Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DAN KELUARGA


DI RUANG GICU RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

Disusun Oleh :
KELOMPOK III
EKA PUSPITA 220112160514
FITRIANTI PRATAMI 220112160535
ANNISA BELLADIENA ROSMA D 220112160503
ZULFA AFIFAH 220112160507
KINANTI DEVIA L 220112160511
NURVIANA NOVIANTI 220112160519
TAUFIK YUSDIAN 220112160523
IRVAN RAFANI A 220112160528
JANNA NAHDYA 220112160537
TANTY YULIANTI 220112160540

PROGRAM PROFESI NERS XXXIII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DAN KELUARGA
DI RUANG GICU RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

Pokok Bahasan : Hak dan Kewaiban Pasien & Keluarga di ruang Intensive Care
Unit (ICU)
Sub Pokok Bahasan: Mengetahui hak yang dimiliki dan kewaiban yang harus
dilaksanakan oleh pasien & keluarga di Ruang GICU RSHS
serta mengetahui tata tertib peraturan pengunjug di RSHS
Sasaran : keluarga pasien rawat inap di Ruang GICU RSHS
Hari/ Tanggal : Jumat,10 September 2017
Waktu : Pukul 16.00- 16.40 WIB
Tempat : Ruang Pertemuan ICU Rumah Sakit Hasan Sadikin.

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan ini, pasien dan keluarga dapat mengetahui hak yang
dimiliki serta kewajiban yang harus dilaksanakan/ dipatuhi oleh pasien dan
keluarga di Ruang GICU RSHS

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan, pasien dan keluarga dapat :
1. Mengetahui mengenai hak Pasien dan Keluarga diruang Intensive Care Unit
2. Mengetahui mengenai kewajiban Pasien dan Keluarga diruang Intensive Care
Unit
3. Mengetahui mengenai Tata Tertib dan Peraturan Pengunjung di Rumah Sakit
Hasan Sadikin Bandung

C. Materi Penyuluhan
1. Hak pasien dan keluarga di ruang Intensive Care Unit
2. Kewajiban pasien dan keluarga di ruang Intensive Care Unit
3. Tata Tertib dan peraturan pengunung di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
D. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Metode :
a. Ceramah
b. Diskusi
2. Media :
Power Point dan Leaflet
3. Setting tempat :

Power Point

3
Keterangan :

1 = Penyuluh
2 = Moderator & Fasilitator
3 = Audience

E. Pengorganisasian
1. Moderator : Fitrianti
2. Penyuluh : Taufik Y
3. Fasilitator : Annisa, Zulfa, Tanty
4. Logistik : Irvan, Janna, Kinanti, Nurviana
5. Observer : Eka
Rincian tugas :
1. Moderator : mengatur jalannya penyuluhan
2. Fasilitator : memfasilitasi acara
3. Penyuluh : memberikan penyuluhan
4. Logistik : mengatur perlengkapan dan kebutuhan saat penyuluhan
5. Observer : mengawal dan menilai jalannya acara

F. Langkah Kegiatan
1. Pra Pembelajaran
a Persiapan materi, media dan tempat
b Kontrak waktu
2. Kegiatan Pembelajaran
No Waktu Kegiatan Penyuluhan
1 5 menit Pembukaan
1. Memberi salam
2. Perkenalan
3. Menyampaikan pokok bahasan
4. Menjelaskan tujuan
5. Apersepsi dalam bentuk lisan
2 15 menit Kegiatan inti
1. Menyampaikan materi, target sasaran
(keluarga pasien) menyimak
Sesi Tanya Jawab
10 menit 1. Target sasaran mengajukan pertanyaan
dan penyuluh (mahasiswa) menjawab
pertanyaan.
3 5 menit Evaluasi materi : post test dalam bentuk
lisan
4 5 menit Penutup
1. Menyimpulkan materi dan kegiatan
penyuluhan
2. Salam penutup

G. Evaluasi
1. Prosedur : Post tes
2. Jenis Tes : Pertanyaan lisan
3. Butir soal : 3 soal
a. Sebutkan 3 hak pasien dan keluarga ruang Intensive Care Unit ?
b. Sebutkan 3 kewaiban pasien dan keluarga ruang Intensive Care Unit?
c. Sebutkan 3 tata tertib pengunung di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung?
E. MATERI PENYULUHAN

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DAN KELUARGA


DI RUANG GICU RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

Seorang pasien adalah seorang manusia biasa yang memiliki hak asasi
yang salah satunya adalah hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Pasien
yang dirawat di ruang ICU yaitu pasien yang dirawat dengan indikasi yang benar
dimana pasien memerlukan intervensi medis segera oleh tim intensive care,
pasien memerlukan fungsi sistem organ tubuh secara terkoordinasi dan
berkelanjutsn sehingga dapat dilakukan pengawasan yang konstan dan metode
terapi titrasi, dan pasien sakit kriti yang memerlukan pemantauan kontinu dan
tindakan segera untuk mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis.
Dalam pelayanan kesehatan prinsip pokok yang senantiasa dipegang
teguh oleh tenaga kesehatan maupun rumah sakit yaitu keselamatan pasien.
Terdapat beberapa hak termasuk dalam perlindungan hukum terhadap pasien di
ICU rumah sakit berdasarkan Undang-Undang Rumah Sakit yang mengatur
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di
Rumah Sakit.

