Anda di halaman 1dari 8

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Arsitektur Itenas | No.3 | Vol.

IV
Agustus 2019

Penerapan Konsep Biofilik pada


Perancangan Apartemen di Kota Bandung
Mochamad Dendy Rukmana
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung
Email: deka.moehamad@gmail.com

ABSTRAK

Lokasi site yang berada di Kota Bandung Salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibu
kota Provinsi Jawa Barat membuat Kota Bandung menjadi pusat perkembangan bisnis, jasa,
pariwisata, pendidikan, dan pemerintahan di Jawa Barat hal tersebut membuat pertumbuhan di
Kota Bandung dan urbanisasi dari daerah lain ke Kota Bandung setiap tahun nya semakin
meningkat. hal tersebut yang membuat kebutuhan akan hunian pun semakin meningkat, dengan
lahan di Kota Bandung yang terbatas maka hunian Apartemen salah satu solusi guna memfasilitasi
kebutuhan tersebut. Lokasi site berada di Jl. Dr Djunjunan (Pasteur) yang berdekatan dengan
jalan tol Pasteur yang selalu dilalui kendaraan yang menuju dan dari luar kota setiap saat maka
konsep biofilik dinilai cocok diterapkan pada perancangan Apartemen ini. hal ini dikarenakan
konsep biofilik berkaitan erat dengan pengaplikasian tumbuhan dalam pembuatan desain nya.
sehingga hal tersebut dapat membuat efek baik terhadap lingkungan. karena, mengaplikasikan
tumbuhan, contohnya pohon dapat membuat karbon dioksida yang dihasilkan oleh kendaraan oleh
kendaraan dapat diserap untuk diubah menghasilkan oksigen. selain itu pohon yang diaplikasikan
berfungsi sebagai peneduh kawasan membuat kawasan menjadi lebih sejuk, dan buffering suara
pada bangunan dari arah jalan tol.

Kata kunci: apartemen, biofilik, pasteur.

ABSTRACT

Location of the site in the city of Bandung One of the major cities in Indonesia and the capital of the
province of West Java makes the city of Bandung a center of business development, services, tourism,
education, and government in West Java that makes growth in the city of Bandung and urbanization of
the region another to the city of Bandung every year is increasing. This makes the need for shelter
even increase, with limited land in the city of Bandung, Apartment occupancy is one solution to
facilitate these needs. Site location is at Jl. Dr. Djunjunan (Pasteur) which is adjacent to Pasteur Toll
Road which is always passed by vehicles that go to and from outside the city at any time then the
biophilic concept is considered suitable to be applied in the design of this Apartment. this is because
the biophilic concept is closely related to the application of plants in making their designs. so that it
can have a good effect on the environment. because, applying plants, for example trees can make
carbon dioxide produced by vehicles by vehicles can be absorbed to be converted to produce oxygen.
besides that the tree that is applied serves as a shade area to make the area cooler, and buffering
noise in buildings from the direction of the toll road.

Keywords: apartement, biophilic, pasteur.

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 1


Mochamad Dendy Rukmana

1. PENDAHULUAN

Pertumbuhan populasi di Indonesia semakin meningkat berbanding lurus dengan kebutuhan


manusiapun meningkat setiap tahunnya, salah satunya kebutuhan bermukim, sedangkan bermukim
adalah salah satu aspek kehidupan yang penting dari sejak manusia lahir. tempat tinggal pada
umumnya menjadi pusat dimana orang memulai dan mengakhiri aktivitas kesehariannya.
Pertumbuhan penduduk yang sangat besar mendorong penggunaan lahan yang semakin banyak.
Berkurangnya vegetasi dan daerah resapan akibat penggunaan lahan hijau, serta polusi yang
diakibatkan oleh semakin banyaknya kendaraan akibat pencapaian jarak yang semakin jauh membuat
kualitas lingkungan semakin memburuk.

