Anda di halaman 1dari 3

Mint-choco

By : Arsyta Ananda B

Apa yang kalian ketahui tentang anak kembar? Memiliki wajah yang sama, postur tubuh
yang sama, baju yang selalu sama, kemana kemana selalu bersama. Bak pinang dibelah dua, dan
seperti halnya Ethan dan Evan kakak beradik kembar identik. Mereka selalu menghabiskan waktu
bersama sejak kecil. Entah itu bermain, makan, dan sekolah ditempat yang sama. Serasa mereka
tidak dapat dipisahkan. Hingga mereka mengenyam bangku kuliah pun berada di universitas yang
sama namun beda program studi. Sang kakak Ethan mengambil program studi Sistem Informasi dan
sang adik Evan mengambil program studi Arsitektur. Yah meskipun beda programstudi tetap saja
mereka satu fakultas. Semuanya tampak normal dan berjalan dengan lancar, hingga sang kakak
Ethan memiliki seorang kekasih bernama Riana.

Riana merupakan teman sekelas dengan Ethan, pada awalnya mereka tidak begitu dekat di
awal semester. Namun karena mereka kebetulan mengikuti organisasi yang sama dan ditempatkan
didivisi yang sama membuat mereka mau tidak mau selalu bertemu. Hal ini membuat benih-benih
cinta tumbuh. Riana dan Ethan menjalani hubungan ini kurang lebih sudah satu tahun, mereka
memang menjalani hubungan yang benar-benar baik serasa tidak ada pernah masalah yang pernah
menghantam kehidupannya. Semenjak memiliki kekasih Ethan lebih banyak menghabiskan
waktunya dengan kekasihnya, entah itu mengerjakan tugas mengikuti organisasi. Meskipun mereka
berpacaran namun mereka berkomitmen jika didalam kelas ataupun waktu mengerjakan program
kerja organisasi utamakan profesionalitas.

Pada suatu ketika Riana dan Ethan sedang berjalan melewati lorong gedung dan hendak
keperpustakaan bersama, Evan yang berpapasan dengan mereka menyapa sang kakak. “Mau
kemana kak?” tanya Evan. “Ini nih mau nugas bareng sama Riana di perpus.” Jawab Ethan. “Wah,
Evan boleh ikut?” tanya Evan, “emangnya kamu nggak ada mata kuliah habis gini?” kata Ethan. “eh
gimana sih kamu Van habis gini kan matkulnya pak Budi kamu mau dapet nilai C kalau bolos matkul
kamu lupa ya!” celetuk Angga sambil menarik tangan Evan. “yaudah kakak duluan ya” kata Ethan
sambil berlalu meninggalkan mereka. “kamu gimana sih Van ga peka sama kode abangnya sendiri!”
kata Angga. “Lah emangnya itu kode?” tanya Evan. “Ya iyalah Evan, abangmu itu mau berduaan
sama pacarnya lah..”jawab Angga. “kan aku adeknya kenapa nggak boleh ikut!” kata Evan. “Bukan
mau nyinggung nih, tapi kan kalian udah gede masa iya kemana kemana harus bareng.” Kata Angga.
Evan pun terdiam dengan perkataan Angga sahabatnya, “lagian Van abangmu juga punya kehidupan
tersendiri, dia juga mau punya masa depan yang cerah. Jangan halangin dia biarin aja, kalau diajak
baru ikutan.” Kata Angga, perkataan Angga membuat Evan berfikir apakah kakaknya sekarang telah
berubah yang mana tidak mau bersama dengannya lagi. Dan Evan merasa semua perubahan
kakaknya terjadi semenjak memiliki seorang kekasih. “Sepertinya aku harus memberi pelajaran dan
mencari tahu apakah Riana yang membuat kakak ngejauhin aku.” Batin Evan.

Di hari-hari berikutnya entah faktor apa Evan lebih sering menemui kakaknya sedang
berduaan dengan Riana, hal itu membuat Evan semakin geram dengan Riana. Hingga pada akhirnya
Evan memiliki rencana untuk berpura-pura menjadi Ethan, dan mencoba menguji Riana. Dan sangat
kebetulan sekali, minggu depan kakaknya hendak pergi berkemah dengan teman-teman kuliahnya.
Dan Evan berencana menjebak Riana dengan mengajaknya pergi berkencan di mall dan merekam
semua percakapan mereka. Setelah kakanya sudah pergi malam harinya Evan menghack akun
aplikasi massangger kakaknya, yang mana ia bisa menggunakan akun kakaknya dan melihat riwayat
chatnya. Berjam-jam Evan menghack akun kakaknya, dan berhasil. Kemudian ia menscroll riwayat
percakapan kakaknya, dan berhasil menemukan riwayat percakapan kakak dan pacarnya. Kemudian
ia melihat chat tersebut. Dan evan membaca pesan terakhir dari sang kakak ke kekasihnya.

