Makalah k3 Alat Berat
Makalah k3 Alat Berat
Makalah k3 Alat Berat
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat berat adalah segala macam peralatan/pesawat mekanis termasuk attachment
& implementnya baik yang bergerak dengan tenaga sendiri (self propelled) atau
ditarik (towed-type) maupun yang diam ditempat (stationer) dan mempunyai daya
lebih dari satu kilo-watt, yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
kontruksi pertambangan, industri umum, pertanian/kehutanan dan/atau bidang-bidang
pekerjaan lainnya, sepanjang tidak merupakan alat processing langsung. Dalam
pengoperasian alat berat banyak hal dan aspek yang harus diperhatikan, mulai dari
ketrampilan dan skill operator, prosedur pengoperasian alat, aspek keselamatan kerja
(K3) dan aspek perawatan dan troubleshooting. Alat berat ini merupakan peralatan
teknik yang mengandung resiko bahaya tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja bilamana tidak ditangani secara baik dan benar.
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan
menuju produktivitas dan efisiensi untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
Dalam rangka penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3),dengan operator-operator alat-alat Berat yang memiliki kualifikasi
sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundangan. Keberadaan operator yang
kompeten, akan dapat meminimalkan risiko kecelakaan selama mengoperasikan
peralatan-peralatan tersebut.
1.3 Manfaat
1
BAB II
DASAR HUKUM
Dasar hukum yang berlaku untuk pesawat angkat & angkut / alat berat adalah sebagai
berikut :
2
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
3
No. 23/ 1992 tentang Kesehatan memberikan ketentuan mengenai
kesehatan kerja dalam Pasal 23 yang menyebutkan bahwa kesehatan kerja
dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan
yang baik tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau masyarakat, dan
supaya mereka dapat mengoptimalkan produktivitas kerja mereka sesuai
dengan program perlindungan tenaga kerja (Departmen Kesehatan 2002).
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja
atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama. Untuk
mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan
perundang-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai
pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veilighheids Reglement, STBI
No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi
kemajuan dan perkembangan yang ada. Keselamatan merupakan suatu
usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tida selamat yang
dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan kerja yaitu
terhindarnya dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai
pekerjaannya. (Bennett N.B. Silalahi, 1991). Hal tersebut juga
mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah
terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis
kecelakaannya. Sejalan dengan itu perkembangan pembangunan yang
dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU no. 14 tahun 1969 tentang
pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami
perubahan menjadi UU no. 12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.
Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada
pelaksanaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena
terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana
yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan
4
lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatnya sosialisasi
dan kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan
pengawasan norma K3 agar berjalan dengan baik.
5
mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka
lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara
menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur
penyebab kecelakaan dan mengadakan pengawasan yang ketat. Kecelakaan
kerja adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada saat seseorang melakukan
pekerjaan. Kecelakaan kerja merupakan peristiwa yang tidak direncanakan
yang disebabkan oleh suatu tindakan yang tidak berhati-hati atau suatu
keadaan yang tidak aman atau kedua-duanya. (Sheddy Nagara, 2008:177-
180) Pada dasarnya kecelakaan kerja tambang itu adalah kecelakaan kerja
yang terjadi pada pekerjaan usaha pertambangan dalam waktu antara mulai
pekerjaan sampai akhir pekerjaan. Menurut UU no 11/1967 pasal 14 yang
termasuk dalam pekerjaan usaha pertambangan adalah penyelidikan
umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/pemurnian, pengangkutan dan
penjualan mineral. Dalam setiap fase kegiatan pertambangan dapat terjadi
kecelakaan kerja tambang. Dan dalam Kepmen 555 K 26 tahun 1995
dipaparkan bahwa kecelakaan tambang adalah : 1. Kecelakaan terjadi
akibat dari pekerjaan tambang 2. Kecelakaan itu memang terjadi 3.
Kecelakaan terjadi pada jam kerja atau giliran kerja 4. Kecelakaan kerja
itu menimpa pekerja tambang 5. Kecelakaan terjadi pada daerah tambang,
yaitu daerah kontrak karya atau KP.
6
sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun pendekatan praktis juga
berupaya mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan manusia
menderita sakit dan sekaligus berupaya untuk mengembangkan berbagai
cara atau pendekatan untuk mencegah agar manusia tidak menderita sakit,
bahkan menjadi lebih sehat (Mily, 2009).
Banyak yang mengira bahwa alat berat hanya tertuju pada mobil mobil berukuran
besar seperti excavator dan lain sebagainya padahal definisi alat berat tidak hanya pada
pekerjaan konstruksi. Dalam pertanian, truk pengangkut, traktor dan sebagainya juga disebut
sebagat alat berat.
Penggunaan alat berat ternyata sudah digunakan pada zaman dahulu yaitu sejak zaman
romawi. Vitruvius dalam bukunya De architectura tercatat menggunakan derek sederhana.
7
Bulldozer
Gambar 1. Bulldozer
Adalah salah satu alat berat yang mempunyai roda rantai (track shoe), untuk
pekerjaan serba guna yang memliki kemampuan traksi yang tinggi. Bisa digunakan
untuk menggali, mendorong, menggusur, meratakan, menarik beban dan menimbun
(Digging, cutting/filling, pushing, spreading, grading, skidding dll). Mampu
beroperasi didaerah yang lunak sampai yang keras. Dengan swamp dozer untuk
daerah yang sangat lunak dan didaerah yang sangat keras perlu dibantu dengan ripper
alat garu) ataublasting (Peledakan dengan tujuan pemecahan pada ukuran tertentu).
