Materi 2
Materi 2
1
Sumber Pencemar Udara
2
Latar Belakang
3
Pergub Jatim No. 10 tahun 2009
4
Dampak Polutan terhadap Kesehatan
5
KLIPING
6
Kliping 1
7
Kliping 2
8
Kliping 3
Dampak yang paling bisa dirasakan adalah menurunnya kualitas udara ambien di Kabupaten Gresik. Berdasarkan data yang
bersifat insindentil dari BLH Propinsi Jawa Timur Tahun 2009, Gresik mendapat peringkat pertama dengan konsentrasi SO2
tertinggi di Jawa Timur sebesar 0.027 ppm meskipun masih dibawah standar baku mutu udara ambien (SO2=0.1 ppm).
Konsenstrasi nilai SO2 ini bisa saja meningkat, mengingat data yang diambil merupakan data insidentil bukan secara periodik
dan intensitas aktivitas industri di Gresik yang semakin tinggi
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/achmadniam/bersahabat-dengan-polutan_54f4bfa4745513942b6c8ed3
9
FUNGSI PENGENDALIAN
10
Amanah Undang-undang
Pasal 20 ayat 3
Setiap orang diperbolehkan
untuk membuang limbah ke
media lingkungan dengan
UU 32/2009 persyaratan:
Perlindungan dan a. Memenuhi baku mutu
Pengelolaan lingkungan hidup
Lingkungan Hidup
b. Mendapat izin dari
Menteri, Gubernur, atau
bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya
11
Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara
(PPU)
12
Peraturan Perundangan PPU
1. UU 32/2009 tentang Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. PP 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
3. KEPMENLH No:KEP-13/MENLH/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak.
4. KEPKA-BAPEDAL No. 205/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian
Pencemaran Udara
5. KEPMENLH 48/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
6. KEPMENLH 49/1996 tentang Baku Mutu Getaran
7. KEPMENLH 50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan.
8. Permen LH No. 07/2007 tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak bagi Ketel
Uap
9. Permen LH No. 21/2008 tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak bagi Usaha
dan/atau Kegiatan Pembangkit Tenaga Listrik Termal
10. Permen LH No. 13/2009 tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak bagi Usaha
dan/atau Minyak dan Gas
11. PERMENLH 12/2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di
Daerah
12. Perda No. 2 Tahun 2005 ttg PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
13. Pergub Jatim No. 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi
Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur
13
Pergub Jatim No. 10 Tahun 2009
17
MANFAAT PENGENDALIAN EMISI
18
Penelitian dan Pemantauan
19
METODE PENGUMPULAN EMISI
20
Sampling dan Pemantauan
Pict sorce:
21
http://airtechenv.com/wp-content/uploads/2013/01/Sampling_1.jpg
Tujuan Sampling Sumber (Spesifik)
22
ALAT PENGENDALI EMISI
23
Tipe
24
Pengendali Partikulat
1. Siklon
2. Electrostatic Precipitator
3. Scrubber
4. Filter
25
Pengendali Gas
1. Absorpsi
2. Adsorpsi
3. Pembakaran/oksidasi
4. Kondensasi
26
Gravitasi
gravitational settling
the difference in mass
of the aerosol and the
carrying gas
27
Typical simple fabric filter baghouse design
28
Filter
29
Reverse-flow cyclones
30
Siklon (separator)
31
Electrostatic Precipitator
32
Electrostatic Precipitator
33
Electrostatic Precipitator
34
35
36
Scrubber
37
38
Adsorpsi
39
Kondensasi
40
Oksidasi (Pembakaran)
41
FORMULIR PEMANTAUAN PERALATAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN
42
43
44
45
Pencegahan Pencemaran di Hulu
Modifikasi Proses
Modifikasi Operasi
46
PENGAMBILAN SAMPEL UJI EMISI
47
PERSYARATAN CEROBONG
48
PERSYARATAN CEROBONG-Lanjutan
49
PERSYARATAN CEROBONG-Lanjutan
51
Persyaratan Sarana Pendukung
52
Persyaratan Sarana Pendukung-
lanjutan
3. Stop kontak aliran listrik yang sesuai dengan peralatan yang
digunakan. yaitu Voltase 220 V,30 A, Single phase, 50 Hz AC.
4. Penempatan sumber aliran listrik dekat dengan lubang
pengambilan sampel
5. Sarana dan prasarana pengangkutan serta perlengkapan
keamanan pengambilan sampel bagipetugas disediakan oleh
industri
53
Penempatan Lubang Sampling pada
Cerobong
54
Persyaratan Cerobong
55
Letak Lubang Sampling
56
Letak Lubang Sampling Genset/Boiler
57
Letak Lubang Sampling Genset/Boiler
58
Sarana Pendukung
59
Prinsip Pengambilan Sampel Emisi
60
Cerobong Berpenampang empat persegi panjang
Pict source:
http://blh.lamandaukab.go.id/index.php/public/info/detail/
62
berita/25
lubang pengambilan contoh
uji, dilengkapi dengan plate
flange.
63
http://www.activeset.org/photos/jogel/emissions_test_600.jpg
Teknis
https://alenhyp05.wordpress.com/lubang-sampling-
emisi-boiler/ 65
Teknis
Pict source:
66
https://klipingbekasi.files.wordpress.com/2012/07/dsc07873-1-640.jpg
Penentuan Titik-titik Lintas
67
• Jumlah titik-titik lintas pengukuran paling
sedikit 4 titik untuk diameter cerobong
<1m
• Dan paling banyak 20 titik untuk diameter
cerobong >4,5 m
• Masing-masing titik lintas pengukuran
mewakili lokasi dengan luasan yang sama
besar.
68
69
Pengambilan Sampel secara Kontinu
70
Penggunaan CEMS
71
CEMS
http://dayatotalsejatigrup.blogsp
ot.co.id/2013/12/stack-gas-
analyzer-system-cems.html
72
CEMS
http://dayatotalsejatigrup.blogspot.co.id/2013
73
/12/stack-gas-analyzer-system-cems.html
Kondisi Kualitas Udara Perkotaan
74
Spesifikasi Insinerator (1/2)
75
Spesifikasi Insinerator (2/2)
76
Data Teknis Insinerator
77
Data Teknis Insinerator
78
Pemantauan Emisi Insinerator (1/2)
79
Pemantauan Emisi Insinerator (2/2)
80
Pelaporan Emisi Insinerator
81
Baku Mutu Emisi Udara dari Insinerator
Kadar paling
tinggi pada
Tabel di atas
dikoreksi
terhadap 10%
oksigen (O2)
dan kondisi
normal (25
0C, 760 mm
Hg) dan berat
kering (dry
basis)
82
PELAPORAN
83
Pelaporan
84
Format Pelaporan dan Baku Mutu Emisi
(BME)
85
Format Pelaporan
• Sumber Emisi
• Kapasitas Produksi (ton/hari)
• Waktu operasional (jam)
• Flow rate gas (m3/s)
• Mass Flow (kg/h)
• Dimensi cerobong (m)
• Kelengkapan sarana sampling
(tangga dlsb)
• Parameter Pengujian
• Konsentrasi Terukur dan
• Terkoreksi
• Metoda Analisa
• Kec. Laju Alir Gas (m/s)
• Nilai dan Acuan Baku mutu
86
Institusi Tujuan Pelaporan (Sektor Energi)
• KLH : dataenergiKLH@gmail.com
KLH akan menjawab email dari perusahaan
sebagai bukti laporan telah diterima
• BLH Provinsi
• BLH Kab/Kota
87
Tata Cara Penyampaian Laporan
88
Format Pelaporan
Subjek email :
NAMA PERUSAHAAN DIIKUTI JENIS
LAPORAN YG DIKIRIM DAN PERIODE
DAN TAHUN
Contoh:
PT.XXX data hasil pemantauan emisi
semester I 2013
89
Format Pelaporan (Lanjutan)
90
Frekuensi Pelaporan
Pelaporan Rutin :
• 3 bulanan untuk data CEM
• 6 Bulanan untuk data pengukuran manual
Pelaporan kondisi abnormal atau Darurat :
