Anda di halaman 1dari 9

KESABARAN DAN ACADEMIC SELF-EFFICACY PADA MAHASISWA

Rizka Fitri Nugraheni


Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta
Email: rizka_fn@yahoo.com

ABSTRACT

The aim of this research was to find whether there’s relationship between academic self-efficacy and shabr,
as well as its supporting aspects. Participants were 108 undergraduate students. The instruments used were
adapted version of College Questionnaire Academic Self-efficacy (Owen & Froman, 1988) and Shabr
questionnaire (El Hafi, Rozi, & Mundzir, 2013). Data were analyzed with Pearson correlation. Results
showed that there’s significant correlation between shabr and academic self-efficacy. This finding can
contribute to shabr theory construction and enhance comprehensive understanding about shabr among the
community.

Keywords: Academic self-efficacy, shabr, student

INTISARI

Penelitian ini berusaha mencari tahu apakah terdapat hubungan antara academic self-efficacy dan sabar
beserta aspek-aspek pendukungnya. Subjek adalah 108 mahasiswa. Instrumen penelitian meliputi
College Questionnaire Academic Self-efficacy (Owen & Froman, 1988) yang diadaptasi dan kuesioner
kesabaran (El Hafi, Rozi, & Mundzir, 2013). Data diolah dengan teknik korelasi Pearson. Hasil analisis
statistik menyatakan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kesabaran dan academic self-
efficacy. Temuan ini dapat berkontribusi terhadap konstruksi teori sabar dan memberikan pemahaman
yang komprehensif pada masyarakat mengenai makna sabar.

Kata kunci: Academic self-efficacy, sabar, mahasiswa

M ahasiswa
mempunyai
pada umumnya
target
menghadapi tantangan aka-
demis. Mereka memerlukan keyakinan bah-
wa dirinya mampu melakukan hal-hal yang
dan
dan reaksi emosi. Orang dengan self-efficacy
yang tinggi cenderung memilih kegiatan
menantang, terus berusaha keras dan tetap
bertahan dalam usahanya walaupun meng-
alami hal tidak menyenangkan. Perilaku
diperlukan hingga target tercapai dan tersebut terpolakan dalam pikiran dan ter-
tantangan dapat dihadapi. Dengan kata lain, cerminkan dalam reaksi emosinya. Konsep
mereka membutuhkan self-efficacy yang self-efficacy juga berlaku dalam konteks aka-
baik. Self-efficacy didefinisikan oleh Bandura demis sehingga dapat disebut juga sebagai
(1986) sebagai penilaian terhadap kemam- academic self-efficacy. Beberapa penelitian
puan diri sendiri dalam menjalankan rang- yang dipaparkan dalam Zimmerman (2000)
kaian perilaku untuk mencapai suatu tujuan. mendukung pernyataan Bandura (1986),
Self-efficacy dapat mempengaruhi pilihan yaitu academic self-efficacy dapat mempre-
perilaku, besar usaha yang dikeluarkan dan diksi pilihan aktivitas, tingkat usaha, sebe-
seberapa lama bertahan ketika mengalami rapa lama bertahan dalam usahanya, dan
hal yang tidak menyenangkan, pola pikiran, reaksi emosi.

