Anda di halaman 1dari 45

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum

1. Terminologi Judul

Judul yang diambil oleh penulis yaitu Perancangan Velodrome di

BSD-Tangerang Dengan Pendekatan Biomimikri. Dari judul tersebut,

peneliti mengemukakan definisi menurut Bahasa :

a. Perancangan

Perancangan adalah proses atau cara serta tahapan dalam

menciptakan suatu karya.

b. Velodrome

Velodrom adalah tempat berlatih atau bertanding balap sepeda,

arena balap sepeda trek.

c. BSD (Bumi Serpong Damai)

BSD (Bumi Serpong Damai) adalah salah satu kota terencana di

Indonesia yang terletak di Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan.

d. Tangerang

Tangerang adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi

Banten, Indonesia. Banten merupakan provinsi yang berdiri

berdasarkan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2000 secara

8
9

administratif, terbagi atas 4 Kabupaten dan 2 Kota yaitu : Kabupaten

Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten

Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon, namun terjadi

pemekaran pada Kota Tangerang sehingga terbagi menjadi 2 Kota

yaitu Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Seluruh wilayah

Tangerang memiliki luas 8.651,20 Km2. Letak geografis Provinsi

Banten pada batas Astronomi 105º1'11² - 106º7'12² BT dan 5º7'50² -

7º1'1² LS, dengan jumlah penduduk hingga tahun 2006 sebesar

9.308.944 Jiwa.

Letak di Ujung Barat Pulau Jawa memposisikan Banten

sebagai pintu gerbang Pulau Jawa dan Sumatera dan berbatasan

langsung dengan wilayah DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara. Posisi

geostrategis ini tentunya menyebabkan Banten sebagai penghubung

utama jalur perdagangan Sumatera – Jawa bahkan sebagai bagian dari

sirkulasi perdagangan Asia dan Internasional serta sebagai lokasi

aglomerasi perekonomian dan permukiman yang potensial. Batas

wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Barat

dengan Selat Sunda, serta di bagian Selatan berbatasan dengan

Samudera Hindia, sehingga wilayah ini mempunyai sumber daya laut

yang potensial.

Kota ini menjadi penyumbang terbesar untuk kegiatan

bersepeda di Indonesia.

e. Pendekatan
10

Metode atau teknik, serta titik tolak atau sudut pandang

seseorang terhadap proses pembelajaran.

f. Biomimikri

Arsitektur biomimikri adalah desain bangunan yang langsung

terinspirasi oleh hewan, tumbuhan, tubuh manusia dan struktur

anatomi dengan bahan yang dipilih untuk menciptakan harmoni

estetika. Arsitektur biomimetik menggunakan elemen eksisting alam

sebagai sumber inspirasi untuk menciptakan bentuk. Berdasarkan hasil

terminologi di atas, judul tersebut dapat diartikan sebagai cara

membuat sebuah arena balap sepeda dengan menggunakan metode

meniru desain dan sistem yang terdapat di alam, pada kawasan kota

terencana yang terletak di Tangerang.

Pendekatan desain ini dipilih karna alam menyimpan banyak

teknologi yang bahkan manusia belum mampu untuk menirunya. Pada

perancangan velodrome ini, penulis menemukan benang merah antara

bentuk sepeda yang aerodinamis, dengan bentuk serbuk sari bunga

geranium yang juga memiliki struktur yang aerodinamis. Sehingga

penulis ingin mengadaptasi struktur serbuk sari geranium tersebut

kepada rancangan velodrome sehingga bangunan tersebut mampu

mengelola sirkulasi udara dengan baik.

2. Tinjauan Teori

a. Definisi Biomimikri
11

Arsitektur biomimikri menggunakan alam untuk mengadopsi

desain sebagai acuan dan pedoman dalam pemecahan masalah atau isu

dalam arsitektur. Arsitektur biomimikri merupakan percabangan dari

ilmu desain arsitektur biomorfik. Yang membedakan adalah, arsitektur

biomorfik hanya mengadopsi bentuk atau model dari salah satu

element di alam seperti tanaman atau mungkin serangga, sedangkan

arsitektur biomimikri lebih dari itu, mengadopsi desain berdasarkan

mekanisme, struktur, maupun filosofi dari alam. Jika arsitektur

biomimikri mengambil objek ikan yang aerodinamis untuk

mengadopsinya ke dalam konsep, maka mungkin yang diambil hanya

bentuk ikannya saja, namun dalam arsitektur biomimikri, bukan

bentuk ikan yang dijadikan gubahan masa, melainkan bagaimana

caranya agar “bentukkan” dinamis tersebut dapat diadaptasi kepada

bangunan.

Mengadopsi alam sebagai ide desain, biomimikri juga

mementingkan lingkungan alam dalam menilai efisiensi untuk

berinovasi. Menggunakan alam sebagai pendekatan desain pun berarti

bahwa biomimikri tidak mencoba untuk mengeksploitasi alam dengan

mengambil inti atau benang merah dalam element alam tersebut, dan

juga menghargai alam sebagai sesuatu yang manusia dapat pelajari.

