2, Agustus 2018 45
Journal of Information Systems for Public Health Volume III No. 2 Agustus 2018 Halaman 45-54
1
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada.
2
Departemen Sistem Informasi Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada.
1
anisintuisi@yahoo.co.id, 2lutfan.lazuardi@ugm.ac.id
Conclusions: Data integration using DHIS2 has not been Fragmentasi sistem informasi ditunjukkan dengan
able to generate the quality data and information derived
banyaknya aplikasi yang digunakan sebagai alat
from multiple data sources, so that it can not currently be
used to strengthen data management processes and policy- pengumpulan data dan penyajian informasi. Hasil
making materials
pendataan tahun 2016 terdapat lebih dari tiga puluh
Keywords: DHIS2, Data Integration, Evaluation, HIS aplikasi yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dan
dikelola oleh masing-masing unit program utama.
PENDAHULUAN
Kementerian Kesehatan pada tahun 2012 dan 2016
Perkembangan teknologi informasi dan melakukan penilaian SIK untuk mengetahui tingkat
komunikasi mampu meningkatkan efisiensi, efektifitas, penggunaan SIK secara nasional, dengan menggunakan
transparansi dan akuntabilitas suatu kegiatan. instrumen Health Metric Network (HMN) dari WHO.
Perkembangan sistem informasi kesehatan yang Kerangka kerja HMN terdiri atas sumber daya SIK,
didalamnya berkembang e-Kesehatan mampu mendorong indikator, sumber data, manajemen data, produk
upaya pemenuhan kesehatan secara cepat, akurat dan real informasi, penyebarluasan dan penggunaan. Hasil
time. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mulai penilaian SIK skala nasional tahun 2012 dan 2016,
berkembangan suatu metode komputasi awan1. Komputasi komponen paling rendah dari SIK pada aspek manajemen
awan mengadopsi arsitektur berorientasi layanan, data. Komponen manajemen data berkaitan dengan
mendukung fungsi sistem e-Kesehatan untuk di lakukan kegiatan pengumpulan data, kompilasi data, analisis,
integrasi dan interoperabilitas serta memudahkan visualisasi dan penyajian informasi kesehatan. Termasuk
2
mengelola sistem informasi kesehatan . didalamnya mengkombinasikan data dari berbagai sumber
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang data kedalam suatu data repository dan aksesibilitas
Kesehatan, Pasal 168, untuk menyelenggarakan upaya informasi kesehatan bagi semua pemangku kepentingan5.
kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menyerukan
3
kesehatan . Informasi yang berkualitas diperoleh dari integrasi data dan salah satu solusinya menggunakan data
pengumpulan data yang baik, dan menjadi acuan dalam repository atau data warehouse6. Data repository yang
proses manajemen, perencanaan dan pengambilan digunakan harus mampu menampung berbagai macam
keputusan. Namun hingga saat ini, sistem informasi sumber data, yaitu data yang berasal dari fasilitas
kesehatan yang ada belum mampu menyediakan data dan pelayanan kesehatan dan data populasi6,7.
informasi yang akurat dan cepat. Hal ini dikarenakan Salah satu aplikasi yang mempunyai konsep
masih terdapat permasalahan dalam penyelenggaraan tersebut adalah District Health Information System Versi 2
sistem informasi kesehatan, seperti lemahnya governance, (DHIS2). Aplikasi DHIS2 dirancang sebagai data
fragmentasi sistem informasi, dan lemahnya manajemen warehouse untuk menangani kebutuhan daerah dan
4
data dan sistem penunjang pengambilan keputusan , sesuai kebutuhan nasional8. Berdasarkan hal tersebut, sejak tahun
pada Gambar 1 2106 Kementerian Kesehatan menerapkan aplikasi
District Health Information System Versi 2 (DHIS2)
sebagai alat yang bertujuan mengintegrasikan data,
menguatkan proses manajemen data dan sebagai sistem
penunjang pengambilan keputusan di Kementerian
Kesehatan.
