Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

DOSEN : DR. ROSDIANA SKM., M.KES

RESUME SEMINAR

DISUSUN OLEH :
DEWI SARTIKA
NIM : (P2MK220104083)

PROGRAM STUDY S-2 MAGISTER KESEHATAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
2022
MATERI I : PELUANG DAN TANTANGAN PLATFORM SATUSEHAT
(Setiaji, ST, M.Si)
Berdasarkan pertumbuhan populasi, pada tahun 2030 Indonesia
diestimasikan akan mencapai puncaknya. Pada tahun 2030 jumlah populasi
Indonesia akan mencapai 205 juta jiwa, dengan di dalamnya terdiri dari 68% usia
produktif (15-64 tahun).
Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% per tahun, Indonesia akan
mencapai produk domestic bruto perkapita untuk negara berkembang pada tahun
2037 yaitu 12,680 USD per kapita.
Pengeluaran untuk system Kesehatan di
Indonesia pada tahun 2013 sampai 2021
mengalami pertumbuhan sebesar 124,5%.
Dari grafik di samping, terlihat pengeluaran
system Kesehatan di Indonesia terbagi
menjadi dua bagian yaitu public dan non-
publik. Di mana pengeluaran sector public
mendominasi. Pengeluaran sector public
termasuk:
 Kementrian Kesehatan
 Agen pemerintahan lainnya
 Pemerintah local
 Asuransi Kesehatan
 Akses pribadi

Tantangan yang dimiliki oleh layanan Kesehatan di Indonesia:


1. Data Kesehatan pemeritah pada fasilitas Kesehatan belum sepenuhnya
dijalankan secara digital dan optimal. Hal tersebut dapat menyebabkan
terganggunya efektivitas dan efisiensi, dan selanjutnya akan mengancam
kualitas Kesehatan masyarakat, dan juga menyebabkan pemborosan sumber
daya akibat penerapan teknologi digital yang kurang optimal sehingga akan
berdampak buruk bagi fasilitas Kesehatan.
2. Sistem Kesehatan yang tidak terintegrasi. Tiap tenaga Kesehatan harus
menginput 60-70 data pada system yang terpisah, harus mengingat banyak ID
login dan password, sehingga mereka akan menghabiskan banyak waktu di
depan komputer daripada memberikan pelayanan.
Tantangan pada Sistem dan Data Kesehatan:
1. Pelayanan Kesehatan primer: tenaga Kesehatan di Puskesmas harus
mengoperasikan dan menginput data pada lebih dari 70 aplikasi/system.
2. Pelayanan Kesehatan sekunder: tenaga kerja di rumah sakit harus
mengoperasikan dan menginput data pada lebih dari 80 aplikasi/system.
3. Farmasi dan alat Kesehatan: tidak ada kode standar untuk perusahaan,
produk, bahan-bahan untuk farmasi dan alat Kesehatan.
4. Ketahanan Kesehatan: system pengawasan belum terintegrasi dan tidak
real time.
5. Tenaga Kesehatan: data tenaga Kesehatan tidak terintegrasi, terduplikat,
dan bahkan ada yang tidak terdaftar.
6. Pembiayaan Kesehatan: data pembiayan Kesehatan yang ada tidak tepat
dan tidak memenuhi kebutuhan informasi dan analisis.
7. Menegemen organisasi: data tenaga Kesehatan dan structural serta
manajemen internal belum terintegrasi sepenuhnya.
8. Bioteknologi: hilirisasi produk bioteknologi dan tata Kelola data genom untuk
kebutuhan masa depan perlu ditingkatkan.
Digitalisasi Kesehatan Mulai dari dimulainya kehidupan:
1. Masa kehamilan: Kesehatan bayi di dalam kandungan  system analisis
Kesehatan ibu untuk menurunkan risiko pada kehamilan.
2. Bayi: pertumbuhan bayi  memonitor perkembangan bayi secara digital.
3. Anak-anak: Kesehatan anak  pemberitahuan secara digital mengenai
Kesehatan anak, teruatma yang memilki Riwayat alergi.
4. Remaja: Kesehatan mental  sarana konsultasi Kesehatan mental secara
digital.
5. Remaja dewasa: suplemen Kesehatan  mudah mendapatkan suplemen
Kesehatan melalui marketplace.
6. Dewasa:
 konsultasi Kesehatan  mudah mendapatkan layanan konsultasi
Kesehatan secara digital dan mudah mendapatkan suplemen
Kesehatan di marketplace.
 Biaya pelayanan Kesehatan  mudah membandingkan dan
membayar pelayanan Kesehatan menggunakan produk digital.
7. Pra-lansia: pemberitahuan pengobatan pra-lansia  pemberian perawatan
dan infromasi Kesehatan secara real time.
8. Lansia: konsultasi Kesehatan lansia  konsultasi Kesehatan yang efisien
dan dapat di manapun secara telemedicine.
9. Masa kritis: pelayanan Kesehatan darurat  memudahkan untuk meminta
pelayanan Kesehatan secara cepat.

