Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RANGKUMAN

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Nama : Najwa Nurani Zahra

NPM : R.2102020027

Kelas : Ilmu Keperawatan B

A. SISTEM INFOMASI NASIONAL


 Informasi Kesehatan
Diartikan sebagai data kesehatan yang telah diolah atau diproses menjadi bentuk
yang mengandung nilai dan makna yang berguna untuk meningkatkan
pengetahuan dalam mendukung pembangunan kesehatan → Menjadi acuan dalam
proses manajemen, pengambilan keputusan, perencanaan, dan akuntabilitas.
 Hasil evaluasi pelaksanaan Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 2011-
2014 menunjukkan bahwa hanya sekitar 57% kegiatan yang terlaksana.
 Masalahnya:
a. Kegiatan pengelolahan data dan informasi yang belum terintegrasi dan
terkoordinasi dalam satu mekanisme yang baik
b. Tumpang tindih dalam pengumpulan dan pengolahan data kesehatan, dan
masih adanya pengumpulan data yang dilakukan berulang oleh unit-unit
berbeda sehingga bukan tidak mungkin terjadinya duplikasi kegiatan dan
duplikasi data
c. Setiap program memiliki basis data yang berdiri sendiri-sendiri (fragmentasi)
→ sulitnya memenuhi kebutuhan informasi komposit yang harus merelasikan
dua atau lebih basis data
d. Rasio beban administrasi di fasilitas pelayanan kesehatan menjadi lebih
besar
e. Sulitnya mengakses data pada sistem yang tidak terintegrasi (satu pintu) →
manajemen program kesehatan masyarakat yang berbasis bukti (EBP) sulit
dilakukan.
 Analisa Situasi :
a. Faktor Kekuatan
1. Pendanaan untuk SIKNAS.
2. Advokasi dan pembinaan.
3. Besarnya infrastruktur kesehatan.
4. Inisiatif penerapan sistem elektronik dalam penyelenggaraan transaksi
layanan kesehatan.
5. Inisiatif penerapan sistem elektronik dalam penyelenggaraan sistem
pelaporan.
b. Faktor Kekuatan :
1. Peningkatan dan perluasan infrastruktur seperti untuk jaringan SIKNAS,
data center, disaster recovery center.
2. Penguatan kebijakan dan regulasi.
3. Penguatan tata kelola dan kepemimpinan.
4. Penataan standarisasi dan interoperablitas.
5. Pengembangan aplikasi-aplikasi sistem informasi baik untuk transaksi
layanan maupun pelaporan.
6. Pengelolaan data dan informasi serta diseminasi informasi dalam berbagai
media.
7. Peningkatan kemampuan pengelolaan data kesehatan bagi SDM.
c. Faktor Kekuatan :
1. Advokasi dan pembinaan.
2. Besarnya infrastruktur kesehatan.
3. Inisiatif penerapan sistem elektronik dalam penyelenggaraan transaksi
layanan kesehatan.
d. Faktor Kelemahan :
1. Aspek legal masih lemah.
2. Sistem informasi kesehatan masih terfragmentasi.
3. Pendanaan untuk sistem informasi kesehatan di daerah masih terbatas.
4. Kemampuan daerah dalam pengembangan sistem informasi kesehatan dan
pengelolaan data/informasi yang bervariasi.
5. Pemanfaatan TIK dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dan
pengelolaan data yang belum optimal.
6. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia masih rendah.
7. Mekanisme monitoring dan evaluasi masih lemah.
e. Faktor Peluang :
1. Kebutuhan data dan informasi semakin meningkat. Informasi berguna
untuk manajemen layanan masyarakat, manajemen institusi, dan
manajemen program pembangunan atau wilayah.
2. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat.
3. Kepedulian pemerintah terhadap penerapan sistem teknologi informasi
untuk penyelenggaraan layanan publik dan pemerintahan semakin
meningkat.
4. Kebijakan nasional di bidang TIK semakin kuat.
5. Kemkominfo membagi tahapan pengembangan atau peta jalan TIK
nasional tahun 2010-2020 dalam 4 bagian, yaitu:
a. Indonesia Connected
b. Indonesia Informative
c. Indonesia Broadband
d. Indonesia Digital

