Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RISET DESAIN

TINJAUAN FUNGSI, SISTEM KERJA, STRUKTUR, ESTETIKA


DAN PENGEMBANGAN WADAH TISU UNTUK TOILET"

Atriatama Akhmad Alghaza


41917020001
Dosen Pembimbing : Drs. Budi Waluyo, M.Ds.

Desain Produk
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Bab I. Pendahuluan

1.1. Latar belakang penelitian

Di lingkungan kita banyak sekali tempat-tempat umum seperti Rumah


Ibadah, Sekolah, Kampus, Mall, Rumah Makan, Bandara, Terminal, dan temp
at lainya. Pada tempat umum tersebut sudah pasti ada ruangan yang disebut
sebgai Toilet atau Kamar Mandi. Pada Toilet atau Kamar Mandi tersebut ada
wadah untuk menaru tisu di Toilet tersebut.
Wadah tisu pada toilet adalah sesuatu yang sering dilihat oleh kita sa
at kita berada ditoilet. Wadah ini biasanya deletakan pada bagian sisi kamar
mandi. Wadah ini sering dijumpai tepat di samping closet. Peletakan wadah ti
su toilet di samping closet ini memilki tujuan agar memudahkan pengguna ata
u user untuk menggapai dan mengambil tisu tersebut ketika mereka telah sel
esai buang air besar atau buang air kecil.
Banyak sekali bentuk wadah tisu toilet dan juga banyak sekali bentuk
wadah tisu toilet yang ada di sekitar kita tepatnya di kamar mandi. Wadah tisu
toilet memiliki fungsi yang cukup bermanfaat bagi seseorang yang telah buan
g air kecil atau buang air besar. Benda ini mungkin terlihat biasa saja namun
benda ini bisa juga mempengaruhi dekorasi di kamar mandi atau toilet, walau
pun mungkin hanya berpengaruh sedikit. Sistem kerja benda ini juga memiliki
berbagai macam.
Cara pengguna untuk menggunakan benda ini juga cukup banyak, m
ulai dari pemasangan wadah pada dinding, pemasangan tisu pada wadah, sa
mpai dengan cara pengguna menarik tisu. Meskipun benda ini sudah banyak
dibuat dengan berbagai macam jenis, bentuk dan juga sistem kerja.
Tetapi benda ini masih memiliki peluang untuk dikembangkan agar m
enjadi lebih baik lagi dari segi fungsi, struktur, sistem kerja, dan juga dari segi
estetika wadah tisu toilet tersebut. Dengan adanya peluang pengembangan w
adah tisu toilet tersebut artinya wadah tersebut dapat diberikan tambahan nila
i fungsi, nilai estetika, perbaikan struktur, dan juga sistem kerjanya.

Peluang untuk mengembangkan produk wadah toilet ini membuat penulis ingi
n membuat wadah tisu toilet yang memiliki nilai lebih pada aspek fungsi, struk
tur, estetika, dan sistem kerja pada wadah tisu toilet ini.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang ada maka terdapat rumusan masalah. Dan
berikut rumusan masalahnya :

1. Apa kebiasaan buruk dan keluhan masyarakat di Kota Tangerang Selatan


saat menggunakan tisu toilet?
2. Mengapa kebiasaan buruk dan keluhan masyarakat di Kota Tangerang Sel
atan dalam menggunakan tisu toilet dapat terjadi?
3. Bagaimana cara menyelesaikan kebiasaan buruk dan solusi apa yang dap
at mengurangi kebiasaan buruk dan solusi apa untuk mengurangi keluhan ma
syarakat?
1.3. Batasan Masalah 

Riset ini akan membahas wadah tisu toilet mulai dari fungsi, struktur,
estetika, sistem kerja, kelebihan dan kekurangan pada wadah tisu yang suda
h ada sebelumnya.
Riset ini akan meneliti wadah tisu yang ada pada kamar mandi umum
yang terdapat di Rumah Ibadah, Rumah Makan, Sekolah, Kantor, dan Tempa
t umum yang ada di Kota Tangerang Selatan.
Riset ini akan dilakukan selama 6 bulan sesuai dengan batas waktu R
iset Desain. Dan riset ini akan mencari data dari beberapa orang tentang pen
dapat mereka dan pengalaman mereka saat menggunakan wadah tisu yang a
da di kamar mandi.
Riset ini juga akan mencari hubungan antara kecocokan produk wada
h desain dengan desain kamar mandi yang ada.

