Anda di halaman 1dari 3

Peran Perawat Sebagai Kolaborator

Kolaborasi merupakan hubungan kerja sama antara anggota tim dalam memberikan asuhan kesehatan.
Pada kolaborasi terdapat sikap saling menghargai antar tenaga kesehatan dan saling memberikan
informasi tentang kondisi klien demi mencapai tujuan (Hoffart & Wood, 1996; Wlls, Jonson & Sayler,
1998).

Kolaborasi yang efektif antar anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan yang
berkualitas, dengan demikian pengembangan kolaborasi interprofesi dalam pelayanan kesehatan
menjadi hal yang diprioritaskan oleh semua organisasi pemberi pelayanan kesehatan. Hubungan
kolaborasi dalam pelayanan kesehatan melibatkan sejumlah tenaga profesi kesehatan,namun kolaborasi
antara dokter dan perawat merupakan faktor penentu bagi peningkatan kualitas proses perawatan
(Leever,et.al 2010).

Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang penyebab klien marah
dan tidak puas akan pelayanan yang diberikan, untuk meningkatkan pemahaman tentang kontrbusi
setiap anggota tim serta untuk mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar
hubungan kolaborasi dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk
bekerjasama. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan
kesehatan. Peran perawat sebagai collaborator, hendaknya dapat meningkatkan hubungan perbedaan
profesi dan kerja sama menjadi lebih erat dan lebih baik karena dengan satu tujuan yaitu kesembuhan
pasien.

Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Kolaborasi

a. Tim yang bekerja di Rumah sakit

1) Tim Perawat

2) Tim dokter

3) Tim Ahli Gizi

4) Tim Fisioterapi

5) Tim Apoteker

6). Tim administrasi.

b. Pihak yang ditangani

1. Pasien

2. Keluarga
Partisipasi pasien dalam pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi
efektif. Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien sebagai pusat
anggota tim. Perawat harus memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dari praktik profesi kesehatan lain.

Selain itu, keluarga serta orang-orang lain yang berpengaruh bagi pasien juga termasuk pihak-pihak yang
terlibat dalam kolaborasi. Karena keluarga merupakan orang terdekat dari pasien atau individu yang
memiliki pengaruh sangat besar terhadap individu. Melalui keluarga tenaga kesehatan bisa
mendapatkan data-data mengenai pasien yang dapat mempermudah dalam mendiagnosis penyakit dan
proses penyembuhan pasien. Jika perawat dan tim kesehatan lainnya tidak bertanggung jawab dan tidak
melaksanakan tugas dengan baik, maka akan menyebabkan pelayanan buruk dan pasien serta keluarga
tidak puas akan pelayanan yang diberikan.

Manfaat Kolaborasi

Manfaat yang didapatkan dengan diterapkannya kolaborasi antar profesi kesehatan, antara lain:

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian unik


profesional.

b. Memaksimalkan produktivitas serta efektifitas dan efisiensi sumber daya.

c. Meningkatkan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja.

d. Meningkatkan kohesivitas antar tenaga kesehatan profesional.

e. Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar tenaga kesehatan profesional.

Kriteria Kolaborasi

Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu:

a. Adanya saling percaya dan menghormati

b. saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing

c. memiliki citra diri positif

d. memiliki kematangan professional yang setara (yang timbul dari pendidikan dan pengalaman).

e. mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan

f. keinginan untuk bernegoisasi.

Hambatan dalam kolaborasi antar petugas kesehatan terutama antara dokter dan perawat menjadi
penyebab kejadian yang akan menimbulkan kerugian dan bahaya, bahkan dapat mengancam jiwa
pasien. Hambatan dalam kolaborasi dapat menjadi
penyebab pemberian asuhan kepewawatan kepada pasien tidak akan berjalan dengan baik serta dapat
menyebabkan terjadinya medical error, nursing error atau kejadian tidak
diharapkan (KTD). Kolaborasi dapat berjalan baik jika setiap anggota saling memahami peran dan
tanggung jawab masing-masing profesi memiliki tujuan yang sama, mengakui keahlian masing- masing
profesi, saling bertukar informasi dengan terbuka, memiliki kemampuan untuk mengelola dan
melaksanakan tugas baik secara individu maupun bersama kelompok.

Referensi :

Sri Utami Ningsih, S. (2017). HUBUNGAN KOMUNIKASI SITUASION BACKGROUND ASESMENT


RECOMMENDATION TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT SEBAGAI KOLABORATOR DI RS AISYIYAH
BOJONEGORO. Jurnal Hospital Science, 2(1).

Sulistiyarini, S., & Ariyanto, B. (2018). PERSEPSI PASIEN TERHADAP PERAN PERAWAT DI RUANG MAWAR
RSUD Dr. RADEN SOEDJATI SOEMODIARDJO PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN. THE SHINE CAHAYA
DUNIA S-1 KEPERAWATAN, 3(1).

Lingga, B. Y. S. U. (2019). Pola Pikir Perawat sebagai Profesi Terdidik.

Anda mungkin juga menyukai