Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

1
BAB II

ISI

A. Reproduksi Pada Anjing Jantan


Anjing (Canis lupus familiaris) adalah mamalia karnivora yang telah mengalami
domestikasi dari serigala sejak 15.000 tahun yang lalu atau mungkin sudah sejak 100.000
tahun yang lalu berdasarkan bukti genetik berupa penemuan fosil dan tes DNA. Secara umum
sistematika organ reproduksi anjing dan hampir sama dengan mamalia lain yang terdiri atas
testis, saluran kelamin dengan kelenjar kelamin dan alat kopulasi (penis). Saluran-saluran
kelamin terdiri vas eferens, epididimis dan vas deferens sedangkan kelenjar-kelenjar kelamin
hanya terdiri dari kelenjar prostat Organ primer (testis) berjumlah dua buah yang terdapat di
dalam kantong luar yang disebut skrotum.
Fungsi utama dari seekor pejantan adalah untuk menghasilkan sel-sel kelamin jantan
(spermatozoa) yang hidup, aktif, dan potensial fertil serta secara sempurna meletakkannya ke
dalam organ reproduksi betina. Selain itu, sistem reproduksi jantan erat kaitannya dengan
sistem urinari, di mana pada organ reproduksi jantan terdapat uretra yang selain sebagai
saluran reproduksi tetapi juga berfungsi sebagai sistem urinari.

B. Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Anjing Jantan


Anjing yang termasuk hewan vertebrata berkembang biak atau bereproduksi secara
kawin (seksual). Anjing tergolong makhluk hidup yang memiliki jenis kelamin terpisah, yaitu
jantan dan betina. Organ-organ penyusun alat reproduksi pada jantan berbeda dengan betina.
Seperti ha1nya pada hewan-hewan 1ainnya, anatomi alat kelamin jantan pada anjing
dapat dibagi menjadi empat bagian:
 Organ kelamin primer yaitu gonad jantan yang disebut testes.
 Kelenjar asesoris yaitu kelenjar prostat.
 Saluran-saluran reproduksi yang terdiri atas epididymis, vas deferens, ampula dan
urethra.
 Alat kelamin bagian luar atau organ kopulatoris yaitu penis.

2
Gambar 1. Alat Reproduksi Anjing Jantan

Alat Kelamin Dalam


1. Testes

Secara anatomi, testis pada anjing berbentuk bulat sampai oval dan berada di dalam
srotum dengan bagian aksis memanjang kearah dorso caudal. Testis mengandung tubulus
seminiferus yang merupakan saluran membelit yang berisi sel-sel spermatogenik dan sel-sel
sertoli yang secara berurutan memproduksi dan member makan spermatozoa. Spermatozoa
keluar dari tubulus seminiferus melalui tubulus yang lurus ke rete testis di mediastinum testis
kemudian kedalam duktus epididimis. Disela-sela sepanjang interstitium ada sel-sel
interstitial atau sel leydig yang bertanggung jawab untuk produksi testosterone. Testis terdiri
dari tiga kompartemen fumgsional yaitu :

1. Komparteme interstisial. Pada kompartemen ini mengandung pembuluh-pembuluh


darah, sel-sel leydig dan jaringan penyokong yang berfungsi untuk mensuplai
tubulus seminiferus dengan hormone dan nutrisi.

3
2. Kompartemen basal. Kompartemen ini mengandung spermatogonia dan sel-sel
sertoli.

3. Kompartemen adluminal. Kompartemen ini mengandung perkembangan


spermatozoa.

