Anda di halaman 1dari 13

HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM PROMOSI KESEHATAN PROGRAM

KELUARGA BERENCANA (KB) IUD DI BANDUNG

COMMUNICATION CONSIDERATIONS IN HEALTH PROMOTIONS FAMILY


PLANNING PROGRAM (KB) IUD IN BANDUNG

Ditha Prasanti
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Jatinangor ± Sumedang KM.21 Bandung
email : dithaprasanti@gmail.com

(Diterima: 02-01-2018; Direvisi: 05-06-2018; Disetujui terbit: 07-06-2018)

ABSTRAK
Kesehatan menjadi faktor utama yang menarik perhatian publik saat ini. Dalam upaya meningkatkan kualitas
kesejahteraan sosial dan kesehatan masyarakat, maka pemerintah pun melakukan promosi kesehatan program
Keluarga Berencana (KB) di berbagai daerah. Program KB ini memiliki berbagai pilihan, tetapi yang saaat ini
sedang didorong pemerintah adalah penggunaan KB IUD. Kegiatan promosi kesehatan ini juga terjadi di desa
Cimanggu, kab.Bandung Barat. Dinas Kesehatan bekerjasama dengan pihak desa Cimanggu dalam rangka
melakukan promosi kesehatan program KB IUD. Tetapi, pada kenyataannya, program ini tidak semudah yang
dipikirkan. Oleh karena itu, penulis mengangkat penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui hambatan
komunikasi dalam promosi kesehatan program Keluarga Berencana (KB) IUD di desa Cimanggu,
kab.Bandung Barat.
Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dalam
menentukan informan, penulis menggunakan teknik sampling purposive, diperoleh 4 orang informan. Adapun
teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa hambatan komunikasi dalam promosi kesehatan program
Keluarga Berencana (KB) IUD di desa Cimanggu, kab.Bandung Barat ini meliputi: (1) hambatan pendidikan
warga desa Cimanggu, sebagai komunikan dalam kegiatan promosi kesehatan program KB IUD; (2) hambatan
budaya warga desa Cimanggu, yang masih kental dengan nilai-nilai kearifan lokal yang berkembang di desa
Cimanggu; (3) hambatan psikologis, perasaan takut dan khawatir nyeri berlebihan yang dialami oleh warga
desa Cimanggu, tentu dalam hal ini adalah perempuan dalam usia produkif.

Kata Kunci:
Hambatan, Komunikasi, Promosi, Kesehatan, Program Keluarga Berencana

ABSTRACT
Health is the main factor that attracts the public attention today. In an effort to improve the quality of social
welfare and public health, the government also conducts health promotion of family planning programs (KB)
in various regions. This family planning program has various options, but the government currently being
pushed is the use of KB IUD. This health promotion activity also took place in the village of Cimanggu, West
Bung. Dinas Kesehatan cooperate with Cimanggu village to conduct health promotion of KB IUD program.
But, in fact, the program is not as easy as it thinks. Therefore, the authors raised this study which aims to
determine the barriers of communication in the health promotion of Family Planning Program (KB) IUD in
Cimanggu village, West Bandung.
The research approach is qualitative approach with descriptive method. In determining informant, writer use
purposive sampling technique, got 4 person informant. The data collection techniques are observation,
interview, and documentation study.
The results of the research show that communication barriers in health promotion of IUD family planning
program in Cimanggu village, West Bupang Regency cover: (1) education barrier of Cimanggu villagers

55
as communicant in health promotion program of IUD family planning program; (2) cultural barriers of
Cimanggu villagers, which are still strong with the values of local wisdom

oleh perempuan usia 15±49 tahun, yang

PENDAHULUAN kemudian disebut dengan angka kelahiran


total atau total fertility rate (TFR). Keluarga
Proses komunikasi terjadi dalam
yang mengikuti program KB diharapkan
setiap ruang kehidupan manusia. Jika
dapat meningkatkan kesejahteraan dan
berbicara tentang ruang, tentu cakupannya
kualitas kehidupan mereka. Kebijakan
akan luas. Salah satu aspek ruang yang
keluarga berencana biasanya dilakukan
penting adalah tentang kajian komunikasi
pada saat pemerintah kurang mampu untuk
kesehatan. Dalam komunikasi kesehatan,
mengimbangi tingkat laju pertumbuhan
kita juga mengenal adanya sebuah proses
penduduk, dengan kebutuhan serta fasilitas
komunikasi yang berjalan demi tercapainya
yang dapat menjamin kesejahteraan
tujuan komunikasi yang diharapkan.
penduduknya. Sebenarnya jumlah
penduduk yang besar dapat menjadi potensi
Komunikasi juga mampu
penggerak yang kuat jika penduduknya
menciptakan hubungan antara tenaga medis
berkualitas (Pratiwi & Basuki: 2012).
dengan pasien untuk mengenal kebutuhan
dan menentukan rencana tindakan.
Dalam hasil penelitiannya, Pratiwi
Kemampuan komunikasi tidak terlepas dari
dan Basuki (2012) menggambarkan bahwa
tingkah laku yang melibatkan aktifitas fisik,
akses pelayanan program KB dirasa
mental dan dipengaruhi oleh latar belakang
dianggap kurang memadai, karena tidak
sosial, pengalaman, usia, pendidikan dan
semua Posyandu di pedesaan dibekali
tujuan (Prasanti & Pratamawaty: 2017).
dengan infrastruktur dan keahlian
pemeriksaan KB, ditambah lagi dengan
Keluarga Berencana atau disingkat
kurangnya presentasi tentang pengetahuan
KB merupakan program yang ada di hampir
KB di daerah pedesaan, sehingga mayoritas
setiap negara berkembang, termasuk
masyarakat Indonesia yang berdomisili di
Indonesia. Program ini bertujuan untuk
pedesaan masih kurang pengetahuan
mengontrol jumlah penduduk dengan
tentang Program KB dan manfaatnya.
mengurangi jumlah anak yang dilahirkan
Masih adanya stigma di masyarakat bahwa