manfaat penggunaan aplikasi DHIS2 di Kementerian Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2014 didefinisikan
Kesehatan. Data dikumpulkan dengan cara observasi, sebagai seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
telaah dokumen dan wawancara mendalam dengan 15 indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya
orang yang terdiri dari pejabat struktural, staf teknis dan manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu
konsultan di Pusat data dan informasi Kementerian untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna
Kesehatan selama periode waktu Januari-Maret 2018. dalam mendukung pembangunan kesehatan. Elemen
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem informasi menurut Lederer dan Salmela terdiri dari
analisis data kualitatif yang dihasilkan dari observasi, input, proses dan output9. Sedangkan WHO
telaah dokumen dan wawancara mendalam. Strategi untuk mendefinisikan SIK memuat enam blok kerangka yang
mengukur validitas hasil penelitian adalah mentriangulasi terdiri dari 3 kategori 6 seperti pada Gambar 2
3. Evaluasi HASIL
Evaluasi pada sistem informasi yang dilakukan Integrasi data di Kementerian Kesehatan digunakan
dapat berupa evaluasi umum yang mencakup keamanan aplikasi DHIS2. Arsitektur yang digunakan adalah
dari segi organisasi, fisik, prosedur dan lain-lain atau dapat pengumpulan data dalam suatu repository karena sudah
juga berupa evaluasi terhadap aplikasi yang mencangkup banyak aplikasi pengumpulan data di Kementerian
evaluasi terhadap input, proses dan output sistem Kesehatan. Implementasi DHIS2 di Kementerian
informasi 12. Salah satu faktor penting dalam pelaksanaan Kesehatan menggunakan infrastruktur server terpusat
sistem integrasi data secara otomatis adalah proses yang mendukung kemampuan cloud system . Prosedur
13
matching atau pencocokan data . Proses integrasi penggunaan aplikasi DHIS2 disepakati tidak digunakan
bertujuan untuk menyelidiki hubungan ringkasan bisnis untuk input data tetapi hanya digunakan untuk
untuk menghasilkan klasifikasi dan menggabungkan mengumpulkan data agregate yang bersumber dari aplikasi
kegiatan ke dalam sistem standar. Kegiatan ini melibatkan pengumpulan data dan menyajikan informasi dalam
metode pencocokan dan penggabungan14. Perbandingan bentuk dashboard.
data dilakukan untuk mengetahui kualitas data hasil
1. Sumber Data
integrasi. Studi di Kenya tentang perbandingan data
dengan menggunakan data elemen yang sama antara Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46
DHIS2 dengan pelaporan yang bersumber dari fasilitas Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan, sumber
15
pelayanan kesehatan . Format perbandingan data seperti data kesehatan meliputi data dan informasi yang
pada Tabel 1. bersumber dari fasilitas kesehatan dan masyarakat. Data
Tabel 1 Format Perbandingan Data dan informasi kesehatan digunakan untuk monitoring
Data Bulanan Tahun 2017
No Variabel Data Aplikasi Komdat Laporan DHIS2 indikator kinerja kementerian dan sebagai bagai bahan
Jan Feb Jan Feb pengambilan kebijakan. Pada pelaksanaan integrasi data
menggunakan DHIS2 di Kementerian Kesehatan, sumber
data yang telah berhasil di integrasikan dalam aplikasi
DHIS2 masih terbatas, yaitu aplikasi SITT, SIHA, Komdat 22 Sekretariat Direktorat E-Monev Pengawasan Kualitas
Jenderal Kesehatan Air Minum (PKAM)
dan Keluarga Sehat. Sumber data yang berasal dari unit Masyarakat
23 Sekretariat Direktorat E-Monev Kab/Kota Sehat
program utama di Kementerian Kesehatan yang digunakan Jenderal Kesehatan (KKS)
Masyarakat