Menurut Timoti Raharja (2018), inovasi arsitektur yang responsif

terhadap arsitektur dan alam tidak sepenuhnya harus menyerupai

objek animalia atau plantae. Dimana inspirasi arsitektur dapat


12

mengambil keistimewaan bentuk dan fungsi suatu organisme, maka

model bangunan yang didesain bisa saja sama ataupun berbeda

dengan bentuk yang ditiru. Berikut ini adalah prinsip-prinsip

Arsitektur Biomimikri :

1) Bentuk

Bentuk yang diciptakan dari konsep biomimikri memang

menerapkan metafora bentuk, karena memang ide dasarnya adalah

mengambil bentuk dari alam. Namun ada yang berbeda pada proses

metafora di arsitektur biomimikri ini, yaitu lebih mementingkan

kesinergian konsepsual dan visual, serta mengaitkan teknologi pada

sistem struktur, mekanisme, maupun material dari objek alam yang

dipilih.

2) Struktur dan Material

Struktur dan material yang ada pada objek organisme di alam

diambil sebagai konsep biomimikri untuk diterapkan pada hal

struktur bangunan bangunannya juga. Biomimikri ini sendiri

bertujuan untuk mencoba berinovasi dalam menciptakan sesuatu

yang baru, begitu juga penerapannya pada arsitektur yang condong

ke permasalahan struktur dan materialnya.

3) Prinsip Keberlanjutan

Konsep biomimikri menjadikan alam sebagai sumber inspirasi,

hal ini membuat arsitektur juga mengacu kepada pendakatan


13

Ekologi (Phillip Steadman, The Evolution of Design Biological

Analogy in Architecture and Applied Arts, 2008). Pendapat ini juga

disetujui oleh Brian Edwards (2001), beliau mengatakan bahwa

biomimikri seperti belajar dari alam, ekologi menjadi pendekatan

desainnya, bagaimana cara menciptakan bangunan agar tidak

merusak lingkungan sekitarnya dan membuat alam secara eksplisit,

caranya adalah dengan membawa alam langsung ke dalam desain

bangunan, bisa dengan cara membuat penghijauan atau taman

dalam bangunan.

4) Proses mimikri

Menurut Michael Pawlyn, dalam bukunya Biomimicry in

Architecture. Biomimikri memiliki tiga kategori, yaitu :

a) Tingkat organisme

Pada tingkat ini, rancangan desain hanya meniru pada konteks

organismenya saja.

b) Tingkat interaksi

Tingkat interaksi adalah proses dimana rancangan desain

meniru perilaku organismenya. Bagaimana organisme tersebut

berinteraksi dengan organisme lainnya.

c) Tingkat ekosistem

Pada tingkat ekosistem, bangunan meniru proses alami dan

siklus lingkungan yang lebih besar. Prinsip ekosistem ini


14

sendiri mengacu pada ekosistemnya itu sendiri seperti

bergantung pada sinar matahari, mengoptimalkan sistem dari

pada aspek bentuk, bergantung pada kondisi sekitar, memiliki

keberagaman element dan komponen, hubungan antara satu

dengan yang lainnya, serta beradaptasi dan berkembang.

b. Definisi Velodrome

Velodrom adalah sebuah gelanggang untuk olahraga balap sepeda,

khususnya untuk balap sepeda trek. Sebuah velodrome memiliki

lintasan berbentuk oval yang dilengkapi dua tikungan 180 derajat

yang memiliki kemiringan lebih curam dibandingkan lintasan lurus.

Velodrome dapat dibangun di dalam atau di luar ruangan. Dalam

sebuah kompetisi, ada beberapa format balapan yang diperlombakan

di Velodrome yaitu Pursuit, Sprint, Keirin, Omnium, Scratch Race,

Elimination Race, Tempo Race, Point Race, dan Madison.

c. Definisi Hubungan Ruang

1) Ruang saling mengunci

Ruang yang tertumpuk dan tergabung pada ruang lainnya.

Bagian yang saling mengunci ini akan menciptakan sebuah ruang

yang berfungsi untuk menjadi penghubung dari kedua ruang

tersebut

Gambar. Ruang-ruang yang saling mengunci


15

Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,


dan Tatanan Tahun 1996
2) Ruang dalam ruang

Sebuah ruang yang berada di dalam sebuah ruang lain yang

berdimensi lebih besar. Ruang yang lebih besar tersebut

difungsikan sebagai kulit yang melindungi atau men-cover ruang

yang lebih kecil di dalamnya.

Gambar. Ruang dalam ruang


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996

3) Ruang-ruang yang berdekatan

Dua buah ruang atau lebih yang saling berdekatan maupun

bersentuhan satu sama lainnya. Ruang-ruang tersebut bersifat

mandiri, baik itu dari segi bentuk, maupun dimensinya. Partisi-

partisi yang tercipta membungkus serta menjadi penyambung dari

beberapa ruang yang saling berdekatan tersebut, bentuknya pun

mengadaptasi dari “bentukkan” mereka.

Gambar. Ruang-ruang yang saling berdekatan


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996

4) Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang Bersama

Dua buah ruang inti yang berhadapan, dihubungkan dengan

sebuah ruang perantara. Ruang perantara tersebut dapat


16

diciptakan dengan bentuk maupun orientasi yang berbeda dari

ruang yang akan dihubungkan.

Gambar. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang


bersama
Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996

d. Sirkulasi

Unsur-unsur sirkulasi, diantaranya :

1) Pencapaian bangunan

Teori ini tergolong umum, untuk masuk ke dalam

bangunan kita akan diberikan sebuah akses atau jalur. Hal ini

pun juga merupakan tahap pertama dari suatu sistem sirkulasi

yang menggunakan ruang-ruang di dalam bangunan tersebut.

Berikut ini adalah beberapa metode untuk mencapai

bangunan :

a) Langsung

Metode ini umum digunakan di berbagai tempat.