3.900.000
3.800.000 3.831.505
3.700.000 3.775.279
3.717.291
3.600.000 3.657.601
3.596.623
3.500.000 3.534.114
3.470.393
3.400.000 3.405.475
3.300.000 3.339.684
3.272.828
3.200.000
3.205.121
3.100.000
3.000.000
2.900.000
2.800.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Grafik 1 Proyeksi Penduduk KotaBandung
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) 2019

Pemenuhan kebutuhan hunian seperti pada grafik 1 ini perlu disediakan dengan cara mengarahkan
pembangunan ke arah pembangunan berkepadatan tinggi dan secara vertikal. Tipe hunian apartemen
diambil sebagai solusi. Lokasi bangunan harus berdekatan dengan pusat-pusat kegiatan masyarakat
seperti area perkotaan, komersial, hiburan, jaringan transportasi massal dan pendidikan sehingga
penghuninya dapat menikmati keuntungan berupa pola kehidupan yang lebih efisien dari segi waktu.

Selain dari itu Kota Bandung merupakan ibu kota provinsi Jawa Barat yang memiliki peran penting
dalam sektor pemerintahan, pariwisata, jasa, dan perdagangan. Hal tersebut menyebabkan tingginya
urbanisasi di Kota Bandung. Akibat dari tingginya urbanisasi khususnya di kota - kota besar
meningkatnya kebutuhan hunian dengan kondisi lahan yang semakin terbatas.

Semakin banyaknya masyarakat yang melakukan urbanisasi sebaiknya diimbangi oleh fasilitas hunian
yang memadai, ini berkaitan erat dengan bagaimana kualitas hidup masyarakat. Keberadaan
apartemen yang baik memiliki peran penting sebagai bangunan untuk keperluan tempat tinggal atau
bermukim.

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 2


Penerapan Arsitektur Tropical Modern pada Hotel Bintang 4 di Bandung

2. KONSEP PERANCANGAN

2.1 Konsep Elaborasi Tema


Merancang bangunan apartemen dengan penerapan unsur biofilik yaitu menerapkan unsur alam baik
fisik maupun non fisik pada eksterior maupun interior bangunan. apartemen merupakan bangunan
hunian yang dibangun dengan fasilitas- fasilitas tertentu yang disesuaikan dengan tingkat atau kelas
dari suatu apartemen yang hasrus dilakukan ialah bagaimana arsitek dapat menghadirkan unsur alam
kedalam ruang atau bangunan baik secara fisik, maupun non fisik seperti udara, air, cahaya dan lain
sebagainya. biasanya hunian apartemen tidak menyediakan ruang khusus untuk bersosialisasi antar
penghuni seperti layaknya hunian landed maka dari itu haruslah direncanakan fasilitas khusus yang
dapat digunakan untuk bersosialisasi anatar penghuni apartemen. ruang yang dapat digunakan haruslah
memiliki unsur alam sesuai dengan tema agar setiap sudut atau ruang dapat terasa sesuai tema.
pemilihan jenis tanaman juga sangat diperlukan agar fungsi dari ruang dapat dengan optimal.
pencapaian yang didapatkan adalah meniptakan kawasan apartemen tanpa menghilangkan prinsip
dasar hunian dengan mengaplikasikan unsur alam pada bangunan yang terlihat nyata dan terasa
keberadaan nya baik interior maupun eksterior.

Penggunaan tanaman sebagai pengarah udara sehingga nantinya arah angin tidak hanya melewati
bangunan namun masuk ke dalam bangunan secara alamiah, karena adanya penghalang dari vegetasi
tersebut. Vegetasi ini dapat berupa semak/ perdu. Tanaman ini tidak hanya untuk pengarah udara,
namun juga sebagai pembelokan terhadap angin sehingga angin secara alamiah akan masuk kedalam
bangunan. Pengarah vegetasi ini, juga berfungsi sebagai pengurang kebisingan pada bangunan
mengingat lokasi dekat dengan jalan tol juga sebagai pelindung dari panas matahari dengan
mengurangi cahaya matahari yang masuk pada bangunan.

