Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN SIMULASI PRAKTIKUM

PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

OLEH :
DEDE FIRMANSYAH (201763018)

PROGRAM STUDI SI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada


Mata Kuliah Pemindahan Tanah Mekanis
Program Studi S1 Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Universitas Papua
Tahun Akademik 2020/2021

Disetujui dan disahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Diperiksa,
Asisten Dosen

INDRA FEBRIYANTO GIRSANG

Mengetahui,

Dosen Pengampu I Dosen Pengampu II

ii
KATERINA T.A. TOMATALA, S.T CITCY T. MANULLANG, S.T

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan simulasi praktikum
Pemindahan Tanah Mekanis dengan baik. Maksud dan tujuan dalam simulasi
praktikum Pemindahan Tanah Mekanis ialah dapat mengevaluasi keberhasilan
operasional wheel loader yang digunakan pada PT. Sirtumine.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Katerina T.A Tomatala, S.T. dan Ibu Citcy T.
Manullang, S.T. selaku Dosen pengampu mata kuliah Pemindahan Tanah
Mekanis, Tim Asisiten dan semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung
telah membantu dalam menyusun laporan ini hingga selesai pada waktu yang
telah ditentukan.
Penulis menyadari laporan ini tidak sempurna oleh karena itu penulis
menerima kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan Simulasi Praktikum
Pemindahan Tanah Mekanis ini dapat bermanfaat.

Sorong, 10 Oktober 2020

Dede Firmansyah

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................vi
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan...........................................................................
II TINJAUAN UMUM
2.1 Lokasi dan kesampaian Daerah ........................................................3
2.2 Morfologi..........................................................................................3
2.3 Litologi..............................................................................................5
2.4 Vegetasi.............................................................................................8
2.5 Iklim dan Curah Hujan......................................................................15
2.6 Sejarah Singkat Perusahaan..............................................................
2.7 Struktur Organisasi............................................................................
2.8 Sistem Penambangan
III DASAR TEORI
3.1 Produksi Alat....................................................................................17
3.2 Ongkos Produksi Alat......................................................................23
3.3 Evaluasi Alat....................................................................................
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil..................................................................................................25
4.2 Pembahasan.......................................................................................25
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................
5.2 Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Sketsa Perusahaan
B. Tabel Waktu Edar Alat
C. Tabel Efisiensi Kerja
D. Spesifikasi Alat

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

vii
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemindahan tanah mekanis merupakan serangkaian pekerjaan yang
berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging, breaking loosening),
pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transporting) penimbunan (dumping,
filling), perataan (spreading and leveling) dan pemadatan (compacting) tanah atau
batuan menggunakan alat-alat mekanis. Untuk mempermudah proses
penambangan dan mendapatkan hasil tambang (mining recorvery) yang sebesar-
sebesarnya maka pada semua industri pertambangan baik itu skala besar (full
machine) selalu mempergunakan alat mekanis. Alat–alat tersebut biasa digunakan
pada saat penggalian/pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan. Manajemen
alat mekanis sangat diperlukan untuk mengefektifkan penggunaan dan
pengoperasiannya. Peralatan yang canggih, berkapasitas besar dan tersedia dalam
jumlah banyak tidak menjamin dan mendatangkan keuntungan besar pada
perusahaan, kalau tidak ditunjang oleh manajemen alat mekanis yang memadai.
Salah satu tugas pokok dalam manajemen alat mekanis adalah mengevaluasi
produksi yang telah dicapai oleh suatu industri pertambangan dikaitkan dengan
jenis, kapasitas produksi dan jumlah alat mekanis yang tersedia. Selain itu perlu
juga diketehui macam dan besar biaya yang harus dikeluarkan untuk
pengoperasian dan perawatan alat. (Horman Dkk, 2020)
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan simulasi praktikum pemindahan tanah mekanis adalah
mengetahui mekanisme kerja/operasional wheel loader, mengetahui cara
perhitungan produksi dan ongkos produksi wheel loader dengan tujuan
mengukur/mengevaluasi keberhasilan operasional wheel loader yang digunakan.