78 PSIKOLOGIKA VOLUME 21 NOMOR 1 TAHUN 2016


Kesabaran dan Academic Self-Efficacy pada Mahasiswa

Konsep self-efficacy bersifat spesifik Komarraju dan Nadler (2013), yaitu maha-
terhadap bidang yang berkaitan dengan siswa dengan self-efficacy yang tinggi dapat
target perilaku, contohnya, self-efficacy berusaha secara terus-menerus untuk
seseorang bisa tinggi dalam olahraga namun mencapai target walaupun menghadapi
rendah dalam fisika. Self-efficacy juga dapat kesulitan.
berbeda antar individu walaupun dalam Hasil penelitian Komarraju dan Nadler
satu bidang. Salah satu faktor penyebab (2013) menunjukkan bahwa academic self-
perbedaan itu adalah jenis kelamin. Ber- efficacy yang tinggi diperlukan mahasiswa
dasarkan temuan Lindstrøm dan Sharma dalam menghadapi kesulitan yang dapat
(2011), perempuan cenderung memiliki self- berasal dari keadaan lingkungan akademis.
efficacy yang lebih rendah daripada laki-laki Situasi lingkungan akademis seperti dosen,
dalam mempelajari fisika. Temuan lain oleh prasarana, dan materi kuliah, akan diper-
Williams dan Takaku (2011) mengungkap- sepsikan oleh mahasiswa sebagai sesuatu
kan hal yang berbeda, bahwa tidak ada yang nyaman atau sebaliknya. Faktor per-
perbedaan antara laki-laki dan perempuan sepsi terhadap lingkungan akademis dapat
dalam writing self-efficacy. berpengaruh pada prestasi mahasiswa,
Temuan-temuan terkini mengungkap- namun pengaruh tersebut akan lebih kuat
kan pengaruh academic self-efficacy ter- jika mahasiswa memiliki academic self-
hadap aktivitas akademis mahasiswa. Salah efficacy yang baik (Abd-Elmotaleb & Saha,
satunya adalah pencapaian target akademis 2013).
yang dapat diukur dengan Indeks Prestasi Adanya kesulitan akademis terkadang
Kumulatif (IPK). Penelitian Feldman dan membuat sebagian mahasiswa mengalami
Kubota (2015) mengungkapkan bahwa IPK distress. Meskipun begitu, distress dapat
dapat diprediksi oleh academic self-efficacy. dicegah dengan tingginya academic self-
Artinya, individu yang yakin mampu me- efficacy. Asumsi tersebut sejalan dengan
lakukan berbagai hal dalam rangka men- temuan Kiamarsi dan Abolghasemi (2014)
capai target IPK, cenderung mendapatkan bahwa semakin tinggi self-efficacy semakin
IPK yang ditargetkan. Pengaruh academic rendah kecenderungan mahasiswa meng-
self-efficacy pada IPK juga dapat dimediasi alami distress. Berbagai kesulitan pun tidak
oleh faktor lain, yaitu effort atau usaha membuat kondisi psikologis orang dengan
untuk mencapai target (Li, 2012). academic self-efficacy yang tinggi, menjadi
Usaha dapat berupa self-regulation buruk.
dalam belajar. Mahasiswa dengan self- Academic self-efficacy yang baik mem-
efficacy yang tinggi mengatur dirinya dalam buat mahasiswa menjalankan aktivitasnya
belajar dan cenderung tidak melakukan secara optimal. Seseorang akan menilai
prokrastinasi (Klassen, Krawchuk, & Rajan, bahwa dirinya mampu menjalankan rang-
2008). Perilaku tersebut mengindikasikan kaian perilaku demi tercapainya target,
adanya usaha yang tekun pada mereka. menunjukkan bahwa dia optimis. Target
Ketekunan juga disertai dengan kegigihan akademis akan diraih dengan usaha yang
dalam berusaha, sebagaimana temuan tekun meskipun melalui berbagai tantangan,