1. Hak Pasien dan Keluarga Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 1778/Menkes/SK/XII/2010
Berikut beberapa hak pasien dan keluarga di ruang ICU berdasarkan
Undang-Undang Rumah Sakit yang mengatur tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit yaitu
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1778/Menkes/SK/XII/2010 :
a) Pasal 32 huruf d
Hak untuk memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.
b) Pasal 32 huruf e
Hak untuk memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
c) Pasal 32 huruf j
Hak untuk mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
d) Pasal 32 huruf k
Hak untuk memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang diderita.
e) Pasal 32 huruf n
Hak untuk memperoleh keamanan dan keselamatn dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit.
f) Pasal 32 huruf q
Hak untuk menggugat dan atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata atau pidana.

2. Hak dan Kewajiban Pasien dan Keluarga Berdasarkan Undang-Undang


Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 50
dan 51.
Berikut beberapa hak pasien dan keluarga di ruang ICU berdasarkan Undang-
Undang Rumah Sakit yang mengatur tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit yaitu
a) Hak
- Mendapatkan penjelasan lengkap tentang rencana tindakan medis yang
akan dilakukan dokter
- Bisa meminta pendapat dokter lain (second opinion)
- Mendapat pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan
- Bisa menolak tindakan medis yang akan dilakukan dokter bila ada
keraguan
- Bisa mendapat informasi rekam medis
b) Kewajiban
- Memberikan informasi yang lengkap, jujur dan dipahami tentang
masalah kesehatannya
- Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter
- Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan
- Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang prima

3. Hak dan Kewajiban Pasien dan Keluarga Berdasarkan Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Berikut beberapa hak pasien dan keluarga di ruang ICU berdasarkan
Undang-Undang Rumah Sakit yang mengatur tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit yaitu
Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit :
a) Hak Pasien Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak :
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di Rumah Sakit
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar
Rumah Sakit
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis atau paliative
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

b) Kewajiban Pasien Pasal 31


1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
2. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggungjawab
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga
Kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan
di rumah sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

Berdasarkan Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44


Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 32 mengenai hak pasien, salah
satunya adalah pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
atau paliative. Perawatan paliatif berupa pendekatan yang bertujuan
memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah
yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui
pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib
serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan
spiritual (KEPMENKES RI Nomor 812 Tahun 2007). Menurut Kozier,
Barbara et al (2010) perawatan paliatif yang dapat dilakukan mencakup
beberapa hal, salah satunya adalah dukungan keluarga.
Dukungan keluarga merupakan aspek terpenting dalam menyediakan
dukungan untuk anggota keluarga dari klien yang menjelang ajal melibatkan
penggunaan komunikasi terapeutik untuk memfasilitasi ekspresi perasaan
mereka. Anggota keluarga harus didorong untuk berpartisipasi dalam
perawatan fisik orang yang menjelang ajal sebanyak yang mereka inginkan
dan yang mereka mampu lakukan. Perawat dapat menyarankan mereka
membantu saat memandikan, berbicara atau membacakan cerita bagi klien,
dan memegang tangan klien. Namun perawat tidak boleh memiliki harapan
spesifik untuk partisipasi anggota keluarga. Anggota keluarga yang merasa
tidak mampu berada bersama dengan orang yang menjelang ajal juga
memerlukan dukungan dari perawat dan anggota keluarga lain. Mereka harus
ditunjukkan tempat menunggu yang tepat jika mereka berharap untuk tetap
dekat dengan klien. Setelah klien meninggal, keluarga harus didorong untuk
melihat jenazah, karena ini telah terbukti memfasilitasi proses berduka.
Dukungan keluarga terbagi menjadi empat jenis yaitu dukungan
emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental dan dukungan
penilaian (Friedman, 2010). House dan Kahn (1985) dalam Friedman (2010),
menerangkan bahwa keluarga memiliki empat fungsi dukungan, diantaranya:
1. Dukungan Emosional, yaitu keluarga sebagai tempat yang aman dan
damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan
terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi
dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan,
perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Fungsi afektif merupakan
fungsi internal keluarga dalam memenuhi kebutuhan psikososial anggota
keluarga dengan saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, dan saling
mendukung dan menghargai antar anggota keluarga (Friedman, Bowden,
& Jones, 1998). Dengan demikian, seseorang yang menghadapi
persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih
ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya,
bersimpati dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau
membantu memecahkan masalah yang dihadapinya (Setiadi, 2008).
2. Dukungan Informasi, yaitu keluarga berfungsi sebagai kolektor
(pengumpul) dan penyebar informasi (diseminator). Aspek-aspek dalam
dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian
informasi. Dukungan informasi merupakan suatu bantuan informasi yang
disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi
persoalan-persoalan yang dihadapi. Bagi pasien paliatif, dukungan
informasi ini diberikan untuk memotivasi pasien dalam menghadapi
penyakitnya, membantu pasien untuk menerima kondisi kesehatannya
dengan baik, sehingga tidak timbul rasa putus asa pada diri pasien.
3. Dukungan Instrumental, yaitu keluarga merupakan sebuah sumber
pertolongan praktis dan kongkrit diantaranya kesehatan penderita dalam
hal kebutuhan makan dan minum, istirahat dan terhindarnya penderita
dari kelelahan. Dukungan instrumental keluarga merupakan suatu
dukungan atau bantuan penuh dari keluarga dalam bentuk memberikan
bantuan tenaga, dana, maupun meluangkan waktu untuk membantu atau
melayani dan mendengarkan pasien menyampaikan perasaannya. Fungsi
ekonomi keluarga merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi semua
kebutuhan anggota keluarga termasuk kebutuhan kesehatan anggota
keluarga, sedangkan fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan
fungsi keluarga dalam mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga diantaranya adalah merawat anggota keluarga paliatif dan
membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan untuk
memeriksakan kesehatannya (Friedman, Bowden, & Jones, 1998).
4. Dukungan Penilaian, yaitu keluarga bertindak sebagai pemberi umpan
balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, memberikan
support, penghargaan dan perhatian. Dukungan penilaian bagi pasien
paliatif akan membantu pasien merasa bahwa dirinya masih dihargai,
kemampuannya sekecil apapun masih bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain, sehingga pasien paliatif tidak merasa bahwa hidupnya sudah tidak
berarti lagi.

Menurut Friedman (1981, dalam Setiadi, 2008), keluarga juga


mempunyai tugas dalam bidang kesehatan yang terbagi menjadi 5 yaitu sebagai
berikut :
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).
TATA TERTIB PENGUNJUNG PASIEN DI RUMAH SAKIT HASAN
SADIKIN BANDUNG
1. Waktu berkunjung (Besuk) pasien:
A. Senin Jumat : Pukul 16.30 18.00
B. Sabtu Minggu dan Hari Libur Nasional
Pagi : Pukul 10.30 12.00
Sore : Pukul 16.30 18.00
2. Pintu masuk / keluar berkunjung hanya dari pintu masuk yang telah
ditentukan.
3. Untuk kepentingan kesehatan, anak sehat dibawah 14 tahun tidak dan
tidak diijinkan / dilarang memasuki area perawatan rumah sakit.
4. Untuk keselamatan dan kenyamanan psien:
a. Jumlah pengunjung yang masuk ruang perawatan pada saat
bersamaan tidak lebih dari 3 (tiga) orang.
b. Pengunjung tidak diijinkan membawa bunga ke ruangan Intensive
Care Unit (ICU) dan Ruang Rawat Inap Paru atau ruangan lain yang
pasiennya alergi terhadap bunga.
c. Pengunjung yang sedang sakit flu, tenggorokan atau memiliki
penyakit menular tidak diperbolehkan mengunjungi rumah sakit
d. Bicara seperlunya dengan suara yang tidak keras
e. Waktu berkunjung diusahakan sesingkat mungkin
f. Dilarang membawa hewan peliharaan ke lingkungan rumah sakit
5. Tidak diperkenankan membawa barang berharga, tikar / alas tidur, alat /
barang elektronik (Rice Cooker, laptop / notebook, setrika atau barang
sejenis lainnya( kedalam lingkungan RSHS dan kami tidak
bertanggungjawab atas kehilangan, pencurian atau kerusakan terhadap
barang tersebut.
6. Dilarang merokok selama berada di lingkungan RSHS termasuk di area
parkir RSHS.
7. Setelah jam kunjungan (Besuk) berakhir, petugas Satpam akan menutup
/ mengunci seluruh pintu ruang rawat inap.
8. Petugas Satpam berwenang untuk melaksanakan penertiban sesuai
ketentuan tersebut diatas.

DAFTAR PUSTAKA
Fitri Fausiah & Julianty Widury, ed. Augustine S. Basri (2005). Psikologi
Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia
Kaplan, H.I., Sadock B.J. (1997). Sinopsis Psikiatri, Jilid II, Edisi ke-7. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Kring, Ann M., Johnson, Sheri, L., Davison, G.C., Neale, J.M. (2010). Abnormal
Psychology 11th ed. New York : John Wiley & Sons .
Maslim, R. (2001). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta: Rujukan
Ringkas dari PPDGJ III.
National Institute of Mental Health. 2014. Eating Disorders About More Than
Food. Science Writing Press and Dissemination Branch (from
www.nimh.nih.gov diakses pada tanggal 27 Juli 2017).
Tata Tertib Pengunjung RSHS (dari http://web.rshs.or.id diakses 9 September
2017)

Anda mungkin juga menyukai