1
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah


PT Sirtumine secara administratif terletak di Jl. Sondiwon, Kecamatan
Aimas Kabupaten Sorong, Papua Barat. PT. Sirtumine secara geografis terletak
pada titik koordinat seperti pada tabel 2.1 PT. Sirtumine memiliki luas wilayah
izin usaha pertambangan (WIUP) 25 hektar. PT. Sirtumine terletak 20 km dari
titik 0 Kota Sorong dan waktu yang ditempuh + 35 menit dengan menggunakan
kendaraan bermotor. Lokasi penambangan PT. Sirtumine berada pada ketinggian
21 mdpl .
2.2 Morfologi
Morfologi pada PT. Sirtumine berdasarkan hasil pengamatan berupa dataran
rendah dan bukit agak curam, menempati daerah dengan ketinggian 20-32 meter
diatas permukaan laut. Dataran-dataran rendah ini terdiri atas endapan batuan dan
pasir batu. Lokasi penambangan PT Sirtumine berada di bukit agak curam.
2.3 Litologi
Litologi pada daerah penambangan PT. Sirtumine berupa formasi batuan
dari endapan andesit dan batupasir.
2.4 Vegetasi
Vegetasi pada daerah penambangan PT. Sirtumine berupa pohon-pohonan
seperti pohon kelapa, pohon gersen dan pohon ketapang. Selain pohon-pohonan
terdapat juga rerumputan dan semak belukar.
2.5 Iklim dan Curah Hujan
Daerah penambangan pada PT. Sirtumine termasuk dalam wilayah yang
berikilim tropis dimana terdapat dua musim yaitu, musim hujan dan musim
kemarau. Data curah hujan kota Sorong pada tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Data curah hujan kota Sorong tahun 2019 (BPS Kota Sorong, 2020)
no Bulan Curah Hujan(mm) Jumlah hari hujan
1 Januari 97,10 10
2 Februari 134,70 12
3 Maret 118,10 9
4 April 333,90 13

2
5 Mei 193,70 9
6 Juni 362 17
7 Juli 298,40 19
8 Agustus 141,10 12
9 September 76,70 7
10 Oktober 360,20 17
11 November 25,80 4
12 Desember 81,70 12

Curah hujan pada tabel 2.1 menunjukkan curah hujan tertinggi kota Sorong terjadi
pada bulan Oktober yaitu 360,20 mm dan curah hujan terendah pada bulan
november yaitu 25,80 dan curah hujan rata-rata kota Sorong tahun 2019 adalah
185,28 mm.
2.6 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Sirtumine didirikan pada tanggal 31 Januari 2015 oleh Bapak Dede
Firmansyah sebagai Perseroan Terbatas dengan kepemilikan dan pekerja
berkewarganegaraan Indonesia. PT. Sirtumine merupakan perusahaan
pertambangan yang menyediakan produk berupa sirtu dan batu bongkahan.
Pemasaran dari produk tersebut masih dalam area kebutuhan kabupaten Sorong
dalam hal pembangunan seperti pembuatan jalan dan kebutuhan bangunan untuk
masyarakat.
2.7 Struktur Organisasi
Strukur organisasi pada PT Sirtumine adalah sebagai berikut :

3
A
B
K
T
.
G I
N
K
E
K
B
A
G .
B
A
D
M
T
N
K
.
G
I
E
U
R M
A
G
M
G
E
A
D
U
K
N
P
R
S
e
n
a
m
r
i
F
d
s ,
T
.
S
h
a
y
N
A
U
D
O
R
P
o
j
i
a
P
T
.
S
g
n
E
.
M
m
J
a
l
u
S
i
r
t
s
e
I
S
K
,
M
.
E
S
n
m
i
a
P
g
n
E
.
M T
.
S
i

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Sirtumine

2.8 Sistem Penambangan


Sistem penambangan yang digunakan pada PT. Sirtumine adalah sistem
penambangan tambang terbuka jenis quarry dengan jalan masuk langsung.
Quarry merupakan jenis tambang terbuka yang dipergunakan untuk penambangan
endapan batuan.