Pencapaian yang mengarah langsung ke pintu masuk

melalui sebuah akses yang biasanya sejajar atau segaris

dengan sumbu bangunan sehingga akses menuju bangunan

tersebut pun terlihat jelas.


17

Gambar . Metode pencapaian bangunan secara langsung


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996

b) Tersamar

Salah satu dari metode pencapaian menuju bangunan

ini memiliki efek perspektif pada fasad depan karena akses

yang diberikan adalah samar-samar sehingga akan

menciptakan pengalaman yang berbeda saat menuju pintu

masuk. Bentuk pada suatu bangunan tersebut pun diubah

arahnya sehingga jalur akses akan menjadi lebih panjang.

Gambar . Metode pencapaian bangunan secara tersamar


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996

c) Berputar

Akses diberikan secara memutari bangunan sehingga

secara tidak langsung kita akan diberikan eksplorasi

bentuk bangunan secara utuh sebelum masuk ke dalam

bangunan. Pola sirkulasi ini lebih terarah sehingga lebih

memudahkan pengguna dalam menuju bangunan.


18

Gambar . Metode pencapaian bangunan secara berputar


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996

2) Alur gerak

Manusia jika dihadapkan dengan persimpangan jalan

mungkin akan kebingungan saat mengambil keputusan arah

tujuan mana yang akan dituju dari persimpangan jalan

tersebut. Bentukkan, skala, serta kontinuitas dari masing-

masing jalan pada persimpangan akan mempermudah kita

untuk membedakan antara jalan utama dengan jalan sekunder

yang masing-masing akan menuju ruang utama atau ruang

sekunder itu sendiri.

Gambar . Konfigurasi jalan


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996

Bentukkan konfigurasi jalan ini pun dapat bermacam-

macam, mulai dari melengkung, bercabang-cabang,


19

memotong, dan melingkar. Berikut ini adalah metode-metode

dari konfigurasi alur gerak :

a) Linear

Jalan yang lurus umum digunakan diberbagai tempat

karena menjadi unsur pengorganisir yang baik untuk

beberapa ruang.

Gambar . Konfigurasi jalan Linear


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996
b) Radial

Konfigurasi jalan radial memiliki bentukkan yang

berkembang, serta bercabang yang menyebar dari satu titik

pusat.

Gambar . Konfigurasi jalan Radial


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996
c) Spiral

Pada konfigurasi jalan spiral ini membentuk sesuatu

jalan yang berputar mengelilingi titik pusatnya dan semakin

lama jaraknya semakin menjauhi titik pusatnya.


20

Gambar . Konfigurasi jalan Spiral


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996

d) Grid

Grid atau kisi membentuk pola sirkulasi yang sejajar

dan saling berpotongan pada jarak yang sama sehingga

menciptakan bentuk kotak diantara ruang-ruang yang akan

dihubungkan.

Gambar . Konfigurasi jalan Grid


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996
e) Network

Bentuk Network ini terdiri dari beberapa akses jalan

yang saling terhubung melalui titik-titik tertentu.

Gambar . Konfigurasi jalan Network


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996

3) Hubungan antara ruang dengan akses


21

Gambar . Konfigurasi jalan Network


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996

Menurut Francis D.K. Ching, dalam bukunya yaitu

“Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan” (1996). Ia

menjelaskan bahwa akses dengan ruang-ruang bisa

dihubungkan dengan cara sebagai berikut :

a) Melewati ruang-ruang

Gambar . Melewati ruang-ruang


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996

Syarat yang harus dihadirkan dalam metode ini adalah :

i. Integritas ruang dipertahankan

ii. Konfigurasi jalan lurus

iii. Ruang-ruang perantara dapat dipergunakan untuk

menghubungkan jalan dengan ruang-ruangnya


22

b) Menembus ruang

Jalan dapat menembus sebuah ruang berdasarkan sumbu,

kemiringan, dan atau sepanjang sisinya. Dalam memotong

ruang tersebut, akses sirkulasi yang dihasilkan akan

menimbulkan pola-pola.

Gambar . Menembus ruang-ruang


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang,
dan Tatanan Tahun 1996

c) Berakhir dalam ruang

Ciri yang harus dihadirkan dalam metode ini adalah :

i. Lokasi yang menentukan jalan

ii. Hubungan antara jalan dan ruang ini digunakan

untuk mencapai dan memasuki secara fungsional

atau melambangkan ruang-ruang yang penting.

Gambar . Berakhir dalam ruang


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang, dan Tatanan
Tahun 1996

4) Bentuk ruang sirkulasi


23

Bentuk-bentuk ruang sirkulasi diantaranya adalah :

a) Tertutup

Ruang-ruang yang saling dihubungkan melalui pintu

dengan dinding-dinding yang menutup disekitarnya akan

membuat suatu bentuk yang kita sebut dengan koridor.

b) Terbuka di salah satu sisinya

Jika koridor adalah penghubungan ruang melalui

pintu yang dikelilingi oleh bidang dinding disekitarnya.

Maka jika salah satu dinding tersebut kita buka akan

menciptakan bentuk ruang sirkulasi yang baru yang biasa

disebut dengan selasar.

c) Terbuka pada kedua sisinya

Dan jika bentuk ruang sirkulasi terbuka pada kedua

sisinya, ini akan menciptakan bentk ruang sirkulasi yang

lain pula, yaitu pedestrian. Pedestrian biasanya digunakan

untuk pejalan kaki yang biasanya ditempatkan dipinggir

jalan utama, bisa outdoor maupun semi outdoor.