56
banyak anak banyak rezeki, padahal zaman KAJIAN LITERATUR
semakin maju dan harus diimbangi dengan
Komunikasi Kesehatan
pemikiran logis dengan sumber daya alam Definisi komunikasi kesehatan sebenarnya
melekat pada hubungan konseptual antara
yang semakin berkurang.
komunikasi dengan kesehatan sehingga
konsep komunikasi memberikan peranan
pada kata yang mengikutinya. Komunikasi
Pemerintah telah mengeluarkan
kesehatan adalah studi yang mempelajari
Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 bagaimana cara menggunakan strategi
komunikasi untuk menyebarluaskan
tentang Perkembangan Kependudukan dan
informasi kesehatan yang dapat
Pembangunan Keluarga yang memengaruhi individu dan komunitas agar
mereka dapat membuat keputusan yang
menggantikan Undang-Undang No. 10
tepat berkaitan dengan pengelolaan
Tahun 1992 tentang Perkembangan kesehatan. Atau dapat pula didefinisikan
sebagai studi yang menekankan peranan
Kependudukan dan Pembangunan
teori komunikasi yang dapat digunakan
Keluarga Sejahtera dapat dijadikan sebagai dalam penelitian dan praktik yang berkaitan
dengan promosi kesehatan dan
grand design dalam pengendalian laju
pemeliharaan kesehatan (Liliweri,
pertumbuhan penduduk. Kehadiran UU ini 2009:48).
disesuaikan dengan perubahan sistem
Komunikasi kesehatan merupakan
pemerintahan di dalam negeri dari pendekatan dari berbagai segi dan berbagai
disiplin ilmu untuk menggapai berbagai
pemerintahan sentralistik ke desentralisasi.
macam sasaran dan berbagi informasi
Konsekuensinya, arah pembangunan dapat kesehatan dengan cara mempengaruhi,
menarik perhatian dan mendukung
bereorientasi pada pembangunan
individu, komunitas, tenaga medis,
berwawasan kependudukan yang kelompok khusus, pembuat kebijakan,
pemuka masyarakat untuk
menekankan pada kualitas SDM dalam
memperjuangkan, memperkenalkan,
pembangunan daerah berbasis kompetensi. mengadopsi, mempertahankan perilaku,
perbuatan, kebijakan yang akhirnya
Tujuan program Kependudukan dan
mengembangkan hasil yang sehat
Keluarga Berencana (KB), selain (Wahyudin: 2014).
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan
Health communication is a process
anak, juga menekan laju pertumbuhan for the development and diffusion of
messages to specific audiences in
penduduk. Laju pertumbuhan penduduk
order to influence their knowledge,
akan menjadi masalah yang besar jika tidak attitudes,and beliefs in favor of
healthy behavior choices (Hornik:
ditangani secara serius, karena
2006)
pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa
Komunikasi kesehatan didefinisikan
disertai pertambahan produksi akan
dengan beragam sesuai dengan tujuan yang
menjadi beban yang berat bagi pemerintah ingin dicapai dalam proses komunikasinya.
Tujuan komunikasi kesehatan untuk
daerah (Pratiwi & Basuki: 2012).