PSIKOLOGIKA VOLUME 21 NOMOR 1 TAHUN 2016 79


Rizka Fitri Nugraheni

sehingga seorang mahasiswa perlu memiliki berupa menahan, aktif memilih, taat aturan,
sifat pantang menyerah dan konsisten tujuan kebaikan, saat senang dan susah.
dengan target awalnya. Jika gagal dalam Lima aspek tersebut merupakan syarat
mencapai target, akan terus berusaha men- mutlak yang harus dimiliki seseorang hingga
cari ilmu agar menemukan solusi alternatif dapat dikatakan sabar atau tidak. Hilangnya
hingga tujuan awal tercapai. Individu salah satu aspek menandakan individu tidak
dengan academic self-efficacy yang tinggi sabar. Aspek pendukung terdiri dari opti-
akan cenderung berusaha terus-menerus misme, pantang menyerah, semangat men-
untuk mencapai target walaupun mengalami cari informasi atau ilmu untuk membuka
kesulitan (Komarraju & Nadler (2013). solusi alternatif, konsisten, dan tidak mudah
Kesulitan yang dihadapi pun juga tidak mengeluh. Aspek-aspek tersebut yang ada
direspon dengan keluhan hingga membuat pada individu menandakan tinggi atau
kondisi psikologis memburuk, seperti yang rendahnya tingkat kesabaran. Hilangnya
diungkapkan dalam hasil penelitian salah satu aspek pendukung tidak membuat
Kiamarsi dan Abolghasemi (2014), bahwa seseorang dikatakan tidak sabar, namun
self-efficacy berhubungan secara negatif tingkat kesabarannya lebih rendah daripada
dengan distress pada mahasiswa. orang yang memiliki semua aspek. Atribut
Karakteristik-karakteristik yang telah sabar adalah sesuatu yang berfungsi sebagai
disebutkan sebelumnya, antara lain optimis, manifestasi proses kesabaran, yaitu emosi,
pantang menyerah walaupun mengalami pikiran, perkataan, dan perbuatan.
masa sulit, konsisten dengan target awal, Kesabaran juga diperlukan oleh maha-
tidak mengeluh, dan punya semangat untuk siswa yang menjalani berbagai aktivitas
mencari ilmu agar mendapatkan solusi akademisnya. Seorang mahasiswa perlu
pencapaian target, merupakan beberapa menahan dirinya dari perilaku mengeluh,
aspek dalam konstruk sabar. Konstruk sabar putus asa, malas, atau hal-hal lain yang
merupakan virtue atau nilai ideal yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan-
berasal dari ajaran agama Islam. Definisi nya yang baik, seperti target prestasi
sabar adalah kemampuan memberi respon akademis. Kemampuan untuk bersabar
awal secara aktif dalam menahan emosi, memungkinkan dia terus berusaha walau-
pikiran, perkataan, dan perbuatan pada saat pun menghadapi masa sulit karena tetap
senang dan susah dengan mentaati aturan optimis, pantang menyerah, tetap konsisten
untuk tujuan kebaikan dengan didukung berusaha mencapai target awal. Usaha
oleh optimisme, pantang menyerah, sema- pencapaian target juga dilakukan dengan
ngat mencari informasi atau ilmu untuk mencari ilmu untuk mendapatkan solusi
membuka solusi alternatif, konsisten, dan alternatif ketika mengalami kegagalan.
tidak mudah mengeluh (El Hafiz dkk, 2013). Telah dipaparkan sebelumnya bahwa
Konstruk sabar memiliki beberapa terdapat beberapa kesamaan karakteristik
komponen, yaitu aspek utama, aspek kesabaran dan academic self-efficacy. Aspek
pendukung, dan atribut (El Hafiz dkk, 2013). optimis, pantang menyerah, konsisten, tidak
Aspek utama yang meliputi respon awal mengeluh, dan semangat mencari ilmu

80 PSIKOLOGIKA VOLUME 21 NOMOR 1 TAHUN 2016


Kesabaran dan Academic Self-Efficacy pada Mahasiswa

untuk mendapatkan solusi, yang secara derungan mahasiswa mengalami distress.


