Anda di halaman 1dari 8

“KOLABORASI PERAWAT DENGAN TIM MEDIS LAIN

UNTUK MENCAPAI KESELAMATAN PASIEN”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
1.Ilham Siregar
2.Igafany Nathasya Silalahi
3.Septia Butar-butar
4.Fronika Harahap
5.Yunita Sitanggang
6.Tiara Maulia
7.Raudatul Hayati
8.Nadia Furi
9.Yacob Harefa

ABSTRAK
Hubungan rekan kerja merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja
perawat. Kerja sama tim yang efektif berpengaruh terhadap kepuasan kerja sehingga dapat
meningkatkan hasil dalam perawatan kesehatan dipraktek klinis.1,2Kolaborasi merupakan suatu
proses pada kelompok profesional yang saling menyusun tindakan kolektif terhadap kebutuhan
perawatan pasien dan bekerjasama untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Kolaborasi
lebih menekankan pada tanggungjawab bersama dalam manajemen perawatan pasien dengan
proses pembuatan keputusan bilateral yang berdasarkan pada masing-masing pendidikan dan
kemampuan praktisi. Studi oleh Zwarenstein etal menyatakan bahwa semakin buruknya
komunikasi dan kolaborasi antara profesi kesehatan maka akan mempengaruhi kualitas
pelayanan perawatan kepada pasien. Tujuan dari ditulisnya kajian ini adalah untuk menambah
wawasan pembaca terkhusus bagi perawat agar mengatahui kolaborasi perawat dengan tim medis
lainnya selama menjalankan tugas dirumah sakit, yang nantinya wawasan yang didapat dari
kajian ini dapat diaplikasikan dalam menjalankan pekarjaanya. Metode yang digunakan dalam
penulisan kajian ini adalah metode pengumpulan data dari sumber data seperti teks book, e-book,
jurnal dan artikel yang kemudia sumber tersebut dianalisis dan disimpulkan kemudian
dituangkan dalam bentuk tulisan dalam kajian ini. Kolaborasi perawat dan tim medis lainnya
memiliki 3 item yang akan dibahas dalam tulisan ini antara lain sebagai berikut : Manfaat
kolaborasi, Prinsip kolaborasi, Kaitan kolaborasi dengan patient safety

KATA KUNCI : Kolaborasi, Perawat, Tim Medis Lain.

PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan saranapenyelenggaraan pembangunan kesehatan.Pelayanan
kesehatan yang bermutu merupakantanggungjawab pemberi pelayanan kesehatansecara
komperhensif, baik itu dari dokter, perawat,nutrisionist, terapi, dan profesi kesehatan
lainnya(Pohan, 2015). Perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi, serta perkembangan
masyarakatyang semakin kritis, menyebabkan rumah sakitharus melakukan berbagai inovasi
dalam rangkamenghasilkan pelayanan bermutu bagi pasien.Salah satu indikator penilaian
akreditasi yangmencerminkan mutu pelayanan kesehatan adalahrekam medik (KARS, 2012).
Kolaborasi interprofesi adalah kerja sama antar profesi kesehatan dari latar belakang profesi yang
berbeda dengan pasien dan keluarga pasien untuk memberikan kualitas pelayanan yang terbaik
(WHO, 2010). Hubungan kolaborasi interprofesi dalam pelayanan kesehatan melibatkan
sejumlah profesi kesehatan, namun kolaborasi antara dokter dan perawat merupakan faktor
penentu yang sangat penting bagi kualitas proses perawatan (Barrere and Ellis,
2002).Praktikkolaborasi interprofesi berhubungan dengan berkurangnya angka mortalitas, angka
komplikasi, lama rawat di rumah sakit, durasi pengobatan, serta mengurangi biaya perawatan,
meningkatkan kepuasan. Pasien dan tim profesi kesehatan, mengurangi ketegangan dan konflik
diantara tim kesehatan (Jones and Fitzpatrick, 2009). Hambatan dalam kolaborasi interprofesi
dapat menjadi penyebab utama terjadinya medical error, nursing error atau kejadian tidak
diharapkan lainnya. Oleh karena itu kolaborasi interprofesi dokter–perawat sangat diperlukan
dan perlu mendapat prioritas bagi institusi pemberi pelayanan kesehatan.