untuk pengumpulan data sangat beragam, tetapi belum 24 Sekretariat Direktorat Aplikasi Sistem Pelaporan
Jenderal Kefarmasian dan Narkotika & Psikotropika
diintegrasikan kedalam DHIS2 seperti pada Kesalahan! Alat Kesehatan (SIPNAP)
Sumber referensi tidak ditemukan.. 25 Sekretariat Direktorat Apif (Aplikasi Pemetaan Sarana
Jenderal Kefarmasian dan Kefarmasian)
Alat Kesehatan
Tabel 2 Daftar Aplikasi Pengumpulan Data di 26 Sekretariat Direktorat Aplikasi Formularium Nasional
Jenderal Kefarmasian dan
Kementerian Kesehatan Alat Kesehatan
No. Satuan Kerja Aplikasi 27 Sekretariat Direktorat Sistem e-logistik
1 Pusat Data dan Informasi Bank Data Kesehatan Jenderal Kefarmasian dan
2 Pusat Data dan Informasi Aplikasi SIKDA Generik Alat Kesehatan
online 28 Sekretariat Badan Aplikasi tabel dinamis riset
3 Pusat Data dan Informasi Indikator Standar Pelayanan Penelitian dan kesehatan nasional
Minimal (SPM) Bidang Pengembangan Kesehatan
Kesehatan di Kab/Kota 29 Sekretariat Badan Repository laporan penelitian
4 Pusat Penanggulangan Sistem Informasi Penelitian dan
Krisis penanggulangan krisis Pengembangan Kesehatan
kesehatan 30 Sekretariat Badan PPSDM Bank Data SDM Kesehatan
5 Pusat Kesehatan Haji Siskohatkes Kesehatan
6 Sekretariat Direktorat Sistem Informasi Rumah Sakit 31 Sekretariat Badan PPSDM Sistem Informasi SDM
Jenderal Pelayanan Revisi ke 6 Kesehatan Kesehatan Enrichment -
Kesehatan AIPHSS
7 Sekretariat Direktorat RS online
Jenderal Pelayanan
Kesehatan 2. Manajemen Data
8 Sekretariat Direktorat Simpadu (Sistem Informasi dan
Jenderal Pelayanan Monitoring Pelayanan Terpadu Manajemen data berkaitan dengan proses
Kesehatan
9 Sekretariat Direktorat ASPAK (Aplikasi Sarana, pengumpulan, analisis dan penyajian data dan informasi
Jenderal Pelayanan Prasarana, dan Peralatan
Kesehatan Kesehatan kesehatan. Pengumpulan data seharusnya dapat dipenuhi
10 Sekretariat Direktorat Aplikasi Akreditasi Fasilitas
Jenderal Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama dari berbagai macam aplikasi pengumpulan data di
Kesehatan
11 Sekretariat Direktorat Aplikasi Sistem Informasi Kementerian Kesehatan tetapi karena aplikasi belum dapat
Jenderal Pencegahan dan Imunisasi
Pengendalian Penyakit menghasilkan data secara lengkap, maka pengumpulan
12 Sekretariat Direktorat Aplikasi Kesehatan Jiwa
Jenderal Pencegahan dan Masyarakat
data kembali secara konvensional. Pengumpulan data
Pengendalian Penyakit masih dilakukan secara vertikal pada unit-unit utama di
13 Sekretariat Direktorat Sistem Informasi Gizi (SIGIZI)
Jenderal Kesehatan lingkungan Kementerian Kesehatan karena pengumpulan
Masyarakat
14 Sekretariat Direktorat Kartini data dengan aplikasi elektronik secara horizontal pada
Jenderal Kesehatan
Masyarakat dinas kesehatan provinsi tidak berjalan seperti yang
15 Sekretariat Direktorat SMS Kasus Gizi Buruk
Jenderal Kesehatan diharapkan.
Masyarakat
16 Sekretariat Direktorat Komunikasi Data Program Gizi
Analisis data yang dilakukan masih dilakukan
Jenderal Kesehatan dan KIA Terintegrasi secara deskriptif, menggunakan bantuan grafik, tabel dan
Masyarakat
17 Sekretariat Direktorat Aplikasi Komunikasi Data peta dengan penggunaan cut of point yang didasarkan
Jenderal Kesehatan Promkes
Masyarakat kepada pencapaian rencana strategis tahunan dari masing-
18 Sekretariat Direktorat Aplikasi e-Monev Higiene
Jenderal Kesehatan Sanitasi Pangan masing program. Aplikasi DHIS2 belum dapat memenuhi
Masyarakat
19 Sekretariat Direktorat E-Monev Sanitasi Total hal tersebut karena elemen data yang ada masih terbatas,
Jenderal Kesehatan Berbasis Masyarakat (STBM)