Roadmap perubahan system Kesehatan di Indonesia:


Aktivitas 2021 2022 2023 2024
prioritas
Integrasi dan Desain bentuk Pengembanga Mengimplementasika Mengcover
perkembangan data n identitas n system analisis secara luas
data kesehatan kesehatan Kesehatan Kesehatan melalui identitas
pribadi AI-based Kesehatan
berdasarkan pribadi
big data
system
Integrasi dan Desan System Implementasi dari
Memperlua
pengembangan arsitektur informasi system infromasis cakupan
system aplikasi interoperabilita fasilitas Kesehatan yangsystem
s system Kesehatan terintegrasi infromasi
kesehatan yang fasilitas
terintegrasi kesehatah
yang
terintegrasi
Pengemabanga Penilaian Perluasan Implementasi Perluasan
n ekosistem infrastruktur infrastruktur regulasi sandbox perizinan
teknologi dan keamanan yang berdasarkan AI, inovasi
Kesehatan system mendukung blockchain dan IOT teknologi
informasi telemedicine Kesehatan
kesehatan

Kementerian Kesehatan melakukan perubahan dan meng-update Peraturan Menteri


No. 269/MENKES/PER/III/2008 menjadi Peraturan Menteri No. 24 tahun 2022
mengenai Rekam Medis Elektronik.
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib mengimplementasikan RME mulai 31
Desember 2023  melalui Platform SATU SEHAT
2. RME harus terintegrasi dengan platform SATUSEHAT  aplikasi Kesehatan
masyarakat
3. Standarisasi data dan system harus mengikuti peraturan kementerian
Kesehatan  ICD, SNOMED CT, Metadata, LOINC, FHIR-HL7, dll
4. Akses RME oleh kementerian Kesehatan untuk manajemen data Kesehatan
dan analisis intervensi Kesehatan dan pengambilan keputusan.
5. Pasian dan fasilitas Kesehatan yang dituju dapat mengakses RME.

Solusi Integrasi untuk Sistem Informasi Kesehatan (SATUSEHAT)


1. Menghubungkan semua pemeran dalam ekosistem industry Kesehatan
(rumah sakit, puskesmas, startup, farmasi, dinas Kesehatan, laboratorium, dll)
2. Spesifikasi system informasi Kesehatan dan mekanisme standar untuk:
bisnis, proses, data, dan keamanan.
3. Para pengembang secara fleksibel dapat menggunakan Bahasa
pemprograman apapun selama mengikuti spesifikasi dan meknaisme
pertukaran infromasi yang ditentukan oleh HIS.
4. Nomor HIS sebagai pengenal unik informasi Kesehatan pasien untuk
memastikan akses berkelanjutan ke fasilitas Kesehatan.

