerja di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

Bahwa, para pekerja PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sebagai pelaku pembangunan
ekonomi bangsa berhak mendapatkan hak-hak berserikat, berunding bersama, jaminan sosial
dan syarat-syarat kerja lainnya serta jaminan mendapatkan upah yang layak bagi diri dan
keluarganya, dengan persamaan hak yang berprinsip keadilan.

Bahwa, para pekerja di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dengan semangat juang yang
tinggi, menyadari akan pentingnya kemajuan usaha bermitra dengan perusahaan
menumbuhkembangkan usaha di sektor perkebunan dan turunannya sehingga mampu
memberikan andil yang besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia.

Bahwa, guna mewujudkan peran serta dari para pekerja di PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) untuk memperjuangkan hak maupun kepentingan pekerja dan keluarganya sesuai
dengan perlindungan hukum dan peraturan ketenagakerjaan, merupakan suatu keharusan
untuk bersatu secara utuh dalam suatu wadah Organisasi yang mampu mengakomodir aspirasi
dan pandangan yang berkembang dari para pekerja yang menyadari akan pentingnya
kemajuan usaha, sehingga tercipta kegairahan kerja, peningkatan produksi dan produktivitas
serta kesejahteraan pekerja sesuai dengan peran dan karyanya, dengan tetap berpegang
teguh pada Falsafah dan Dasar Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 serta melaksanakan Hubungan Industrial.

BAB – I

NAMA, ASAS DAN SIFAT


Pasal – 1
Nama

Organisasi ini bernama Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
disingkat SP-Bun PTPN III (Persero).

Pasal – 2
Asas

Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) berasaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal – 3
Sifat

Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah Organisasi
Pekerja yang bersifat mandiri, demokratis, bebas, professional dan bertanggung jawab serta
tidak menjadi bagian dari Organisasi politik maupun Organisasi Kemasyarakatan lainnya.
BAB – II
KEDAULATAN
Pasal – 4
Kedaulatan

Kedaulatan tertinggi Organisasi Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) berada di tangan anggota dan dilakukan sepenuhnya dalam Musyawarah.

BAB – III
BENTUK, KEDUDUKAN DAN WAKTU
Pasal – 5
Bentuk

Bentuk Organisasi Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah
Organisasi Serikat Pekerja.

Pasal – 6
Kedudukan

Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) berkedudukan di Kantor
Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Pasal – 7
Waktu

Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan pada tanggal 26
Agustus 1998 di Sei Karang Kab. Deli Serdang untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

BAB – IV
TUJUAN, FUNGSI, KEGIATAN DAN USAHA
Pasal – 8
Tujuan

(1) Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 bagi
para pekerja di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) khususnya dan masyarakat
Indonesia pada umumnya.
(2) Menghimpun dan mempersatukan para perkerja perkebunan, memupuk rasa setia
kawan serta mempererat tali persaudaraan.
(3) Membela dan melindungi serta memperjuangkan hak-hak dan kepentingan para pekerja
dan keluarganya.
(4) Meningkatkan kesejahteraan pekerja, syarat-syarat kerja dan kondisi kerja serta
penghidupan yang layak sesuai dengan sila Kemanusian yang Adil dan Beradab.
(5) Meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan produktivitas para pekerja Perkebunan.
(6) Melindungi anggota dalam iklim Hubungan Industrial, sehingga tercipta ketenangan kerja
dan kelangsungan usaha demi peningkatan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan
anggota dan Batihnya.
Pasal – 9
Fungsi

(1) Sebagai Pihak dalam pembuatan PKB dan penyelesaian perselisihan Hubungan
Industrial.
(2) Sebagai wakil pekerja dalam Lembaga Kerja Sama di Bidang Ketenagakerjaan
sesuai dengan tingkatannya.
(3) Sebagai sarana menciptakan Hubungan Industrial yang harmonis, dinamis dan
berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
(4) Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan
anggotanya.
(5) Sebagai perencana, pelaksana, dan penanggungjawab pemogokan pekerja sesuai
dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
(6) Sebagai wakil pekerja dalam memperjuangkan kepemilikan saham di Perusahaan.

