Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau pendarahan mukosa

lambung yang dapat bersifat akut, kronik difus atau local. Dua jenis gastritis

yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atrotik kronis

(Price, 2005).

Gastritis adalah peradangan local atau penyebaran pada mukosa lambung

dan berkembang dipenuhi bakteri (Charlene, 2001).

B. ANATOMI FISIOLOGI

Gambar 1 .sumber:http//Fbiology911.wordpress.com /2014/06/18

9
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Gaster merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang

paling banyak terutama didaerah epigaste. Lambung terdiri dari bagian atas

fundus uteri berhubungan dengan esophagus melalui orifasum pilorik, terletak

di bagian diafragma di depan pancreas dan limfa, menempel di sebelah kiri

fundus uteri.

Bagian lambung terdiri dari (Syaifuddin, 2006)

a. Fundus ventrikuli

Adalah bagian yang menonjol ke atas terletak di sebelah kiri osteum

kardium dan biasanya penuh berisi gas.

b. Korpus ventrikuli, setinggi oestum kardium

Adalah suatu lekukan pada bagian bawah kuvatura minor.

c. Antrum pylorus

Adalah bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal

membentuk spinter pylorus.

d. Kurvatura minor

Terdapat di sebelah kanan lambung terbentang dari sisi kiri osteum

kardiak sampai ke pylorus.

e. Kurvatura mayor

Lebih panjang dari kurvatura minor terbentang dari sisi kiri osteum

kardiokum melalui fundus ventrikuli menuju kekanan sampai ke pilorus

inferior.

10
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
f. Osteum kardiak

Merupakan tempat dimana esofagusbagian kanan abdomen masuk

kelambung.

Susunan lapisan dari dalam keluar, terdiri dari lapisan selaput lender,

apabila lambung ini dikosongkan, lapisan ini akan berlipat-lipat yang

disebut rugae, lapisan otot melingkar (muskulus aurikularis), lapisan otot

miring (muskulus obiliqus), lapisan otot panjang (muskulus longitudinal)

dan lapisan jaringan ikat/serosa (peritoneum).

Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan. Bila

melihat orang makan dan mencium bau makanan maka sekresi lambung

akan terangsang. Rasa makanan merangsang sekresi lambung karena kerja

saraf menimbulkan rangsangan kimiawi yang menyebabkan dinding

lambung melepaskan hormone yang disebut sekresi getah lambung, getah

lambung dihalangi oleh sisitem saraf simpatis yang dapat terjadi pada

waktu gangguan emosi seperti marah dan rasa takut.

Fisiologi

Fungsi lambung menurut Syaifuddin (2006), terdiri dari :

1) Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan olih

peristaltic lambung dan getah lambung.

2) Getah cerna lambung yang dihasilkan :

a) Pepsin

11
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan

pepton).

b) Asam garam (HCL)

Fungsinya mengasamkan makanan, sebagai antiseptic dan

desinfektan dan membuat suasana asam pada pepsinogen menjadi

pepsi.

c) Rennin

Fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk

kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu).

d) Lapisan lambung

Memecah lemak yang merangsang sekresi getah lambung.

C. ETIOLOGI

Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman Helicobacter Pylori dan pada awal

infeksi mukosa lambung menunjukan respon inflamasi akut dan jika

diabaikan akan menjadi kronik (Aru, 2009).

Klasifikasi gastritis :

1) Gastritis Akut

Salah satu gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis

akut erosive. Gastritis akut erosive adalah suatu peradangan mukosa

lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosive. Disebut erosive

12
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa

muskularis.

Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau cepat, makan

makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme

penyebab penyakit, iritasi bahan semacam alcohol, aspirin, NSAID, lisol,

serta bahan korosif lain, refluks empedu atau cairan pancreas.

2) Gastritis Kronik

Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa

lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung

jinak maupun ganas atau oleh bakteri Helicobacter Pylori (Smeltzer,

2001).

3) Gastritis Bacterial

Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa desebabkan

oleh refluks dari duodenum.

D. PATOFISIOLOGI

1) Gastritis Akut

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia misalnya

obat – obatan dan alcohol, makanan yang pedas, panas maupun asam.

Pada para yang mengalami stress akasraf simpatis NV Nervus Vagus)

yang akan meningkatkan produksi sam klorida (HCL) di dalam lambung.

13
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Adanya HCL yang berda di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual,

muntah dan anoreksia.

Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel

epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mucus, mengurangi

produksinya. Sedangkan mucus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa

lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena

penurunan sekresi mucus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa

gaster nyeri. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCL

(terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster

akan menyebabkan produksi HCL meningkat. Anoreksia juga dapat

menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak

HCL dengan mukosa gaster.

Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mucus dapat berupa

eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan

mengakibatkanerosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa memicu

timbulnya perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup

penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi,

sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan.

2) Gastritis Kronis

Helicobacter Pylori merupakan bakteri gram negative. Organisme ini

menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel

dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar

14
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh

terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya

dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat

maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan,

lambung melakukan gerakan peristaltic tetapi karena sel penggantinya

tidak elastic maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya

menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan kerusakan

pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan

menimbulkan perdarahan (Price, 2006).

E. MANIFESTASI KLINIS

1. Gastritis akut : nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdaraha

terselubung maupun nyata. Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung

hyperemia dan udiem, mungkin juga ditemukan erosi dan pendarahan

aktif.

2. Gastritis kronik : kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih

berkaitan dengan komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung,

defisinesi zat besi, anemia pernisiosa, dan karsinoma lambung.

15
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
F. PENATALAKSANAAN MEDIK

Pada gastritis, penatalaksanaannya dapat dilakukan dengan :

1. Gastritis akut

a. Instruksikan pasien untuk menghindari alcohol.

b. Bila pasien mampu makan melalui mulut diet mengandung gizi

dianjurkan.

c. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parental.

d. Bila pendarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemorargi

saluran gastrointestinal.

e. Untuk menetralisir alkali gunakan jus lemon encer atau cuka encer.

f. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangrene

atau perfonasi.

g. Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi pylorus.

2. Gastritis kronis

a. Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makanan lunak

diberikan sedikit tapui sering.

b. Mengurangi stress

c. Helicobacter Pylori diatasi dengan antibiotic (seperti tetrasiklin 1/4 ,

amoksissi lin) dan gram bismuth (Pepto-Bismol).

16
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Apabila pasien terdiagnosis terken Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan

pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.

1. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) : tes diagnosik kunci untuk perdarahan

GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan/derajat ulkus

jaringan/cedera.

2. Minum barium dengan foto rontgen : dilakukan untuk membedakan

diagnose penyebab/sisi lesi.

3. Analisa gaster : dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah,

mengkaji aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam

hidroklorik dan pembentukan asam nocturnal penyebab ulkus duodenal.

Penurunan atau jumlah normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan

asiditas menunjukan sindrom Zollinger-Elison.

4. Amylase serum : meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga

gastritis.

H. PENGKAJIAN

Pengumpulan data dasar dilakukan menunjuk pada klasifikasi

pengumpulan data oleh Dongoes, dkk dalam rencana asuhan keperawatan,

yaitu :

1. Data dasar

a) Aktivitas/ istirahat

Ds : kelemahan/kelelahan

17
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Do : takikardia

b) Sirkulasi

Ds : -

Do: hipotensi, kelemahan/nadi perifer lemah, warna kulit: pucat,

sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah), kelembaban

kulit/membrane mukosa: berkeringat (menunjukan status syok,

nyeri akut, respon psikologic), takikardia, disritmia.

c) Integritas ego

Ds : factor stress akut/kronis, perasaan tidak berdaya.

Do: tanda ansietas, misalnya: gelisah, pucat, berkeringat.

d) Eliminasi

Ds : riwayat perawatan dirumah sakit karena Gastritis.

Do : nyeri tekan abdomen.

e) Makanan/cairan

Ds: anoreksia, mual, masalh menelan: nyeri ulu hati, tidak toleran

terhadap makanan: makanan pedas, diet, penurunan berat badan.

Do: muntah, membrane mukosa kering, penurunan produksi mukosa,

berat jenis urin meningkat.

f) Nyeri/kenyamanan

Ds: nyeri: digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih,

nyeri hebat. Rasa ketidaknyaamanan/distress samar-samar setelah

makan banyak dan hilang dengan makan.

18
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
I. PHATWAYS

Obat-obatan (NISAD, aspirin, Helicobacter Pylori Kafein


sulfanomeda, steroid, digitalis.

Melekat pada epitel lambung


Mengganggu pembentukan Menurunnya produksi
swat mukosa lambung bikarbonat (HCO3-)
Menghancurkan lapisan
mukosa lambung
Menurunnya kemampuan
protektif terhadap asam

Menurunnya barier lambung


terhadap asam dan pepin.