B. SISTEM INFORMASI KESEHATAN NASIONAL


 Visi SIKNAS
“Mencapai sistem informasi kesehatan terintegrasi yang handal, yang mampu
memberi dukungan secara adekuat bagi manajemen pembangunan kesehatan”.
 Misi SIKNAS
1. Memperkuat sumber daya sistem informasi kesehatan yang meliputi
kebijakan, regulasi, standarisasi, koordinasi, perencanaan, pendanaan, sumber
daya manusia, infrastruktur, dan kelembagaan.
2. Mengembangkan indikator kesehatan agar dapat menggambarkan upaya dan
capaian pembangunan kesehatan.
3. Memperkuat sumber data dan membangun jejaringnya dengan semua
pemangku kepentingan.
4. Meningkatkan kualitas manajemen data kesehatan yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis data, dan diseminasi informasi.
5. Meningkatkan pemanfaatan dan penyebarluasan informasi untuk
meningkatkan manajemen dan pelayanan berbasis bukti.
 Kebijakan :
1. Menyediakan data secara real time yang mudah diakses dan berfungsi sebagai
sistem pendukung pengambilan keputusan (decision support system).
2. Pengembangan dan penguatan sistem informasi kesehatan dilakukan dalam
kerangka desentralisasi di bidang kesehatan dengan perhatian lebih kepada
daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan.
3. Ketersediaan standar operasional yang jelas, pengembangan dan penguatan
kapasitas SDM, dan pemanfaatan TIK, serta penguatan advokasi bagi
pemenuhan anggaran.
4. Peningkatan penyelenggaraan sistem pengumpulan, pengolahan, analisis,
penyimpanan, diseminasi, dan pemanfaatan data/informasi dalam kerangka
kebijakan sistem informasi kesehatan terintegrasi.
5. Pengembangan bank data kesehatan harus memenuhi berbagai kebutuhan
dari para pemangku kepentingan.
6. Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektor.
7. Pemanfaatan TIK.
8. Menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi dan lintas sektor terkait serta
terpadu dalam pengembangan SDM.
9. Melibatkan seluruh pemangku kepentingan termasuk lintas sektor dan
masyarakat madani.
10. Peningkatan budaya penggunaan data melalui advokasi terhadap pimpinan di
semua tingkat.
 Prinsip Dasar :
1. Pemanfaatan TIK.
2. Meningkatkan akurasi data dan kecepatan dalam penyediaan data.
3. Keamanan dan kerahasiaan data. Menjamin keamanan dan kerahasiaan data.
4. Standarisasi. Menyediakan pedoman nasional untuk pengembangan dan
pemanfaatan TIK.
5. Integrasi. Mengintegrasikan berbagai macam sumber data.
6. Kemudahan akses data/informasi.
7. Keterwakilan. Mengambarkan perbedaan gender, statussosial ekonomi, dan
wilayah geografi.
8. Etika, integritas, dan kualitas data.

C. DATABASE
 Sistem Manajemen DATABASE adalah salah satu komponen penting dalam
perkembangan dan berlangsungnya Sistem Informasi Kesehatan yang berbasis
komputer.
 DATABASE merupakan data yang terorganisasi dan saling berkaitan antara satu
sama lain.
 Database management system (DBMS) adalah pengelola dan pengorganisasi
database yang dibangun dalam suatu Sistem dibutuhkan suatu pengelolaan
database.
 Analogi :
1. Field → Nama, umur, jenis kelamin, pasien baru/kambuh/DO
2. Tabel → Kelompok umur, lama pengobatan
3. Database → Data penyakit TB paru
 DBMS merupakan sofware yang akan menentukan bagaimana data
diorganisasikan, disimpan, diubah, diambil kembali, pengaturan mekanisme
pengamanan data, mekanisme pemakaian data secara bersama.
 Fungsi organisasi data :
1. Menghasilkan Informasi yang baik.
2. Mencegah terjadinya duplikasi yang tidak diperlukan.
Pada dasarnya sistem manajemen basis data berfungsi untuk mengatur dan
mengelola kumpulan data secara sistematik dan terstruktur.
 Komponen DBMS :
1. Hardware
DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras untuk dapat beroperasi.
Perangkat keras tersebut dapat berupa perangkat komputer.
2. Software
Software merupakan perangkat lunak DBMS itu sendiri dan program aplikasi,
sistem operasim termasuk perangkat lunak jaringan apabila DBMS digunakan
dalam jaringan. Contoh: ORACLE, MYSQL, dll
3. Data
Komponen yang paling penting dari lingkungan DBMS dari sudut pandang
pengguna akhir adalah data. Data berperan sebagai jembatan antara komponen
mesin dan kompenen manusia.
4. Prosedur
Procedures merupakan instruksi dan aturan yang mengatur perancangan dan
penggunaan basis data. Penggunaa sistem dan staff yang mengatur basis data
yang memerlukan prosedur-prosedur yang telah didokumentasikan pada
bagaimana menggunakan atau menjalankan sistem.
5. Orang
People merupakan orang yang terlibat dengan sistem tersebut, termasuk
perencanaan basis data, pengembangan dan pemeliharaan standar, kebijakan
dan prosedur dan perancangan konseptual database maupun logikal.