Testis mempunyai dua fungsi utama, yaitu spermatogenesis dan produksi dan sekresi
hormone. Sekresi hormone terjadi dalam kompartemen jaringan interstitial testis yang terdiri
dari sel-sel leydig yang secara berdekatan berhubungan dengan pembuluh darah dan limfatik.
Sel-sel leydig adalah salah satunya sel-sel testicular dengan reseptor untuk LH. LH akan
berikatan dengan reseptor pada sel-sel leydig dan akan merespon dan mensintesa beberapa
steroid termasuk testosterone. Testosterone diperlukan untuk perkembangan karakteristik
sekunder, tingkah laku normal, fungsi glandula assesoris, produksi spermatozoa dan
penjagaan system duktus hewan jantan. Testosterone berperan dalam mekanisme umpan
balik (feed back) pada pituitary mengontrol sekresi gonadotropin LH dan FSH. Pembentukan
androgen-binding protein dalam sel-sel sertoli distimulasi oleh FSH. Pengikatan Testosteron
ke protein akan menjaga konsentrasi intratestiler testosterone yang diperlukan untuk
spermatogenesis. 

2. Vas Deferens dan Kelenjar Asesoris

Kelenjar asesoris pada anjing yang ada hanya kelenjar prostat. Terletak melintang pada
ujung cranial urethra pelvis dan terbagi menjadi dua lobus. Menurut Stabenfeldt dan Shille
(1977) sekresi kelenjar prostat ini sangat besar volumenya, kaya akan sodium dan ion-ion
chlorida, tetapi rendah kadar asam sitratnya. pH cairan prostat sekitar 6,8, ini berarti pH
cairan prostat pada anjing lebih rendah dari pH cairan prostat sapi. Fungsi cairan prostat ini
adalah untuk menambah volume cairan ejakulasi; untuk membantu pergerakan, buffer dan
untuk membersihkan urethra sebelum ejakulasi.

3. Saluran Kelamin
a. Epididymis

Epididymis adalah suatu saluran memanjang yang bertaut rapat dengan testes. Terbagi
atas bagian kepala (caput epididymis), bagian badan (corpus epididymis) dan bagian ekor
(cauda epididymis). Didekat ligamentum testes saluran epididymis membesar dan disebut
ductus deferens. Epididymis mempunyai empat mac am fungsi yaitu: transportasi,
konsentrasi, pendewasaan dan penyimpanan spermatozoa.

4
b. Vas Eferens

Vas eferens berfungsi membawa sel-sel sperma dari testis menuju kantung sperma
(epididimis).
c. Vas Deferens

Vas deferens atau ductus deferens berfungsi mengangkut sperma dari ekor epididimis
ke urethra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisme
pengangkutan semen waktu ejakulasi. Diameternya mencapai 2 mm dan konsistensinya
seperti tali.
4. Urethra

Urethra adalah saluran eksretoris bersama untuk urin dan semen. Urethra membentang
dari daerah pelvis ke penis dan berakhir pada ujung glans penis sebagai orificium urethra
eksternum.

Alat Kelamin Luar

1. Penis

Penis merupakan organ kopulatoris hewan jantan yang dibentuk oleh jaringan erektil
yang disebut corpus cavernosumpenis. Fungsinya sebagai unsur pengeluaran urin,  juga untuk
meletakkan semen ke dalam saluran reproduksi betina. Penis terdiri dari akar, badan dan
ujung bebas yang berakhir pada glans penis yang banyak mengandung serabut-serabut syaraf
dan ujung-ujung syaraf. Pada glans penis anjing terdapat os penis (baculum) yang terpancang
dari belakang bulbus glandis sampai ujung kranial pars longa glandis. Bulbus clandis
berukuran diameter terbesar, yang terdiri dari plexus venosus yang subur dan terbungkus oleh
jaringan elastis, sehingga pada saat ereksi penis anjing membutuhkan waktu cukup lama.

2. Skrotum

Skrotum adalah kantong pembungkus testis. Fungsi dari skrotum adalah mengatur
perubahan temperatur skrotum sehingga proses spermatogenesis dapat berlangsung secara
normal dan melindungi testis dari gangguan-gangguan luar berupa pukulan, panas, dingin,
serta gangguan mekanis lainnya. Terhadap temperatur luar testis, skrotum melindungi testis,
dengan jalan mengedurkan dan mengkontraksikan muskulus kremaster testis. Pada keadaan
temperatur luar dingin, dinding skrotum mengeriput, muskulus kremaster berkontraksi dan
testis tertarik, lebih dekat dengan tubuh, hal ini perlu agar tidak banyak panas yang terbuang.