Menyebabkan difusi kembali


asam lambung dan pepsin

Inflamasi Erosi mukosa lambung

Nyeri epigastrium
Menurunnya tonus dan Mukosa lambung kehilangan
peristaltic lambung integritas jaringan
Nyeri Akut

Refluk isi duodenum ke


Menurunnya sensori untuk lambung
makan

Mual
Anoreksia
Dorongan eksplusi isi lambung
ke mulut
Ketidak seimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh. Muntah

Menurunnya kadar Perdarahan


Hb

Ketidakefektifan perfusi Kekurangan volume cairan


jaringan perifer

Sumber: Nanda (2010), Price & Wilson (2006) Gambar 2.2


19
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan Mukosa lambung teriritasi

2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan Masukan nutrisi yang tidak adekuat.

3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Masukan cairan tidak

cukup dan kehilangan caiaran.

4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan suplai

oksigen menurun.

20
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
K. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)


Nyeri Akut b.d Mukosa Pain level, Pain Management :
lambung teriritasi Pain control, 1. Kaji tingkat nyeri secara
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama komprehensif (lokasi,
2 x 24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang durasi, karakteristik,
atau hilang. frekuensi, intensitas dan
Kriteria hasil: faktor pencetus)
Indikator Target 2. Monitor skala nyeri dan
Melaporkan adanya nyeri 5 observasi
Frekuensi nyeri 5 ketidaknyamanan non
Pernyataan nyeri 5 verbal
Ekspresi nyeri pada wajah 5 3. Gunakan pendekatan
1 : ekstrem, 2 : berat, 3 : sedang, 4 : ringan, yang positif terhadap
5 : tidak ada pasien, hadir dekat
pasien untuk memenuhi
kebutuhan rasa
nyamannya dengan cara:
masase, perubahan
posisi, berikan
perawatan yang tidak
terburu-buru
4. Kendalikan factor

21
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan
5. Anjurkan pasien untuk
istirahat
6. Kolaborasi medis dalam
pemberian analgetik
7. Pantau tanda – tanda
vital.
Ketidak seimbangan Nutrtiion Status Nutrition Management:
nutrisi kuarang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. BB pasien dalam batas
kebutuhan tubuh b.d 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi pasien normal
masukan nutrisi yang terpenuhi dengan criteria hasil : 2. Monitor adanya
tidak adekuat Indicator Target penurunan berat badan
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 5 3. Monitor tipe dan jumlah
Berat badan ideal sesuai dengan aktivitas yang biasa
tinggi badan 5 dilakukan
Tidak terjadi penurunan berat 4. Monitor lingkungan
badan yg berarti 5 selama makan
1: ekstrem ,2: berat ,3: sedang ,4: ringan , 5. Jadwalkan pengobatan
5: tidak ada dan tindakan tidak
selama jam makan
6. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi

22
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
7. Monitor turgor kulit
8. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
9. Monitor mual dan
muntah
10. Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
11. Monitor makanan
kesukaan
12. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
Kekurangan volume Fluid Balance, Fluid Management :
cairan b.d masukan cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Pertahankan catatan
tidak cukup dan 2x24 jam diharapkan volume cairan pasien intake dan output yang
kehilangan cairan terpenuhi dengan criteria hasil : akurat
berlebihan. 2. Monitor status hidrasi
Indikator Target (kelembaban
Intake dan output seimbang 5 membrane mukosa,
BB stabil 5 nadi adekuat, tekanan
Trugor kulit baik 5 darah orostatik)
1: ekstrem ,2: berat ,3: sedang ,4: ringan , 3. Monitor vital sign
5: tidak ada 4. Monitor masukan
makanan / cairan
5. Monitor status nutrisi

23
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
6. Kolaborasi pemberian
cairan IV
7. Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
8. Monitor tingkat Hb dan
hematokrit
9. Monitor berat badan
10. Pemberian cairan IV
monitor adanya tanda
dan gejala kelebihan
volume cairan.

24
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Ketidak Efektifan Perfusi Circulation status : Manajemen sensasi perifer :
Jaringan Perifer b.d suplai Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Monitor tanda-tanda
oksigen berkurang. 2 x 24 jam diharapkan masalah ketidakefektifan vital
perfusi jaringan perifer teratasi dengan criteria 2. Monitor adanya
hasil: paratase.
Indikator Target 3. Batasi gerakan pada
Tekanan darah dalam rentan normal 5 kepala, leher dan
Tidak terdapat sianosis 5 punggung.
Berkomunikasi dengan jelas 5 4. Diskusikan mengenai
Hb dalam rentan normal 5 penyebab perubahan
1: ekstrem ,2: berat ,3: sedang ,4: ringan , sensasi
5: tidak ada 5. Kolaborasi pemberian :
kalnek
6. Tranfusi Darah.

25
Asuhan Keperawatan Pada..., WISNU DWI DARMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Anda mungkin juga menyukai