4
III DASAR TEORI

4.1 Produksi Alat


Produksi alat merupakan hasil yang secara perhitungan dapat dicapai oleh
suatu hubungan kerja alat selama waktu operasi yang tersedia dengan
mempertimbangkan faktor koreksi material dan koreksi waktu. (Indonesianto,
2009)
Secara fundamental produksi merupakan proses menghasilkan produk atau
pembuatan barang dalam jumlah besar-besaran, pada umumnya dengan
menggunakan mesin. Produksi alat-alat pemindahan tanah mekanis dapat dihitung
dengan beberapa cara, tergantung dari ketelitian yang dikehendaki. Dalam
perhitungan langsung (direct computation), yaitu suatu cara perhitungan dengan
memperhatikan tiap-tiap faktor yang mempengaruhi produksi untuk menentukan
volume asli (pay load) atau tonnage yang dapat dihasilkan oleh masing-masing
alat yang dipergunakan. Cara ini terbukti yang paling teliti karena semua kondisi
yang mungkin dihadapi sudah diperhitungkan berdasarkan data lapangan yang
tersedia.
Secara umum persamaan yang digunakan untuk mengestimasi produksi alat-
alat pemindahan tanah mekanis adalah : (Horman, 2020)
EXI X H
P= (3.1)
Ct
Dengan P adalah produksi (bcm/detik), E adalah efisiensi kerja (%), I adalah
swell factor material (%), H adalah kapasitas alat (m3), dan Ct adalah cycle time
(detik).
3.1.1 Backhoe
3.1.2 Wheel Loader
Wheel loader adalah suatu alat berat yang mirip dengan dozer shovel,
tetapi beroda karet (ban) sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit
berbeda yaitu, hanya mampu beroperasi di daerah yang keras dan rata, kering
tidak licin karena traksi di daerah basah akan rendah, tidak mampu mengambil
tanah “bank” sendiri atau tanpa dibantu dozing/stock pilling terlebih dahulu
dengan bulldozer.

5
Metode pemuatan pada alat pemuat/loader baik track shovel maupun
wheel loader dikenal 3 macam yaitu :
a) I - shape/cross loading
b) V – shape loading
c) Pass loading dan metode lain yang jarang digunakan adalah “load and
curry”

Gambar 3. Wheel Loader


Cara kerja Wheel loader ini sama seperti halnya alat berat pada umumnya,
dimana alat penggerak utamanya mengguanakan sistem hidrolik. Karena tenaga
hidrolik mempunyai daya atau tenaga yang sangat besar, sehingga bisa
memungkinkan untuk mengeruk, mengangkut material atau benda yang berukuran
besar.
Untuk pengoperasian bucket dipakai “kendali hidrolis” (hydraulic
controlled), sedangkan kendali kabel (cabel controlled) sudah jarang digunakan
pada excavator-loader. Penggunaan loader biasanya adalah untuk memuat
material dan membawa, serta membongkar. Jika daerah sekitar material yang
dikerjakan datar, maka loader dapat bergerak dengan leluasa dalam posisi yang
menyenangkan.

6
Wheel loader yang bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara
membawa muatan untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Gerakan
bucket yang penting ialah menurunkan bucket diatas permukaan tanah,
mendorong ke depan (memuat/menggusur), mengangkat bucket, membawa dan
membuang muatan.
Kelebihan wheel loader adalah mobilitasnya yang tinggi dan manuver
daerah pemuatan loading point lebih sempit dibanding dengan track shovel dan
kerusakan permukaan loading point lebih kecil karena menggunakan ban karet.
Salah satu kekurangannya adalah dalam menempatkan muatan kedalam dump
truck kurang merata bahkan kadang-kadang bisa miring, walaupun faktor ini
sangat dipengaruhi oleh skill operator.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan produksi wheel loader
adalah kondisi material, kapasitas bucket, area untuk pergerakan, waktu edar dan
waktu efisiensi. Waktu edar wheel loader terdiri dari waktu maju waktu menggali,
waktu manuver, waktu menumpah dan waktu mundur (Horman,2020).
3.1.3 Dump Truck