Mampu beroperasi pada daerah yang miring (sudut kemiringan tertentu), berbukit
apalagi di daerah yang rata. Untuk jarak dorong yang effisiensi antara 25 – 40 meter
jangan lebih dari 100 meter, jarak mundur jangan terlalu jauh, bila perlu mendorong
dilakukan dengan estafet, mendorong pada turunan lebih produktif dari pada
tanjakan.
Dozer Shovel
Gambar 2. Dozer Shovel
Sebuah alat berat pemuat beroda rantai (track loader), biasa digunakan untuk memuat
material / tanah atau batu kedalam alat pengangkut (dump truck atau hopper pada
belt conveyor) atau memindahkan material ke tempat lain dengan jarak angkut sangat
terbatas (load and carry). Hanya bisa beroperasi didaerah yang keras dan agak keras.
8
Pada landasan yang kurang rata sekalipun, daya cengkeram lebih kuat, tetapi tidak
atau kurang mampu didaerah yang lunak dan basah, mampu mengambil sendiri tanah
merah asli atau yang agak lunak. Memerlukan daerah pemuatan (loading point)
sedikit agak lebar tetapi perpindahan daerah operasi kurang cepat (kurang mobile).
Selain bucket, attachment lainnya adalah log clamp(penjepit kayu bulat/kepiting).
Scraper
Gambar 3. Scraper
Adalah salah satu alat berat beroda ban (tire) yang bisa dipakai memuat/mengangkut
dan membuang (spreading) secara individu dengan atau tanpa dibantu pendorong
(buldozer). Ada 2 macam Scraper yaitu :
Towed Scraper, dalam operasinya ditarik buldozer karena memang tidak
bermesin, tenaganya diambil dari buldozer.
Motor Scraper, ada yang menggunakan mesin tunggal / Front. Ada yang
menggunakan mesin ganda / Front and Rear
Sedang yang bermesin ganda tidak harus dibantu pendorong buldozer. Jarak angkut
motor scraper antara (500 - 2000 meter) sangat effektif material/tanah yang diambil
tidak terlalu keras dan medan operasi memotong/meratakan bukit yang cukup luas,
sedang Towed Scrapper jarak angkut tidak lebih dari 500 meter.
9
Motor Grade
10
Crane dan Liebherr
Crane dan Libherr termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat
ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara
horizontal pada jarak jangkau yang relative kecil. Untuk pengangkutan material lepas
(loose material) dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat yang digunakan dapat
berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu
memuat material ke dalamnya.
Dump Truck
Alat yang dapat memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (500
meter - up). Muatannya diisikan oleh alat pemuat, sedangkan untuk membongkar
muatannya ia dapat bekerja sendiri.
11
Alat yang dapat memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (500
meter - up). Muatannya diisikan oleh alat pemuat, sedangkan untuk membongkar
muatannya ia dapat bekerja sendiri. Dump truck ada dua golongan ditinjau dari besar
muatannya :
On High Way Dump Truck, muatannya dibawah dari 20 m3.
· Off High Way Dump Truck, muatannya diatas 20 m3.
12
menempatkan muatan kedalam dump truck kurang bisa merata, sehingga kadang-
kadang bisa miring, faktor ini sangat dipengaruhi oleh skill operator.
e. Alat Pemadat
Jika pada suatu lahan dilakukan pembunan maka pada lahan tersebut perlu
dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik untuk
jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang
termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic-tired roller,
compactor, dan lain-lain.
13
Gambar 9. Compactor
f. Alat Pemroses Material
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu
bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan
bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher
dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencampur material-material di atas juga
dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant dan
asphalt mixing plant.
14
Gambar 11. Asphall Paver
2. Klasifikasi operasional Alat Berat
Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain atau tidak dapat digerakan atau statis. Jadi klasifikasi alat berdasarkan
pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini.
a. Alat dengan Penggerak
Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil
dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda
kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor
belt.
15
Gambar 12. Crawler Crane
b. Alat Statis
Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk
beton maupun untuk aspal serta crusher plant.
16
pengendalian untuk mengurangi bahaya atau resiko pada pekerja saat
bekerja
Kelengkapan APD :
Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat
tersebut adalah :
1. Safety Helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat.
Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam
atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari semua materi,untuk menjaga keselamat dalam
oprasional alat berat, perlu diadakan perawatan yang semestinya dan di adakan
pengujian, pengujian yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa alat berat yang
akan digunakan bisa berjalan dengan normal dan aman
Kecelakaan kerja pada alat berat dapat diminimalisasi dengan cara mengikuti
prosedur K3 dan APD (alat pelindung diri) yang memadai.
4.2 Saran
Saran yang bisa penulis sampaikan bahwa alat berat adalah alat yang cukup
berbahaya bila tidak hati-hati dalam pengoprasiannya. Oleh karena itu penulis
berpesan sebelum menggunakan alat berat, mesti dilihat terlebih dahulu manual book,
dan sertifikat yang ada dalam alat tersebut, dan dalam penggunaan mesti berhati-hati
dan harus sesuai prosedur yang ada.
Sebelum mengoprasikan alat berat alangkah baiknya melakukan pengecekan dan
perawatan berkala.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. http://centrasafety.com/pelatihan-k3-operator-alat-berat-sertifikasi/
2. Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta
:Gunung Agung, 1985
3. http://ermantomuchlis.blogspot.co.id/2013/05/alat-gali-dan-alat-muat.html
4. https://yusufsafety.wordpress.com/2013/01/29/sertifikasi-depnakertrans-ri-k3-
operator-alat-berat-excavator-loader-buldozer-dumptruck-trailer-side-boom-
dll/
19