implisit terkandung dalam konstruk aca- Situasi susah tidak dihadapi dengan
demic self-efficacy, juga merupakan aspek keluhan, termasuk dalam pikiran atau
kesabaran. Dari penjelasan ini, peneliti emosinya sehingga mahasiswa dengan
terdorong untuk melakukan penelitian yang academic self-efficacy yang tinggi cenderung
bertujuan untuk mencari tahu apakah ada dapat terhindar dari distress.
hubungan antara kesabaran dan academic Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti
self-efficacy. Penelitian ini bermanfaat untuk mengajukan hipotesis yaitu sebagai berikut
elaborasi konstruk sabar sebagai konstruk H1: Terdapat hubungan antara kesa-
psikologi yang baru. Usaha elaborasi ini baran academic self-efficacy
dapat menjadi salah satu langkah untuk H2: Terdapat hubungan antara aspek
mengkonstruk teori kesabaran dan secara optimis dan academic self-efficacy
praktis dapat memberikan pemahaman H3: Terdapat hubungan antara aspek
yang komprehensif pada masyarakat pantang menyerah dan academic
mengenai makna sabar. self-efficacy
Optimisme dijelaskan dalam definisi H4: Terdapat hubungan antara aspek
self-efficacy menurut Bandura (1986), yaitu konsisten dan academic self-
penilaian terhadap kemampuan diri sendiri efficacy
dalam menjalankan rangkaian perilaku H5: Terdapat hubungan antara aspek
untuk mencapai suatu tujuan. Penilaian tidak mengeluh dan academic self-
bahwa diri sendiri mampu berperilaku efficacy
seperti yang ditargetkan menunjukkan sifat H6: Terdapat hubungan antara aspek
optimis. Aspek pantang menyerah dan semangat mencari ilmu dan
konsisten dengan tujuan awal dijelaskan academic self-efficacy
dalam temuan Komarraju dan Nadler
(2013), bahwa mahasiswa dengan self- METODE PENELITIAN
efficacy yang tinggi dapat berusaha secara
terus-menerus untuk mencapai target Subjek Penelitian
walaupun menghadapi kesulitan. Usaha Penelitian ini merupakan penelitian
terus-menerus menunjukkan konsistensi korelasional antara variabel kesabaran dan
dengan tujuan awal, sedangkan usaha yang academic self-efficacy. Subjek adalah 108
terus dilakukan walaupun menghadapi mahasiswa di sebuah fakultas yang ber-
kesulitan mengindikasikan sifat pantang status mahasiswa aktif yang berusia 18
menyerah. Jika menemui kesulitan hingga sampai 22 tahun. Penentuan sampel dilaku-
gagal, akan terdorong untuk terus mencari kan dengan cara convenience sampling.
ilmu sebagai cara menemukan solusi men-
capai tujuan awal. Aspek tidak mengeluh Metode Pengumpulan Data
ditunjukkan dalam hasil penelitian Kiamarsi Instrumen penelitian berupa kuesio-
dan Abolghasemi (2014) bahwa semakin ner yang terdiri dari tiga bagian. Bagian
tinggi self-efficacy, semakin rendah kecen- pertama dan kedua mengukur konstruk

PSIKOLOGIKA VOLUME 21 NOMOR 1 TAHUN 2016 81


Rizka Fitri Nugraheni

kesabaran, sedangkan bagian ke tiga penelitian ini adalah angkatan 2013,


mengukur konstruk academic self-efficacy. cenderung masih berada dalam masa
Alat ukur konstruk kesabaran disusun oleh adaptasi terhadap lingkungan akademis
El Hafiz et al. (2011), sedangkan konstruk sehingga faktor angkatan dapat berpe-
academic self-efficacy diukur dengan versi ngaruh pada hasil penelitian. Pengambilan
adaptasi College Academic Self-efficacy Scale data dilakukan secara online melalui Google
(CASES) yang disusun oleh Owen dan Drive dan secara manual. Setelah semua
Froman (1988). Peneliti melakukan uji coba data Google Drive dan secara manual
kedua alat ukur. Instrumen kesabaran terkumpul, dilakukan skoring.
memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar
0.834, sedangkan CASES yang telah Teknik Analisis Data
diadaptasi sebesar 0.889 sehingga dapat Pengolahan data dilakukan dengan
dikatakan bahwa kedua instrumen ukyr teknik korelasi Pearson Product Moment
reliabel. untuk uji hipotesis. Independent-samples t-
Prosedur penelitian dilakukan dengan test digunakan untuk mengontrol jenis
cara meminta subjek untuk mengisi inisial kelamin terhadap academic self-efficacy, dan
nama, jenis kelamin, angkatan, dan bidang one-way ANOVA untuk mengontrol faktor
studi. Peneliti melakukan kontrol terhadap angkatan.
faktor jenis kelamin dan angkatan karena
keduanya diduga dapat berpengaruh pada HASIL PENELITIAN
tingkat self-efficacy. Laki-laki dan
perempuan dapat memiliki tingkat academic Berikut adalah tabel yang berisi
self-efficacy yang berbeda berdasarkan tugas jumlah subjek penelitian berdasarkan jenis
yang dihadapi. Mahasiswa baru yang dalam kelamin dan angkatan.