Pasal – 10
Kegiatan dan Usaha

(1) Mengembangkan berbagai sarana dan prasarana demi terciptanya harmonisasi


Hubungan Industrial dalam kehidupan para pekerja sehari-hari.
(2) Memperjuangkan terwujuadnya peraturan ketenagakerjaan dan pelaksanaannya yang
sesuai dengan kepentingan para pekerja dan perusahaan.
(3) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi para anggota guna meningkatkan mutu
pengetahuan, kecakapan, ketrampilan, kemampuan berorganisasi dan produktivitas kerja.
(4) Melaksanakan kerjasama dengan berbagai badan atau lembaga pemerintah, swasta dan
organisasi-organisasi di dalam dan/atau di luar negeri yang tidak bertentangan dengan
asas dan tujuan Organisasi serta saling menguntungkan.
(5) Meningkatkan kesejahteraan anggota melalui usaha Koperasi, Yayasan dan Badan
Usaha lainnya.
(6) Memperjuangkan kepemilikan saham perusahaan untuk pekerja.
(7) Mendorong dan membina terbentuknya wadah untuk menghimpun anak-anak pekerja.
(8) Melaksanakan kegiatan usaha diwilayah kerja PTPN III (Persero) meliputi usaha bongkar
muat, dan usaha –usaha lainnya.
(9) Pembentukan HP2Bun di Tingkat Perusahaan dan Basis.

BAB – V
ATRIBUT, IKRAR DAN MARS
Pasal – 11
Atribut

(1) Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) mempunyai atribut
Organisasi yang terdiri dari lambang, bendera, panji dan pataka.
(2) Bentuk, warna dan susunan lambang pada bendera, panji dan pataka diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal – 12
Ikrar dan Mars

(1) Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) mempunyai ikrar dan
lagu sebagai pernyataan tekad, pendorong semangat dan kesadaran bagi anggota dalam
upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan sesuai harkat dan martabat
kemanusiaan.
(2) Naskah selengkapnya ikrar dan lagu Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB – VI
KEANGGOTAAN
Pasal – 13
Anggota

Anggota Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah :
(1) Anggota Biasa yaitu semua pekerja tetap PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang
dengan sukarela menyatakan persetujuannya secara tertulis untuk menjadi anggota dan
tunduk kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
(2) Anggota Luar Biasa yaitu semua pekerja tidak tetap (mempunyai hubungan kontrak kerja
dalam waktu tertentu) dengan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang dengan
sukarela menyatakan persetujuannya secara tertulis untuk menjadi anggota dan tunduk
kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
(3) Anggota kehormatan adalah anggota Serikat Pekerja Perkebunan yang diberikan kepada
seseorang berkat jasa – jasanya yang tidak memiliki hubungan kerja dengan
PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)

Pasal – 14
Kewajiban Anggota

Setiap anggota Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
berkewajiban untuk :
(1) Mentaati dan menjunjung tinggi serta melaksanakan Anggaran Dasar dan Angaran
Rumah Tangga serta Peraturan-Peraturan dan Keputusan-Keputusan Organisasi.
(2) Menjaga, memelihara martabat dan nama baik serta kehormatan Organisasi.
(3) Melaksanakan keputusan-keputusan Organisasi, Peraturan-Peraturan dan program kerja
Organisasi serta membantu Pengurus dalam melaksanakan tugas-tugas Organisasi.
(4) Anggota Biasa menghadiri musyawarah dan/atau rapat, pertemuan, kegiatan Organisasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sedangkan Anggota Luar Biasa tidak mempunyai
kewajiban terhadap Organisasi
(5) Berani menentang setiap usaha dan tindakan dari siapa saja yang akan merugikan
kepentingan Organisasi dan/atau anggota dengan penuh rasa tanggung jawab.
(6) Kepada anggota biasa diwajibkan membayar iuran setiap bulan.
Pasal – 15
Hak-Hak Anggota
Setiap anggota Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) berhak
untuk :
(1) Berbicara dan memberikan suara pada forum musyawarah dan/atau rapat-rapat
Organisasi sesuai dengan peraturan dan tata tertib Organisasi yang berlaku.
(2) Mencalonkan diri, memilih dan dipilih menjadi pengurus (khusus anggota biasa).
(3) Menyampaikan pendapat dan saran, baik lisan maupun tertulis melalui jalur jenjang
Organisasi.
(4) Menilai kebijaksanaan pengurus pada forum musyawarah dan/atau rapat.
(5) Mendapatkan perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan keahlian serta layanan
dari Organisasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(6) Mendapatkan perlakuan yang sama sebagai anggota.
(7) Melakukan pembelaan diri.
(8) Lain-lain yang ditentukan dalam peraturan dan/atau keputusan Organisasi.
(9) Kepada anggota Luar Biasa, mendapat pembelaan sepanjang ruang lingkup kontrak kerja
dengan perusahaan

BAB – VII
SUSUNAN ORGANISASI, KEPENGURUSAN DAN MPO
Pasal – 16
Organisasi
(1) Di tingkat Perusahaan meliputi seluruh wilayah kerja PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero).
(2) Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Tingkat Basis
Kebun/Unit merupakan unit dari Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara
III (Persero) Tingkat Perusahaan.
(3) Di tingkat Basis Kebun/Unit meliputi seluruh wilayah kerja Kebun/Unit.

Pasal – 17
Kepengurusan
(1) Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) dipimpin oleh Pengurus Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan.
(2) Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Basis Kebun/Unit dipimpin oleh Pengurus Tingkat
Basis.