• PPA &PPU PermenLH No.08 tahun 2009 dan
PermenLH No.21 tahun 2008
• Abnormal 2X 24 jam
• Darurat 1 X 24 jam
91
EVALUASI MANDIRI (SELF ASSESSMENT –
SA)
92
Jenis Isian Form SA
94
(1) Inventarisasi Emisi
95
(1) Inventarisasi Emisi
96
(1a) Inventarisasi Sumber Emisi
97
(1b) Titik Penaatan
98
(2) Ketaatan thd Parameter dan Baku Mutu
99
(2) Ketaatan thd Parameter dan Baku Mutu
100
Pergub Jatim No. 10 Tahun 2009
103
Format Pelaporan
• Sumber Emisi
• Kapasitas Produksi (ton/hari)
• Waktu operasional (jam)
• Flow rate gas (m3/s)
• Mass Flow (kg/h)
• Dimensi cerobong (m)
• Kelengkapan sarana sampling
(tangga dlsb)
• Parameter Pengujian
• Konsentrasi Terukur dan
• Terkoreksi
• Metoda Analisa
• Kec. Laju Alir Gas (m/s)
• Nilai dan Acuan Baku mutu
104
Format Pelaporan – Permen LH 13 Thn 2009
105
Frekuensi Pelaporan
Pelaporan Rutin :
• 3 bulanan untuk data CEM
• 6 Bulanan untuk data pengukuran manual
Pelaporan kondisi abnormal atau Darurat :
• PPA &PPU PermenLH No.08 tahun 2009 dan
PermenLH No.21 tahun 2008
• Abnormal 2X 24 jam
• Darurat 1 X 24 jam
106
Hasil Pengukuran dari Lab Terakreditasi
107
(3) Menghitung Beban Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
108
Menghitung Beban Emisi (Lanjutan) : menggunakan data
sampling emisi cerobong
• Data Cerobong
– Dimensi stack (cerobong): h (tinggi, m) , d (diameter,m)
– untuk menentukan luas penampang
𝐴 = 1 4 𝜋𝑑 2 = 𝜋𝑟 2 (penampang lingkaran)
A = (Panjang x lebar) (penampang segi empat)
– Kecepatan laju alir gas buang di cerobong : V(m/detik)
Laju alir gas buang : Q = V. A = (m/detik) x (m2) = (m3/detik)
• Konsentrasi parameter gas buang : C (mg/m3)
• Beban emisi : E = C . Q
(mg/detik) = (mg/m3) x (m3/detik)
• Beban emisi : mg / detik dikonversi ke kg/tahun
(mg/detik) * 10-6 (kg/mg) * 3600 (detik/jam) * Operasional (jam/tahun)
109
Equivalent CO2
111
(5) Beban Pencemaran
112
Form SA Pengukuran CEMS
114
(1) Inventarisasi Titik Penaatan CEMS
115
(2) Pelaporan Baku Mutu CEMS
116
(2) Pelaporan Baku Mutu CEMS - Lanjutan
117
(3a) Pelaporan CEMS NOx
118
(3b) Pelaporan CEMS Partikulat
119
Pelaporan CEMS Parameter Lainnya
123
(5) Ketentuan Teknis
124
PENGAWASAN
125
Tujuan Pengawasan
126
Instansi yang Mengawasi
127
Kewenangan Pengawas
128
Prosedur Pengumpulan Data
129
Kegiatan Persiapan Pengawasan
130
Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan
1. Persiapan
2. Proses masuk ke perusahaan
3. Pertemuan pendahuluan
4. Pengumpulan data dan informasi
5. Pemeriksaan Fasilitas Pengendalian
Pencemaran Udara
131
Pengumpulan Data/Informasi
132
Pengumpulan Data/Informasi
133
PENUTUP
134
Laboratorium Pengendalian Pencemaran
udara dan Perubahan Iklim
Research Project
• Sistem Pemantau Kualitas Udara dengan
mikrokontroller
• Tujuan: Sistem pemantau kualitas udara
ambien yang handal dengan biaya
terjangkau
135
References
136