Standarisasi dan Manajemen data SATUSEHAT

1. Data pasien (Master Patient Index)


 Produk data yang dirancang secara khusus sebagai standar data
pasien yang akan divalidasi oleh Catatan Sipil untuk data yang
berkaitan dengan kependudukan.
 Dapat dijadikan standar utama data pasien oleh seluruh fasilitas
pelayanan Kesehatan di Indonesia via SATUSEHAT.
2. Data fasilitas Kesehatan
 Data master yang dirancang khusus untuk standar data fasilitas
pelayanan Kesehatan di mana terdapat 35 jenis fasilitas pelayanan
Kesehatan.
 Data tersebut dikumpulkan berdasarkan berbagai sumber, seperti
Sistem Informasi tenaga Kesehatan, Online Hospital, SIMADA, dan
lain-lain.
3. Data Sumber Daya Manusia Kesehatan
 Data produk yang dirancang khusus sebagai standar indeks data untuk
tenaga Kesehatan yang dikombinasikan dengan berbagai sumber data
Kesehatan personal (Nama, STR, SIP, dll)
4. Data alat Kesehatan dan obat-obatan (KFA Dictionary)
5. Data Keuangan
6. Data Pelayanan
Timeline SATUSEHAT di Indonesia

1. Fase integrasi data Uji coba awal pertama adalah integrasi dari Puskesmas di
Timur Jawa (~ 600 Puskesmas )
2. Fase kedua adalah integrasi uji coba dengan layanan SIMRS dan SIMPUS
penyedia di pusat Jawa dan Yogyakarta
3. Fase ketiga adalah integrasi percobaan dengan SIMRS, SIMPUS, dan
layanan SIMLab penyedia di Barat Jawa dan Banten
4. Tahap keempat adalah uji coba integrasi dengan SIMRS, SIMPUS, SIMLab
dan SIM Layanan apotek penyedia di Bali
MATERI II: PERAN SISTEM KESEHATAN DIGITAL DAN KESEHATAN
MASYARAKAT
(Dr. Melvin Seng)
Pengertian Kesehatan Digital:
US FDA: Cakupan kesehatan digital yang luas mencakup kategori
seperti kesehatan seluler (mHealth), teknologi informasi kesehatan (TI),
perangkat yang dapat dipakai, kesehatan jarak jauh dan pengobatan
jarak jauh, dan pengobatan yang dipersonalisasi.
 SG HSA: Kesehatan digital mencakup beragam kategori produk yang
terdiri dari telehealth dan telemedicine, kesehatan seluler, perangkat
yang dapat dikenakan, teknologi informasi kesehatan, dan pengobatan
yang dipersonalisasi.
 3 tujuan utama WHO untuk mempromosikan adopsi dan peningkatan
kesehatan dan inovasi digital:
1. Menerjemahkan data, penelitian, dan bukti terbaru ke dalam tindakan
2. Meningkatkan pengetahuan melalui komunitas praktik ilmiah
3. Secara sistematis menilai dan menghubungkan kebutuhan negara dengan
pasokan inovasi.