Biofilik Desain
Nature in the Space Adalah Unsur Biofilik yang akan di terapkan Unsur ini melibatkan kehadiran
alam di dalam suatu tempat secara fisik dan samar seperti tanaman hidup, air, binatang, hembusan
angina, suara, bau dan elemen alam lainnya. Pengalaman terhadap alam di dalam ruang dapat dicapai
melalui ciptaan penuh makna, hubungan secara langsung dengan elemen alam khususnya dengan
keberagaman, pergerakan, dan interaksi multi-sensory. Kategori Nature in the Space terbagi menjadi
tujuh pola desain yaitu :
1. Visual Connection with Nature
Pemandangan terhadap unsur alam, sistem kehidupan, dan proses alam.
2. Non-Visual Connection with Nature
Rangsangan terhadap pendengaran, peraba, penciuman, atau perasa yang menimbulkan sebuah
kesadaran dan acuan positif terhadap unsur alam, sistem kehidupan, dan proses alam.
3. Non-Rhythmic Sensory Stimuli
Hubungan samar dan sementara dengan alam yang memungkinkan untuk dianalisis secara
statistic tetapi tidak memungkinkan untuk diprediksi secara akurat.
4. Access to Thermal & Airflow Variability
Perubahan aliran udara di permukaan, suhu udara, kelembaban relatif, dan suhu permukaan
yang meniru lingkungan alam.
5. Presence of Water
Suatu kondisi yang meningkatkan pengalaman ruang dengan cara melihat, mendengar, atau
menyentuh air.
6. Dynamic & Diffuse Light
Memanfaatkan berbagai intensitas cahaya dan bayangan yang berubah seiring waktu untuk
menciptakan kondisi yang terjadi di alam.
7. Connection with Natural Systems
Kesadaran akan proses alam, terutama perubahan musiman dan temporal yang merupakan ciri
ekosistem yang sehat.

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 3


Mochamad Dendy Rukmana

2.2 Konsep Rancangan


A. Konsep Zoning
Konsep zoning didapat dari hasil analisis site pada bangunan, didapatkan zoning seperti dapat
dilihat pada Gambar 1. dimana zona publik dan zona fasilitas dapat digunakan sebagai ruang
komunal dan dapat dijadikan tempat untuk berkumpul antar penghuni apartemen.

Gambar 1. Konsep Zoning Tapak

B. Konsep Gubahan Massa


Perencanaan tapak mengacu pada orientasi masa, arah mata angin dan bentuk tapak, dan
bangunan dibuat menjadi 2 massa, yaitu massa a sebagai apartemen dengan fasilitas
pendukung retail dan massa bangunan b dengan fungsi sarana olahraga.

A
B

Gambar 2. Konsep Gubahan Massa

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 4


Penerapan Arsitektur Tropical Modern pada Hotel Bintang 4 di Bandung

C. Konsep Aksesibilitas
Konsep aksesibilitas diarahkan menjadi 3 bagian, dimana akses masuk dan keluar pada site
terbagi atas dua bagian. Akses masuk pada gambar huruf f dan akses keluar pada huruf g.
Untuk akses service menggunakan akses dengan huruf j, Penggunaan akses yang berbeda
pada masuknya bangunan di gunakan agar menghindari penumpukan kendaraan yang masuk
ke dalam site bangunan yang dapat dilihat pada Gambar 3.

Keterangan:
1) Perumahan Warga
2) Office Tower
a. Tower Hunian A
b. Tower Hunian B
c. Gedung Serba Guna
d. Outdoor Cafe
e. Core Sirkulasi
f. Akses Masuk Kendaraan
g. Akses Keluar Kendaraan
h. Selasar Gsg
i. Drop Off
j. Akses Service
k. Taman
l. Jogging Track
m. Area Bermain Anak
n. Kolam Berenang

Gambar 3. Konsep Aksesbilitas

D. Konsep Desain
Konsep Desain akan disesuaikan dengan tema bangunan seperti pada Gambar 4 yaitu
dengan menerapkan dan memanfaatkan unsur alam seperti gambar no 1 yaitu dengan
mengaplikasikan courtyard, no 2 memanfaatkan sungai yang melewati site dengan mengolah
sisi kanan dan kiri sungai, no 3 menggunakan tanaman lee kwan yew untuk pengolahan fasad
bangunan, pengolahan tapak dengan membuat taman seperti pada no 4, karena bangunan
apartemen dan gedung serba guna akan dipisah maka membuat selasar antar bangunan
dengan pemanfaatan cahaya sebagai diffuse light seperti pada no 5, selanjutnya membuat
bukaan yang besar agar ruang dalam dan ruang luar menyatu dan pencahayaan yang baik
masuk ke dalam bangunan.

