Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS PARADIGMA MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM

KELUARGA BERENCANA "DUA ANAK CUKUP" OLEH BKKBN


(Hikmah Nurain1 1810115041 Attifah Meita Rahmah2 1810115044)
Mahasiswa S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Jl. RS. Fatmawati Raya, Pd. Labu, Kec. Cilandak, Kota Depok, Jawa Barat 12450
Website : feb.upnvj.ac.id

ABSTRAK

Salah satu permasalahan yang dihadapi di Indonesia yaitu mengenai laju pertumbuhan
penduduk, dimana permasalahan tersebut berdampak pada ketidakmerataan sehingga tercipta
suatu kesenjangan baik secara ekonomi maupun sosial. Pemerintah Indonesia mencanangkan
sebuah Program yang diharapkan mampu mengatasi atau setidaknya menekan sejumlah
permasalahan terkait laju penduduk yang tidak seimbang bernama keluarga berencana
(disingkat KB), dimana KB ini merupakan gerakan untuk membentuk keluarga sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran. Jika di lihat hasil dari Kebijakan kependudukan
tentang program KB pada masa orde baru meskipun dari sisi kuantitatif telah menunjukkan
kemajuan yang berarti, namun masih meninggalkan beberapa hambatan lain yang
berkembang di lapangan. Paradigma masyarakat terhadap program KB menjadi salah satu hal
yang dapat mempengaruhi efektivitas kebijakan tersebut.

Kata kunci : Paradigma masyarakat, Efektivitas kebijakan, Program KB

ABSTRACT

One of the problems faced in Indonesia is regarding the rate of population growth, where
these problems have an impact on inequality so as to create a gap both economically and
socially. The Indonesian government launched a program that is expected to be able to
overcome or at least suppress a number of problems related to an unbalanced population rate
called family planning (abbreviated as KB), where family planning is a movement to form a
healthy and prosperous family by limiting births. If we look at the results of the population
policy regarding family planning programs during the New Order era, although from a
quantitative side it has shown significant progress, it still leaves several other obstacles that
develop in the field. The community paradigm towards the family planning program is one of
the things that can influence the effectiveness of the policy.

Keywords: community paradigm, policy effectiveness, program KB

1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG karena dipenuhi pemukiman, bahkan


Laju pertumbuhan penduduk di suatu berdampak pula pada pada aspek kesehatan
negara merupakan suatu hal yang harus dan banyak lagi permasalahan-permasalahan
diperhatikan secara serius, karena bila terjadi lainnya.
laju pertumbuhan penduduk yang besar dan Maka Pemerintah Indonesia
tidak terkendali akan menimbulkan berbagai mencanangkan sebuah Program yang
masalah kompleks lainnya yang dapat diharapkan mampu mengatasi atau
mengganggu proses pembangunan suatu setidaknya menekan sejumlah permasalahan
negara . Di Indonesia masalah jumlah terkait laju penduduk yang tidak seimbang
penduduk yang besar dan distribusi yang bernama keluarga berencana (disingkat KB),
tidak merata sehingga tercipta kesenjangan dimana KB ini merupakan gerakan untuk
ditengah masyarakat merupakan masalah membentuk keluarga sehat dan sejahtera
tersendiri. Jumlah penduduk yang terus dengan membatasi kelahiran dilakukan
meningkat dari tahun ke tahun dianggap dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi
tidak menguntungkan dari sisi pembangunan seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
ekonomi. Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang
Hal itu diperkuat dengan kenyataan dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai
bahwa kualitas sumber daya manusia yang dicanangkan pada tahun akhir 1970-an.
ada masihlah rendah sehingga penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga
lebih diposisikan sebagai beban daripada Berencana Nasional (BKKBN) sebagai
modal pembangunan. Hal ini terkait dengan instansi terdepan yang menggawangi
semakin banyaknya jumlah penduduk maka program Kependudukan dan Keluarga
semakin besar pula tanggungan pemerintah Berencana di awal tahun tujuh puluhan
dalam hal penyediaan kebutuhan sandang, mulanya hanya focus mengenalkan alat
pangan, dan papan untuk mencukupi kontrasepsi sebagai ihtiar untuk mengatur
kebutuhan seluruh rakyat Indonesia, (membatasi) jumlah kelahiran. Slogan “Dua
permasalahan ekonomi yang umumnya Anak Cukup” yang digaungkan pada waktu
muncul seperti minimnya kesempatan kerja, itu serasa tidak sesuai dengan budaya
kurangnya pengadaan insfrastruktur seperti mayoritas bangsa Indonesia yang
sekolah yang harus cukup untuk seluruh menginginkan banyak anak. Namun berkat
rakyat, ditambah permasalahan lingkungan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
seperti menipisnya lahan terbuka hijau yang kontinyu dari pengelola program, dan