Prinsip-prinsip panduan:
1. Memahami bahwa institusional system Kesehatan digital dalam system
Kesehatan nasional berdasarkan keputusan dan komitmen Bersama.
2. Mengingat bahwa kesuksesan inisiasi system Kesehatan digital berdasarkan
strategi yang terintergasi.
3. Mempromosikan penggunaan teknologi digital untuk Kesehatan.
4. Mengenali kebutuhan mendesak untuk mengatasi hambatan utama dalam
menerapkan teknologi Kesehatan.
Tujuan strategis
Tujuan Hasil Output Keputusan Dampak
dan tindakan sasaran
SO1: Keselarasan Kolaborasi dan
Program dan Menigkatkan
Kolaborai dan global untuk kemitraan proyek, ekosistem
transfer mengatasi global untuk
kolaborasi, Kesehatan
pengetahuan peluang dan dampak yang Kerjasama dan digital yang
tantangan ditetapkan, jaringan kerja, sesuai dan
kerangka kerja
mekanisme berkelanjutan
nasional untuk
koordinasi,
peningkatan petunjuk
kapasitas yang
dibentuk, serta
pusat informasi
nasional
berbagai
penyakit
SO2: Tujuan strategis Integrasi Legislasi, Pelayanan dan
penerapan dan Tindakan teknologi digital kebijakan, dan system
strategi digital yang yang inovatif kepatuhan, Kesehatan
terintegrasi pada strategi strategi dan yang cost-
pada level Kesehatan investasi, effective dan
nasional nasional yang infrastruktur, efisien.
ditetapkan, manajemen
prioritas dan perubahan
model
keuangan
berkelanjutan
diidentifikasi
dan dibagikan.
Model
kematangan
Kesehatan
digital yang
dinamis
dikembangkan
dan diterapkan.
SO3: Tindakan dan Kerangka kerja Dokumen teknis Akselerasi
Pemerintahan investasi global dan
dan kebijakan, digital pada
Kesehatan berdasarkan nasional, pemerintahan sector
digital keputusan yang agenda riset
dan Kesehatan dan
telah global padapembangunan kesejahteraan.
diinformasikan Kesehatan kapasitas, skala
digital, petunjuk penerapan,
dan kerangka pengetahuan
kerja digital dan
pembelajaran
SO4: Sistem Orang-orang Masyarakat Kesehatan Populasi yang
Kesehatan diperdayakan menjadi pusat individu dan lebih sehat
terpusat untuk perubahan komunitas,
kesehatan Kesehatan Kesehatan dan
digital, kesejahteraan,
peningkatan system dan
manajemen pelayanan
populasi
Kesehatan,
memperkuat
kemampuan
literasi
Kesehatan
digital dan
kesetaraan
gender serta
pendekatan
kesehatan