1
6

2
5 1 5

2
4

4
3

Gambar 4. Konsep Desain

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 5


Mochamad Dendy Rukmana

3. HASIL RANCANGAN

Perencanaan tapak mengacu pada bentukan bangunan mengacu pada konsep dan orientasi bangunan
terhadap analisa yang di lakukan Sebelumnya, bangunan terdiri atas 2 bangunan yaitu bangunan
utama, bangunan A Apartemen dan bangunan B sebagai GSG yang dapat dilihat pada Gambar 5.

Keterangan
1. Perumahan Warga
2. Office Tower
a. Tower Hunian A
b. Tower Hunian B
c. Outdoor Cafe
d. Core Sirkulasi
e. Akses Masuk Kendaraan

A
f. Akses Keluar Kendaraan
g. Selasar Gsg
h. Drop Off
i. Akses Service

B j. Taman
k. Jogging Track
l. Area Bermain Anak
m. Kolam Berenang

Gambar 5. Rancangan Zoning Gubahan

Pada Gambar 6 perencanaan zoning terbagi atas 4 yaitu zona publik, zona, private, service dan
fasilitas. Area publik merupakan area parkir motor. Area private merupakan area hunian apartemen.
Area service yaitu office dan area utilitas. Area fasilitas adalah area khusus yang disediakan untuk
kebutuhan penghuni apartemen, seperti kolam renang dan area kebugaran.

Gambar 6. Zoning Kawasan

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 6


Penerapan Arsitektur Tropical Modern pada Hotel Bintang 4 di Bandung

Sedangkan untuk area zoning bangunan pada Gambar 7 terbagi atas 2 zona. dibagi menjadi area
private dan service. begitupun dengan lantai typical di atasnya

Gambar 7. Zoning Bangunan Lantai typical

Pasteur Green Walk memiliki 84 kamar dengan 2 jenis kamar. Terdapat 14 tipe 2 kamar yang dapat
dilihat pada Gambar 8, kamar ini memiliki ukuran luas 50 m2. Kamar ini memiliki 2 jenis kamar
standar.

Gambar 8. Tipe 2 Kamar

Kamar lainnya yaitu kamar tipe studio meupakan kamar yang memiliki ukuran luas 25 m2. Kamar ini
hanya memiliki 1 kamar secara terbuka, kamar ini memiliki nuansa yang sama dengan kamar standar
yang dapar dilihat pada Gambar 9. Kamar ini memiliki 64 kamar pada bangunan ini.

Gambar 9. Tipe Kamar Studio

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 7


Mochamad Dendy Rukmana

4. SIMPULAN

Dengan penerapan unsur alami terutama tanaman pada bangunan bukan hanya soal kenyamanan
namun juga adanya dampak positif bagi lingkungan dan sekitarnya. Bangunan ini juga memberikan
dampak untuk penambahan alternatif hunian bangunan apartemen di Kota Bandung yang semakin
lama kebutuhannya semakin bertambah.

UCAPAN TERIMAKASIH

Selama proses pengerjaan, penulis mendapatkan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung
dari beberapa pihak hingga tugas akhir ini dapat tersusun hingga akhir. Untuk itu, dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang selalu memberikan kelancaran di setiap langkah kaki penulis. Penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada Bapak Bambang Subekti, Ir., M. T. dan Ibu Meta Riany, Ir., M.T. selaku dosen
pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian tugas akhir
ini, kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan secara baik, dari segi finansial dan non
finansial, serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Browning, w.D., Ryan, C.O., Clancy, J.O., (2014). "14 Patterns Of Biophilic Design." New York:
terrapin Bright green, LLC
[2] Almusaed, Amjad. (2011).”Biophilic and Bioclimatic Architecture”, Denmark
[3] Ernst, Neufert. (1991). “Data Arsitek”. Jakarta: Erlangga.

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 8

Anda mungkin juga menyukai