1.4 Tinjauan Pustaka


Toilet
Toilet Umum sering sekali dijumpai di sekitar kita toilet umum memiliki
pengertian atau definisinya. Terdapat beberapa pengertian yang pertama adal
ah pengertian yang diberikan oleh Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) dan yang k
edua adalah pengertian yang diberikan oleh ASEAN Public Toilet Standar (AP
TS).
Definisi Toilet umum dari Asosiasi Toilet Indonesia (ATI), toilet adalah
sebuah ruangan yang dirancang khusus lengkap dengan kloset, persediaan
air bersih dan perlengkapan lain yang bersih, aman, dan higienis, untuk
masyarakat di tempat-tempat domestik, komersial maupun publik dapat
membuang hajat serta memenuhi kebutuhan fisik, social, dan psikologi
lainnya. (ATI, 2016).
Definisi Toilet umum menurut ASEAN Public Toilet Standar (APTS,
2016) adalah “a room or booth shared by all people for urination and
defecation consisting of at least a bowl fitted with or without a seat (seating or
squatting) and connected to a waste pipe and a flushing apparatus”. Booth or
room for urination/defecation within the toilet. Often these have lockable doors
for privacy and will either have a latrine, toilet paper, water bidet and
dispenser, shelf and coat hanger.
Toilet umum memiliki standar dalam pembuatan dan perancangannya
Standar Toilet umum berdasarkan asosiasi Toilet Indonesia (ATI) yaitu (ATI,
2016): 1) Kloset duduk-jongkok, 2) Toilet paper, 3) Eco Wahser/ jet shower/
tap, 4) Hanger, 5) Sanitasi bin(tempat sampah pembalut) 6) Genaral bin, 7)
Lavatory/ washtafel, 8) Faucet, 9) Liquid soap Dispenser, 10) Cermin, dan 11)
Hand drayer. (ATI,2016).
Sedangkan menurut ASEAN Public Toilet Standar (APTS) yaitu 1)
Urinals, 2) Closet (duduk atau jongkok), dan 3) Washbasin, dengan standar
amenitas antara lain; 1) Tempat sampah (bebas tangan dengan pedal kaki),
2) Tempat sanitasi linier (bebas tangan dengan pedal kaki). 3) Blower
pengering tangan, 4) Sanitasi di setiap closet dan urinal, 5) Unit pembuangan
benda tajam medis, 6) Sikat toilet, 7) Dispenser sabun, 8) Dudukan kertas
toilet / dispenser tisu toilet, 9) Kloset duduk bertutup, 10) Keran air wudhu
(ditambah dengan selang dan nozzle pegas setidaknya di satu bilik WC dari
masing-masing toilet umum pria dan wanita, 11) Floodrain harus disediakan
di dalam bilik: lantai harus dinilai dengan benar ke arah floodrain, 12) Area
yang dilengkapi wudhu harus memiliki papan nama yang tepat untuk
mengidentifikasi fasilitas tersebut di pintu bilik dan harus dekat dengan area
sholat, 13) Selang air (setidaknya satu bilik), 14) Cermin, 15) Gantungan baju
(tahan lama, dengan kekuatan yang cukup untuk menopang minimum 7
kilogram) ditempatkan di belakang pintu masing-masing bilik. 16) Janitor yang
dilengkapi washtafel dan pel bagi petugas kebersihan dan pemeliharaan
untuk membersihkan dan mensanitasi yang terletak di ruang terpisah, yang
terletak paling dekat dengan tempat toilet umum. Area ini juga harus
menampung ruang untuk menyimpan barang-barang habis pakai toilet,
peralatan pembersih dan bahan pembersih / bahan yang digunakan untuk
membersihkan kering dan membersihkan toilet (menyediakan penyimpanan
yang aman untuk bahan berbahaya, seperti bahan kimia pembersih). (APTS,
2016).
Toilet umum pada beberapa tempat sering terlihat kotor dan menjiji
kan dan ini yang menjadi masalah. Mulai dari banyaknya sampah tisu toilet, k
otoran yang berasal dari alas kaki yang terbawa ke dalam Toilet umum, kotor
an yang tidak disiram, sampah tisu yang dimasukan ke kloset, lumut pada pe
nampung air, tisu toilet yang tidak higienis karena tidak memiliki penutup, dan
bahkan kotoran yang sering tidak disiram sering kita jumpai di Toilet umum.
Menurut Ruth Barcan (2010) Ruang budaya yang kotor seperti toilet
menghasilkan sejumlah masalah dan dilema praktis bagi arsitek, perancang,
perencana, dan regulator, karena sulit, bahkan tidak mungkin, merancang
satu situs yang dapat mengakomodasi ambiguitas mereka. Mungkin tidak ada
satu ruang pun yang dapat memenuhi kebutuhan kelompok sosial yang
berbeda-beda, yang sering kali bertentangan, karena tidak ada kesesuaian
yang mudah baik secara prinsip maupun konkret tentang apa yang akan
membuat semua orang merasa nyaman dan aman. Karena alasan ini, toilet
umum adalah ruang yang diperebutkan
Asosiasi Toilet Indonesia. 2016. Pedoman Standar Toilet Umum Indonesia.
Jakarta : Asosiasi Toilet Indonesia

Anda mungkin juga menyukai