Mengaktifkan Adopsi Kesehatan Digital di Asia-Pasifik


1. Kunci utama adopsi Kesehatan digital
- Kebijakan data layanan Kesehatan
- Keamanan data dan keamanan cyber
- Regulasi Kesehatan digital
2. Perjalanan Kesehatan digital ke depannya
- Mengaktifkan penggunaan data layanan Kesehatan
- Memperkuat keamanan data dan ketahanan keamanan cyber
- Mendorong inovasi regulasi
- Pendekatan kolaboratif
Return of Investmen (ROI)  pengukuran kerangka kerja secara holistic
berdasarkan;
1. Keterlibatan pasien
2. Kerja organisasi
3. Keamanan pasien
4. Hasil klinis
5. Pengalaman pasien
6. Menfaat sosial dan organisasi
Dampak dari system Kesehatan digital:
1. Peningkatan follow up pasien  konsultasi virtual 6x lebih tinggi daripada
konsultasi temu fisik.
2. Menigkatkan penghematan biaya  konsultasi secara virtual lebih hemat 5x
daripada konsultasi secara langsung.
Dampak Intervensi Kesehatan digital di tempat kerja:
1. Meningkatkan perilaku/kebiasaan kerja berbasis komputer dan perangkat
lunak.
2. Menigkatkan Kesehatan mental, kepuasan kerja, Kesehatan jantung dan
menghindari insomnia
3. Meningkatkan kesadaran dan kepekaan terhadap pekerjaan, pemecahan
masalah dan kualitas tidur.
MATERI III: Citizen’s Health Electronic Record A mature application over a
Health District of the Unified and Universal National Health System of Italy
(Sandro Novelli)
(CATATAN ELEKTRONIK KESEHATAN MASYARAKAT)
- Sistem Kesehatan terpadu adalah semua penggantian biaya perawatan
Kesehatan disatukan di bawah satu standar yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan.
- Sistem Kesehatan Universal adalah akses terhadap pelayanan Kesehatan
diberikan secara GRATIS kepada semua penduduk negara tempat mereka
membayar pajak.
- Rekam elektronik Kesehatan masyarakat sangat ditekankan untuk
masyarakat karena walaupun platform disediakan oleh kementerian
Kesehatan sebagai bagian dari pelayanan Kesehatan gratis, individu
masyarakat adalah satu-satunya pemilik data kesehatannya sendiri dan
hanya dia yang berhak mengambil atau mengakses infromasi tersebut.
DISCLAIMER!! Rekam elektronik Kesehatan masyarakat tidak ada hubungannya
dengan rekam medis pasien yang ada di database fasilitas Kesehatan yang
dapat dia akses Ketika dia terdaftar. Juga tidak ada hubungan dengan data hasil
pemeriksaan klinis disimpan. Database tersebut tetap menjadi milik fasilitas
Kesehatan, meskipun data-data tersebut menganai pasien tersebut.
- Proses rujukan pasien berjalan lancar melalui adanya rekam elektronik
Kesehatan masyarakat. Rekam elektronik Kesehatan masyarakat adalah
dokumen di mana semua informasi Kesehatan dan data klinis pasien dapat
diakses dengan cepat oleh pasien itu sendiri dan setelah itu konsultasi
dengan tenaga Kesehatan professional untuk tujuan perawatan.
Penggunaan Rekam Elektronik Kesehatan Masyarakat oleh Dokter dan Pasien
- Pada tahun 2006, dinas Kesehatan tiap kabupaten menyediakan izin akses
setelah penerapan akun berlangganan. Dengan demikian, akses tidak hanya
diberikan kepada warga negara sebagai satu-satunya pemilik data, tetapi juga
tenaga Kesehatan professional yang terlibat dalam perawatan Kesehatan
pasien tersebut. Jadi, dokter umum diberikan akses hanya pada pasien yang
terdaftar padanya, begitupun tenaga Kesehatan lainnya.
- Estimasi penggunaan HER tahun 2016 sampai 10 tahun ke depan 
menggunakan data tahun 2013-2015:
1. Dokter layanan Kesehatan primer (dokter umum/dokter keluarga,
dokter anak, dokter dinas malam):
 100% berlangganan/mendaftarkan akun
 Login setiap hari
 Rata-rata login 1,3 dokter perhari
 Durasi login 72-75 menit per hari.
Menunjukkan pengunaan aplikasi secara efisien.
2. Dokter pelayanan sekunder/ dokter rumah sakit yang bekerja di
layananan diagnostic:
 Tidak ada yang berlangganan/mendaftar akun
Mereka menambahkan/membuat data pada database HER tapi tidak
menggunakan aplikasi HER.
3. Dokter IGD
 84% membuat akun
 Nilai tengah durasi dalam menit untuk akses perorangan rata-rata
161 – 175 menit.
 Waktu navigasi tiap hari kerja rata-rata 255 – 280 menit (67%-74%
dari hari kerja)
Ini merupakan penggunaan aplikasi terbaik.
4. Dokter klinik
 Indicator menunjukkan tren positif
 Rata-rata penggunaan 19 – 21 menit per hari.
5. Layanan dokter spesialis rawat jalan
 56% brelangganan akun
 Login hamper 30 menit perakses, di mana sekitar 9% dari hari
kerja.
6. Masyarakat
 Cakupan dalam berlangganan akun pada masyarakat meningkat
secara perlahan dari 12.873 pada 2013 menjadi 28.468 pada 2015
Seperti yang telah dikatakan di literatur, bahwa HER hamper tidak
digunakan oleh masyarakat.
MATERI IV: ISI GAPS UNTUK MENGUBAH SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
(SatuSehat)
(Boonchai Kijsanayotin M.D, Ph.D. FIAHIS, FRCP(T))

Untuk mencapai pelayanan Kesehatan berbasis nilai, dibutuhkan penyampaian


pelayanan Kesehatan yang terintegrasi. Pelayanan Kesehatan yang terintegrasi
didukung oleh adanya system informasi Kesehatan terintegrasi serta pertukaran
informasi Kesehatan. Semua hal tersebut dapat terlaksana dengan adanya peran
dari pemerintah, standar informasi Kesehatan dan tenaga kerja.