Tabel 1. Frekuensi Subjek berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin N
Laki-laki 22
Perempuan 86
Total 106

Tabel 2. Frekuensi Subjek berdasarkan Angkatan


Angkatan N
2011 36
2012 32
2013 40
Total 106

Data dalam Tabel 1 menunjukkan perempuan dengan jumlah 86 orang. Jumlah


bahwa sebagian besar subjek adalah subjek laki-laki sekitar seperempat dari

82 PSIKOLOGIKA VOLUME 21 NOMOR 1 TAHUN 2016


Kesabaran dan Academic Self-Efficacy pada Mahasiswa

jumlah subjek perempuan, yaitu 22 orang. orang, kemudian diikuti oleh angkatan 2013
Berdasarkan Tabel 2, jumlah terbanyak sebanyak 32 orang.
subjek ada pada angkatan 2013, yaitu 40 Hasil penelitian adalah sebagai
orang. Jumlah terbanyak kedua adalah berikut.
kelompok angkatan 2011 yang berjumlah 36

Tabel 3. Korelasi antara Kesabaran dan Academic Self-efficacy


Academic self-efficacy
r r2
Kesabaran 0.320** 0.103
** Signifikan pada p < 0.01 (1-tailed)

Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa juga bahwa nilai koefisien determinasi


nilai korelasi antara variabel kesabaran dan sebesar r2 = 0.103 yang artinya academic
academic self-efficacy sebesar r = 0.320, p < self-efficacy berkontribusi sebanyak 10.3 %
0.01 (1-tailed). Hasil ini menunjukkan terhadap kesabaran.
hipotesis pertama terbukti benar. Terlihat

Tabel 4. Korelasi antara Aspek Kesabaran dan Academic Self-efficacy


Kesabaran Academic self-efficacy
R
Optimis 0.333**
Pantang menyerah 0.210*
Konsisten 0.198*
Tidak mengeluh 0.34
Semangat mencari ilmu 0.294**
* Signifikan pada p < 0.05 (2-tailed)
** Signifikan pada p < 0.01 (1-tailed)

Tabel 3 dan 4 menunjukkan nilai academic self-efficacy, menunjukkan bahwa


korelasi antara aspek pendukung dalam hipotesis 4 terbukti benar. Hasil uji hipotesis
kesabaran dan academic self-efficacy. Aspek 5, yaitu korelasi antara aspek tidak
optimis dan academic self-efficacy berkore- mengeluh dan academic self-efficacy, tidak
lasi sebesar r = 0.333, p < 0.01 (1-tailed) terbukti signifikan. Hubungan antara aspek
sehingga mendukung hipotesis 2. Korelasi semangat mencari ilmu dan academic self-
antara aspek pantang menyerah dan efficacy adalah r = 0.294, p < 0.01 (1-tailed),
academic self-efficacy sebesar r = 0.210, p < menunjukkan hipotesis 6 terbukti benar.
0.05 (2-tailed), membuktikan hipotesis 3
benar. Aspek konsisten memiliki korelasi
sebesar r = 0.198, p < 0.05 (2-tailed) dengan