You : ‘mungkin aku bakal kesusahan buat hubungin kamu sayang, soalnya daerah tempatku
berkemah susah buat cari sinyal . Besok kalau ada sinyal aku hubungin kalau nggak ada maaf ya
mungkin habis sampe rumah aku chat lagi ’ sent 05.00AM 
Riana Kartikasari : ‘iya sayang kalau ada apa-apa bilang ya, maaf baru bales seharian habis dari
acara keluarga. Ini baru sampe rumah ’ just now. 

Evan panik karena Riana membalas chat kakaknya ketika ia selesai membaca pesan terakhir.
Evan mulai menenangkan dirinya dan membalas pesan Riana, ia mengatakan jika tidak jadi kemah
karena mobil yang dipake lagi diservis. Padahal Evan tau itu hanya akal akalannya saja, dan mulai
merencakan penjebakannya. Ia mengajak Riana untuk berkencan di esok hari dan merekam
percakapannya. Evan ingin membuktikan bahwa Riana hanya mencintai Ethan dan berniat untuk
memisahkan dirinya dengan kakaknya. Dirasa persiapan penjebakan sudah matang ia tinggal
menunggu esok hari.

Evan menunggu Riana dipintu utama mall, dan ia terkejut karena Riana datang sambil
mengagetinya. “ETHAN!!!” seru Riana sambil menepuk pundak Evan. “eh Ri-Sayang, udah sampe?”
kata Evan canggung. “iya barusan aja.” Kata Riana. “oh, naik apa?” tanya Evan, “oh aku naik ojek
online, oh iya kita mau kemana dulu nih?” tanya Riana. “Mau Nonton?” kata Evan, “boleh, kita
nontonya agak sorean ya terus kita maen di Timezone sambil nunggu waktu filmnya mulai.” Kata
Riana. “Okai.” Jawab Evan. Mereka pun menghabiskan waktu bersama di Mall tersebut, dan ketika
mereka beristirahat sejenak sambil meminum boba tea pesanan mereka. Evan memulai rencananya,
“eh Evan tuh ngeselin banget ya ngikutin mulu, kemana mana kayak anak kecil aja.” Celetuk Evan,
“lah emangnya kenapa Than lagi ada masalah sama Evan?” tanya Rania. “Nggak juga sih, cuma nggak
nyaman aja sama Evan.” Jawab Evan. “ohh yang masalah itu..” kata Riana, ‘jackpot’ batin Evan. Evan
mulai merekam percakapan mereka, tanpa sepengetahuan Riana. “Emang sih Evan itu dari dulu suka
ngikutin kamu, tapi gimana-gimana dia adek kamu kan?.” Sambung Riana. “Eh, Sayang habis gini
filmnya mulai habis nonton aja kita lanjutin percakapannya.” Celetuk Riana.

Mereka mulai menonton film yang telah mereka pesan, perkataan Riana tadi membuat Evan
berfikir apakah ia selama ini telah salah paham dengan Riana. Setelah film berakhir mereka
melanjutkan makan malam di sebuah resto yang ada di mall tersebut. Usai memesan makanan yang
mereka pilih mereka menunggu pesanan datang sambil mengobrol singkat. “yang tadi gimana
dilanjutin sekarang apa nunggu makanannya dateng?”tanya Riana. “habis makan aja sayang biar
enak ngobrolnya.”jawab Evan. Riana menyetujui perkataan Evan dan tak lama setelah itu, pelayan
datang dan menyajikan makanan. Dan mereka menyantap makanan, yang ada. Setelah makan Evan
mulai menanyai Riana. “Menurutmu Evan itu gimana sih?” tanya Evan, “yah dia adek kamu, kalau
bisa deket sama dia mungkin dia anaknya periang. Dan aku sering banget nemuin dia lagi ngasih
makanan kucing liar di kampus. Sebenernya aku pengen banget bisa berteman sama adekmu Evan,
karena aku juga suka sama kucing. Mau bantuin dia ngasih makanan kucing juga.” Jawab Riana.
Sesaat Evan merasa tersentuh, namun ia meneguhkan hatinya untuk tetap menjebak Riana. “tau
nggak sih aku kesel sama Evan rasanya pengen nggak punya adek kayak dia, mendingan dia nggak
dilahirkan aja didunia ini.” Kata Evan. “bukannya kamu udah janji buat nggak ngomongin hal buruk
tentang Evan?” tanya Riana, Evan pun terkejut atas jawaban dari Riana. “dulu kamu kan pernah
bilang ke aku kalau nggak nyaman sama Evan, karena dia ngikutin kamu mulu. Sampai kakak tingkat
ngeledekin kamu dikira pacaran sama adeknya sendiri.” Kata Riana. Evan tidak menyangka kakaknya
mendapatkan perlakuan buruk dari kakak tingkatnya karena perilaku Evan. Riana melanjutkan
perkataanya, “dan kamu bilang sampe pingin pindah kampus kan biar nggak ketemu Evan?” kata
Riana. Evan hanya terdiam dan tidak berucap apa-apa. “kalau aja aku nggak nyeritain tentang
kembaranku Rani pasti kamu bakalan tetep pindah kampus.” Kata Riana, semakin lama Evan merasa
bersalah.

