Mengidentifikasi shock
Melakukan kontrol perdarahan
Melakukan penatalaksanaan pemberian cairan
SYOK
PATOFISIOLOGI
Perfusi jaringan tubuh yang normal membuthkan 4 komponen
yang intak. Hal tersebut yaitu:
1. Sistem vaskuler yang intak untuk mengirimkan darak
teroksigenasi ke seluruh bagian tubuh: pembuluh darah.
2. Pertukaran udara yang adekuat di paru-paru agar darah dapat
masuk ke pembuluh darah: oksigenasi.
3. Volume cairan yang adekuat pada sistem vaskuler: sel darah
merah dan plasma.
4. Pompa yang berfungsi baik: jantung.
SYOK
Dengan demikian, jika terjadi penurunan cardiac output (baik karena heart rate
ataupun stroke volume yang menurun) atau peripheral vascular resistance (misal
terjadi vasodilatasi pada syok neurogenik), tekanan darah akan ikut turun
SYOK
Cara pencegahannya dapat dilakukan sebagai berikut:
1
Pertahankan jalan nafas bebas.
2
Pertahankan oksigenasi dan ventilasi yang baik.
3
Kontrol perdarahan.
4 Pertahankan sirkulasi dengan heart rate dan
volume intravaskuler yang adekuat.
Penting pula diingat bahwa tekanan positif yang Anda berikan saat melakukan
ventilasi pada seseorang dapat mengurangi darah yang kembali ke jantung
sehingga cardiac output jadi menurun
SYOK
SYOK
oksigen, elektrolit, glukosa, dan cairan yang tidak adekuat
AKRAL :
DINGIN, BASAH, PUCAT
NADI :
CEPAT DAN LEMAH
SYOK
SYOK
Derajat syok
Di bagi menjadi 4 Kelas Syok :
1. Kelas 1 : <15% vol.darah hilang
Tensi
2. Kelas 2 : 15-30% vol.darah hilang Normal
Perdarahan Kelas I
Kehilangan 750 BVL (15%) Respon Tubuh
Respiration
Slightly 14-20/min
anxious
Heart rate
<100/min
Urine 30 BP Normal
mL/hr
crystalloid
INITIAL ASSESMENT
Perdarahan Kelas II
Respiration
Mildly
20 –30/min
anxious
Heart rate
>100/min
Urine
20-30 ↓Pulse BP
mL/hr pressure
Crystalloid ……..?
Blood……?
INITIAL ASSESMENT
Perdarahan Kelas III
Kehilangan 1500 – 2000 ml BVL (30 – 40 % )
Confused, Respirations
anxious 30-40/min
Crystalloid BP
Blood, operation
INITIAL ASSESMENT
Perdarahan Kelas IV
Kehilangan > 2000 ml BVL ( > 40 % )
Non Responder
Confused,
lethargic
Heart rate
>140/min Respirations
>35/min
Urine Pulse pressure
negligible
Rapid fluid, BP
blood, operation
SYOK
SINDROMA SYOK
Terdapat tiga kondisi syok yang dibedakan berdasarkan
penyebabnya yaitu:
Sistem saraf simpatis menyebabkan vasokonstriksi. Hal ini dapat mengurangi dan
mempertahankan tekanan darah yang cukup tinggi
Jika volume darah kurang, sensor yang ada di pembuluh darah besar akan mengirimkan sinyal
ke kelenjar adrenal dan saraf-saraf simpatis untuk mensekresikan katekolamin.
Terjadilah vasokonstriksi sehingga bisa mempertahankan tekanan perfusi ke otak dan jantung.
jumlah darah yang hilang hanya sedikit, sistem simpatis masih mampu merespon untuk
mempertahankan tekanan darah.
Namun jika jumlah darah yang hilang sangat banyak, rongga vaskuler tidak bisa bertambah
kecil lagi untuk mempertahankan tekanan darah, sehingga akhirnya terjadi syok
SYOK
Luar / eksternal
Dalam / Internal
1. Thoraks
2. Abdomen
3. Pelvis
4. Tulang panjang / Femur
5. Retroperitoneal
High-Space Shock (Hipovolemia Relatif)
1. Tension pneumothorax
2. Tamponade jantung
3. Kontusio miokard
INITIAL ASSESMENT
TENSION PNEUMOTHORAX.
PERDARAHAN EKSTERNAL
CONTROL BLEEDING
BEBAT TEKAN
HATI-HATI...!!!!!
MANAJEMEN SYOK
Jika pasien menunjukkan tanda-tanda syok yang menetap meskipun telah dibalut
tekan, lakukan hal-hal sebagai berikut:
Perdarahan Eksternal
Pasien dengan perdarahan eksternal yang tidak bisa dikontrol dengan cara penekanan langsung harus
segera dirujuk ke rumah sakit. angkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:
1. Lakukan penenkanan secara langsung di lokasi perdarahan (misalnya di arteri femoralis). Perdarahan akan
terjadi kemabli jika tekananannya dilepas.
2. Baringkan pasien pada posisi horizontal.
3. Pasang tourniquet pada perdarahan di ekstremitas untuk menghentikan perdarahan yang tidak bisa
dikontrol.