PERUBAHAN DIGITAL:
Memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang untuk membangun system bisnis
baru, model bisnis, serta pengalaman konsumen dan tenaga kerja.
DIGITALISASI:
Meningkatkan proses-proses bisnis dengan memanfaatkan teknologi digital
DIGITISASI:
Perubahan dari system analog ke digital
Digitisasi Digitalisasi perubahan digital
Focus Konversi data Memproses Memanfaatkan ilmu
infromasi pengetahuan
Tujuan Mengubah format Mengotomastisasi Mengubah kultur
analog menjadi proses dan perusahaan
digital pengoperasian
bisnis yang telah
ada
Tindakan Mengubah Menciptakan proses Pembuatan
dokumen, foto, kerja digital secara perusahaan barui
microfilm, LPs, film, sepenuhnya yang berbasis digital
dan VHS tapes ke atau mengubah
dalam bentuk digital yang sudah ada
menjadi digital
Alat Komputer dan System TI dan Perencanaan
peralatan encoding aplikasi komputer penggunaan
teknologi digital
yang baru
Tantangan Material volume pembiayaan Sulit mengubah
sumber daya
manusia
Contoh Format registrasi Proses registrasi Registrasi dan
berdasarkan secara elektronik penyampaian
scanning paper semuanya dalam
bentuk elektronik
Tantangan yang dihadapi oleh system Kesehatan digital di Indonesia:
1. Data Kesehatan sulit diakses oleh tenaga Kesehatan secara rutin dan real
time
2. Data Kesehatan yang tidak lengkap, tidak konsisten dan tidak akurat,
terhadap pembuatan kebijakan yang evidence-based.
3. Tidak adanya standarisasi dan data Kesehatan terintegrasi sehingga sulit
untuk mengintrpretasikan data dalam penerapan prinsip-prinsip perawatan.
4. Perekaman data Kesehatan yang tidak efektif dan tidak efisien dikarenakan
jumlah aplikasi adminitrasi yang terlalu banyak.
Lingkungan yang mendukung system Kesehatan digital:
1. Kepemimpinan dan pemeritahan
2. Strategi dan investasi
3. Layanan dan aplikasi
4. Standar dan interoperabilitas
5. Infrasturktur
6. Legislasi, kebijakan dan kepatuhan
7. Tenaga kerja
Selama 10 tahun mempelajari, kita menyadari bhawa system Kesehatan digital
nasional/pelayanan Kesehatan berbasis IT adalah kompleks dan untuk menjadi
sukses negara harus bekerja dengan empat topik fundamental penting:
G : Governance (pemerintahan)  mekanisme koordinasi multi sektoral
A : Architecture (arsitektur)  rancangan perusahaan
S : Standards&Interoperabilitas
P : Program Management  program manajemen perkantoran

Untuk AeHIN, maskud dari pemerintahan Kesehatan digital adalah:


1. Menciptakan struktur koordinasi multi sector yang dipimpin oleh sector
Kesehatan
2. Mensosialisasikan visi Kesehatan digital dan pengaturan prioritas untuk UHC
3. Mensosialisasikan suatu rancangan yang berisi proyek Kesehatan digital
prioritas (beberapa Bersama ICT, asuransi, dll)
4. Berinvestasi pada kesehetan digital
5. Mengawasi kesuksesan proyek kedepannya.
Setiap bagan menggambarkan intervensi Kesehatan digital yang berbeda. Yang di
mana terpusat pada fragementasi kasus, ketidakefisiensian dan penambahan biaya.
Untuk manajemen program dan SDM
 Trasnformasi digital nasional terhadap Kesehatan adalah kompleks
 Kurangnya kapasitas dalam kementerian Kesehatan untuk mengatur program
 Dibutuhkan koordinasi multi sectoral
 Pembangunan consensus menghabiskan waktu tapi hasilnya lebih sustainable
Untuk standar dan interoperabilitas
 Kita membutuhkan akses terbuka dan asisten teknikal untuk standar
Kesehatan internasional seperti ICD11, SNOMED CT, LOINC dan HL7-FHIR.
Standar-standar Kesehatan tersebut merupakan komponen krusial dari
rancangan interoperabilitas, di mana dapat memudahkan tersedianya data
Kesehatan sehingga Kesehatan populasi dapat diawasi dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai