Anda di halaman 1dari 6

Nama : Annisa Belladiena R

MPM : 220110120084
Matkul : CNP 5
Pengkajian Masalah (Fisik) Sekolah

Kondisi Kamar Mandi (WC) SMPN 3 Bagor Nganjuk

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, fasilitas atau sarana dan prasarana
merupakan salah satu bagian penting yang dapat membantu kelancaran dan kenyamanan
dalam proses belajar mengajar itu sendiri. Salah satu fasilitas yang penting didalam sekolah
adalah ketersediaan toilet/kamar mandi yang sehat.

Fungsi utama toilet disekolah adalah sebagai tempat yang digunakan oleh warga
sekolah untuk melakukan proses elimiasi (pembuangan kotoran berupa feses atau urin),
juga sebagai tempat pemenuhan kebutuhan personal hygine (mandi atau mencuci).
Sehingga jika dilihat dari fungsinya yang langsung berhubungan dengan kebutuhan dasar
manusia maka sangat wajar jika kebersihan dan kesehatan toilet menjadi salah satu
indikator PHBS. Diamna indikator PHBS sekolah yaitu:

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun

2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

4. Olahraga yang teratur dan terukur

5. Memberantas jentik nyamuk

6. Tidak merokok di sekolah.

7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.


8. Membuang sampah pada tempatnya

Namun kondisi toilet sekolah khusunya di Indonesia secara umum masih jauh dari
ideal, Ketua Umum Asosiasi Toilet Indonesia, Naning Adiwoso pun mengungkapkan, dari
100 sekolah di Jakarta yang pernah ia kunjungi, 90 persen memiliki toilet yang tidak layak.
Fenomena tersebut juga dapat dilihat dari gambaran toilet di salah satu sekolah menengah
pertama di Bagor Nganjuk.:
Dari gambar diatas dapat diidentifikasi berbagai masalah yang berhubunga dengan toilet
sekolah tersebut, antara lain:

Lampu kamar mandi yang tidak menyala bahkan tidak ada saklarnya.
Dinding-dinding penuh dengan coretan.
Keran air yang tidak menyala (diterangkan didalam blog dimana gambar tersebut
diperoleh)
Bak air atau tempat airnya kotor.
Kloset kotor
Lantai kamar mandi kotor
Bau tidak sedap (diterangkan didalam blog dimana gambar tersebut diperoleh).
Tidak dilengkapi dengan fasilitas kebersihan (sabun, sikat, ember, dll)

ditinjau dari hal tersebut, maka toilet sekolah ini jauh dari kategori toilet layak, dimana
toilet layak (sehat) memiliki beberapa kategori, antara lain:

1. Bersih dan tidak bau.

2. Mempunyai wadah (ember atau bak) untuk menampung air.

3. Tersedia air yang cukup untuk menyiram kotoran.

4. Mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang cukup.

5. Dilengkapi dengan sabun (sabun cair) untuk cuci tangan setelah buang air besar.

6. Memiliki sarana dan prasarana yang lengkap seperti: keset, gayung, sikat dll.

Selain itu juga, perkataan Dokter spesialis anak Rouli Nababan yang dikutip didalam
situs kompas.com bahwa jumlah toilet di sekolah harus cukup dengan desain sesuai usia.
Perbandingan jumlah toilet dan anak untuk SD adalah 1:25 atau satu toilet untuk 25 anak,
kemudian 1:50 untuk SMP, dan 1:75 untuk SMA. Toilet anak laki-laki dan perempuan pun
harus dipisah serta harus ada petugas yang membersihkan toilet setelah digunakan lebih
dari tiga orang. Sementara itu, khusus untuk SMP dan SMA, harus disediakan tempat
membuang pembalut di kamar mandi wanita.

Dalam situs yang sama Ketua Umum Asosiasi Toilet Indonesia, Naning Adiwoso
menambahkan, bahwa pembangunan toilet juga harus diperhatikan. Indonesia adalah
negara tropis sehingga toilet bisa menjadi sangat lembab jika tidak ada sirkulasi udara.
Bakteri pun akan mudah berkembang biak. Sekolah harus memiliki toilet yang bersih dan
higienis dengan air bersih, sarana pembuangan sampah, dan air limbah

Kebersihan toilet memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan lingkungannya. Sanitasi


yang buruk mempengaruhi kualitas hidup jutaan manusia di seluruh dunia, terutama untuk
anak-anak. Toilet yang tidak dijaga kebersihan dan kehigienisannya merupakan sarang
bakteri. Lalat dan serangga lainnya, yang mengantarkan mereka pada makanan yang kita
makan, dan menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan.

Penyakit yang kerap muncul oleh karena masalah sanitasi yang buruk adalah diare.
Menurut UNICEF 1800 anak meninggal setiap harinya dikarenakan diare, selain itu
sepertiga masyarakat di dunia menderita infeksi cacing karena penggunaan toilet kotor
Toilet yang kotor memungkinkan berbagai jenis kuman dan bakteri dapat
berkembang dengan sangat cepat. perkembangan kuman yakni berkisar setiap 20 menit.
Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penyakit-penyakit seperti hepatitis A dan tifus.
Penyakit yang berhubungan dengan masalah pada organ kelamin seperti keputihan atau
gonorhea juga dapat muncul akibat air cebokan yang terkontaminasi jamur dan/atau
parasite.

.Lalu penyakit lainnya yaitu seperti Demam Berdarah akibat genangan air di dalam
toilet kotor yang tidak mendapatkan perhatian dan pembersihan dengan seharusnya dari
petugas kebersihan di toilet.

Selain itu toilet yang gelap memiliki resiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan akibat
terpeleset dan jatuh, resiko tersebut semakin tinggi jika lantai kamar mandi licin akibat
kotoran dan lumut.
Jadi tanpa kita sadari, toilet memegang peranan terhadap kesehatan lingkungan
kondisi toilet yang kotor, basah, dan lembab merupakan tempat yang disukai bakteri dan
kuman untuk berkembang biak dan menjadi sumber penyakit. Dan toilet yang kurang
pencahayaan dan licin memiliki resiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan.

Referensi:

http://www.parenting.co.id/usia-sekolah/penyakit+dari+toilet+kotor

http://health.kompas.com/read/2014/11/19/115628723/Penyakit.yang.Mengintai
.Anak.Jika.Toilet.Sekolah.Kotor

http://www.republika.co.id/berita/koran/leasure/14/12/09/ngawom13-
kesehatan-kebersihan-toilet-sekolah

Anda mungkin juga menyukai