24

Gambar . Bentuk-bentuk ruang sirkulasi


Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitekur Bentuk, Ruang, dan Tatanan
Tahun 1996

e. Definisi Velodrom

Velodrom adalah sebuah gelanggang untuk olahraga balap sepeda,

khususnya untuk balap sepeda trek. Sebuah velodrome memiliki

lintasan berbentuk oval yang dilengkapi dua tikungan 180 derajat

yang memiliki kemiringan lebih curam dibandingkan lintasan lurus.

Velodrome dapat dibangun di dalam atau di luar ruangan. Dalam

sebuah kompetisi, ada beberapa format balapan yang diperlombakan

di Velodrome yaitu Pursuit, Sprint, Keirin, Omnium, Scratch Race,

Elimination Race, Tempo Race, Point Race, dan Madison.

1) Pursuit
25

Pursuit bisa dilakukan satu lawan satu atau bisa juga dengan tim

lawan tim. Dua team terdiri dari 4 orang akan memulai dari sisi

yang berseberangan, dan menyelesaikan jarak sepanjang 4km.

Pemenangnya adalah pembalap sepeda yang bisa mengejar

lawannya, atau yang mencatatkan waktu tercepat pada garis finish.

Gambar . Team Pursuit


Sumber : www.sepeda.me

2) Sprint

Tergantung dari ukuran velodrome, jarak sprint bisa dari 250m

sampai 1000m. Sprint pada balap sepeda tidak dibatasi di dalam

garis seperti sprint attletik, tetapi bisa bebas bergerak ke kiri dan

kanan lintasan. Perlombaan ini sangat taktikal, pada awal lomba

biasanya kontestan akan memacu sepeda dengan perlahan (bahkan

sampai berhenti) dan mencari posisi, dan membiarkan lawan untuk

maju duluan. Sprint dari belakang pada balap sepeda akan

memberikan keuntungan aerodinamis, hambatan pesepeda di


26

belakang tidak akan sebesar yang depan, mengurangi tingkat

kelelahan, atau memberi kejutan kecepatan menjelang garis finish.

3) Keirin

Awalnya dari Jepang, dimana peserta akan mengikuti sebuah

sepeda listrik atau motor (Derny) atau pace maker, yang memimpin

7-9 pembalap sepanjang 1400m dengan kecepatan yang sudah

ditentukan. Derny akan keluar setelah 1400m atau 600-700m

menuju garis finish, dan para pembalap sepeda akan berlomba

menuju garis finish.

Gambar . Keirin
Sumber : www.sepeda.me

4) Omninum

Adalah balap sepeda yang terdiri dari beberapa cabang, yang

dilakukan lebih dari satu hari. Cabang yang diikutkan pada

Omnium berubah-ubah. Tetapi yang dipakai sejak 2016 adalah :

Scratch race, Elimination race, Tempo race, dan Points race.

Pemenang lomba adalah yang mengumpulkan total point terbanyak

dari semua event.


27

5) Scratch Race

Perlombaan dimana semua peserta memulai lomba

bersamaan, pemenangnya adalah yang pertama mencapai garis

finish. Standard UCI untuk pria (Elite Men) adalah 15km, dan

untuk wanita (Elite Women) 10km. Jarak yang lebih pendek bisa

dipakai untuk kualifikasi, pria (Elite Men) 10km, dan untuk wanita

(Elite Women) 7.5km

6) Elimination Race

Semua pembalap start bersamaan, pembalap yang masuk finish

terakhir di tiap lap kedua dan kelipatannya otomatis tersisih, begitu

seterusnya sampai tinggal satu pembalap tersisa sebagai pemenang.

7) Tempo Race

Tempo race termasuk salah satu dari cabang dari Omnium,

pembalap diwajibkan menempuh jarak 7,5km (30 lap dengan

panjang 250m2 per-lapnya untuk wanita, dan 10km (40 lap dengan

panjang 250m2 per-lapnya. Point akan dihitung setelah pembalap

berhasil melewati 5 lap pertama, jika pembalap tersebut melewati 1

lap lagi maka akan mendapatkan 20 poin, namun jika overlap oleh

lawannya, maka pembalap tersebut justru akan dapat pengurangan

20 poin.

8) Point Race
28

Perlombaan yang dinilai dengan angka/point. Total jarak

tempuh untuk pria adalah 40km, dan untuk wanita 25km. Untuk

setiap lap yang diselesaikan mendapatkan 20 point. Point tambahan

didapat dari sprint (satu sprint sepanjang 250m untuk setiap 10

lap), pemenang pertama dan seterusnya akan mendapat point 5, 3,

2, 1. Nilai dari sprint terakhir akan berlipat (10, 6, 4, 2).

9) Madison

Mirip dengan Point Race, tetapi dilakukan pada team yang

terdiri dari dua orang. Total jarak tempuh untuk team pria adalah

50km, dan untuk team wanita 30km. Hanya satu anggota team yang

berlomba, satunya lagi akan ke pinggiran lintasan untuk beristirahat

dan menarik nafas. Mereka akan bergantian berlomba dengan

memegang tangan teman satu teamnya.

Untuk setiap lap yang diselesaikan mendapatkan 20 point.

Point tambahan didapat dari sprint (satu sprint sepanjang 250m

untuk setiap 10 lap), pemenang pertama dan seterusnya akan

mendapat point 5, 3, 2, 1. Nilai dari sprint terakhir akan berlipat

(10, 6, 4, 2).
29

Gambar . Madison
Sumber : www.sepeda.me

f. Cara Menjadi Atlet

Mengutip Olympic Solidarity (1998) bahwa “Memiliki bakat

istimewa, motivasi yang kuat, dan kemauan yang keras, adalah

karakteristik dari atlet yang sukses”.