57
memberi informasi dan mempengaruhi perasaan. Pasien berusaha membagi
keputusan individu atau komunitas, terlihat perasaannya kepada petugas kesehatan, dan
dalam definisi yang diberikan oleh New petugas kesehatan memberi semangat
South Wales Department of Health, kepadanya (Runtiko: 2009).
Australia:
³+HDOWK FRPPXQLFDWLRQ LV D NH\ 3URPRVL .HVHKDWDQ
strategy to inform the public about Dalam hasil penelitian yang dilakukan
health concerns and to maintain Wibawati, Zauhar, dan Ryanto (2014)
important health issues on the
SXEOLF DJHQGD´ 6FKLDYR menunjukkan bahwa komunikasi
merupakan faktor yang menentukan
Sedangkan definisi komunikasi kesehatan
yang lain bertujuan untuk mengubah keberhasilan implementasi kebijakan
perilaku dapat dilihat dari definisi mensyaratkan agar para aktor implementor
komunikasi kesehatan yang disampaikan
Clift dan Freimuth dalam Schiavo bahwa mengetahui apa yang harus dilakukan.
³health communication, like health Dalam hal ini, komunikasi berkenaan
education, is an approach which attempts
to change a set of behaviors in a large scale dengan pelaksanaan promosi kesehatan di
target audience regarding a specific dalam gedung puskesmas maupun di luar
SUREOHP LQ D SUHGHILQHG SHULRG RI WLPH ´
gedung puskesmas, ketersediaan sumber
Komunikasi kesehatan antar pribadi banyak daya untuk melaksanakan program, sikap
dikemukakan oleh para pakar komunikasi
di Indonesia. Komunikasi kesehatan dan tanggap dari para pihak yang terlibat,
antarpribadi cenderung berkaitan erat dan bagaimana struktur organisasi
dengan proses kuratif, atau proses
penyembuhan. Komunikasi ini terjadi pelaksana kebijakan.
misalnya antara dokter dan pasien, perawat
dan pasien. Sifat komunikasi antar pribadi
yang berpotensi lebih besar dalam proses Menurut Simnett dan Elwes (1994),
perubahan sikap dibanding bentuk promosi kesehatan sebagai upaya
komunikasi yang lain, mendukung
kecenderungan untuk digunakan sebagai memperbaiki kesehatan: memajukan,
proses terapeutik walaupun tidak menutup mendukung, mendorong dan menempatkan
kemungkinan digunakan pula dalam proses
promotif dan preventif. Komunikasi kesehatan lebih tinggi pada agenda
terapeutik sebagai salah satu bentuk perorangan maupun masyarakat umum
komunikasi kesehatan, paling tidak
mempunyai beberapa kecenderungan sifat. Menurut Notoatmodjo (2007) promosi
Pertama, saling membuka diri antara pasien kesehatan pada hakikatnya merupakan
dan petugas kesehatan. Pasien membuka kegiatan atau usaha menyampaikan pesan
diri mengenai penyakit yang dideritanya, kesehatan kepada masyarakat kelompok
sedangkan petugas kesehatan membuak diri atau individu. Pelaksanaan promosi
untuk mendorong tujuan penanganan. kesehatan menurut Ginting dkk dalam
Kedua, fokus percakapan yang dimaksud Panduan Promosi Kesehatan Dalam
ialah permasalahan sakit yang dirasakan Departemen Kesehatan RI (2008) dikenal
pasien. Ketiga, topik yang dibicarakan adanya 3 (tiga) jenis sasaran, yaitu (1)
bersifat personal dan relevan dengan tujuan sasaran primer, (2) sasaran sekunder dan (3)
penanganan. Keempat, penggunaan sasaran tersier.

58
ini adalah untuk membuat deskipsi,
Salah satu tonggak promosi kesehatan gambaran atau lukisan secara sistematis,
dalam Departemen Kesehatan RI (2008) faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
adalah Deklarasi Jakarta yang lahir dari sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
Konferensi International Promosi yang diselidiki.
Kesehatan ke-4. Deklarasi ini merumuskan:
Metode penelitian yang digunakan adalah
1) Promosi kesehatan adalah investasi PHWRGH NXDOLWDWLI ³0HWRGRORJL DGDODK
utama yang memberikan dampak pada proses, prinsip, dan prosedur yang kita
determinan kesehatan, memberikan gunakan untuk mendekati problem dan
manfaat kesehatan terbesar pada PHQFDUL MDZDEDQ´ 0XO\DQD
masyarakat. 2) Promosi kesehatan Menurut Sugiyono (2007: 1), metode
memberikan hasil positif yang berbeda penelitian kualitatif merupakan suatu
dibandingkan upaya lain dalam penelitian yang digunakan untuk meneliti
meningkatkan kesetaraan bagi masyarakat pada objek yang alamiah dimana peneliti
dalam kesehatan. adalah sebagai instrumen kunci, teknik
3) Deklarasi Jakarta juga merumuskan pengumpulan data dilakukan secara
gabungan, analisis data bersifat induktif,
prioritas promosi kesehatan abad 21,
dan hasil penelitian kualitatif lebih
meningkatkan tanggung jawab sosial dalam menekankan makna daripada generalisasi.
kesehatan, meningkatkan investasi untuk
Penelitian kualitatif bertujuan
pembangunan kesehatan, konsolidasi dan mempertahankan bentuk dan isi perilaku
manusia dan menganalisis kualitas-
perluasan kemitraan untuk kesehatan,
kualitasnya, alih-alih mengubahnya
meningkatkan kemampuan masyarakat dan menjadi entitas-entitas kuantitatif
(Mulyana, 2008: 150).
pemberdayaan individu-individu serta
menjamin tersedianya infrastruktur Observasi yang peneliti lakukan yaitu
penelitian berdasarkan kondisi di lapangan,
promosi kesehatan. Pendidikan kesehatan
peneliti tidak terlibat dalam kegiatan
merupakan komponen yang penting dalam tersebut hanya mengamati gejala-gejala
yang ada di lapangan yang kemudian
promosi kesehatan (Depkes RI: 2008).
dilakukan analisis untuk mendapatkan
kesimpulan dari penelitian yang dilakukan,
yaitu tentang hambatan komunikasi dalam
METODE PENELITIAN
promosi kesehatan program KB IUD di
. desa Cimanggu, kab.Bandung Barat.
Dalam menyelesaikan penelitian ini,
penulis menentukan metode penelitian yang
Teknik Pengumpulan Data
cocok digunakan untuk menggambarkan
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
fenomena masalah yang terjadi. Pendekatan
kualitatif adalah dengan melakukan
penelitian yang digunakan dalam penelitian
observasi, wawancara mendalam, dan studi
ini adalah pendekatan kualitatif dengan
dokumentasi.
metode deskriptif. Metode deskriptif adalah
1) Observasi
suatu metode dalam meneliti setatus
Observasi yang dilakukan dalam penelitian
sekelompok manusia, suatu obyek, suatu
ini adalah pengamatan. Pengamatan
set kondisi, suatu sistem pemikiran,
dilakukan dengan cara nonparticipant
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
observation, tentang objek yang diteliti
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif

59
yaitu hambatan komunikasi dalam promosi membuat abstraksi (rangkuman inti)
kesehatan program KB IUD di desa sehingga menjadi suatu informasi. Satuan-
Cimanggu, kab.Bandung Barat. satuan ini kemudian disusun dan terakhir
2) Wawancara mengadakan keabsahan data.
Wawancara yang dilakukan penulis dalam
penelitian dimaksudkan untuk mengetahui Burhan Bungin (2007: 253-259)
pandangan, kejadian, kegiatan, pendapat, menyatakan bahwa penelitian kualitatif
perasaan dari informan (subjek matter menghadapi persoalan penting mengenai
expert). Wawancara yang dilakukan yaitu pengujian keabsahan hasil penelitian.
untuk mengetahui hambatan komunikasi Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan
dalam promosi kesehatan program KB IUD keabsahannya karena beberapa hal;
di desa Cimanggu, kab.Bandung Barat. (1) Subjektifitas peneliti, (2) Kelemahan-
kelemahan metode wawancara, (3) Sumber
data kualitatif yang kurang dapat dipercaya.
Untuk mendapat keabsahan hasil penelitian
3) Studi Dokumentasi tentang hambatan komunikasi dalam
Menurut Burhan Bungin (2007: 121), promosi kesehatan program KB IUD di
metode dokumenter adalah metode yang desa Cimanggu, kab.Bandung Barat,
digunakan untuk menelusuri data historis. peneliti menggunakan teknik-teknik
Dokumentasi dalam penelitian ini pemeriksaan keabsahaan sebagai berikut.
diperlukan terutama untuk memperkaya
landasan teoritis dan literatur penelitian 1). Ketekunan Pengamatan
terdahulu dalam mempertajam analisis Ketekunan pengamatan di lapangan yang
penelitian yang berkaitan dengan hambatan dilakukan penulis dimaksudkan untuk
komunikasi dalam promosi kesehatan memperoleh derajat keabsahan yang tinggi.
program KB IUD di desa Cimanggu, Pengamatan dilakukan secara
kab.Bandung Barat. nonparticipant, yaitu penulis melakukan
mengamati proses komunikasi tanpa ikut
berperan serta.
Teknik Analisis Data
Analisis atau mengolah data merupakan 2). Metode Trianggulasi.
upaya mencari dan menata secara Trianggulasi yang dilakukan penulis yaitu
sistematik catatan hasil observasi, triangulasi sumber data, yaitu
wawancara mendalam dan studi membandingkan data hasil pengamatan
dokumentasi dengan tujuan meningkatkan dengan data hasil wawancara.
pemahaman penelitian tentang temuan-
temuan atas permasalahan yang diteliti. 3). Kecukupan Refensial
Kecukupan refensial dilakukan dengan
Dalam proses analisis data digunakan memperbanyak referensi yang dapat
metode induktif, karena itu penelitian ini menguji dan mengoreksi hasil penelitian
tidak membuktikan hipotesis, tetapi lebih yang dilakukan, baik referensi yang berasal
merupakan pembentukan abstraksi dari orang lain maupun referensi yang
berdasarkan bagian-bagian yang telah diperoleh selama penelitian. Berdasarkan
dikumpulkan dan dikelompokkan. Analisis tahapan-tahapan yang telah dipaparkan,
dimulai ketika pengumpulan data dilakukan data dapat ditafsirkan dan diolah menjadi
dan dikerjakan secara intensif setelah hasil penelitian.
meninggalkan lapangan. Analisis data
dimulai dengan menelaah sumber data yang
Informan Penelitian
tersedia dari berbagai sumber, kemudian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
dilakukan reduksi data dengan cara
teknik pengambilan informan dengan