 Keuntungan Database :
1. Salah satu komponen penting dalam sistem informasi, karena merupakan
dasar dalam menyediakan informasi.
2. Mengurangi duplikasi data (data redundancy).
3. Hubungan data dapat ditingkatkan (data relationability).
4. Mengurangi pemborosan tempat simpanan luar.
5. Meningkatkan kualitas informasi yang akurat, efektif dan relevan sehingga
informasi yang diberikan lebih bernilai.
 Kerugian Database :
1. Teknologi database membutuhkan biaya investasi yang cukup besar.
2. Tempat penyimpanan yang dibutuhkan besar.
3. Lebih kompleks dari teknologi file.
4. Kerusakan pada database dapat mempengaruhi departemen lain yang terkait.

D. SISTEM INFORMASI SURVEILANS


 Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang Kejadian, masalah, dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah kesehatan.
 Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus
pada terjadinya wabah.
 Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat
yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan
yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka
dan ditetapkan oleh Menteri.
 Tujuan Surveilans :
1. Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor
risikonya serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan keputusan;
2. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya
KLB/Wabah dan dampaknya;
3. Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah; dan
4. Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang
berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan.
 Mekanisme Kerja :
1. Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait lainnya.
2. Perekaman, pelaporan, dan pengolahan data.
3. Analisis dan interpretasi data.
4. Studi epidemiologi.
5. Penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkannya.
6. Membuat rekomendasi dan alternatif tindaklanjut.
7. Umpan balik.
 Surveilans berbasis indikator dilakukan untuk memperoleh gambaran penyakit,
faktor risiko dan masalah kesehatan dan/atau masalah yang berdampak terhadap
kesehatan yang menjadi indikator program dengan menggunakan sumber data
yang terstruktur.
 Contoh data terstruktur :
1. Kunjungan Ibu hamil.
2. Kunjungan neonatus.
3. Cakupan imunisasi.
4. Laporan bulanan data kesakitan puskesmas.
5. Laporan bulanan kasus TB.
6. Laporan bulanan kasus campak.
7. Laporan bulanan kematian rumah sakit.
 Pelaksanaan surveilans berbasis indikator di puskesmas, dilakukan untuk
menganalisis pola penyakit, faktor risiko, pengelolaan sarana pendukung
seperti kebutuhan vaksin, obat, bahan dan alat kesehatan, persiapan dan
kesiapan menghadapi kejadian luar biasa beserta penanggulangannya.
 Surveilans berbasis kejadian dilakukan untuk menangkap masalah kesehatan
yang tidak tertangkap melalui surveilans berbasis indikator. Sebagai contoh,
beberapa KLB campak diketahui dari media massa, tidak tertangkap melalui
surveilans PD3I terintegrasi (Penyakit yang dapat Dicegah Dengan Imunisasi).
 Surveilans Kesehatan sangat penting artinya bagi pengambil keputusan di bidang
kesehatan dalam rangka upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
 Untuk terselenggaranya Surveilans Kesehatan yang optimal diperlukan peran
serta semua sektor, terutama seluruh fasilitas pelayanan kesehatan milik
pemerintah ataupun masyarakat, instansi kesehatan baik di daerah maupun di
pusat.

Anda mungkin juga menyukai