3.2 Ongkos Produksi Alat


Pemilihan suatu alat mekanis bukan hanya didasarkan pada besarnya
produksi atau kapasitas alat tersebut, tetapi juga didasarkan atas biaya termurah
untuk memproduksi tiap bcm atau tonnya. Adapun biaya yang diperhitungkan
dalam memperkirakan biaya produksi adalah sebagai berikut : (Horman, 2020)
3.2.1 Biaya Kepemilikan (Owner Cost)
Biaya kepemilikan yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk memiliki suatu
alat dan memelihara segala peralatan tersebut baik dari segi keausan maupun
kepajakan. Biaya ini terdiri dari :
A. Total Initial Investment
Merupakan jumlah dari harga beli alat, ongkos angkut, ongkos
pengepakan, ongkos pembongkaran dan perakitan.
B. Economic Life
Merupakan umur suatu alat yang masih menguntungkan bila digunakan.
Umur Ekonomi Penggunaan Alat
Economic Life =
Jam Kerja Alat

7
C. Depreciation
Yaitu penyisihan uang/keuntungan dari pemakaian suatu alat
sehubungan dengan menyusutkan nilai pakai/kemampuan alat tersebut.
Total Initial Investment−Residual Value
ADR =
Life∈Year
D. Average Investment
Merupakan penanaman modal tahunan selama penggunaan alat sebagai
modal kerja.

AI = ((n+1)
2n
x 100 % )

Dengan AI adalah Average Investment, n adalah umur alat (tahun).


E. Interest, Taxes, Insurance
Interes adalah bunga yang dikehendaki oleh pemilik alat sebagaimana
kalau ia menanamkan modalnya di bank, hanya saja disini ia
menanamkan modalnya dalam bentuk alat mekanis. Taxes adalah pajak-
pajak yang dibebankan pada alat tersebut. Insurance adalah premi yang
harus ditambhkan dan diperhitungkan untuk menjaga kemungkinan
kecelakaan kerja.
10 % x AI x Total Investment
ITA =
Life∈Year
Dengan ITA adalah interest, taxes, Insurance
F. Total Biaya Kepemilikan
Total Biaya Kepemilikan = Depresiasi + ITA

3.2.2 Biaya Operasi (Operating Cost)


Biaya operasi yaitu biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa
memperkerjakan suatu alat mekanis. Biaya ini terdiri dari : (Horman, 2020)
A. Ongkos penggantian trackshoe/ban
Hargatrackshoe /ban
Ongkos penggantian trackshoe/ban =
umur trackshoe/ban
B. Ongkos reparasi trackshoe/ban
Ongkos reparasi = 100% x ongkos penggantian trackshoe/ban
C. Ongkos reparasi umum

8
Ongkos reparasi umum = 90% x depresiasi
D. Ongkos bahan bakar
1. Untuk yang memakai bahan bakar bensin, rata-rata diperlukan
0,06 gallon/HP/jam.
2. Untuk mesin diesel, rata-rata dibutuhkan 0,04 galloon/HP/jam.
E. Ongkos minyak pelumas dan grease
0,006 lb
HP x 0,6 x − jam c
q= HP +
t
7,4 lb / gallon
dengan q adalah jumlah minyak pelumas (gph), HP adalah
kekuatan mesin, c adalah kapasitas crankcase (gallon), t adalah
jumlah jam penggantian minyak pelumas (jam).
F. Upah operator, termasuk asuransi dan tunjangan.
G. Total biaya operasi
Total biaya operasi = ongkos penggantian trackshoe/ban +
Ongkos reparasi trackshoe/ban + ongkos
Reparasi umum + ongkos bahan bakar +
Ongkos minyak pelumas dan grease +
upah operator
3.2.3 Total Biaya Produksi
Total biaya produksi = total biaya kepemilikan + total biaya operasi
Total biaya produksi tersebut hanya merupakan biaya alat tiap jam tidak
termasuk keuntungan dan biaya overload.

3.3 Evaluasi Alat


Efisiensi kerja merupakan elemen produksi yang harus diperhitungkan di
dalam upaya mendapatkan harga produksi alat persatuan waktu yang akurat.
Parameter pengukuran efisiensi kerja dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Parameter Pengukuran Efisiensi Kerja (Horman, 2020)
Waktu Terjadwal (S)
Waktu Tersedia (A) WaktuPerawatan (M)
Waktu Operasi (O) Waktu Waktu
Waktu Kerja Waktu Tertunda (D)
Waktu Terhenti (I) Perbaikan Perbaikan
(W)
Mendadak Terjadwal
(UM) (SM)