Pasal 18
Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO)

(1) MPO adalah Majelis Pertimbangan Organisasi yang anggotanya dihunjuk oleh Pengurus
SP-Bun Tingkat Perusahaan.
(2) MPO berwenang memberikan saran dan pertimbangan kepada Organisasi.
BAB – VIII
WEWENANG, MUSYAWARAH DAN RAPAT ORGANISASI
Pasal – 19
Wewenang Organisasi

Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
mempunyai kewenangan mengambil kebijakan-kebijakan Organisasi yang dilandasi
AD/ART melalui Rapat Pengurus.
(1) Dalam kaitannya dengan Hubungan Industrial :
a. Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) berwenang menyusun, melakukan perundingan dan menetapkan serta
menandatangani Persetujuan Kerja Bersama (PKB) dengan pihak Perusahaan.
b. Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Basis Kebun/Unit PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) berwenang memperjuangkan hak-hak pekerja sesuai dengan jenjang
Organisasi.

Pasal – 20
Musyawarah Organisasi

(1) Musyawarah Serikat Pekerja terdiri atas :


a. Musyawarah Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan (Muserjatip).
b. Musyawarah Luar Biasa Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan (Muslubserjatip).
c. Musyawarah Serikat Pekerja Tingkat Basis (Muserjatis).
d. Musyawarah Luar Biasa Serikat Pekerja Tingkat Basis (Muslubserjatis).
(2) Musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dianggap sah apabila dihadiri
sekurang kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta.
(3) Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat
dan apabila hal ini tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
(4) Dalam hal musyawarah untuk mengambil keputusan tentang pemilihan pengurus,
perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, sekurang-kurangnya dihadiri
oleh
2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta yang hadir.

Pasal – 21
Rapat-Rapat Organisasi

(1) Rapat Kerja Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan terdiri dari :


a. Rapat Kerja Pengurus Harian.
b. Rapat Kerja Pleno
c. Rapat Kerja Pleno Lengkap

(2) Rapat Kerja Serikat Pekerja Tingkat Basis Kebun/Unit terdiri dari :
a. Rapat Kerja Pengurus Harian.
b. Rapat Kerja Pleno

BAB – IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal – 22
Perubahan Anggaran Dasar
Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Serikat Pekerja
Tingkat Perusahaan atau Musyawarah Luar Biasa Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan.
Pasal – 23
Pembubaran Organisasi

(1) Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Serikat Pekerja
Tingkat Perusahaan (Muserjatip) atau Musyawarah Luar Biasa Serikat Pekerja Tingkat
Perusahaan yang didahului dengan Rapat Kerja Pleno Lengkap SP-BUn Tingkat
Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).
(2) Pembubaran Organisasi dapat juga dilakukan melalui Musyawarah Organisasi dengan
ketentuan :
a. Dihadiri oleh sekurang-kurangya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah utusan mewakili
Pengurus Basis.
b. Harus disetujui sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah utusan yang
hadir.
(3) Apabila Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) bubar, maka
Musyawarah Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan atau Musyawarah Luar Biasa Tingkat
Perusahaan menghunjuk Panitia yang bertindak untuk menyelesaikan dan mengurus hak
serta kewajiban Organisasi.

BAB – X
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal – 24

(1) Keuangan dan Kekayaan Organisasi diperoleh dari :


a. Iuran Anggota
b. Bantuan/Sumbangan yang tidak mengikat
c. Usaha-Usaha Organisasi lainnya yang sah.
(2) Pengelolaan keuangan Organisasi dilakukan Pengurus secara transparan (terbuka) yang
pelaksanannya diatur dalam Peraturan Organisasi (PO).

BAB – XI
PENUTUP
Pasal – 25

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi.
(2) Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB – I
SYARAT DAN KEANGGOTAAN
Pasal – 1
Anggota

(1) Anggota Biasa adalah semua pekerja tetap (kecuali Direksi dan SEVP.) yang mempunyai
hubungan kerja dengan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
(2) Anggota Luar Biasa adalah semua pekerja tidak tetap (mempunyai hubungan kontrak
kerja dalam waktu tertentu) dengan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang dengan
sukarela menyatakan persetujuannya secara tertulis untuk menjadi anggota dan tunduk
kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
(3) Anggota kehormatan adalah anggota Serikat Pekerja Perkebunan yang diberikan kepada
seseorang berkat jasa – jasanya yang tidak memiliki hubungan kerja dengan
PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)
(4) Anggota Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Perusahaan adalah Serikat Pekerja
Perkebunan Tingkat Basis Kebun/Unit.
(5) Anggota Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Basis adalah pekerja tetap ataupun tidak
tetap dilingkup Basis PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Pasal – 2
Syarat Keanggotaan

(1) Pekerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 (satu) ini diharuskan membuat
permohonan/pernyataan/persetujuan tertulis secara sukarela untuk menjadi anggota.
(2) Permohonan/pernyataan/persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal
ini, dapat dilakukan secara kolektif maupun perorangan dan ditujukan kepada Pengurus
Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
melalui Pengurus Basis setempat.
(3) Anggota kehormatan sebagaimana dimaksud pasal 1 ayat 3 dihunjuk langsung oleh Ketua
Umum berdasarkan hasil rapat Pengurus Harian SP-Bun PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero).