Senada dengan Olympic Solidarity, Rusli Lutan (1999) membuat 5

aspek penting yang harus dimiliki oleh seorang atlet juara dalam

pembinaan atlet, yaitu :

1) Sikap mental terhadap pelaksanaan pelatihan, diantaranya

a) Kesediaan untuk melaksanakan kerja keras sebagai syarat

mutlak untuk sukses,

b) Kesiapan menerima kepemimpinan pelatih.

c) Kesiapan untuk menjalin kerja sama dalam sebuah tim

2) Kualitas mental

a) Kemampuan memikul dan mengatasi stres.

b) Kemampuan memotivasi diri.


30

c) Pengendalian diri.

d) Ketekunan dan ketabahan, dan

e) Kecepatan dan kejernihan pikiran dalam membuat putusan.

3) Efektifitas teknik

4) Efektifitas keterampilan takstis

Keterampilan taktis diperlukan untuk menerapkan teknik yang

sesuai dengan keadaan yang akan dihadapi

5) Kualitas fisik

a) Kemampuan daya tahan anaerobic dan aerobik,

b) Kemampuan daya tahan otot,

c) Kemampuan fleksibilitas,

d) Kemampuan koordinasi,

e) Kecepatan,

f) Daya tahan kecepatan,

g) Maximum strength, dan

h) Power.

g. Definisi Ruang Luar

Imanuel Kant, berpendapat bahwa ruang bukanlah sesuatu yang

obyektif atau nyata, tetapi merupakan sesuatu yang subyektif sebagai

hasil pikiran dan perasaan manusia. Sedangkan Plato berpendapat


31

bahwa ruang adalah suatu kerangka atau wadah dimana obyek dan

kejadian tertentu berada (Hakim, 1987). Hubungan ruang dengan

arsitektur adalah ruang sebagai suatu area yang memiliki batas pada

tiga elemen yaitu dinding, lantai, dan langit-langit. Elemen pembatas

tersebut tidak selalu bersifat nyata dan utuh akan tetapi dapat bersifat

parsial dan simbolik (Ashihara,1974).

Pada ruang luar elemen atap dianggap tidak ada, karena

mempunyai batas yang tak terhingga, maka perencanaan dan

perancangan ruang luar biasa disebut dengan arsitektur tanpa atap

Prabawasari dan Suparman dalam bukunya “Tata Ruang Luar 1”

menyatakan ruang luar adalah :

1) Ruang yang terjadi dengan membatasi alam hanya pada bidang

alas dan dindingnya, sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak

terbatas.

2) Sebagai lingkungan luar buatan manusia, yang mempunyai arti

dan maksud tertentu dan sebagai bagian dari alam.

3) Arsitektur tanpa atap, tetapi dibatasi oleh dua bidang: lantai dan

dinding atau ruang yang terjadi dengan menggunakan dua elemen

pembatas. Hal ini menyebabkan bahwa lantai dan dinding

menjadi elemen penting di dalam merencanakan ruang luar.

h. Definisi Ruang Dalam


32

Ruang dalam merupakan wadah yang digunakan manusia untuk

beraktivitas. Ruang dalam terbentuk dari pembatas-pembatas yang ada

di dalam bangunan. Terbentuknya ruang dalam melalui elemen-

elemen pembatasnya, sedangkan ruang-ruang pergerakan atau

sirkulasi dalam ruang dalam terbentuk melalui elemen pengisinya.

i. Definisi Sustainable Building (bangunan berkelanjutan)

Jika berbicara mengenai sustainable building, maka lagi-lagi kita

akan bertemu dengan Green Architecture, karena dari situlah semua

berakar. Green Arhitecture tidak hanya berbicara tentang bangunan

yang dipenuhi tanaman, pohon, atau semak belukar. Namun juga

menjadikan bangunan tersebut dapat memaksimalkan energi yang

didapat dari alam baik itu cahaya, air, dan udara. Semua elemen tadi

haruslah bisa dipakai secara berlanjut. Yang dimaksud dengan

berlanjut disini adalah bagaimana kita mengelola air dengan baik,

membuat resapan, mengolah limbah sehingga tidak merusak alam,

memanfaatkan cahaya alami matahari untuk penerangan ruang dalam,

dan lain sebagainya.

Menurut Helmi Zulmar, 2012. Green Building Council Indonesia

(GBCI) memberikan pedoman dalam evaluasi penilaian Green

Building, yang diantaranya adalah :

1) Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD)


33

2) Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency &

Conservation / EEC)

3) Konservasi Air (Water Conservation / WAC)

4) Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle /

MRC)

5) Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and

Comfort / IHC)

6) Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment

Management / BEM)

3. Standart

Velodrom yang sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh Union

Cycliste Internationale (UCI), dan Federation International Amateur

Cycliste (FIAC), tahun 1956.

a. Bentuk lintasan

Lintasan trek untuk balap sepeda ini memiliki bentuk seperti oval,

dengan bentuk lurus pada lintasan lurus, dan melingkar serta miring

pada ujungnya, didesain seperti itu untuk mengikuti hukum fisika.

