Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS JURNAL

Judul An Analysis of the Effect of Economic


Growth, Inflation, and Open Unemployment
on Poverty in South Sulawesi Province.
Jurnal Jurnal Internasional
Volume dan Halaman Vol. 8 Hal 14-17
Tahun 2020
Penulis Nurdiana, Muhammad Hasan, Nur Arisah,
Andi Sawe Riesso, Dilla Faradilla Hasanah.
Reveiwer Delvi Ilyasari (1894040025)
Tanggal 29 November 2020

Pokok Pembahasan Adapun hal yang dikaji dalam jurnal ini


tentang bagaimana pengaruh pertumbuhan
ekonomi, inflasi, dan pengangguran terbuka
terhadap kemiskinan diprovinsi Sulawesi
selatan yang dimana beberapa pengaruh
tersebut merupakan faktor yang
mempengaruhi tingkat kemiskinan.
Kemiskinan merupakan suatu kondisi yang
seringkali dikaitkan dengan kurangnya daya
ekonomi guna memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Kemiskinan secara absolut
didasarkan pada ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar minimum
seperti pangan, sandang, kesehatan,
perumahan dan pendidikan yang diperlukan
untuk hidup dan bekerja. Ada banyak faktor
yang mempengaruhi tingkat kemiskinan.
Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi
merupakan kebutuhan utama dalam
pengentasan kemiskinan, dan yang kedua
adalah ekonomi yang berpihak pada
masyarakat miskin (Thamrin & Hasan,
2018). Pertumbuhan ekonomi memang tidak
cukup untuk mengentaskan kemiskinan,
tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi
merupakan sesuatu yang dibutuhkan, namun
pertumbuhan ekonomi yang baik tidak akan
mengarah pada penurunan jumlah penduduk
miskin jika tidak dibarengi dengan
pemerataan pendapatan (Misini & Pantina,
2017). Pengangguran dan inflasi merupakan
masalah yang penting bagi kehidupan sosial
dan ekonomi setiap negara (Ademola &
Badiru, 2016). Inflasi merupakan suatu
kondisi dimana harga-harga meningkat
secara signifikan dan terus menerus. Tingkat
inflasi yang tinggi dapat disebabkan oleh
tingginya permintaan suatu barang atau
barang.
Tujuan Tujuan dari pembahasan ini untuk
menganalisis dan mengetahui pengaruh
pertumbuhan ekonomi, inflasi dan
pengangguran terhadap kemiskinan di
Provinsi Sulawesi Selatan.
Metode Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif yang
dimana dapat digunakan untuk mengukur
interaksi hubungan antara dua variabel atau
lebih variabel dan mampu menyederhanakan
realitas permasalahan yang kompleks dan
rumit dalam sebuah model. Data yang
digunakan adalah data sekunder berupa data
time series periode 2009-2018 di Provinsi
Sulawesi Selatan. Untuk menganalisis data
dapat dilakukan dengan menggunakan
analisis jalur. Analisis jalur digunakan untuk
menguji pengaruh variabel intervening
terhadap variabel dependen dan independen.
Data yang digunakan dianalisis secara
kuantitatif dengan menggunakan analisis
jalur yang merupakan perluasan dari analisis
regresi berganda. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi
dan inflasi. Variabel intervening yaitu
variabel yang mempengaruhi variabel
independen dan variabel dependen adalah
pengangguran terbuka. Sedangkan variabel
terikat dalam hal ini adalah kemiskinan.
Hasil Penelitian • Hipotesis pertama adalah analisis
pengaruh pertumbuhan ekonomi (X1)
terhadap pengangguran terbuka (X3). Dari
hasil analisis diperoleh nilai signifikansi
pertumbuhan ekonomi sebesar 0,611>
0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa tidak ada pengaruh langsung yang
signifikan variabel pertumbuhan ekonomi
terhadap pengangguran terbuka.
Berdasarkan analisis jalur, langsung
koefisien jalur efek adalah -0,124. Artinya
setiap 1 persen peningkatan variabel
pertumbuhan ekonomi akan
mengakibatkan penurunan sebesar 0,214
persen pada variabel pengangguran
terbuka.
• Hipotesis kedua adalah analisis pengaruh
inflasi (X2) terhadap pengangguran
terbuka (X3). Dari hasil analisis diperoleh
nilai signifikansi inflasi sebesar 0,928>
0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa tidak ada pengaruh langsung
variabel inflasi terhadap pengangguran