Masyarakat sehingga sampai saat ini belum berdampak apapun pada
20 Sekretariat Direktorat E-Monev Kejadian Luar Biasa manajemen data di Kementerian Kesehatan.
Jenderal Kesehatan (KLB) Keracunan Pangan
Masyarakat
21 Sekretariat Direktorat E-Monev Limbah Medis RS
Jenderal Kesehatan
Masyarakat
Kebijakan sistem informasi kesehatan di Indonesia Aspek sumber daya memegang peranan penting
didasarkan kepada Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun dalam perkembangan integrasi sistem informasi
2014 tentang sistem informasi kesehatan yang mengatur kesehatan, terutama pada aspek sumber daya manusia
pelaksanaan sistem informasi kesehatan dari level pusat (SDM) dan infrastruktur teknologi informasi. Sumber
sampai dengan level provinsi, kabupaten/kota dan daya manusia masih menjadi faktor penentu dalam
puskesmas. Kebijakan tentang integrasi data tercantum keberhasilan integrasi sistem informasi kesehatan. Saat ini
dari kebijakan negara tentang pelaksanaan “one data” sumber daya manusia di Pusdatin dirasakan masih terbatas
(satu data) yang saat ini peraturan tertulis masih dalam pada aspek kuantitas dan kualitas. Perkembangan
kajian tim dari sekretariat negara. Berdasarkan kebijakan infrastruktur teknologi informasi turut berpengaruh dalam
tersebut, Kementerian Kesehatan kemudian disusun penerapan sistem informasi kesehatan, pada level pusat
langkah-langkah dalam melaksanakan penguatan sistem maupun level daerah. Infrastruktur teknologi informasi
informasi kesehatan dalam rangka menuju satu data menyesuaikan dengan kapasitas aplikasi yang akan
tersebut. Langkah-langkah tersebut disusun dalam 3 dikembangkan. Permasalahan utama dalam perkembangan
langkah penguatan sistem informasi kesehatan, yaitu: infrastruktur adalah tidak adanya perencanaan yang jelas
penataan data transaksi, optimalisasi aliran dan integrasi dalam pembuatan aplikasi-aplikasi dilingkungan
data serta pemanfaatan data dan informasi. Sedangkan Kementerian Kesehatan.
Strategi yang dijalankan untuk penguatan sistem informasi
kesehatan tersebut, yaitu dengan melakukan integrasi 5. Standar Kode
sistem atau interoperabilitas, standarisasi dan
Salah satu aspek yang paling menentukan dalam
akuntabilitas.
proses integrasi adalah standarisasi. Standar seharunya
Kendala utama dalam melakukan integrasi data
dikeluarkan oleh pusat agar diikuti oleh level dibawahnya
salah satunya adalah belum adanya regulasi tertulis yang
dan para pengembang sehingga memudahkan dalam
peraturan menteri kesehatan atau keputusan menteri
integrasi. Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan
kesehatan yang mengatur tentang pelaksanaan integrasi.
suatu standar dalam penyusuan aplikasi, yaitu kamus data
Belum adanya regulasi tertulis tersebut berakibat pada
kesehatan Indonesia (Kata Hati). Walaupun demikian
belum adanya standarisasi yang jelas dan tertulis dalam
penggunaan standar ini masih sedikit karena standar ini
pelaksanaan integrasi. Kendala berikutnya adalah
masih generik, kurang disosialisasikan, masih
lemahnya tata kelola sistem informasi dan komitmen dari
membutuhkan penambahan-penambahan yang
pimpinan baik level pusat, provinsi, kabupaten/kota dan
disesuaikan dengan keadaan sekarang. Penggunaan
puskesmas. Kendala dalam pelaksanaan integrasi data
standar yang terkait dengan standar kode, Kemenkes sejak
menggunakan DHIS2 selain belum adanya regulasi tertulis
tahun 2006 telah menetapkan kode fasilitas kesehatan.
yang mengikat, lemahnya sumber daya manusia yang
Salah satu standar kode yang digunakan dalam integrasi
menguasai detail aplikasi. Saat ini masih tergantung
data menggunakan DHIS2 adalah kode puskesmas, kode
dengan konsultan asing yang terkendala juga dengan
rumah sakit dan kode wilayah. Walaupun demikian
faktor bahasa karena aplikasi DHIS2 dibangun
standar kode ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal
berdasarkan elemen data dalam bahasa Indonesia.
dikarenakan sering berubahnya kode tersebut akibat
pemekaran wilayah.