Pasal – 3
Berakhirnya Keanggotaan

Keanggotaan berakhir karena :


(1) Meninggal dunia
(2) Berhenti bekerja sebagai pekerja PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
(3) Menyatakan secara tertulis berhenti sebagai anggota
(4) Diberhentikan oleh Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) karena dengan sengaja melakukan tindakan yang merugikan Organisasi atau
karena alasan lain berdasarkan pertimbangan Pengurus setelah ternyata mengabaikan
peringatan-peringatan sebelumnya dari Pengurus.
(5) Serikat Perkerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) bubar.
(6) Anggota yang diberhentikan oleh Pengurus berhak dan diberikan kesempatan membela
diri dalam Rapat Pleno yang diadakan untuk keperluan itu.
Pasal – 4
Sanksi Keanggotaan
(1) Setiap anggota Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang
dengan sengaja melalaikan atau melanggar Ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Organisasi serta Peraturan Organisasi dikenakan sanksi berupa :
- Peringatan Tertulis
- Skorsing atau Pemberhentian sementara
- Pemberhentian menjadi anggota.
(2) Anggota Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III yang terkena sanksi
Organisasi mempunyai hak membela diri pada Rapat Kerja Pengurus Pleno.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatas selanjutnya akan diatur
dalam Peraturan Organisasi.

BAB – II
ATRIBUT, IKRAR, MARS DAN HYMNE
Pasal – 5
Atribut

(1) Lambang Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
sebagaimana tertera dalam lembaran khusus yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari
Anggaran Rumah Tangga ini beserta penjelasan arti dan maknanya adalah ciri khas
Organisasi yang melukiskan persatuan dan kesatuan serta semangat para pekerja
perkebunan.
(2) Bendera, Panji dan Pataka Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) tercantum pada lampiran – I dari Anggaran Rumah Tangga ini.

Pasal – 6
Ikrar
Ikrar Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
(1) Kami Anggota Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara, adalah Insan Indonesia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Kami Anggota Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara, bertekad untuk selalu setia kepada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta taat kepada Anggaran Dasar/ Anggaran
Rumah Tangga Organisasi dan Pedoman Organisasi.
(3) Kami Anggota Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara, bertekad memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa, membangun jiwa solidaritas serta persahabatan, demi terciptanya
kesejahteraan bersama.
(4) Kami Anggota Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara, bertekad mengembangkan
kemitraan dan harmonisasi Hubungan Industrial, yang berlandaskan keadilan.

Pasal – 7
Mars
Mars Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sesuai lampiran – II
dari Anggaran Rumah Tangga (ART) ini.
BAB – III
PEMBENTUKAN ORGANISASI
Pasal – 8
Kepengurusan

Pembentukan Kepengurusan Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III


(Persero) ditetapkan berdasarkan Musyawarah dengan personalia dan kelengkapan Organisasi
terdiri dari :
(1) Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) :
Ketua Umum, Ketua Harian dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang unsur Ketua.
Sekretaris Umum dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang unsur Sekretaris.
Bendahara Umum dan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang unsur Bendahara.
Seksi - seksi yaitu :
 Seksi Perlindungan dan Pembelaan, sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
 Seksi Hubugan Antar Lembaga sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
 Seksi Pendidikan dan Latihan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
 Seksi Analisis Perusahaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
 Seksi Pengembangan Usaha sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
 Seksi Pemberdayaan Perempuan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
 Seksi Satgas dan Brigade SP BUN sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
 Seksi Sekretariat sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.
(2) Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Basis PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) :
a. Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua.
b. Sekretaris dan 2 (dua) orang Wakil Sekretaris.
c. Bendahara dan 1 (satu) orang Wakil Bendahara.
d. Seksi-Seksi yaitu :
 Seksi Perlindungan dan Pembelaan
 Seksi Pendidikan dan Latihan
 Seksi Pengembangan Usaha
 Seksi Hubungan Antar Lembaga dan Umum
 Seksi Pemberdayaan Perempuan.
 Seksi Analisis Perusahaan
 Seksi Satgas dan Brigade SP-BUN
Masing-masing seksi sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.

