Anda di halaman 1dari 6

Menyusun Instrumen Penelitan

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar
berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan,
pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Merujuk pemikiran Gagne (dalam Suprijono, 2012),
hasil belajar berupa:
Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Keterampilan intelektual ( Kognitif) yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis-sintetis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip
keilmuan.
Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya
sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
memecahkan masalah.
Sikap ( Afektif ) adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan
eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai
sebagai standar prilaku.

Titik tolak dari penyusunan instrumen adalah variabel yang telah ditetapkan oleh
peneliti. Dari variabel tersebut akan terlihat indikator-indikator yang dapat
mengukurnya. Kemudian dikembangkan butir-butir pertanyaan atau pernyataan.
Keseluruhan pertanyaan atau pernyataan yang diperoleh dari indikator tersebut
menjadi instumen penelitian. Untuk memudahkan pengembang instrumen maka
peneliti perlu membuat kisi-kisi atau matriks penembangan instrumen ( Basuki
Wibawa, 2019)
A. Membuat Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah suatu format yang memuat kriteria tentang butir-butir soal yang
akan ditulis. Kisi-kisi digunakan sebagai desain atau rancangan penulisan soal yang
harus diikuti oleh penulis soal. Tujuan penulisan kisi-kisi adalah agar perangkat tes
yang akan disusun tidak menyimpang dari bahan atau materi serta aspek tes yang
akan diukur dalam tes tersebut, atau dengan kata lain bertujuan untuk menjamin
validitas isi dan relevansinya dengan kemampuan siswa.
B. Menyusun Instrumen Pengetahuan (Kognitif)
1. Pengertian Penilaian Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut
Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir,
mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam
jenjang yang dimaksud adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan penilaian.
Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-
ingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-
rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat..
Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian atau faktor-faktor
yang satu dengan yang lainnya.
Sintesis (synthesis) adalah suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau
unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur.
Contohnya seperti peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya
kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
Penilaian (nevaluatio) merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai, atau ide.
2. Teknik dan Contoh Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Guru menilai kompetensi pengetahuan melalui
a. Tes tertulis dengan menggunakan butir soal
b. Tes lisan dengan bertanya langsung terhadap peserta didik menggunakan
daftar pertanyaann
c. Penugasaan atau proyek dengan lembar kerja tertentu yang harus dikerjakan
oleh peserta didik dalam kurung waktu tertentu
3. Penilaian afektif :
1) Kemauan menerima : bertanya, memilih, menggambarkan, mengikuti, memberi,
berpegang teguh, menjawab, menggunakan, dan sebagainya.
2) Kemauan menanggapi : menjawab, membantu, memperbincangkan, memberi
nama, menunjukkan, mempraktikkan, mengemukakan, membaca, melaporkan,
menuliskan, memberitahu, dan sebagainya.
3) Berkeyakinan : melengkapi, menggambarkan, membeda-bedakan, mengusulkan,
bekerjasama, mencoba, dan sebagainya.
4) Ketekunan, ketelitian : merevisi, melaksanakan, memeriksa kebenaran, melayani,
dan sebagainya. (http://educationsfammily.blogspot.com/2013/05/penyusunan-kisi-
kisi-dan-indikator.html)

Contoh LEMBAR TES KOGNTIF


SK : 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, beserta fungsinya
Aspek Jumlah
Aspek kognitif
KD Indikator Pengetahuan
C1 C2 C3 K1 K2 K3 K4
5.1.Mendekr 1. Mengelompokkan
ipsikan benda-benda yang
hubungan bersifat magnetis 3 3 1
antara gaya, dan yang tidak
gerak dan magnetis
energy 2. Menjelaskan
melalui pengaruh gaya
percobaan gravitasi dalam 1 3 1 3 2
(gaya kehidupan sehari-
gravitasi, hari.
gaya gesek, 3. Menjelaskan 5 4 6,7 5 4 6,7 4
gaya manfaat dan
magnet kerugian yang
ditimbulkan gaya
gesek.
5.2.Menjela 4. Mengidentifikasi
skan berbagai jenis
pesawat pesawat sederhana
sederhana
yang dapat
8,9 10 8,9 10 3
membuat
pekerjaan
lebih mudah
dan lebih
cepat
10