4. Jika masih belum bisa dikendalikan juga, dapat menggunakan agen hemostatic seperti QuikClot® Combat
Gauze, Hemcon Dressing, dan lain-lain jika tersedia.
5. Beri oksigen beraliran tinggi menggunakan NRM.
6. Segera rujuk pasien dengan aman.
7. Pasang akses IV dalam perjalanan di ambulans. Pertimbangkan penggunaan akses IO jika kesulitan
mendapatkan akses IV.
Beri cairan fisiologis untuk mempertahankan tekanan darah cukup tinggi untuk mendapatkan perfusi
perifer yang adekuat. Yang dimaksud dengan mempertahankan perfusi perifer disini yaitu terabanya
nadi di perifer (seperti nadi radialis), mempertahankan kesadaran pasien (jika tidak ada cedera kepala),
dan mempertahankan “tekanan darah yang adekuat” (tekanan darah sistolik sekitar 80 - 90 mm Hg).
Tranfusi darah segera.
8. Monitor kondisi jantung dan saturasi oksigen, serta waveform capnography (jika ada).
9. Lanjutkan Ongoing Exam dan terus monitor kondisi pasien dalam perjalanan.
Perdarahan Yang Tidak Dapat Dikontrol
Perdarahan Internal
Pasien dengan perdarahan internal yang tidak terkontrol merupakan pasien kritis
Penting diingat bahwa penggunaan cairan fisiologis dalam julah yang banyak pada kondisi
perdarahan internal malah dapat memperberat perdarahan dan menigkatkan mortalitas. Cairan
IV dapat meningkatkan tekanan darah, tapi juga dapat menyebabkan dilusi dari faktor-faktor
pembekuan. Selain itu, cairan IV tidak mengandung oksigen dan tidak bisa menggantikan sel-sel
darah merah. Selain itu, jangan sampai terjadi keterlambatan dalam merujuk pasien dengan
kondisi tersebut. Selalu catat hal-hal tersebut di dalam laporan tindakan pasien.
Dengan demikian, rekomendasi tindakan untuk pasien dengan perdarahan internal yaitu:
1. Segera transportasi pasien secara aman.
2. Letakkan pasien pada posisi horizontal.
3. Beri oksigen beraliran tinggi.
4. Pasang akses IV dengan kateter bernomor besar. Pertimbangkan penggunaan IO jika akses
vena sulit.
5. Lakukan resusitasi cairan untuk mempertahankan perfusi perifer.
6. Monitor kondisi jantung dan satursai oksigen serta waveform capnography (jika tersedia).
7. Lakukan Ongoing Exam dan lanjutkan observasi.
MANAJEMEN SYOK
Syok Mekanikal/Obstruktif
1. Pasien dengan tension pneumothorax harus segera dilakukan dekompresi
untuk mengurangi tekanan di dalam rongga dada dan rujuk ke RS.
2. Pasien dengan dugaan tamponade jantung harus segera dirujuk karena
onset dari mulai terjadinya tamponade hingga terjadinya kematian hanya
dalam hitungan menit. Pemasangan akses IV pada kasus seperti ini jangan
sampai menunda waktu transfer pasien. Pertimbangkan pemasangan IO
jika akses IV sulit dilakukan.
3. Kontusio miokard yang berat dapat menimbulkan gejala seperti pada
gagal jantung, dengan ditemukannya distensi vena leher, takikardi,
sianotik, dan kemungkinan aritmia. Beri oksigen beraliran tinggi dan
monitor kondisi jantung. Pemberian cairan yang berlebihan dapat
memperparah kondisi pasien tersebut
MANAJEMEN SYOK
High-Space Shock
Pada high-space shock terjadi hipovolemia relative dengan
vaskuler yang intak. Oleh karena itu, manajemen awal terasmuk
pembeiran cairan IV. Pertimbangkan pemasangan IO jika akses IV
sulit.
Pada pasien yang tidak mengalami cedera kepala, penilaian
kesadaran berguna untuk memonitor keberhasilan ataupun
kegagalan resusitasi. Wasapada akan kemungkinan perdarahan
internal yang masif, dan tetap ingat bahwa menaikkan tekana darah
dapat memperberat perdarahan internal tersebut. Penggunaan
vasopressor terutama untuk kondisi syok oleh karena vasodilatasi seperti
pada syok sepsis.
MANAJEMEN SYOK
INTRAOSSEUS
Indikasi
Intraosseus dapat digunakan pada pasien pediatri maupun dewasa yang
mengalami henti jantung ataupun pada kasus syok hipovolemik yang sulit
untuk mendapatkan akses intravena.
Kontraindikasi
1. Terdapat infeksi pada lokasi insersi.
2. Fraktur pada ekstremitas.
3. Riwayat akses IO pada ekstremitas yang sama.
4. Tidak tamaknya landmark pada lokasi yang akan dilakukan insersi.
5. Prosthesis.
Lokasi Pemasangan Intraosseus
1. Proksimal os tibia, 1-2 jari medial dari tuberositas tibia.
2. Proksimal os humerus, lateral diatas penonjolan tuberkulum mayor.
3. Distal os tibia, 2 jari diatas malleolus medial.
PROSEDUR INTRAOSSEUS
TERIMA KASIH