Pasal – 9
Kriteria Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

(1) Memiliki sifat kepemimpinan dan bertaqwa kepada TUHAN YANG MAHA ESA.
(2) Dapat bekerjasama dengan pengurus lainnya serta mampu menjembatani kepentingan
Anggota dan Perusahaan.
(3) Dapat melaksanakan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Pedoman
Organisasi.
(4) Bersama-sama dengan Pengurus lainnya dapat melaksanakan Hubungan Industrial.
(5) Masih memiliki masa kerja aktif sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun (khusus untuk
jabatan Ketua Umum).
(6) Pekerja yang memiliki jabatan tertentu dan atau yang tugas dan fungsinya dapat
menimbulkan pertentangan kepentingan antara Perusahaan dan Pekerja dan atau
posisinya mewakili kepentingan Pengusaha tidak dapat menjadi Pengurus Serikat Pekerja
Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) seperti Kepala Bagian SDM,
Kepala Bagian SPI , General Manajer dan Manajer.
(7) Masih berstatus sebagai pekerja aktif, pernah menjadi Pengurus SP-Bun Tingkat
Perusahaan/Basis atau sedang menjabat Pengurus di Tingkat Perusahaan/Basis.
(8) Anggota Biasa yang mempunyai keahlian khusus atas Pertimbangan Ketua Umum
terpilih.
(9) Khusus Calon Ketua Umum Tingkat Perusahaan adalah pernah menjabat sebagai
Pengurus Harian Tingkat Perusahaan.
(10) Pengurus Organisasi di dalam perjalanan karirnya sebagai pekerja PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) diangkat sebagai pejabat yang fungsinya dapat menimbulkan
pertentangan kepentingan antara Serikat Pekerja dengan Perusahaan, maka kepada
yang bersangkutan diberi hak untuk memilih salah satu pilihan yaitu tetap sebagai
Pengurus Organisasi atau melepaskan jabatan dimaksud.
(11) Pengurus Basis Kebun/Unit yang terpilih dalam Musyawarah sebagai Pengurus Harian
Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
maka kepadanya diwajibkan serta berhak untuk memilih salah satu jabatan di Tingkat
Perusahaan atau di Tingkat Basis Kebun/Unit.

BAB – IV
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN HAK PENGURUS
Pasal – 10
Wewenang Pengurus

(1) Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) berwenang untuk :
a. Mengukuhkan dan melantik Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Basis.
b. Melakukan kunjungan kerja ke dalam dan ke luar yang berkaitan dengan Hubungan
Industrial.
c. Mengeluarkan maklumat Aksi Industrial sesuai dengan Peraturan Perundangan yang
berlaku.
d. Membuat Keputusan Organisasi.
(2) Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Basis PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) berwenang untuk :
a. Melakukan kunjungan kerja ke dalam dan ke luar yang berkaitan dengan Hubungan
Industrial.
b. Mengeluarkan maklumat Aksi Industrial sesuai dengan Peraturan Perundangan
yangberlaku setelah mendapat persetujuan dari Pengurus Harian SP-Bun Tingkat
Perusahaan.
c. Membuat Keputusan Organisasi.

Pasal – 11
Kewajiban Pengurus

Secara hirarki Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
berkewajiban untuk :
(1) Melaksanakan seluruh ketentuan dan kebijaksanaan Organisasi sesuai dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat Kerja serta
Pedoman Organisasi.
(2) Mempertanggung jawabkan tugasnya selama periode kepengurusan termasuk masalah
keuangan dan Muserjatip/Muserjatis.
Pasal – 12
Hak Pengurus

Secara hirarki Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
memiliki hak untuk :
(1) Mendapatkan perlindungan dan pembelaan dari Organisasi dalam melaksanakan tugas
tugasnya.
(2) Mendapatkan bantuan yang layak dalam melaksanakan misi Organisasi sesuai dengan
kemampuan keuangan Organisasi.

BAB – V
MASA JABATAN PENGURUS
Pasal – 13
Jabatan Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

(1) Periode kepengurusan Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Perusahaan dan Tingkat Basis
Kebun/Unit ditetapkan selama 5 (lima) tahun untuk satu periode.
(2) Untuk jabatan Ketua Umum Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Perusahaan dan Ketua
Serikat Pekerja Perkebunan Tingkat Basis Kebun/Unit hanya dapat dijabat maksimal 2
(dua) periode oleh pejabat yang sama.
(3) Bila mana masa jabatan Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara
III (Persero) berakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini maka harus
melaksanakan Musyawarah Organisasi untuk pemilihan Pengurus.
(4) Apabila ketentuan pada ayat (3) pasal ini tidak melaksanakan setelah waktu 6 (enam)
bulan, maka kepengurusan Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) Tingkat Perusahaan dijabat oleh suatu Presidium yang terdiri dari 5 (lima)
orang Pengurus Basis Kebun/Unit dan diketuai oleh yang tertua umurnya.
(5) Presidium sebagaimana dimaksud pada ayat (4) pasal ini berwenang merencanakan,
mempersiapkan dan melaksanakan Musyawarah Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan
(MUSERJATIP) selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah Presidium ditetapkan.