60
teknik sampling purposive, yakni memegang peranan penting dalam
menentukan jumlah informan sesuai komunikasi sebab ia menentukan
dengan kebutuhan penulis. Adapun berlanjutnya komunikasi atau berhentinya
informan penelitian sebagai berikut: komunikasi yang dilancarkan oleh
komunikator . Dengan kata lain, umpan
1. Syn, ibu kades desa Cimanggu balik menentukan sukses atau tidaknya
2. St Ha, kader program KB desa sebuah proses komunikasi dilangsungkan
Cimanggu (Prasanti & Fuady: 2017).
3. Ajn, ibu warga desa Cimanggu
4. Dw, kader program KB
Berikut ini adalah pemaparan hasil
penelitian penulis yang diuraikan dalam
beberapa point, sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN 1.Hambatan Pendidikan
Setelah dilakukan wawancara dengan
Berdasarkan hasil wawancara dan beberapa informan, penulis
observasi, penulis dapat menghasilkan mengelompokkan hasil penelitian ini sesuai
temuan penelitian yang baru tentang dengan kategori dari hambatan komunikasi
Hambatan Komunikasi Dalam Promosi itu sendiri. Informan pertama penulis, ibu
Kesehatan Program KB IUD di desa Kades, Syn, memaparkan fenomena ini
Cimanggu. Dalam salah satu bentuk sebagai salah satu hal yang perlu
kegiatan komunikasi kesehatan ini yaitu diselesaikan.
promosi kesehatan program KB IUD,
terlihat adanya hambatan yang ³.DODX \DQJ ODJL NDPL GLVNXVLNDQ
menyebabkan tujuan komunikasi yang disini, salah satunya tentang
diharapkan pun tidak tercapai. gimana caranya supaya masyarakat
desa tuh pada mau pake program
Dalam penelitian ini, penulis sengaja KB IUD, ketimbang suntik, pil, atau
menggunakan metode deskriptif kualitatif implant ya yang jangka pendek.
untuk menggambarkan fenomena masalah Padahal pake IUD itu aman dan
penelitian yang terjadi, karena belum ada jangka panjang pula. Tapi masih
yang mengangkat penelitian ini. Sementara susah aja bu, saya juga
beberapa penelitian terdahulu yang ada kebingungan. Makanya tim kader
dilakukan dengan metode kuantitatif, KB di sini juga digerakkan oleh
padahal kita pun perlu mengetahui Puskesmas dan Dinkes juga supaya
gambaran yang menceritakan hambatan bisa menyukseskan program
komunikasi dalam promosi kesehatan promosi kesehatan penggunaan KB
program KB IUD di desa Cimanggu, IUD di Cimanggu ini. Perkiraan
kab.Bandung Barat. sementara kami mah kayaknya
karena masyarakat belum
Terlihat bahwa dalam komunikasi terdapat semuanya memahami pentingnya
tiga unsur penting, yaitu : komunikator, kelebihan pake IUD dibandingkan
pesan, dan komunikan. Dengan demikian, SURJUDP .% \DQJ ODLQ ´
agar komunikasi berlangsung secara efektif
maka kita harus memerhatikan faktor-
faktor tersebut, yaitu komunikator, pesan, Penuturan informan di atas menjelaskan
dan komunikan. Faktor lain yang penting bahwa ada hambatan komunikasi yang
dalam suatu proses komunikasi adalah terjadi dalam proses promosi kesehatan
umpan balik atau efek. Umpan balik program KB IUD kepada masyarakat desa

61
Cimanggu, tentu yang menjadi sasaran memang sebagian besar warga desa
disini adalah para ibu-ibu yang telah Cimanggu ini mata pencahariannya adalah
menikah dan berada pada zona usia petani, dan faktor pendidikan masih kurang
produktif. Syn, dalam penuturannya menjadi fokus prioritas. Artinya, masih
menyebutkan adanya hambatan komunikasi sedikit juga warga desa yang memutuskan
yaitu hambatan pendidikan warga desa untuk sekolah sampai pendidikan tinggi.
Cimanggu. Hambatan pendidikan ini Dalam penelitian ini, penulis melihat
ditandai dengan ketidakpahaman warga adanya hambatan pendidikan yang
desa Cimanggu tentang hal-hal positif yang menyebabkan warga desa Cimanggu juga
diperoleh jika menggunakan program KB tidak antusias dengan program KB IUD.
IUD.
Selanjutnya, informan ini merupakan warga
Informan selanjutnya, salah satu kader aktif desa Cimanggu, Ajn, yang juga
program Keluarga Berencana (KB), St Ha menggunakan program KB pil selama ini.
juga menyampaikan tentang tanggapanya Menurutnya, dia memilih menggunakan
mengenai hambatan komunikasi dalam KB pil karena merasa sudah terbiasa
promosi kesehatan program KB IUD ini. sehingga jika mencoba program KB yang
Menurut St Ha, hal yang menghambat itu lain khawatir tidak cocok.
adalah kurangnya pengetahuan warga desa
Cimanggu tentang dampak positif dari KB ³0XKXQ DEL PDK QJDQJJR SLO ZH
IUD dibandingkan program KB jangka KB na, kumaha da tos kabiasaan ti
pendek. NDSXQJNXU KHKH«VDXU VHSXK JH
atos we ku pil KB mah, tatanggi ge
³6HEHWXOQ\D DNVHSWRU SURJUDP .% seueur nu nganggo pil, kabuktian
di Cimanggu ini bisa dikatakan hasilna ge nya teu aya efek samping
berhasil bu, tapi sebagian besar na kitu. Teras kana salira na ge nya
warga desa disini pada milih pake teu aya matak kitu, janten ah wios
KB suntik, pil dan implant. Mereka mun seep, nya uih deui ka puskemas
pada nyaman pake yang jangka we, kanggo KB pil deui. Upami IUD
pendek, dibandingkan KB IUD yang mah abi sieun kumaha-kumaha,
jelas aman dan jangka panjang KHKH«Q\D NXPDUJL WRV ELDVD HWD
juga. Kalo ditanya kenapa, katanya QJDQJJR SLO .% ZDH ´
karena udah bisa pake suntik atau
pil aja. Mayoritas warga desa nya
pada gak mau pake IUD bu. Berdasarkan penuturan informan di atas,
Memang sih, warga desa di sini kan penulis melihat bahwa hambatan
jarang ya yang sekolah tinggi, jadi pendidikan memang menjadi salah satu hal
faktor pengetahuan gitu bisa jadi yang menghambat terlaksananya promosi
juga yang jadi hambatannya selama kesehatan program KB IUD. Minimnya
ini. Karena faktor ga tau soal pengetahuan yang dimiliki oleh warga desa
informasi IUD itu, terus gak ada pun mengakibatkan rendahnya kesadaran
NHPDXDQ MXJD XQWXN FDUL WDX ´ mereka dalam mencari informasi tentang
dampak positif dari IUD sendiri. Hal ini
juga disebabkan karena faktor pendidikan
Hasil wawancara dengan pihak kader KB yang belum dijadikan prioritas utama,
tersebut juga menghasilkan temuan yang sehingga pengetahuan tentang berbagai
sama mengenai adanya hambatan informasi kesehatan pun menjadi kurang.
pendidikan sebagai faktor penghambat
dalam promosi kesehatan program KB IUD Informan lainnya pun menyampaikan hal
ini. Berdasarkan pernyataan informan ini, yang sama, Dw, kader KB desa Cimanggu

62
juga memaparkan bahwa hambatan tiba. Terus ada juga kan yang
pendidikan ini menjadi salah satu faktor bilang nanti IUD nya malah bawa
penghambat dalam proses promosi efek samping, kan alat gitu
kesehatan program KB IUD bagi warga dimasukkin itu bahaya. Nah ini tuh
desa disini. Oleh karena itu, Dinas dah menyebar gitu, padahal kami
Kesehatan dan Puskesmas juga udah sering kasih penyuluhan juga.
menggalakkan berbagai program kegiatan Tapi jadinya ya itu tadi malah
yang memberikan informasi tentang KB jawabnya udah biasa pake pil atau
IUD yang sangat bermanfaat. Salah VXQWLN MDGL JDN PDX JRQWD JDQWL´
satunya, tim kader juga aktif melakukan
program penyuluhan.
Pernyataan di atas menunjukkan dengan
jelas adanya hambatan budaya, kebiasaan
2. Hambatan Budaya yang berkembang di suatu masyarakat.
Selain hambatan pendidikan, penulis Dalam penelitian ini adalah warga desa
menemukan adanya hambatan komunikasi Cimanggu yang memegang kental faktor
yang lain dalam proses promosi kesehatan budaya tersebut sehingga bersikeras untuk
program KB IUD di desa Cimanggu ini, tidak memilih menggunakan program KB
yaitu hambatan budaya. IUD. Budaya yang berkembang di sebuah
desa inilah yang sepertinya perlu perhatian
Berdasarkan hasil wawancara dengan para khusus untuk dibenahi terkait dengan
informan tersebut, mayoritas menyebutkan promosi kesehatan program KB IUD.
adanya hambatan budaya yang
menyebabkan warga desa tidak mau
menggunakan program KB IUD, sehingga 3.Hambatan Psikologis
lebih memilih program KB jangka pendek. Unsur lain yang menjadi hambatan
Penulis menemukan hasil yang menarik komunikasi yang diperoleh melalui
bahwa faktor budaya menjadi penghambat penelitian ini adalah hambatan psikologis.
dalam promosi kesehatan program KB IUD Unsur psikologis yang berkaitan dengan
ini. Dalam hal ini, budaya adalah kebiasaan, rasa yang dialami oleh warga desa tersebut
kultur, hasil cipta akal, rasa, dan karsa yang menjadi kategori hambatan psikologis.
berkembang di suatu daerah. Inilah yang Berdasarkan wawancara dan observasi
ditunjukkan oleh warga desa Cimanggu. yang telah dilakukan, mayoritas informan
menyampaikan kepada penulis mengenai
Salah satu informan memaparkan tentang adanya rasa takut jika menggunakan
contoh dari hambatan budaya ini: program KB IUD, karena tidak biasa itulah
sehingga warga desa pun tidak berani untuk
³:DK XQWXN PHPSURPRVLNDQ berganti dari KB pil atau suntik menjadi KB
program KB IUD ini emang tugas IUD. Perasaan tidak nyaman, khawatir,
besar disini. Soalnya warga desa takut, dan tidak berani ini menjadi
nya sendiri udah punya pendapat penghambat yang akan menentukan
lain tentang IUD, ada banyak seseorang dalam mengambil keputusan.
gossip negatif tentang IUD Misalnya, hal inipun diperkuat oleh
berkembang dan menyebar di pernyataan dari St Ha, kader KB yang
masyarakat. Alhasil, jadi warga menyampaikan:
desa tuh pada gak mau. Saya juga
heran ya, kenapa kok bisa gitu ya, ³<D NDODX GLWDQ\D NHQDSD EX NRN
misalnya gini, gak mau pake IUD gak mau pake IUD, jawabannya tuh
soalnya nanti takut IUD nya masuk takut ah nanti malah copot terus
ke jantung, atau copot gitu tiba- masuk kemana-mana gitu, ke