2
pendekatan ke tokoh-tokoh agama dan lebih dari dua, faktanya tokoh-tokoh publik
pondok pesantren akhirnya slogan dua anak figur sendiri pun banyak yang tidak
cukup menjadi budaya keluarga-keluarga menerapkan program ini dengan baik.
Indonesia yang familiar ditelinga kita dengan Respons terhadap hal ini sebenarnya sudah
sebutan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan dilakukan oleh pemerintah, Akan tetapi
Sejahtera (NKKBS). Merencanakan keluarga respon tersebut masih belum menyentuh
dengan memakai alat kontrasepsi adalah persoalan mendasar yang ada di dalamnya
upaya yang rasional di era milenial saat ini. sehingga isu-isu tersebut belum sepenuhnya
Adalah sangat tidak mungkin merencanakan tertangani dengan baik. Jika di lihat hasil
keluarga tanpa memakai alat kontrasepsi dari Kebijakan kependudukan tentang
baik yang hormonal maupun non hormonal. program KB pada masa orde baru meskipun
Yang termasuk kontrasepsi hormonal adalah dari sisi kuantitatif telah menunjukkan
suntikan, pil dan implant, sedangkan yang kemajuan yang berarti, namun masih
non hormonal antara lain adalah IUD, meninggalkan beberapa hambatan lain yang
Kondom dan Steril (MOW & MOW). berkembang di lapangan. Hal ini menjadi
Secara umum program keluarga agenda penting bagi pemerintah untuk lebih
berencana ini memang sudah diterapkan oleh peka terhadap isu-isu mendasar yang
mayoritas rakyat di Indonesia terutama untuk berkembang di masyarakat terkait apa saja
mengendalikan angka kehamilan, namun jika sebenarnya faktor-faktor penghambat
kita lihat secara menyeluruh masih sangat pengimplementasian program ini dan
banyak masyarakat yang belum menerapkan bagaimana pandangan masyarakat tehadap
anjuran dua anak cukup. Untuk alasannya program KB ini. Maka dari itu dengan
tersendiri tentunya bermacam-macam, salah berpedoman latar belakang tersebut, penulis
satunya karena anggapan banyak anak mengambil penelitian dengan judul
banyak rezeki yang sampai sekarang masih “Analisis Paradigma Masyarakat
diyakini oleh sebagian masyarakat. Namun Terhadap Efektivitas Program Keluarga
tidak hanya masyarakat golongan menengah Berencana "Dua Anak Cukup" oleh
kebawah saja yang umumnya memiliki anak BKKBN”.