Pasal – 14
Penggantian Antar Waktu
Jabatan Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan
PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

(1) Apabila Ketua Umum/Ketua berhalangan tetap seperti meninggal dunia, berhenti atau
tidak dapat melakukan kewajiban Organisasi dalam masa jabatannya (Jabatan yang
bertentangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2000) sakit
berkepanjangan dapat dijabat oleh salah seorang Pengurus Harian melalui Rapat Kerja
Pengurus Pleno, sampai dengan diadakannya musyawarah.
(2) Apabila Ketua Umum/Ketua berhalangan sementara, maka tugas-tugas dapat
didelegasikan kepada salah seorang Ketua/Wakil Ketua.
(3) Dalam hal salah satu Pengurus Harian selain Ketua Umum/Ketua berhalangan hadir tetap,
seperti meninggal dunia, berhenti atau tidak dapat melakukan kewajiban dalam masa
jabatan (promosi jabatan, sakit yang berkepanjangan dan lain-lain) dapat diganti oleh
Pengurus lainnya melalui Rapat Kerja Pengurus Pleno Serikat Pekerja Perkebunan
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).
BAB – VI
SANKSI, PEMBERHENTIAN DIRI DAN PEMBEKUAN ORGANISASI
Pasal – 15
Sanksi Pengurus

(1) Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dapat
dikenakan Sanksi Pengurus karena melakukan tindakan indisipliner seperti :
a. Telah memperoleh 3 (tiga) kali peringatan tertulis atas ketidakhadirannya pada
kegiatan rapat-rapat Organisasi.
b. Melalaikan kewajiban selaku Pengurus sebagaimana diatur pada pasal – 11
Anggaran
Rumah Tangga ini.
c. Menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
d. Terbukti menyalahgunakan hak milik dan/atau uang Organisasi untuk kepentingan
pribadi.
(2) Bentuk Sanksi Pengurus adalah sebagai berikut:
a. Peringatan tertulis
b. Skorsing
c. Pemecatan
(3) Pelaksanaan Sanksi Pengurus adalah sebagai berikut :
a. Sanksi Pengurus dilaksanakan oleh Pengurus melalui Rapat Organisasi.
b. Surat peringatan diberikan berdasarkan keputusan Organisasi.
c. Skorsing diberikan kepada seorang Pengurus yang melakukan tindakan indisipliner
dan sebelumnya kepada yang bersangkutan telah diberikan surat peringatan.
d. Pemecatan diberikan kepada seorang Pengurus yang melakukan tindakan indisipliner
dan kepada yang bersangkutan telah diberikan surat peringatan dan skorsing.

Pasal – 16
Pemberhentian dan Pembelaan Diri Pengurus
(1) Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dinyatakan
berhenti secara otomatis sebagai Pengurus apabila :
a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri
c. Tidak memenuhi persyaratan sebagaimana tersebut pada pasal – 10 Anggaran
Rumah Tangga ini
d. Terbukti menjadi Serikat Pekerja lain.
(2) Pembelaan diri atas sanksi kepada seorang Pengurus dilakukan dalam Forum Rapat Pleno
Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

Pasal – 17
Penyelesaian Perselisihan Pengurus
Dalam hal terjadi perselisihan kepengurusan Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.

BAB – VII
KRITERIA, KOMPOSISI DAN FUNGSI MPO
Pasal 18

(1) Setiap Anggota Biasa dapat dipilih menjadi Majelis Pertimbangan Organisasi dengan
kriteria sebagai berikut :
a. Masih menjadi anggota aktif di SP-Bun PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
b. Pernah menjadi Pengurus Harian SP-Bun PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
c. Dapat melaksanakan AD/ART dan Pedoman Organisasi.
(2) Susunan Kepengurusan Majelis Pertimbangan Organisasi terdiri atas :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota
(3) Fungsi dan Wewenang Majelis Pertimbangan Organisasi adalah sebagai berikut :
a. Memberikan saran/masukan diminta ataupun atas inisiatif sendiri kepada Pengurus
Harian SP-Bun Tingkat Perusahaan.
b. Tidak mempunyai Wewenang untuk turut serta dalam kegiatan operasional Organisasi
ataupun untuk mengambil Kebijakan Organisasi.