Soal Objektif
1. Pengaruh gaya gravitasi bumi semakin kuat terhadap suatu benda apabila . . . .
a. benda semakin ringan
b. jarak benda dari pusat bumi semakin dekat
c. suhu benda semakin panas
d. angin bertiup kencang
2. Jika dijatuhkan dari ketinggian yang sama, kertas yang diremas lebih dahulu
mencapai tanah daripada kertas berbentuk lembaran. Hal ini berarti gaya gravitasi
dipengaruhi oleh . . . .
a. berat benda
b. gaya gesek
c. jarak benda
d. gaya magnet
3. Contoh benda yang dapat ditarik magnet yaitu . . . .
a. paku
b. gelas plastik
c. piring kaca
d. kertas
4. Ban sepeda akan berhenti ketika direm. Ban sepeda berhenti bergerak akibat
gaya . . . .
a. gravitasi
b. gesek
c. magnet
d. tekan
5. Gaya gesek antara bola yang menggelinding dengan tanah mengakibatkan . . . .
a. bola melambat, kemudian berhenti
b. bola semakin cepat bergerak
c. bola berbelok arah
d. bola berubah bentuk
6. Berjalan di lantai yang licin menyebabkan kita mudah tergelincir karena . . . .
a. tidak ada keseimbangan
b. gaya otot berkurang
c. gaya gesek kecil
d. gaya dorong bertambah
7. Ujung paku dibuat halus dan runcing agar . . . .
a. kekuatannya bertambah
b. lebih lentur
c. gaya geseknya berkurang
d. lebih awet
8. Alat yang menggunakan prinsip kerja pengungkit yaitu . . . .
a. derek
b. pembuka botol
c. timba sumur
d. kursi roda
9. Tangga merupakan pesawat sederhana yang memanfaatkan prinsip . . . .
a. pengungkit
b. bidang miring
c. katrol
d. roda berporos
10. Perhatikan alat-alat berikut!
I. Kursi roda IV. Timba sumur
II. Bor listrik V. Sekrup
III. Roda sepeda
Alat yang menggunakan prinsip roda berporos yaitu . . . .
a. I dan II c. III dan IV
b. II dan III d. II dan V

Kunci Jawaban
1. B 6. C
2. B 7. C
3. A 8. B
4. B 9. B
5. A 10. C
LEMBAR TES AFEKTIF
Tujuan : Lembar Tes Afektif digunakan oleh guru untuk mengakses (mendapatkan
informasi) tentang minat dan motivasi siswa saat mengikuti eksperimen tentang
debit.

Petunjuk: 1. Amati komponen-komponen afektif yang tampak dalam proses


pembelajaran.
2. Ambil posisitidak jauh dari kelompok/siswa yang diamati pada saat
melakukan pengematan.
3. Berikan tanda Ö pada lajur yang sesuai

Nama Siswa : ____________________________________

No SKOR Nilai
Aspek yang dinilai
0 1 2 3
Menanggapi pendapat orang lain
1
selama proses pembelajaran
Mengajukan pertanyaan selama
2
proses pembelajaran
Menyampaikan ide/pendapat selama
3
proses pembelajaran
4 Bekerjasama dalam kelompok
5 Aktif selama eksperimen berlangsung
Total
Kriteria Pemberian Skor Aspek No. 1
Skor 0 = Tidak memberikan pendapat
Skor 1 = Memberikan tanggapan tetapi tidak sesuai pokok permasalahan
Skor2 = Memberikan tanggapan yangkurang sesuai pokok permasalahan
Skor3 = Memberikan tanggapan sesuai pokok permasalahan
Kriteria Pemberian Skor Aspek No. 2
Skor 0 = Tidak mengajukan pertanyaan
Skor 1 = Mengajukan pertanyaan tetapi tidak sesuai pokok permasalahan
Skor2 = Mengajukan pertanyaan kurang sesuai pokok permasalahan
Skor3 = Mengajukan pertanyaan sesuai pokok permasalahan
Kriteria Pemberian Skor Aspek No. 3
Skor 0 = Tidak memberikan pendapat
Skor 1 = Mengajukan pendapat tetapi tidak sesuai pokok permasalahan
Skor2 = Mengajukan pendapat kurang sesuai pokok permasalahan
Skor3 = Mengajukan pendapat sesuai pokok permasalahan
Kriteria Pemberian Skor Aspek No. 4
Skor 0 = Tidak bekerjasama dalam kelompok
Skor 1 = Kurang bekerjasama dalam kelompok
Skor2 = Bekerjasama dalam kelompok dengan baik
Skor3 = Sangat baik kerjasama dalam kelompok
Kriteria Pemberian Skor Aspek No. 5
Skor 0 = Tidak aktif selama eksperimen berlangsung
Skor 1 = Kurang aktif selama eksperimen berlangsung
Skor2 = Aktif selama eksperimen berlangsung
Skor3 = Sangat aktif selama eksperimen berlangsung
Kriteria Keseluruhan/Total:Merupakan nilai hasil penjumlahan setiap aspek dengan
rincian:
Total 13-15 = amat baik
Total 10-12 = baik
Total 7-9 = sedang
Total 5-6 = kurang
Total 0-4 = sangat kurang
(http://m-mukhlasadiputra.blogspot.com/2012/11/instrumen-penilaian-kognitif-
afektif_1006.html)
Menurut saya instrumen di atas sudah bisa digunakan sebagai instrumen penelitan
yang sesuai dengan tujuan peneliti karena cara penyusunannya sudah sesuai. Hal
ini tampak dari adanya idikator-bindikator yang dikembangkan menjadi butir –butir
perntanyaan atau pernyataan. Hanya saja untuk penilaian kognitifnya masih
mengukur cara berpikir tingkat rendah C 3 belum mengukur berpikir tingkat tinggi.
C4 ke atas Dan juga instrumen tersebut perlu ada pengujian apakah memenuhi
sebagai instrumen yang baik atau tidak. Apakah instrumen itu valid dan reliable atau
tidak maka perlu untuk diuji coba terlebih dahulu.
Demikian pendapat saya,

Anda mungkin juga menyukai