Kemudian Riana ijin ketoilet sebentar dan meninggalkan Evan, Evan yang baru mengetahui
fakta tersebut merasa bingung harus bersikap apa dan bagaimana. Tak lama kemudian, Riana
mendatangi Evan dengan membawa dua ice cream rasa mint-choco dan memberikannya kepada
Evan. “Ini dimakan dulu Ice-creamnya Van.” Kata Riana, “iya, makasih sayang.” Jawab Evan,
kemudian ia tersadar kalau Riana memanggilnya Van bearti ia sudah mengetahui penyamaran yang
ia lakukan. “udah nggak usah panggil sayang aku udah tau kalau kamu Evan bukan Ethan.” Kata
Riana. Evan hanya terdiam dan membeku, “Ethan itu nggak bakalan mau makan Ice-cream mint-
choco.” Kata Riana, Evan pun merasa malu atas perilakunya. “jadi karena udah nanggung ceritanya
aku lanjutin aja.” Sambung Riana. “dulu waktu SMA aku punya adik kembaran namanya Rani, dia
persis banget sifatnya kayak kamu sayang binatang, periang dan suka ngikutin kakaknya.” Kata
Riana. “Dan waktu itu karena aku kesel dia ngikutin aku mulu, aku berteriak kalau nggak mau punya
adek aja. Dan waktu itu setelah pulang sekolah aku nunggu anggkot di halte seberang sekolah adek
aku lari ngejar aku karena aku tinggalin dia, dan karena Rani menyeberang tanpa lihat kanan kiri.
Rani tertabrak mobil dan meninggal ditempat. Sejak saat itu, aku mulai menyesal sama perkataanku
sendiri dan mulai menyalahkan diri sendiri.” Jelas Riana. Evan yang tau tentang cerita Riana tak sadar
meneteskan air mata, dan merasakan dadanya sesak. “makanya dulu waktu Ethan bilang gitu aku
bener-bener marahin dia, karena aku nggak mau ada orang yang merngulangi perbuatan bodohku
dulu.” Sambung Riana. “maaf Riana, aku malah memperburuk keadaan dan ngungkit masa lalumu.”
Kata Evan dengan nada bersalah. “nggak apa-apa Van, aku paham kok gimana rasanya kalau orang
terdekatmu mulai menomor duakanmu. Dan mulai menjauhimu.” Kata Riana, “tapi sejak kapan
kamu tau kalau aku bukan Ethan.” Tanya Evan. “Sejak kamu ngajakin kencan, aku udah tau kalau
kamu Evan. Karena Ethan sendiri udah bilang kalau selama ini gerak gerikmu aneh. Terus disuruh
jaga-jaga kalau bisa aja kamu nyamar jadi Ethan.” Jawab Riana. “Maaf ya udah berfikiran buruk sama
kamu.” Kata Evan, “nggak akan aku maafin! kalau kamu nggak mau ngajakin aku ngasih makan
kucing bareng dikampus.” Kata Riana. Mereka pun menghiasi petemuan itu dengan gelak tawa dan
memperbaiki hubungan yang telah kusut, Evan sekarang paham kenapa kakaknya memilih Riana
sebagai kekasihnya, selain memiliki wajah yang manis Riana memiliki sifat yang tegas dan tangguh.
Dan mulai saat itu hubungan mereka menjadi dekat dan baik.

Anda mungkin juga menyukai