Hubungan rekan kerja merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja
perawat. Kerja sama tim yang efektif berpengaruh terhadap kepuasan kerja sehingga dapat
meningkatkan hasil dalam perawatan kesehatan dipraktek klinis.1,2Kolaborasi merupakan suatu
proses pada kelompok profesional yang saling menyusun tindakan kolektif terhadap kebutuhan
perawatan pasien dan bekerjasama untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Kolaborasi
lebih menekankan pada tanggungjawab bersama dalam manajemen perawatan pasien dengan
proses pembuatan keputusan bilateral yang berdasarkan pada masing-masing pendidikan dan
kemampuan praktisi. Studi oleh Zwarenstein etal menyatakan bahwa semakin buruknya
komunikasi dan kolaborasi antara profesi kesehatan maka akan mempengaruhi kualitas
pelayanan perawatan kepada pasien.

Perawat dengan profesi lain akan membangun suatu komunikasi dengan melibatkan
pasien dan atau keluarga dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien. Jed et al dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hubungan
interprofesional yang terjalin secara baik, adanya komunikasi terbuka serta interaksi yang baik
antar profesionalakan meningkatkan interprofessional collaborative careyang akan berdampak
pada kepuasan kerja dan outcome perawatan pasien selama dirawat.Sejalan dengan penelitian
Chang et al yang menyatakan bahwa lingkungan praktek yang sehat akan mempengaruhi
outcomespasien dan meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antar tenaga kesehatan.

TUJUAN

Tujuan dari ditulisnya kajian ini adalah untuk menambah wawasan pembaca terkhusus
bagi perawat agar mengatahui kolaborasi perawat dengan tim medis lainnya selama menjalankan
tugas dirumah sakit, yang nantinya wawasan yang didapat dari kajian ini dapat diaplikasikan
dalam menjalankan pekarjaanya.
METODE

Metode yang digunakan dalam penulisan kajian ini adalah metode pengumpulan data dari
sumber data seperti teks book, e-book, jurnal dan artikel yang kemudia sumber tersebut dianalisis
dan disimpulkan kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan dalam kajian ini.

HASIL

Kolaborasi perawat dan tim medis lainnya memiliki 3 item yang akan dibahas dalam
tulisan ini antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat kolaborasi
2. Prinsip kolaborasi
3. Kaitan kolaborasi dengan patient safety

3 item diatas akan dibahas dalam kajian ini mulai dari manfaat, tujuan dan bagaimana
berkomunikasi dalam kolaborasi yang dilakukan perawat dengan tim medis lainnya.

PEMBAHASAN

Dalam menjalankan tugasnya perawat tidak dapat melakukannya seorang diri, perawat
akan berkolaborasi dengan tim medis lain seperti dokter, analis kesehatan, ahli gizi, apoteker,
farmasi dan lainnya. Oleh sebab itu perawat harus mengerti dan memahami manfaat, prisip dan
kaitan kolaborasi dengan patient safety sehingga tujuan asuhan keperawatan tehadap pasien dapat
tercapai. Pembahasan tersebut akan dibahas sebagai berikut :

1. Manfaat Kolaborasi

Kolaborasi perawat dengan tim medis lainnya sangat bermanfaat dalam menjalankan
tugasnya untuk memberikan asuhan keperawatan yang baik dan benar, manfaat yang didapat dari
kolaborasi antara perawat dan tim medis lainnya adalah sebagai berikut :
a) Kemampuan dari pelayanan kesehatan yang berbeda dapat terintegrasikan sehingga
terbentuk tim yang fungsional
b) Kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah penawaran pelayanan meningkat sehingga
masyarakat mudah menjangkau pelayanan kesehatan
c) Bagi tim medis dapat saling berbagi pengetahuan dari profesi kesehatan lainnya dan
menciptakan kerjasama tim yang kompak
d) Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan manggabungkan keahlian
unik profesional
e) Memaksimalkan produktivitas serta efektivitas dan efisiensi sumber daya
f) Meningkatkan kepuasan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja
g) Peningkatan akses ke berbagai pelayanan kesehatan
h) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan
i) Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar tenaga kesehatan profesional
sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama
j) Untuk tim kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman

2. Prinsip kolaborasi

Kolaborasi yang di lakukan perawat terhadap tenaga medis lainnya ada beberapa prinsip
antara lain sebagai berikut :

a) Patient-centered Care
Prinsip ini lebih mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pasien. Pasien dan keluarga
merupakan pemberi keputusan dalam masalah kesehatannya. Prinsip ini merupakan kolaborasi
yang memiliki tujuan untuk tercapainya kepentingan dan kebutuhan dari pasien seperti perawat
yang berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan terapi apa yang akan diberikan kepada
pasien untuk mengobati penyakit yang diderita pasien

b) Recognition of patient-physician relationship


Kepercayaan dan berperilaku sesuai dengan kode etik dan menghargai satu sama lain. Prinsip
ini bertujuan agar selama melaksanakan kolaborasi perawat dan tim medis lainnya dapat
menjalankan tugasnya sesuai dengan kode etik dan dapat menghargai satu sama lain sehinggah
terciptalah kolaborasi yang tepat sehingga asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan benar.

c) Physician as the clinical leader


Pemimpin yang baik dalam pengambilan keputusan terutama dalam kasus yang bersifat
darurat. Ketika perawat dihadapkan pada suatu keadaan darurat perawat harus berkolaborasi
dengan tim medis lain khususnya dokter dalam pemecahan kedaruratan yang dialami pasien
sehingga keadaan darurat tersebut dapat terselesaikan dengan cepat dan tepat.
d) Mutual respect and trust
Saling percaya dengan memahami pembagian tugas dan kompetensinya masing-masing.
Prinsip ini mendorong agar perawat dan tim medis lain dapat melakukan tugasnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan mempercayai tim medis lainnya untuk menjalankan tugas yang
dijalankannya dengan baik dan benar.
3. Kaitan Kolaborasi dengan Patient Safety

Kolaborasi tim kesehatan sangatlah penting karena masing-masing tenaga kesehatan


memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian, dan pengalaman yang berbeda.
Dalam kolaborasi tim kesehatan, mempunyai tujuan yang sama yaitu sebuah keselamatan untuk
pasien. Selain itu, kolaborasi tim kesehatan ini dapat meningkatkan performa di berbagai aspek
yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan. Semua tenaga kesehatan dituntut untuk
memiliki kualifikasi baik pada bidangnya masing-masing sehingga dapat mengurangi faktor
kesalahan manusia dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kolaborasi penting bagi
terlaksananya patient safety, seperti:

a) Pelayanan Kesehatan Tidak Mungkin Dilakukan oleh 1 Tenaga Medis harus dilakukan
secara bersamaan untuk terciptanya asuhan keperawatan yang benar
b) Meningkatnya Kesadaran Pasien akan Kesehatan
c) Dapat Mengevaluasi Kesalahan yang Pernah Dilakukan agar Tidak Terulang
d) Dapat Meminimalisir Kesalahan
e) Pasien akan dapat berdiskusi dan berkomunikasi dengan baik sehingga pasien dapat
menyampaikan keinginannya

KESIMPULAN
Kolaborasi sangat penting dilakukan oleh perawat untuk mendapatkan hasil asuhan
keperawatan yang cepat dan tepat. Dalam berkolaborasi perawat harus memperhatikan
prinsipprinsip kolaborasi sehingga mendapatkah hasil sesuai yang diinginkan dan saling
menghargai pendapat dan mempercayai tim medis lain untuk dapat mengerjakan tugasnya
dengan benar. Kolaborassi yang benar dan tepat tentunya akan bermanfaat terhadap pasien,
pasien akan mendapat asuhan keperawatan dan tepat dan keselamatan pasien terjamin selama
berada dirumah sakit.