PSIKOLOGIKA VOLUME 21 NOMOR 1 TAHUN 2016 83


Rizka Fitri Nugraheni

PEMBAHASAN pantang menyerah, konsisten, dan semangat


mencari ilmu, berkorelasi secara positif
Hasil penelitian yang diperoleh dengan academic self-efficacy. Hasil korelasi
berdasarkan korelasi Pearson mengungkap- tersebut dapat dijelaskan oleh pernyataan
kan bahwa terdapat hubungan signifikan Bandura (1986) mengenai definisi self-
antara kesabaran dan academic self-efficac. efficacy yang mengandung aspek optimis,
Korelasi yang dihasilkan sangat kecil, yaitu r dan Komarraju serta Nadler (2013), bahwa
= 0.320. Koefisien determinasi adalah rr = mahasiswa dengan self-efficacy yang tinggi
10.3% , artinya sebanyak 10.3% variabilitas berusaha secara terus-menerus untuk
skor kesabaran diprediksi oleh hubungan- mencapai target walaupun menghadapi
nya dengan skor academic self-efficacy. kesulitan. Berbeda dengan tiga aspek
Selebihnya, yaitu sebanyak 89,7% merupa- tersebut, aspek tidak mengeluh tidak
kan error. Jumlah error yang besar tersebut berhubungan dengan academic self-efficacy.
dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang Temuan ini tidak sesuai dengan yang
tidak diukur namun sebenarnya mempe- diungkapkan Kiamarsi dan Abolghasemi
ngaruhi hubungan antara kesabaran dan (2014), bahwa self-efficacy berhubungan
academic self-efficacy. secara negatif dengan distress pada
Peneliti juga mengontrol faktor jenis mahasiswa.
kelamin dan angkatan yang diduga mempe- Terdapat beberapa keterbatasan
ngaruhi korelasi antara dua variabel utama. dalam penelitian ini. Pertama, jumlah
Berdasarkan analisis statistik independent- sampel yang kecil sehingga hasil penelitian
samples t-test, diperoleh bahwa tidak ada masih kurang menggambarkan kondisi
perbedaan signifikan antara laki-laki dan populasi. Kedua, kecilnya nilai koefisien
perempuan dalam academic self-efficacy. determinasi yaitu sebesar 10.3% menun-
Hasil ini mendukung temuan Williams dan jukkan faktor error masih sangat besar.
Takaku (2011) yang mengungkapkan bahwa Berarti ada faktor-faktor lain yang mem-
tidak ada perbedaan antara laki-laki dan pengaruhi korelasi namun tidak dijadikan
perempuan dalam writing self-efficacy. variabel yang diteliti. Ketiga, kontrol pene-
Diperoleh hasil yang serupa juga ketika litian kurang ketat. Peneliti hanya mengon-
mengontrol faktor angkatan, yaitu tidak ada trol faktor jenis kelamin dan angkatan,
perbedaan signifikan antar angkatan dalam namun keduanya tidak berpengaruh pada
academic self-efficacy. Dengan demikian, dua variabel utama sementara faktor error
jenis kelamin dan angkatan cenderung tidak penelitian ini sangat besar. Penyebab yang
berpengaruh terhadap hubungan antara dua mungkin melatarbelakangi ini adalah jumlah
variabel utama. sampel yang sedikit.
Telah ditemukan juga hasil yang lebih
rinci dalam melihat hubungan antara kesa-
baran academic self-efficacy. Dengan meng-
elaborasi kesabaran menjadi beberapa
aspek, ditemukan bahwa aspek optimis,

84 PSIKOLOGIKA VOLUME 21 NOMOR 1 TAHUN 2016


Kesabaran dan Academic Self-Efficacy pada Mahasiswa

PENUTUP pemerintahan, pekerjaan, organisasi, kelom-


pok sosial dalam masyarakat luas, dan
Simpulan sebagainya. Sabar juga merupakan virtue
Kesimpulan yang diperoleh berdasar- atau nilai ideal yang perlu dicapai. Sejauh ini
kan hasil penelitian adalah terdapat hu- belum ada studi mengenai seberapa sabar
bungan antara kesabaran dan academic self- orang-orang Indonesia. Penelitian deskriptif
efficac. Semakin tinggi academic self-efficacy, dalam skala besar dapat dilakukan untuk
cenderung semakin tinggi juga tingkat mengetahui kesabaran pada masyarakat
kesabaran. Aspek kesabaran pendukung sehingga dapat terlihat sejauh mana ke-
dalam kesabaran yang berhubungan dengan banyakan orang, terutama Muslim, men-
academic self-efficacy adalah optimis, pan- jalani salah satu ajaran Islam. Berbagai hasil
tang menyerah, konsisten, dan semangat penelitian mengenai kesabaran dapat
mencari ilmu. Artinya, orang dengan dijadikan dasar untuk melakukan intervensi
academic self-efficacy yang tinggi cenderung psikologis dengan melibatkan sabar sebagai
memiliki sifat optimis, pantang menyerah, virtue yang akan diinternalisasi. Dengan
konsisten dengan tujuan awal, dan sema- demikian, akan semakin banyak orang yang
ngat mencari ilmu untuk mendapatkan memahami konsep sabar dengan lebih
solusi alternatif. komprehensif.