“Sprint Track” memiliki ground plan yang memanjang dengan

belokan yang sempit dan lintasan lurus yang panjang, untuk

memberikan sprinters kesempatan finish lebih cepat pada lintasan

lurus.
34

Gambar 2.1 : Bentuk lintasan


Sumber : Google
Trek yang lebih pendek adalah trek yang paling optimal untuk

penonton. Pertandingan akan berlangung pada area yang lebih tinggi

sehingga lebih dekat dengan penonton. Hal ini akan menimbulkan

keintiman dengan penonton. Adapun jenis-jenis treknya, dibagi

berdasarkan tipe kompetisi yang diselenggarakan, yaitu :

1) Sprint Track

“Sprint Track” memiliki ground-Plan yang memanjang dengan

belokan yang sempit dan lintasan lurus yang panjang, untuk

memberikan sprinters kesempatan finishlebih cepat pada lintasan

lurus.
35

Gambar 2.2 : Sprinter Track


Sumber : Project guide VELODROMES. Ralph Schurmann, Dipl.-Ing.,
Architekt within the IAKS
2) Strayers Tracks

“Stayers Tracks” dibangun untuk even keirin. Memiliki

ground-plan yang kompak, dengan lintasan lurus yang relative

pendek dan belokan yang mudah, agar bisa terjadi gaya

sentrifugal serendah mungkin.

Gambar 2.3 : Strayers Track


Sumber : Project guide VELODROMES. Ralph Schurmann, Dipl.-Ing.,
Architekt within the IAKS

3) Trek Kombinasi
36

Trek sepeda yang di desain untuk kejuaraan dunia atau

pertandingan olimpiade, menggunakan trek kombinasi dari dua

jenis trek di atas untuk menyesuaikan dengan berbagai macam

aturan dan event yang dilombakan. Secara prinsip tidak ada

perbedaan antara trek sepeda untuk kompetisi dan untuk

latihan. Pada kedua kasus trek harus memenuhi syarat.

Gambar 2.4 : Trek Kombinasi


Sumber : Project guide VELODROMES. Ralph Schurmann, Dipl.-Ing.,
Architekt within the IAKS
b. Pembagian area trek
37

Gambar 2.5 : Trek Kombinasi


Sumber : Project guide VELODROMES. Ralph Schurmann, Dipl.-Ing.,
Architekt within the IAKS

Pada permukaan area trek dibagi ke dalam 2 tipe, diantaranya yaitu

yang garis berwarna biru untuk run-off (blue band). Permukaan untuk

pertandingan dibatasi pada bagian luar oleh pagar pengaman dan pada

bagian dalam oleh garis pengaman berwana biru atau “blue band”.

Garis “blue band”, pagar pengaman dan garis pengaman pada bagian

dalam arena adalah unsur yang penting untuk keamanan pengguna

trek. Persyaratan ini harus ditetapkan pada setiap trek untuk

memastikan keamanan pengendara sepeda dan keamanan bagi

penonton.

Gambar 2.6 : Trek Detailing


Sumber : Google
38

Garis run-off pada bagian dalam trek adalah garis biru, biasa juga

dinamakan “Cote d’ Azur” karena warnanya. Garis ini memberikan jalan

bagi para atlet dari lintasan datar ke lintasan dengan kemiringan yang

berbeda.

Lebar garis ini kurang lebih 1/10 dari lebar trek.Garis biru ini

terletak di trek datar dan mengelilingi sepanjang lintasan.Garis ini tidak

termasuk dengan bagian dari area pertandingan.

c. Infield (area tengah)

Persyaratan yang terdapat pada infield yaitu :

Area Kompetitor Sebuah area / ruang yang sangat dibutuhkan oleh

para pembalap sepeda untuk persiapan dan penggantian

sparepart.Area ini harus terletak di bawah lintasan karena

pertimbangan area / sudut pandang penonton dan agar tidak

mengganggu selama pertandingan berlangsung. Ruang pembalap ini

harus dilengkapi dengan tempat duduk, dan juga stand untuk sepeda,

luasannya kurang lebih 3x3 m. dibuat sejajar dan berdampingan

dengan pencahayaan buatan, power-point, sound system yang optimal

dari official pertandingan untuk mengumumkan sesuatu,

aircompressor, dan fasilitas pencuci. Persyaratan yang lain adalah

tersedianya area untuk kendaraan roda, area P3K, dan ruang

konsumsi. Berikut ini merupakan table dari luasan infield area.

Tabel 2.1. Luasan trek


Panjang Infield area
39

133,333 m 1000 m = 7,5 lap 15 x 30 m


142,857 m 1000 m = 7 lap 16 x 35 m
153,846 m 1000 m = 6,5 lap 18 x 40 m
166, 666 m* 1000 m = 6 lap 20 x 40 m
181,818 m 1000 m = 5,5 lap 25 x 50 m
200,000 m* 1000 m = 5 lap 30 x 60 m
222,222 m 1000 m = 4,5 lap 35 x 60 m
250,000 m* 1000 m = 4 lap 40 x 60 m
285,714 m* 1000 m = 3,5 lap 45 x 70 m
333,333 m* 1000 m = 3 lap 50 x 75 m
400,000 m 1000 m = 2,5 lap 60 x 100 m

d. Area Persiapan

Terletak tidak jauh dari garis start / finish dan garis pursuit, area

dengan luasan 12m2 harus di sediakan di dalam area infield di

samping safety zone, sebagai tempat persiapan para atlit sebelum

melakukan pertandingan. Permukaannya dapat berupa beton, kayu,

atau bahan sintetis.