memperbaiki keputusan, efisiensi, memperlancar alur Indonesia sebagai acuan standar pengembangan sistem
18 24
kerja, dan mengurangi pengawasan . elektronik kesehatan , walaupun masih terbatas pada
Kementerian Kesehatan mengimplementasikan beberapa dataset seperti dataset orang, dataset klaim RS
aplikasi DHIS2 dengan infrastruktur server terpusat yang dan dataset penyakit menular (tuberkulosis, malaria dan
berada pada Data Center Kementerian Kesehatan yang HIV/AIDS). Kode puskesmas dapat digunakan sebagai
mendukung metode komputasi awan. Kemampuan untuk standar integrasi data yang bersumber dari Puskesmas,
menerapkan DHIS2 secara online di satu server pusat kode rumah sakit dapat digunakan sebagai standar
membuatnya secara signifikan mudah untuk meluncurkan integrasi data yang bersumber dari rumah sakit. Pihak
sistem dibandingkan dengan instalasi terpisah di distrik, pembuat kebijakan agar mengembangkan standarisasi ini
19
rumah sakit dan fasilitas kesehatan di seluruh negeri . dalam suatu peraturan tertulis dan mengikat untuk
Teknologi komputasi awan dapat dijadikan solusi untuk kesuksesan proses integrasi data dimasa depan.
melakukan interoperability antar aplikasi e-kesehatan Perkembangan TIK menjadi peluang bagi penguatan
untuk meningkatkan pelayanan di fasilitas kesehatan yang dan pengembangan sistem informasi kesahatan yang
2
dapat di akses kapan saja, dimana saja . terintegrasi4. Pentingnya teknologi informasi dan
Kebijakan integrasi data di Kementerian Kesehatan komunikasi di mana-mana, namun sektor infrastruktur
belum kuat karena belum adanya peraturan tertulis yang yang paling penting adalah departemen kesehatan.
mengatur hal tersebut. Peraturan Presiden yang mengatur Teknologi informasi dan komunikasi, seperti sistem
tentang kebijakan satu data juga masih dalam proses informasi kesehatan, perangkat mobile untuk mendukung
pembahasan. Kebijakan kebijakan terkait diperlukan sistem kesehatan (mHealth) dan layanan telemedicine
untuk memperbaiki penggunaan dari sistem dan dapat berkontribusi pada perbaikan sistem kesehatan di
20
mendukung keberlanjutan sistem secara efektif . Hal ini negara-negara berkembang 25. Oleh karena itu diperlukan
dapat terwujud apabila terdapat dukungan dari para penguatan sektor sumber daya manusia dari segi kuantitas
pemangku kebijakan, anggaran, perencanaan, tata kelola dan kualitas dalam mendukung integrasi data. Sumber
21
yang baik dan koordinasi yang berlangsung baik . daya manusia dapat dikatakan berkualitas saat mempunyai
Penerapan standar dalam pembangunan sistem kemampuan untuk melaksanakan kewenangan dan
informasi ini menjadi masalah dalam penerapan integrasi tanggung jawab yang diberikan. Kemampuan tersebut
di Kementerian Kesehatan. Belum adanya kebijakan hanya dapat dicapai dengan bekal pendidikan, latihan dan
tentang standarisasi di bidang informasi kesehatan pengalaman yang cukup memadai untuk melaksanakan
26
mengakibatkan persepsi masing-masing pemerintah tugas dan tanggung jawab yang diberikan . Apabila
daerah berbeda-beda. Hal ini menyebabkan sistem permasalahan-permasalahan SDM tersebut tidak
informasi kesehatan yang dibangun tidak standar juga. diperbaiki, maka hal ini akan berdampak negatif terhadap
Variabel maupun format input/output yang berbeda, produktivitas, efisiensi dan daya saing 27.