5
Apabila udara disekeliling panas, otot-otot skrotum relaksasi (mengendur) dan skrotum
menggantung menjauhi tubuh, dengan demikian memungkinkan banyak panas yang
terbuang. Keseluruhan Ini merupakan proses termoregulasi skrotum. Suhu di dalam kantong
skrotum 1-8 oF lebih rendah dari pada suhu di rongga perut. Pengendoran dan pengerutan
dari skrotum ini terjadi setelah masa dewasa tercapai.

C. Tingkah Laku Reproduksi Pada Anjing Jantan

Anjing jantan mulai beranjak dewasa kelamin atau siap kawin (sexually mature) pada
umur sekitar 6 bulan. Pada umur tersebut, tingkah laku seksual anjing tidak beraturan, anjing
dapat kawin kapan saja dan dimana saja. Kopulasi pada anjing juga sangat khas, setelah
menaiki betina maka pejantan ini akan mengadakan gerakan-gerakan penetrasi dan saat itu
pada pangkal penis membesar menyerupai balon (baculum) sehingga dapat menyumbat alat
kelamin betina. Vulva betina juga mengadakan penjepitan-penjepitan sebagai akibat dari
spincter vulva yang kontraksi sehingga penis tidak dapat terlepas dari vulva. Pejantan
kemudian berusaha melepaskan diri dan mengadakan gerakan ke samping, belakang dan
turun dari tubuh betina. Pada periode berikut pejantan akan berusaha menaiki betina lagi
sehingga dari gerakan tersebut mengakibatkan penis pejantan dapat lepas dari alat kelamin
betina.

Anjing mempunyai tiga fraksi dalam proses ejakulasi, yaitu :

1. Fraksi pertama ketika anjing pertama naik dan menggerak-gerakan ke depan dan
belakang. Cairan ejakulasi yang dihasilkan sebanyak 1 ml yang terdiri dari cairan
asesoris dan sedikit spermatozoa.

2. Fraksi ke dua ketika pejantan mengadakan gerakan ke samping dan menghasilkan


cairan ejakulasi sebanyak 1 ml yang terdiri sebagian besar sel spermatozoa.

3. Fraksi ke tiga ketika pejantan mengadakan gerakan menaiki kembali betina dan
menghasilkan cairan ejakulasi sebanyak 5 ml yang terdiri sebagian besar dari cairan
asesoris (kelenjar prostate). Seluruh proses kopulasi memerlukan waktu antara 10
hingga 20 menit.

Proses perkawinan dari anjing ada penampakan yang cukup menarik, yaitu pada saat
anjing jantan mengalami ejakulasi, penis akan tertahan di dalam vagina betina (terkunci)
untuk waktu yang cukup lama sekitar 20-30 menit, dengan posisi berdiri dan saling

6
membelakangi. Pada saat anjing dalam posisi “saling membelakangi” ini sebaiknya jangan
mencoba untuk dipisahkan, karena justru akan terjadi kelukaan pada alat kelamin dari anjing
jantan maupun anjing betina.

Perkawinan dapat terjadi dalam empat hari pertama dan akan menghasilkan konsepsi
yang tinggi jika perkawinan dilakukan pada hari pertama dan ke tiga.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

8
DAFTAR PUSTAKA

Fadhilah, Debby. 2017. Sistem Reproduksi Hewan Jantan. http://ilmuveteriner.com/sistem-


reproduksi-hewan-jantan/ (diakses pada 28 Oktober 2018)
Pendidikan Biologi. 2011. Reproduksi Anjing.
https://www.biologimu.com/2011/10/reproduksi-anjing.html (diakses pada 28 Oktober
2018)
Wulandari, Eni. 2012. Sistem Reproduksi Anjing.
http://blog.ub.ac.id/eniwulandari/2012/06/07/sistem-reproduksi-anjing/ (diakses pada
28 Oktober 2018)

Anda mungkin juga menyukai