Menurut Schuermann (1988), velodrome terbagi ke dalam tiga

kategori, yaitu :

a. Kategori 1

Velodrom tingkat regional/daerah. Fungsinya adalah

sebagai tempat latihan, training, dan kompetisi. Fasilitas standar

yang harus dimiliki adalah trek balap, fasilitas penonton dengan


40

kapasitas tempat duduk 500-1000 tempat duduk, dan bangunan

kecil tambahan yang bisa digunakan untuk sekretariat club.

1. Akomodasi Tim

2. Ruang Gym

3. Instalasi Kebersihan

4. Ruang Workshop

5. Area Kompetitor

6. Area Pemanasan

7. Lintasan/ trek

8. R. Pelatih

9. Restoran

10. Kios

11. Toilet Penonton


41

12. Ruang Tiket

13. Tribun

14. Juri

Gambar 2.7 : Denah Ruang


Sumber : Google
b. Kategori 2

Velodrom tingkat Nasional. Digunakan untuk training

dengan performa tinggi, kompetisi nasional dan kompetisi

Internasional. Fasilitas yang disediakan trek balap, fasilitas

penonton dengan kapasitas tribun mendekati 2500 tempat duduk

dan bangunan tambahan untuk fasilitas penunjang.

Gambar 2.8 : Denah Ruang


Sumber : Google
c. Kategori 3

Velodrome tingkat Internasional. Digunakan untuk

kompetisi Internasional, kejuaraan Internasional, kejuaraan antar


42

benua, kejuaraan dunia, dan pertandingan olimpiade. Terdiri dari

trek balap, fasilitas penonton dengan kapasitas mendekati 5000

penonton dan bangunan tambahan untuk fasilitas penunjang.

Gambar 2.9 : Denah Ruang


Sumber : Google
B. Tinjauan Projek Sejenis

Untuk tinjauan proyek sejenis, penulis akan membedah 2 velodrom

dalam negri, dan luar negri. Diantaranya adalah,

a. Eden Project, Karya Michael Pawlyn

Eden Project adalah sebuah rumah kaca raksasa yang difungsikan

juga sebagai taman botani. Pengerjaan proyek ini memakan waktu 3

tahun, mulai dibangun pada tahun 1998, dan selesai di tahun 2001.

Bentuk masa dari Eden Project ini pun menggunakan pendekatan


43

Biomimikri yang terinspirasi dari gelembung-gelembung udara yang

menempel satu sama lain sehingga membentuk kubah-kubah. Kubah ini

digunakan sebagai tempat bioma atau pengelompokan flora dan fauna

dengan cara ekologis yang besar pada suatu wilayah tersebut, dengan

karakteristik yang berbeda-beda atau bisa juga di sebut dengan sebuah

ekosistem di beberapa bagian yang ada di bumi. Bioma-bioma ini

dikelompokkan dalam beberapa kategori yang diantaranya adalah curah

hujan, dan intensitas cahaya matahari. Sehingga akan terjadi

pengelompokan tumbuhan berdasarkan tempatnya hidup, yaitu :

1. Hutan hujan tropis

2. Hutan gugur

3. Padang rumput

4. Padang gurun

5. Taiga

6. Tundra

Dalam kubah-kubah bioma ini dilengkapi dengan utilitas yang dapat

mengatur suhu dan kelembaban sedemikian rupa sehingga dapat

menciptakan iklim tersendiri di dalamnya.

Bangunan ini memiliki proses pengembangan bentuk tingkat

organisme Biomimikri. Gelembung sabun menjadi objek ide desain

pada kubah-kubah Eden Project. Selain mengadaptasi bentuknya,


44

terdapat pula filosofi yang tersirat dari gelembung sabun tersebut yaitu

aspek keringanan.

Gambar . Eden Project Dome


Sumber : mediastorehouse.com

Gambar . Pengembangan bentuk Eden Project


Sumber : Grimshaw.global
45

Gambar . Gelembung sebagai sumber inspirasi bentuk dasar


Sumber : thesupercraft.com

b. Jakarta International Velodrom Rawamangun

Jakarta International Velodrome didesain oleh konsultan arsitektur

Indonesia, yaitu Bamko Karsa Mandiri (BKM) yang berkolaborasi

dengan COX Architect. Sejak direncanakan pada tahun 2016, velodrom

ini memerlukan periode konstruksi yang relatif singkat, yaitu selama 12

bulan. Waktu konstruksi yang singkat ini dilatarbelakangi oleh aplikasi

struktur modular fabrikasi untuk mempersingkat proses pengerjaan di

lapangan. Bahkan, proyek ini juga diakui sebagai velodrom terbaik di

dunia.

Saat pertama kali diberi tanggung jawab untuk mengerjakan

proyek, kondisi sebagian site sudah menjadi lahan kosong, tetapi di area

lanskap masih terdapat bangunan pemerintah yang harus dibongkar dan

sedang menunggu penghapusan lahan. Tanaman eksisting dan kontur

lahan masih dipertahankan dan menjadi bagian perancangan bangunan

dan kawasan. Di area tapak pada bagian Jl. Balap Sepeda, Jakarta

International Velodrome terintegrasi secara keseluruhan dengan area

publik dan infrastruktur transportasi LRT.

Desain Jakarta International Velodrome mempertimbangkan

pendekatan teknis dan non-teknis. Pendekatan teknis erat kaitannya

dengan standar dimensi yang harus diikuti dalam peraturan yang

dikeluarkan oleh UCI, meliputi panjang dan bentuk lintasan. Standar

perancangan teknis juga harus sesuai dengan peraturan UCI, khususnya


46

dalam perancangan lintasan balap sepeda yang meliputi material, detail

sistem, dan pengerjaan konstruksi yang langsung diawasi oleh UCI.