Saran DAFTAR PUSTAKA


Peneliti memberikan beberapa saran
untuk perbaikan studi ini dan sekaligus Abd-Elmotaleb, M. & Saha, S. K. (2013). The
dapat menjadi rekomendasi bagi penelitian role of academic self-efficacy as a
lanjutan dengan topik serupa. Pertama, mediator variable between perceived
perlu adanya studi dengan sampel yang academic climate and academic per-
lebih banyak agar hasil penelitian dapat formance. Journal of Education and
lebih merepresentasikan kondisi populasi. Learning, 2 (3).
Kedua, mengenai konstruk academic self-
efficacy. Konstruk ini dapat diteliti dalam Bandura, A. (1986). Social foundations of
berbagai konteks lain, mengingat self- thought and action: a social cognitive
efficacy bersifat spesifik terhadap suatu theory. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
bidang dan belum tentu sama dalam bidang
lain. Ketiga, mengenai sabar sebagai El Hafiz. S, Rozi. F, Lila.P, Mundzir. I. (2013).
konstruk baru. Perlu ada penelitian- Sabar (patience) as new psychological
penelitian lanjutan mengenai kesabaran construct. Dipresentasikan dalam 10th
sebagai usaha eksplorasi dan elaborasi Biennal Conference of Asian Asso-
hingga pada akhirnya menjadi sebuah teori. ciation of Social Psychology, Yogya-
Penelitian lanjutan dapat dilakukan dalam karta.
konteks lain di mana individu mungkin
menghadapi situasi sulit, seperti keluarga,

PSIKOLOGIKA VOLUME 21 NOMOR 1 TAHUN 2016 85


Rizka Fitri Nugraheni

Feldman, D. B., & Kubota, M. (2015). Hope, 2015, dari http://ssweb.cityu.edu.hk/


self-efficacy, optimism, and academic download/RS/E-Journal/journal8.pdf
achievement: distinguishing constructs
and levels of specificity in predicting Lindstrøm, C., & Sharma, M. D. (2011). Self-
college grade-point average. Learning efficacy of first year university physics
and Individual Differences, 37, 210– students: do gender and prior formal
216. instruction in physics matter ?.
International Journal of Innovation in
Kiamarsi, A., & Abolghasemi, A. (2014). The Science and Mathematics Education, 19
relationship of procrastination and (2). 1-19. Diunduh pada 19 Februari
self-efficacy with Psychological vulne- 2015, dari http://openjournals.
rability in students. Social and Beha- library.usyd.edu.au/index.php/CAL/a
vioral Sciences, 114,858-862. rticle/download/4770/5767

Klassen, R. M., Krawchuk, L. L., Rajani, S. Owen, S V., & Froman, S. D. (1988).
(2008). Academic procrastination of Development of a College Academic
undergraduates: Low self-efficacy to Self-efficacy Scale. Paper Dipresen-
self-regulate predicts higher levels of tasikan dalam Annual Meeting of the
procrastination. Contemporary Educa- National Council on Measurement in
tional Psychology, 33, 915–931. Education, New Orleans.

Komarraju, M., & Nadler, D. (2013). Self- Williams, J. D., & Takaku, S. (2011). Gender,
efficacy and academic achievement: writing self-efficacy, and help seeking.
why do implicit beliefs, goals, and International Journal of Business,
effort regulation matter? Learning and Humanities and Technology, 1 (3).
Individual Differences, 25, 67– 72. Diunduh pada 19 Februari 2015, dari
http://www.ijbhtnet.com/journals/V
Li, L. K. Y. (2012). A study of the attitude, ol_1_No_3_November_2011/5.pdf
self-efficacy, effort and academic
achievement of CityU students to- Zimmerman, B. J. (2000). Self-efficacy: an
wards research methods and statis- essential motive to learn. Contempora-
tics. Discovery – SS Student EJournal, 1, ry Educational Psychology, 25, 82–91.
154-183. Diunduh pada 15 Februari

86 PSIKOLOGIKA VOLUME 21 NOMOR 1 TAHUN 2016

Anda mungkin juga menyukai