BAB – VIII
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal – 19
Musyawarah Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan (MUSERJATIP)

(1) Musyawarah Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan (MUSERJATIP) merupakan pemegang


kekuasaan tertinggi Organisasi, diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali, dihadiri oleh :
a. Seluruh Pengurus Tingkat Perusahaan.
b. 5 (lima) orang utusan dari masing-masing Tingkat Basis Kebun/Unit.
c. Pihak lain yang diundang oleh Panitia Pelaksana Musyawarah.
(2) Musyawarah Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan (MUSERJATIP) berwenang untuk :
a. Menetapkan/merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Pedoman
Organisasi.
b. Menetapkan program kerja.
c. Menilai laporan pertanggung jawaban Pengurus.
d. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya.
e. Memilih dan menetapkan Ketua Umum serta Mengesahkan Kepengurusan SP-Bun
Tingkat Perusahaan untuk periode berikutnya.
(3) Dalam keadaan tertentu MUSERJATIP dapat dipercepat atas permintaan sekurang
kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Basis atau berdasarkan pertimbangan Pengurus
Pleno Tingkat Perusahaan.

Pasal – 20
Musyawarah Serikat Pekerja Tingkat Basis/Unit (MUSERJATIS)

(1) Musyawarah Serikat Pekerja Tingkat Basis Kebun/Unit (MUSERJATIS) merupakan


pemegang kekuasaan tertinggi Organisasi di Tingkat Basis Kebun/Unit, diselenggarakan 5
(lima) tahun sekali, dihadiri oleh :
a. Seluruh Pengurus Basis Kebun/Unit.
b. Perserta pemilih ( Hak Suara ) untuk setiap SP-Bun Basis Kebun/ Unit berdasarkan
persentase jumlah anggota / Karyawan Kebun/ Unit dengan perincian sebagai
berikut :
Persentase Quota untuk masing masing Basis :
 Jumlah anggota (Karyawan) ≤100 Orang, quota suara adalah 21% - 30% dari jumlah
anggota (Karyawan).
 Jumlah anggota (Karyawan) 101 s.d 200 Orang, quota suara adalah 16% - 20% dari
jumlah anggota (Karyawan).
 Jumlah anggota (Karyawan) 201 s.d 300 Orang, quota suara adalah 14% - 15% dari
jumlah anggota (Karyawan)
 Jumlah anggota (Karyawan) 301 s.d 500 Orang, quota suara adalah 12% - 13% dari
jumlah anggota (Karyawan)
 Jumlah anggota (Karyawan) 501 s.d 700 Orang, quota suara adalah 10% - 11% dari
jumlah anggota (Karyawan)
 Jumlah anggota (Karyawan) 701 s.d 900 Orang, quota suara adalah 8% - 9% dari jumlah
anggota (Karyawan)
 Jumlah anggota (Karyawan) 901 s.d 1.100 Orang, quota suara adalah 6% - 7% dari
jumlah anggota (Karyawan)
 Jumlah anggota (Karyawan) ≥ 1.101 Orang, quota suara adalah 4% - 5% dari jumlah
anggota (Karyawan)
c. Pihak lain yang diundang oleh Panitia Pelaksana Musyawarah.
(2) Musyawarah Serikat Pekerja Tingkat Basis Kebun/Unit (MUSERJATIS) berwenang untuk :
a. Menetapkan program kerja Tingkat Basis Kebun/Unit.
b. Menilai laporan pertanggung jawaban Pengurus.
c. Memilih dan menetapkan Pengurus Tingkat Basis Kebun/Unit.
d. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang sesuai dengan jiwa Anggaran
Dasardan Anggaran Rumah Tangga Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero).

Pasal – 21
Musyawarah Luar Biasa

(1) Musyawarah Luar Biasa Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan (MUSLUBSERJATIP)


adalah
MUSERJATIP yang dipercepat dan dapat dilaksanakan bila mana Organisasi berada
dalam keadaan darurat atau keadaan yang membahayakan persatuan dan kesatuan
pekerja PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) atau keadaan lain yang membahayakan
kelangsungan hidup Organisasi.
(2) Musyawarah Luar Biasa Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan dapat dilaksanakan
atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3(dua pertiga) dari jumlah Basis dan Tingkat
Basis Kebun/Unit PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dapat dilaksanakan atas
permintaan sekurangkurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggota.
(3) Musyawarah Luar Biasa Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan dan Tingkat Basis
Kebun/Unit PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) mempunyai kedudukan, tugas dan
wewenang yang sama dengan Muserjatip dan Muserjatis.