Gambar 2.10 : Eksterior Jakarta International Velodrom


Sumber : bolalob.com

intasan arena ini memiliki standar dimensi panjang 250 meter dengan

bentuk dan sudut lintasan yang harus mengikuti standar, termasuk juga

pemilihan warna yang sudah ditentukan. Pemilihan material kayu yang

diaplikasikan juga harus menggunakan kayu Siberia yang sudah

mendapat lisensi untuk kekuatan dan mutunya dari UCI. Warna yang

digunakan pun harus melewati proses verifikasi.

Sebagai arsitek, BKM dan COX Architect mengolah perancangan

Jakarta International Velodrome yang teknis secara dinamis dengan

mepertimbangkan kontur, lingkungan sekitar, vegetasi eksisting, dan


47

kolaborasi desain dengan proyek pembangunan LRT. Proses massing

diawali dari bentuk lintasan dengan standar yang sangat teknis.

Kebutuhan dan standar dimensi ruang juga mengikuti bentuk

lintasan yang diolah secara efisien sesuai kebutuhan dan sirkulasi

velodrom berstandar internasional. Setelah mengolah area lintasan,

proses pengerjaan dilanjutkan menuju pengolahan kebutuhan tribun

sesuai standar dimensi yang juga ditentukan oleh UCI, serta kebutuhan

teknis untuk lighting dan akustik ruang sehingga menciptakan desain

bagian dalam bangunan.

Desain atap dikembangkan dengan menggubah bentuk atap dan

fasad bangunan dengan konsep dinamis dan transparan. Atap juga

ditunjang dengan sistem struktur bentang lebar yang efisien dan ikonik.

Selain itu, atap dapat juga mendukung sistem lighting dan utilitas

bangunan secara integratif.

Gambar 2.11 : Interior Jakarta International Velodrom


48

Sumber : Ping Point

c. Berlin Velodrom

Velodrom Berlin ini adalah velodrome indoor yang memiliki

panjang lintasan 250 m dan lebar lintasan 7,5 m dengan sudut lintasan

13-45 derajat, menggunakan trek bermaterial kayu.

Velodrom Berlin ini berdiri pada tahun 1996 dan sudah berstandar

Internasional serta bersertifikat UCI, didesain oleh arsitek

berkebangsaan Perancis, yaitu Dominique Perrault.

Velodrom indoor dengan trek kayu yang memiliki panjang lintasan

250 m dan lebar lintasan 7,5 m. sudut lintasan yang digunakan adalah

13-45 derajat. Velodrom ini dibuat pada tahun 1996 dengan standar

internasional dengan sertifikat UCI.

Konsep yang diusung adalah hidden building. Atap velodrome ini

memiliki ketinggian 4 meter dari tanah yang terbuat dari susunan grid

struktur truss dengan diameter 142 meter. Kedalaman bangunan ini dari

permukaan tanah 13 meter. Pencahayaan masuk dari sisi bangunan.

Bentuk dari bangunan ini dibuat seperti kerajaan bumi, yang

diimplementasikan pada interior yang ditenggelamkan ke permukaan

tanah, sehingga bagian atap bangunan ini dapat terekspos oleh pejalan

kaki yang ada disekitar bangunan tersebut.


49

Pada bagian landscape, bangunan ini menerapkan pada kawasan

olahraga velodrome dan kolam renangnya saja.

Gambar 2.12 : Velodrom Berlin


Sumber : Google

Velodrome Berlin ini berkapasitas 5800 pengunjung, maka

velodrome tersebut masuk kedalam kategori 3 yaitu skala

Internasional

Fasilitas yang tersedia sangat lengkap. Tersedia bar, tempat

duduk yang nyaman, variasi stand makanan yang sangat banyak

terdapat di sekitar bangunan. Selain itu bangunan ini di dukung

dengan teknologi yang canggih dengan adanya timing score dan

display LCD papan skor yang besar. Fasilitas penunjang yang lain

adalah adanya toko pembelian dan penyewaan sepeda maupun

sparepart.
50

Gambar 2.13 : Interior Velodrom Berlin


Sumber : Google
c. Kesimpulan tinjauan proyek sejenis

1) Sebuah velodrom sangat memperhatikan desain trek / lintasan

balap. Hal ini berkaitan erat dengan faktor keamanan.

2) Pengolahan tatanan pola ruang serta sirkulasi ruang luar dan

dalam yang diperhatikan.

3) Permainan dalam menstransformasikan bagian dari atlit yang

di jadikan bentuk utama untuk bangunan.

4) Cahaya yang masuk di rancang agar tidak menyilaukan atlit

yang sedang bertanding, arah masuknya cahaya bias di desain

baik dari samping maupun dari bagian atas bangunan.

5) Fasilitas tambahan seperti café atau lounge dibutuhkan untuk

kepentingan fungsi komersil.


51

6) Struktur bentang lebar memberikan keleluasaan untuk sang

arsitek untuk dapat mengeksplorasi bentuk bangunan.

7) Eksplorasi material dapat menjadikan bangunan memiliki nilai

estetika yang lebih.

C. Kerangka Berpikir

Diagram 2.1 : Dasar Pola Berpikir


Sumber : Olah Pribadi
52

Diagram 2.2 : Pola Berpikir


Sumber : Olah Pribadi

Anda mungkin juga menyukai