63
bagian tubuh yang lain, kalo ke (1) Hambatan pendidikan warga desa
jantung kan bahaya, Cimanggu, sebagai komunikan dalam
KHKH«3DGDKDO MDZDEDQQ\D NDQ kegiatan promosi kesehatan program KB
gak masuk akal ya, tapi ya ada juga IUD;
yang keukeuh, ah neng say amah (2) Hambatan budaya warga desa
udah biasa pake suntik aja aman Cimanggu, yang masih kental dengan nilai-
kok, udah enak pake KB ini aja, nilai kearifan lokal yang berkembang di
sekeluarga saya juga pada pake. desa Cimanggu;
Nah yang kayak gini bu, jawaban (3) Hambatan psikologis, perasaan takut,
para warga desa tuh, yang bikin cemas, khawatir nyeri yang berlebihan
agak susah juga untuk mendukung dialami oleh warga desa jika menggunakan
promosi kesehatan program KB program KB IUD.
IUD. Ya, mungkin karena
geografisnya ya, di desa itu kental 6DUDQ
banget unsur budaya dan $GDSXQ VDUDQ \DQJ LQJLQ GLEHULNDQ
kekeluargaanya, jadi ya udah SHQXOLV WHUNDLW GHQJDQ SHQHOLWLDQ \DQJ WHODK
percaya aja gitu sama gossip yang GLODNXNDQ LQL \DLWX
berkembang dan diyakini benar itu
tadi.´ 3HQXOLV PHOLKDW DGDQ\D KDPEDWDQ
SHQGLGLNDQ KDPEDWDQ EXGD\D GDQ
KDPEDWDQ SVLNRORJLV GDODP SURPRVL
Jika dicermati, penulis dapat melihat
NHVHKDWDQ SURJUDP .% ,8' GL GHVD
adanya kesinambungan dari hambatan
komunikasi yang telah diceritakan oleh &LPDQJJX LQL 2OHK NDUHQD LWX VHEDLNQ\D
para informan ini. Baik itu hambatan SLKDN NDGHU DSDUDW GHVD 3XVNHVPDV
pendidikan, hambatan budaya, maupun EHVHUWD 'LQDV DWDX OHPEDJD ODLQ \DQJ
hambatan psikologis, memiliki pengaruh WHUNDLW WHWDS RSWLPLV PHODNXNDQ NRRUGLQDVL
yang kuat satu sama lain. Inilah yang terjadi GDQ HYDOXDVL GDODP VHWLDS SURJUDP
di warga desa Cimanggu. Meskipun NHJLDWDQ 3HQXOLV PHQ\DGDUL EDKZD
demikian, informan juga menyampaikan
NHWHUSDNVDDQ EXNDQODK KDO \DQJ EDLN
bahwa tim kader desa Cimanggu bersama
lembaga lain tetap mengupayakan berbagai DUWLQ\D NLWD WHWDS PHQJKDUJDL EXGD\D \DQJ
macam kegiatan dalam rangka GLMXQMXQJ WLQJJL ROHK ZDUJD GHVD WHWDSL
meningkatkan promosi kesehatan program EHUXVDKD PHOXUXVNDQ EHUEDJDL LQIRUPDVL
KB IUD, mulai dari tingkat RW sampai NHVHKDWDQ \DQJ EHOXP WHUEXNWL
dengan tingkat Kecamatan, melalui NHEHQDUDQQ\D VHFDUD PHGLV PLVDOQ\D
program-program di Puskesmas.
GHQJDQ PHQJRSWLPDONDQ SHUDQ PHGLD
SURPRVL NHVHKDWDQ
3(18783 UCAPAN TERIMAKASIH
Kesimpulan Penulis mengucapkan terimakasih
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi banyak kepada berbagai pihak yang telah
yang dilakukan peneliti dalam penelitian memberikan izin, motivasi, dan berbagi
ini, maka peneliti dapat menyimpulkan
inspirasi sehingga terlaksananya penelitian
tentang Hambatan Komunikasi dalam
Promosi Kesehatan Program Keluarga ini. Prof.Deddy Mulyana, ph.D, sebagai
Berencana (KB) IUD di desa Cimanggu, Guru Besar sekaligus Ketua Pusat Studi
kab.Bandung Barat, sebagai berikut: Komunikasi Kesehatan Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Padjadjaran, atas