terbuka. Berdasarkan analisis jalur,
koefisien jalur pengaruh langsung adalah -
0,038. Artinya, setiap peningkatan 1
persen pada variabel inflasi akan
menyebabkan penurunan variabel
pengangguran terbuka sebesar 0,038
persen.
• Hipotesis ketiga adalah analisis pengaruh
pengangguran terbuka (X3) terhadap
kemiskinan (Y). Dari hasil analisis
diperoleh nilai signifikansi pengangguran
terbuka sebesar 0,002 <0,05. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh langsung yang
signifikan variabel pengangguran terbuka
terhadap kemiskinan. Berdasarkan analisis
jalur, koefisien jalur pengaruh langsung
adalah 0,922. Artinya, setiap peningkatan
1 persen pada variabel pengangguran
terbuka akan meningkatkan variabel
kemiskinan sebesar 0,922 persen.
• Hipotesis keempat adalah analisis
pengaruh pertumbuhan ekonomi (X1)
terhadap kemiskinan (Y). Dari hasil
analisis diperoleh nilai signifikansi
pertumbuhan ekonomi sebesar 0,968>
0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
ada pengaruh langsung yang signifikan
variabel pertumbuhan ekonomi terhadap
kemiskinan. Berdasarkan analisis jalur,
koefisien jalur pengaruh langsung adalah
0,008. Artinya, setiap peningkatan 1
persen pada variabel pertumbuhan
ekonomi akan mengarah pada perbaikan
variabel kemiskinan sebesar 0,008 persen.
• Hipotesis kelima adalah analisis pengaruh
pertumbuhan ekonomi (X1) melalui
pengangguran terbuka (X3) terhadap
kemiskinan (Y). Diketahui bahwa
pengaruh langsung pertumbuhan ekonomi
terhadap kemiskinan adalah 0,008.
Sedangkan pengaruh tidak langsung
pertumbuhan ekonomi melalui
pengangguran terbuka terhadap
kemiskinan adalah perkalian nilai beta X1
terhadap X3 dengan nilai beta X3 terhadap
Y yaitu: -0,124 x 0,922 = - 0.114.
Kemudian pengaruh total yang diberikan
oleh pertumbuhan ekonomi terhadap
kemiskinan adalah pengaruh langsung
ditambah pengaruh tidak langsung yaitu:
0,008 + (-0,114) = -0,106.
• Hipotesis keenam adalah analisis pengaruh
inflasi (X2) terhadap kemiskinan (Y). Dari
hasil analisis diperoleh nilai signifikansi
inflasi sebesar 0,404> 0,05. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
langsung variabel inflasi terhadap
kemiskinan. Berdasarkan analisis jalur,
koefisien jalur pengaruh langsung sebesar
0,162. Artinya setiap peningkatan 1 persen
variabel inflasi akan mengarah pada
peningkatan 0,162 persen pada variabel
kemiskinan.
Kelebihan Secara keseluruhan jurnal ini sudah
memberikan informasi yang mudah dipahami
dan penggunaan bahasa yang baik sehingga
pembaca dengan mudahnya dapat mencerna
dengan baik apa yang telah dicantumkan.
Dalam jurnal ini telah dijelaskan metode
yang tidak membutuhkan keahlian untuk
melakukan suatu pembuatan jurnal itu
sendiri.
Kekurangan Sedikit kekurangan pada jurnal ini, pada
pembahasan sebelumnya yang terdapat pada
metodologi penelitian tidak dijelaskan
mengenai instrumen apa yang digunakan
dalam penelitian ini. selain itu tidak pula
dijelaskan mengenai uji prasyarat, sehingga
hal ini sedikit menyulitkan pembaca dalam
memahami informasi apa saja yang
dijelaskan dalam jurnal.
Kesimpulan Secara langsung tidak terdapat pengaruh
yang signifikan variabel pertumbuhan
ekonomi terhadap pengangguran terbuka di
Provinsi Sulawesi Selatan.
Secara langsung tidak terdapat pengaruh
yang signifikan variabel inflasi terhadap
pengangguran terbuka di Provinsi Sulawesi
Selatan.
Terdapat pengaruh yang signifikan secara
langsung variabel pengangguran terbuka
terhadap kemiskinan di Provinsi Sulawesi
Selatan. Berdasarkan analisis jalur, koefisien
jalur pengaruh langsung adalah 0,922.
Artinya setiap peningkatan 1 persen pada
variabel pengangguran terbuka akan
mengakibatkan peningkatan variabel
kemiskinan sebesar 0,922 persen.
Secara langsung tidak terdapat pengaruh
yang signifikan variabel pertumbuhan
ekonomi terhadap kemiskinan di Provinsi
Sulawesi Selatan.
Selain itu secara tidak langsung tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel pertumbuhan ekonomi melalui
pengangguran terbuka terhadap kemiskinan.

Anda mungkin juga menyukai