3
B. TUJUAN
1. Mendeskripsikan paradigma masyarakat 3. Menemukan solusi yang dapat menjadi
terhadap efektivitas pelaksanaan program pertimbangan pemerintah dalam hal
Keluarga Berencana yang dilakukan oleh penyelesaian permasalahan yang
BKKBN. menghambat implementasi program
2. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang keluarga berencana “Dua Anak Cukup”
mempengaruhi pandangan dan perilaku tersebut.
masyarakat dalam pelaksanaan Program
Keluarga Berencana yang telah dilakukan
oleh BKKBN.
C. TEORI masyarakat itu suka atau tidak suka,
1. Paradigma Masyarakat setuju atau tidak setuju. Fakta sosial
Paradigma adalah pandangan yang merupakan cara bertindak, berfikir dan
mendasar tentang apa yang menjadi berperasaan yang berada diluar individu
pokok persoalan dalam ilmu dan mempunyai kekuatan memaksa
pengetahuan (sosial) tertentu. Dengan yang mengendalikan.
ungkapan lain dapat dikatakan bahwa Paradigma sosial merupakan
sebuah paradigma adalah jendela yang kerangka berpikir dalam masyarakat
dapat digunakan untuk “melihat” dunia yang menjelaskan bagaimana cara
sosial. Paradigma membantu pandang terhadap fakta kehidupan
merumuskan tentang apa yang harus sosial dan perlakuan terhadap ilmu atau
dipelajari, persoalan-persoalan apa yang teori yang ada. Paradigma ini juga
mesti dijawabserta aturan-aturan apa menjelaskan bagaimana meneliti dan
yang harus diikuti dalam memahami suatu masalah, serta kriteria
menginterpretasikan informasi yang pengujian sebagai landasan untuk
dikumpulkan dalam rangka menjawab menjawab masalah.
persoalan-persoalan. Paradigma fakta
sosial melihat masyarakat manusia dari 2. Efektivitas
sudut pandang makro strukturnya. Efektivitas merupakan hubungan
Menurut paradigma ini, kehidupan antara output dengan tujuan. Semakin
masyarakat dilihat sebagai realitas yang besar kontribusi output terhadap
berdiri sendiri, lepas dari persoalan pencapaian tujuan, maka semakin efektif
apakah individu-individu anggota organisasi, program, atau kegiatan.