sistem dan aplikasi yang dibangun tidak dapat saling Aplikasi DHIS2 saat ini hanya digunakan dalam
22
berkomunikasi . Perbedaan arsitektur, jenis basis data mengumpulkan data agregate dan menyajikan informasi
yang digunakan, penamaan tabel pada basis data, struktur dalam bentuk dashboard informasi yang berasal dari
atribut tabel yang berbeda serta tidak ada hak akses sistem sumber data. Oleh karena itu dilakukan proses pencocokan
lain untuk bisa mengakses secara langsung dengan data untuk mengetahui kualitas data hasil integrasi. Hasil
melakukan query ke basis data lain karena privasi dan pencocokan data masih ditemukan perbedaan antara
keamanan, sehingga muncul hambatan untuk melakukan dashboard DHIS2 dengan sumber data di aplikasi komdat,
23
integrasi . Oleh sebab itu disusun Kamus Data Kesehatan sehingga kualitas dashboard DHIS2 masih belum baik. Hal
ini disebabkan kualitas data berfokus pada ketepatan data Informasi Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta:
Kementerian Kesehatan; 2015.
dari indikator kesehatan yang dikirim dari fasilitas
5. Kementerian Kesehatan. Laporan Akhir Penilaian
kesehatan kepada sistem informasi kesehatan 15.
Kapasitas Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta:
Penggunaan dashboard masih terbatas, harus login, Naskah Tidak Dipublikasikan; 2017.
belum memisahkan kategori informasi yang bersifat 6. World Health Organization. Framework and
Standards for Country Health Information
umum atau internal dan belum dapat digunakan sebagai
Systems. Geneva; 2008.
bahan pembuatan kebijakan. Hal ini belum sesuai dengan
7. Braa J, Sahay S. Integrated health information
fungsi dari dashboard yang dapat memberikan tampilan architecture: power to the users. Inf Technol Dev.
2013;19(3):264-266.
informasi kepada manajemen untuk memperbaiki
doi:10.1080/02681102.2012.756692.
keputusan, efisiensi, memperlancar alur kerja dan
8. Kossi EK, Sæbø JI, Braa J, Jalloh MM.
mengurangi pengawasan 18. Developing Decentralised Health Information
Systems in Developing Countries -Cases from
KESIMPULAN Sierra Leone and Kenya. J Community
Informatics. 2013;9(2):1-17.
Sumber data yang telah diintegrasi masih terbatas pada 9. Yusof MM, Papazafeiropoulou A, Paul RJ,
Stergioulas LK. Investigating evaluation
sumber data rutin yaitu aplikasi SIHA, SITT dan komdat, frameworks for health information systems. Int J
sedangkan aplikasi lain yang berasal dari sumber data rutin Med Inform. 2008;77:377-385.
doi:10.1016/j.ijmedinf.2007.08.004.
dan non rutin belum. Hal ini berakibat pada masih
10. Lippeveld T. Routine Health Information
dilakukan pengumpulan data secara konvensional karena
Systems : The Glue of a Unified Health System.
aplikasi elektronik belum dapat memenuhi kebutuhan 2001:13-27.
data. Kebijakan, standarisasi, manajemen data dan sumber 11. Karuri J, Waiganjo P, Orwa D, Manya A. DHIS2 :
The Tool to Improve Health Data Demand and
daya manusia masih perlu diperbaiki untuk mendukung
Use in Kenya. J Health Inform Dev Ctries.
proses integrasi data. Saat ini, integrasi data menggunakan 2014;8(1):38-60.
http://www.jhidc.org/index.php/jhidc/article/view
DHIS2 masih terbatas pada beberapa aplikasi, belum
/113/154.
mencakup keseluruhan aplikasi di Kementerian Kesehatan
12. Nugroho E. Sistem Informasi Manajemen.
sehingga belum dapat digunakan untuk memperkuat Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta; 2008.
proses manajemen data dan bahan pembuatan kebijakan. 13. Ceravolo P, Cui Z, Damiani E, Gusmini A, Leida
M. A framework for semi-automatic data
KEPUSTAKAAN integration. Lect Notes Bus Inf Process.
2009;19:46-60. doi:10.1007/978-3-642-00670-
8_4.
1. Miah SJ, Hasan J, Gammack JG. On-Cloud
Healthcare Clinic : An e-health consultancy 14. Fauzi A, Hananto AL. Integrasi Data untuk
approach for remote communities in a developing Informasi Akademik Mahasiswa Menggunakan
country. Telemat Informatics. 2017;34(1):311- Data Integration Development System
322. doi:10.1016/j.tele.2016.05.008. Develoment Life Cycle. J Ilm Solusi. 2014;1(4):1-
6.