64
karya-karyanya di bidang Komunikasi Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi
Kesehatan yang sangat menginspirasi, serta Komunikasi. Bandung : Remaja
seluruh staff dan warga desa Cimanggu Rosdakarya.
kab.Bandung Barat.
Rakhmat, Jalaludin. 2009. Metode
Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

Schiavo, Renata. 2007. Health


Communication From Theory to Practice.
DAFTAR PUSTAKA Jossey ± Bass. CA

Buku Sugiyono. 2007. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kuantitatif dan R&D.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Bandung: Alfabeta.
Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media

Damaiyanti, Mukhripah. 2010. Hornik, Robert C. 2002. Public Health


Komunikasi Terapeutik Dalam Praktik Communication. London: Lawrence
Keperawatan. Bandung: Rifika Erlbaum Associates.
Aditama.Cetakan Kedua.
Depkes RI. 1998. Standar Pelayanan dan Liliweri, Alo. 2009. Dasar-Dasar
Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit. Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta:
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Pustaka Pelajar. Prasodjo, Sudjoko., dkk.
1975. Profil Pesantren. Jakarta: LP3ES
Ewles, L dan Simnett, I. 1994. Promosi
Kesehatan (terjemahan). Piotrow, Phylliss, T. 1997. Health
Yogyakarta: Gadjah Mada University Communication: Lesson for Family
Press. Planning and Reproduction Health.
London: Praeger.
Fitriani. S. 2011. Promosi Kesehatan. Ed 1.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi


Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosda Jurnal
Karya
Prasanti, D., & Fuady, I. (2017).
Mulyana, Deddy. 2008. Metodologi HAMBATAN KOMUNIKASI
Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja TERAPEUTIK BIDAN KEPADA IBU
Rosda Karya. HAMIL DALAM UPAYA PENURUNAN
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DI
Northouse, Peter G. 1998. Health SERANG (Studi Deskriptif Kualitatif
Communication: Strategies for Health Tentang Hambatan Komunikasi Terapeutik
Professionals (4th Edition). New York: Bidan Kepada Ibu Hamil Di Puskesmas
Paperback. Tunjung Teja, Kabupaten Serang). Jurnal
Nomosleca, 1(2).
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Prasanti, D., & Pratamawaty, B. B. (2017).
Cipta. PENGGUNAAN MEDIA PROMOSI
DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK

65
BAGI PASIEN DI KAB. SERANG Studi Rustandi, Dudi. (2009). MENEROPONG
Deskriptif Kualitatif tentang Penggunaan PARADIGMA KOMUNIKASI
Media Promosi Dalam Komunikasi KESEHATAN. Jurnal Observasi Vol.7.
Terapeutik Tenaga Medis kepada Pasien di No.1 Tahun 2009.
Puskesmas Tunjung Teja, Kab. Serang.
Metacommunication: Journal of Runtiko, Agus Ganjar. (2009).
Communication Studies, 2(1). MEMETAKAN KOMUNIKASI
KESEHATAN. Jurnal Observasi Vol. 7 No
Pratiwi, N. L., & Basuki, H. (2014). Health 1 Tahun 2009.
seeking behavior dan aksesibilitas
pelayanan keluarga berencana di Indonesia. Wahyudin, Uud. (2014). MEMBANGUN
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 17(1), KOMUNIKASI KESEHATAN DALAM
45-53. TRADISI PESANTREN. Jurnal Acta
Diurna Vol.10, No.2, 2014.
Putri, N. (2015). Pengaruh Penyuluhan
Kontrasepsi IUD dengan Minat dalam Wibawati, I. P. (2014). Implementasi
Menggunakan Kontrasepsi IUD pada Kebijakan Promosi Kesehatan (Studi pada
Wanita Usia di Atas 35 Tahun di Dusun Pusat Kesehatan Masyarakat Dinoyo,
Manukan Condongcatur Depok Sleman Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang).
(Doctoral dissertation, STIKES'Aisyiyah Jurnal Administrasi Publik, 2(11).
Yogyakarta).

66

Anda mungkin juga menyukai