9
Kerja Lancar  Mengisi BBM  Diminta Stanby Waktu  Waktu
 Ganti Bit Tidak ada operator Perbaikan perbaikan
 Peledakan Makan/Istirahat Tunggu  Tunggu
 Mengatur Alat Rapat Suku suku cadang

 Tunggu alat muat Cadang  Dll

 Tunggu alat angkut dll

 Pengawasan rutin
 Semprot lubang bor
 Pelumasan
 Manuver alat
 Pengecekkan awal
sebelum jalan
 Membersihkan screen
 Batumacet di crusher
 Rol conveyor lepas
 dll

Untuk melakukan penilitian terhadap efisiensi dan keadaan alat mekanis,


perlu dilakukan kajian terhadap masing-masing komponen berikut : (Horman,
2020).
3.3.1 Effectiveness
Artinya waktu kerja efektif yang digunakan alat untuk beroperasi, dalam hal
ini nilai effectiveness menunjukkan kinerja operator. Persamaan yang digunakan
sebagai berikut :
W
E= x 100%
O
Dengan E adalah effetiveness, W adalah waktu kerja efektif alat dan O
adalah waktu operasi alat.
3.3.2 Physical/Mechanical Availability
Merupakan ukuran mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang
dipergunakan (baik tidaknya alat untuk beroperasi). Persamaannya adalah :
A
PA = x 100%
S
Dengan PA adalah Physical/Mechanical Availability, A adalah waktu
tersedia dan S adalah waktu terjadwal.

10
3.3.3 Utility
Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk
beroperasi pada saat alat tersebut dipergunakan (available). Angka utility
digunakan untuk mengetahui seberapa efektif suatu alat yang tidak sedang rusak
dapat dimanfaatkan. Hal ini menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan
yang dipergunakan. Persamaannya sebagai berikut :
O
U= x 100%
A
Dengan U adalah utility.
3.3.4 Optimum Eficiency
Menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat
dipergunakan untuk kerja produktif. Optimum Eficiency sama penggantinya
dengan efisiensi kerja. Persamaannya sebagai berikut :
EO = E x PA x U
Dimana EO adalah Optimum Eficiency.
Dengan mensubtitusi persamaan ke persamaan diperoleh persamaan untuk
Optimum Eficiency sebagai berikut :
w
EO = x 100%
s
3.3.5 Match Factor
Keserasian kerja alat (syncronization) adalah suatu pengaturan pola gerak
untuk menyesuaikan kemampuan kerja dari alat yang berlainan jenis, tetapi dapat
bekerja sama dalam suatu sistem, dalam hal ini antara alat muat dan alat angkut.
Untuk menyesuaikan keserasian kerja kedua alat tersebut digunakan persamaan
sebagai berikut :
n h x C tL
MF = x 100%
n L x C tH
Dengan MF adalah match factor, nh adalah jumlah alat angkut, CtL adalah
cycle time alat muat (detik), nL adalah jumlah alat muat, dan CtH adalah cycle time
alat angkut (detik).
Persamaan akan menghasilkan tiga kemungkinan, yaitu :
A. MF < 1, artinya jumlah alat angkut kurang, akibatnya alat muat sering
menganggur, sementara alat angkut sibuk bekerja.

11
B. MF = 1, artinya jumlah alat muat dan alat angkut seimbang, hampir
dipastikan tidak ada waktu tunggu karena kedua alat sama-sama sibuk
bekerja.
C. MF > 1, artinya jumlah alat muat kurang, akibatnya alat angkut sering
menganggur, sementara alat muat sibuk bekerja.

12
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Evaluasi Kerja Alat Mekanis
A. Effectiveness
Diketahui : W =
O=
Penyelesaian :
W
E= x 100%
O

E=❑
❑ x 100%

B. Physical/Mechanical Availability
Diketahui : A =
S=
Penyelesaian :
A
PA = x 100%
S

PA = ❑
❑ x 100%

C. Utility
Diketahui : O =
A=
Penyelesaian :
O
U= x 100%
A

U=❑
❑ x 100%

D. Optimum Eficiency
Diketahui : E =
PA=
U =

13
Penyelesaian
EO = E x PA x U
EO =
EO =
E. Match Factor
Diketahui : nh =
CtL=
nL =
CtH =
n h x C tL
MF = x 100%
n L x C tH
x
MF = x 100%
x

14

Anda mungkin juga menyukai