2. Hu Y, Bai G. A Systematic Literature Review of https://journal.unsika.ac.id/index.php/solusi/articl
Cloud Computing in Ehealth. Heal Informatics - e/download/62/62.
An Int J. 2014;3(4):11-20.
doi:10.5121/hiij.2014.3402. 15. Kariuki JM, Manders E, Richards J, Oluoch T,
Kimanga D. Automating indicator data reporting
3. Presiden Republik Indonesia. Undang-Undang from health facility EMR to a national aggregate
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 data system in Kenya : An Interoperability field-
Tentang Kesehatan. Jakarta, Indonesia; 2009. test using OpenMRS and DHIS2. Online J Public
http://sireka.pom.go.id/requirement/UU-36-2009- Health Inform. 2016;7(2).
Kesehatan.pdf. doi:10.5210/ojphi.v8i2.6722.
4. Menteri Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan 16. Talithania AD, Fatichah C, Khotimah WN. Desain
Nomor 97 Tahun 2015 Tentang Peta Jalan Sistem dan Implementasi Data Warehouse untuk Sistem
Pendukung Keputusan pada Manajemen 27. Rayadi. Faktor Sumber Daya Manusia Yang
Kesehatan Ibu dan Anak. J Tek Pomits. 2013;2(1). Meningkatkan Kinerja Karyawan dan Perusahaan
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-30318- Di Kalimantan Barat. J EKSOS. 2012;8(2):114-
5109100041-Paper.pdf. 119.
http://repository.polnep.ac.id/xmlui/bitstream/han
17. Nurwidyantoro A, Hakim B, Utomo EP.
dle/123456789/88/07-eksos 5 -
Perancangan Sistem Informasi Eksekutif (Studi
rayadi.pdf?sequence=1.
Kasus Di UGM)., 43-47 (2013).
https://media.neliti.com/media/publications/1735
05-ID-perancangan-sistem-informasi-eksekutif-
s.pdf.
18. Abd-Elfattah M, Alghamdi T, Amer E. Dashboard
Technology Based Solution To Decision Making.
Int J Comput Sci Eng Inf Technol Res.
2014;4(2):59-70. http://www.tjprc.org/view-
archives.php.
19. Manya A, Braa J, Øverland L, Titlestad O, Mumo
J, Nzioka C. National Roll Out of District Health
Information Software (DHIS 2) in Kenya, 2011–
Central Server and Cloud Based Infrastructure.
IST-Africa 2012. 2012;(May 2017):1-9.
https://www.researchgate.net/publication/230559
375.
20. Zhang H, Han BT, Tang Z. Constructing a
Nationwide Interoperable Health Information
System in China : The Case Study of Sichuan
Province. Heal Policy Technol. 2017.
doi:10.1016/j.hlpt.2017.01.002.
21. Zinszer K, Tamblyn R, Bates DW, Buckeridge
DL. A qualitative study of health information
technology in the Canadian public health system.
BMC Public Health. 2013;13(1):509.
doi:10.1186/1471-2458-13-509.
22. Pusat Data dan Informasi. Sikda Generik. Bul
Jendela Data dan Inf. 2011:1-8.
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/dow
nload/pusdatin/buletin/buletin-sikda-generik.pdf.
23. Rohim MF. Integrasi Antar Sistem Informasi Yang
Heterogen Menggunakan Metode Web Service
SOAP. Semarang; 2015.
http://eprints.dinus.ac.id/15010/1/jurnal_14854.p
df.
24. Pusat Data dan Informasi. Laporan Kinerja Pusat
Data Dan Informasi Tahun Anggaran 2016.
Jakarta: Pusat Data dan Informasi; 2017.
25. Lubis AY. Penerapan teknologi informasi dan
komunikasi pada infrastruktur negara
berkembang. J Wacana. 2017;16(2):225-236.
26. Aisyah MF, Utami W, Sunardi, Sudarsih. Kualitas
Sumber Daya Manusia , Profesionalisme Kerja ,
Dan Komitmen Sebagai Faktor Pendukung
Peningkatan Kinerja Karyawan PDAM Kabupaten
Jember. e-Journal Ekon Bisnis dan Akuntasnsi.
2017;IV(1):131-135.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/e-
JEBAUJ/article/view/4753.