SARAN

Dalam berkolaborasi perawat harus mampu menerima kritik dan masukan dari tim medis
lain, serta mampu mengkomunikasikan dengan benar apa yang menjadi tujuan kolaborasi
tersebut, perawat juga harus dapat menghargai tim medis lain dalam menjalankan tugas yang
dijalaninya.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan Murya & Urip Sucipto. (2016) . Etika dan Tanggung Jawab Profesi. Yogyakarta :
Deepublish.

Darliana, D. (2016). Hubungan Pengetahuan Perawat dengan Upaya Penerapan Patient Safety di
Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah DR.Zainoel Abidin di Banda Aceh.
Idea Nursing Jurnal. Vol.7, No.1 , 61-69.

Firawati, Pabuty, A., & Putra, A. S. (2012). Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien di RSUD
Solok. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol.6, No.2 , 733-79.

Hapsari, A. P., Wahyuni, C. U., & Mudjianto, D. (2018). Pengetahuan Petugas Surveilans
Tentang Identifikasi Healthcare-Associated Infection di Surabaya. Jurnal Berkala
Etimologi. Vol.6, No.2 , 131-138.

Kamil, H. (2017). Patient Safety. Idea Nursing Jurnal. Vol.1, No.1 , 1-8.

Najiah. (2018). Budaya Keselamatan Pasien dan Insiden Keselamatan Pasien di Rumah Sakit:
Literature Review. Jurnal Islamic Nursing. Vol.3, No.1 , 1-8.

Neri, R. A., Lestari, Y., & Yetti, H. (2018). Analisis Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien di
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Padang Pariaman. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol.7,
No.4 , 48-55.

Nugraheni, R., Suhartono, & Winarni, S. (2012). Infeksi Nosokomial di RSUD Setjonegoro
Kabupaten Wonosobo. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. Vol.11, No.1 , 94-100.

Nursalam, Ahsan, & Damayanti, N. A. (2013). Penurunan Insiden Infeksi Nosokomial Pasien
Pasca Sectio Caesarae di Rumah Sakit Melalui Pelatihan Asuhan Keperawatan Berbasis
Knowladge Management. Jurnal Ners. Vol.8, No.2 , 202-210.

Potter, A., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Keperawatan Konsep, Proses, dan Teknik (edisi 4).
Jakarta: EGC.
Potter, A., & Perry, A. G. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 2 Edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika.

Potter, A., & Perry, A. G. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika.

Simamora, R. H. (2019). Buku Ajar: Pelaksanaan Identifikasi Pasien. Uwais Inspirasi Indonesia.

Simamora, R. H. (2019). Documentation of Patient Identification into the Electronic System to

Improve the Qualite of Nursing Services. INTERNATIONAL JOURNAL OF SCIENTIFIC

& TECHNOLOGY RESEARCH Vol 08. No.09 , 1884-1886.

Simamora, R. H. (2019). Pengaruh Penyuluhan Identifikasi Pasien dengan Menggunakan Media

Audiovisual terhadap Pengetahuan Pssien Rawat Inap. Jurnal Keperawatan Silampari ,

342-351.

Triwibowo, C., Yuliawati, S., & Husna, N. A. (2016). Handover Sebagai Upaya Peningkatan
Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Soedirman
(The Soedirman Journal of Nursing), Vol.11, No.2 , 76-80.

Wijaya, M. A., Widanti, A., & Hartanto. (2018). Pelaksanaan Keselamatan Pasien dengan
Momen Cuci Tangan Sebagai Perlindungan Hak Pasien. Jurnal Hukum Kesehatan. Vol.4,
No.1 , 153-170.

Anda mungkin juga menyukai