Pasal – 22
Rapat Kerja Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan
(RAKERSERJATIP)

(1) Rapat Kerja Pengurus Pleno/Pleno Lengkap dilaksanakan minimal sekali dalam 6 (enam)
bulan yang memiliki kewenangan dalam mengevaluasi program kerja secara periodik dan
memutuskan rincian agenda program kerja yang dilaksanakan oleh :
a. Seluruh Pengurus Tingkat Perusahaan
b. 3 (tiga) orang utusan dari masing-masing Basis Kebun/Unit.
c. Pihak lain yang diundang oleh Panitia Rapat Kerja.
(2) Rapat Kerja Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan (RAKERSERJATIP) berwenang untuk :
a. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Program Kerja.
b. Menetapkan kebijakan-kebijakan baru dalam pelaksanaan Program Kerja selanjutnya.
c. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya.
Pasal – 23
Rapat Kerja Serikat Pekerja Tingkat Basis Kebun/Unit
(RAKERSERJATIS)

(1) Rapat Kerja Serikat Pekerja Tingkat Basis Kebun/Unit (RAKERSERJATIS) dilaksanakan
sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali dan diikuti oleh :
a. Seluruh Pengurus Tingkat Basis Kebun/Unit.
b. Pihak lain yang diundang oleh Panitia Rapat Kerja.
(2) Rapat Kerja Serikat Pekerja Tingkat Basis Kebun/Unit (RAKERSERJATIS) berwenang
untuk:
a. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Program Kerja di Tingkat Basis Kebun/Unit.
b. Menetapkan dan menyampaikan saran kepada Pengurus Tingkat Perusahaan guna
kelancaran pelaksanaan Program Kerja.
c. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya Rapat Kerja Pengurus Harian diikuti oleh
seluruh unsur Pengurus Harian di setiaptingkatan Organisasi dan dilakukan sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun sekali.

Pasal – 24
Rapat Kerja Pengurus Harian

Rapat Kerja Pengurus Harian oleh seluruh Unsur Pengurus Harian disetiap tingkatan
Organisasi. Pelaksanaan rapat kerja Pengurus Harian diatur dalam Pedoman Organisasi.

Pasal – 25
Rapat Kerja Pleno

Rapat Kerja Pleno adalah rapat Organisasi yang diikuti oleh seluruh unsur Pengurus di setiap
tingkatan Organisasi. Pelaksanaan rapat kerja Pleno diatur dalam Pedoman Organisasi

Pasal – 26
Rapat Kerja Pleno Lengkap

Rapat Kerja Pleno Lengkap Tingkat Perusahaan adalah Rapat Organisasi Tingkat Perusahaan
yang diikuti oleh seluruh unsur Pengurus Tingkat Perusahaan ditambah dengan Ketua dan
Sekretaris dari setiap Basis Kebun/Unit. Pelaksanaan rapat kerja Pleno Lengkap diatur dalam
Pedoman Organisasi.

BAB – IX
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal – 27
Keuangan

(1) Setiap anggota Serikat Pekerja Perkebunan dibebankan uang iuran sebesar Rp. 5.000,-
(Lima ribu rupiah)/orang perbulan.
(2) Pembagian keuangan hasil iuran diatur sebagai berikut :
a. Untuk Tingkat Basis Kebun/Unit Rp. 3.750/orang
b. Untuk Tingkat Perusahaan Rp. 1.000/orang
c. Untuk Tingkat Federasi Rp. 250/orang
(3) Sumbangan yang tidak mengikat.
Pasal – 28
Kekayaan

(1) Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) wajib
mengelola inventaris milik Organisasi yang menjadi tanggung jawabnya dan digunakan
semata-mata untuk kepentingan Organisasi.
(2) Sebelum Organisasi bubar/dibubarkan maka segala sesuatu yang berkaitan dengan asset
milik Organisasi diselesaikan oleh Panitia Likuidasi, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Panitia Likuidasi menginventarisir seluruh asset miliki Organisasi.
b. Melakukan penilaian atas harga seluruh asset dengan mengacu kepada harga pasar
yang berlaku pada saat itu.
c. Melakukan penjualan melalui pelelangan berdasarkan harga pasar yang ditentukan
pada ayat 2 butir “ b ” pasal ini.
(3) Penentuan harga pasar dan pelaksanaan penjualan atas asset melalui pelelangan hanya
dapat dilaksanakan berdasarkan persetujuan Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan
Tingkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).
(4) Hasil penjualan atas asset melalui pelelangan akan dibagikan secara Proporsional kepada
seluruh anggota setelah dipotong biaya administrasi.

BAB – X
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal – 29

Perubahan Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat dilakukan pada


Muserjatip/Muslubserjatip.

BAB – XI
ATURAN PERALIHAN
Pasal – 30
Dalam hal yang berkaitan dengan revisi dan amandemen Anggaran Rumah Tangga (ART)
maka semua susunan Organisasi Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) Tingkat Basis Kebun/Unit wajib menyesuaikan diri.
Dengan ditetapkannya Anggaran Rumah Tangga ini maka Anggaran Rumah Tangga hasil
MUSLUBSERJATIP di Sei Karang tanggal 21 Pebruari 2018 telah disesuaikan.

BAB – XII
PENUTUP

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam Pedoman
Organisasi Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

Anda mungkin juga menyukai