4
Efektivitas adalah kemampuan untuk 1) Kurun waktu pencapaiannya
memilih tujuan-tujuan atau sasaran- ditentukan.
sasaran yang tepat dan mencapainya. 2) Sasaran yang merupakan target
Karena itu efektivitas menunjuk pada kongkrit.
kaitan antara output atau apa yang sudah 3) Dasar hukum.
dicapai atau hasil yang sesungguhnya b. Integrasi
dicapai dengan tujuan atau apa yang Integrasi yaitu pengukuran terhadap
sudah ditetapkan dalam rencana atau tingkat kemampuan suatu organisasi
hasil yang diharapkan. Suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi,
dikatakan efektif jika output yang pengembangan konsensus dan
dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang komunikasi dengan berbagai macam
diharapkan. organisasi lainnya. Integrasi menyangkut
Mengukur efektivitas bukanlah suatu pada proses sosialisasi.
hal yang mudah, karena efektivitas dapat c. Adaptasi
dilihat dari berbagai sudut pandang dan Adaptasi adalah kemampuan organisasi
tergantung pada setiap individu yang untuk menyesuaikan diri dengan
menilai. Setiap individu memiliki pola perubahan-perubahan yang terjadi di
pikir dan sudut pandang yang berbeda lingkungannya. Adapun beberapa faktor
sehingga berpengaruh pada penilaian dalam adaptasi, yaitu :
yang diambil. Menurut Duncan yang 1) Peningkatan kemampuan.
dikutip Richard M. Steers (1985, h.53) 2) Sarana dan prasarana.
menyatakan mengenai ukuran
efektivitas, yaitu : 3. Program KB “Dua Anak Cukup”
a. Pencapaian Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)
Pencapaian adalah keseluruhan upaya merupakan bagian program
pencapaian tujuan harus dipandang pembangunan Nasional di Indonesia
sebagai suatu proses. Oleh karena itu, yang bertujuan meningkatkan
agar pencapaian tujuan akhir semakin kesejahteraan ibu dan anak dalam
terjamin, diperlukan pentahapan, baik mewujudkan keluarga bahagia dan
dalam arti pentahapan pencapaian sejahtera dengan cara pengaturan
bagian-bagiannya maupun pentahapan kelahiran dan juga pengendalian laju
dalam arti periodisasinya. Pencapaian pertumbuhan penduduk sehingga tidak
tujuan terdiri dari beberapa faktor yaitu : melampaui kemampuan produksi hasil
pembangunan sehingga seimbang antara
5
hasil produksi dengan jumlah penduduk. jauh lebih penting dari pada menambah
Sesuai UU NO 52 tahun 2009 Keluarga jumlah anak.
Berencana adalah upaya mengatur Konsep keluarga dua anak berasal
kelahiran anak, jarak dan usia ideal dari program sasaran demografi yang
melahirkan, mengatur kehamilan, dapat menurunkan fertilitas. Pada tahun
melalui promosi, perlindungan, dan 1990 dapat menurunkan fertilitas dengan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi karena 60 persen wanita telah
untuk mewujudkan keluarga yang menggunakan kontrasepsi. Ketika
berkualitas. Pengaturan kehamilan kontrasepsi telah diterima oleh
adalah upaya untuk membantu pasangan masyarakat dan masyarakat tahu dengan
suami istri untuk melahirkan pada usia manfaat kontrasepsi keluarga kecil akan
yang ideal, memiliki jumlah anak, dan mudah diterima, sehingga banyak yang
mengatur jarak kelahiran anak yang menggunakan kontrasepsi. Pengguna
ideal dengan menggunakan cara, alat, kontrasepsi yang terus menerus disebut
dan obat kontrasepsi. dengan akseptor lestari. Pada tahun 1978
Program KB harus dilaksanakan presiden memberikan penghargaan
secara intensif untuk menurunkan angka kepada semua akseptor yang telah
fertilitas dan membudayakan Norma memakai IUD, pil, kondom dalam
Keluarga Kecil Bahagia dan sejahtera jangka waktu paling sedikit lima tahun.
(NKKBS) tentang jumlah anak yang Diharapkan dengan adanya kegiatan
sebaiknya dimiliki yaitu 2 anak cukup, seperti ini menimbulkan perasaan
laki-laki atau perempuan sama saja. bangga pada akseptor lestari, sehinnga
Hambatan dalam pelaksanaan program dapat mendorong wanita lain untuk
pembudayaan NKKBS di masyarakat menjadi akseptor lestari, terutam wanita
disebabkan adanya pandangan orang tua yang telah memiliki dua anak.
terhadap anak dalam keluarga, anak a. Kategori Nilai Anak
merupakan kebanggaan orang tua tetapi Operasionalisasi konsep nilai anak
dibalik kebanggaan terdapat harapan didasarkan pada rumusan yang
yang dibebankan pada anak. Dengan diajukan oleh Arnold dan Fawcett
pelaksanaan program KB secara intensif dalam Lucas. Menurut kedua ahli
untuk membudayakan NKKBS, ini, dengan memiliki anak, orang tua
diharapkan terjadi perubahan pola pikir akan memperoleh hal-hal yang
masyarakat tentang idealisme jumlah menguntungkan atau hal-hal yang
anak dimana mendidik dan memelihara merugikan. Apa yang diperoleh
6
tersebut dapat dikategorikan ke mereka hal-hal baru. Mereka bangga
dalam empat kelompok nilai, yakni kalau bisa memenuhi kebutuhan
nilai positif, nilai negatif, nilai anak-anaknya.
keluarga besar, dan nilai keluarga e) Kerukunan dan Penerus Keluarga
kecil. Keempat kategori nilai anak Anak membantu memperkuat ikatan
tersebut meliputi sebagai berikut: perkawinan antara suami istridan
1) Nilai Positif Umum (Manfaat) mengisi kebutuhan suatu perkawinan.
a) Manfaat Emosional Anak membawa Mereka meneruskan garis keluarga,
kegembiraan dan kebahagiaan ke nama keluarga, dan tradisi keluarga.
dalam hidup orang tuanya. Anak 2) Nilai Negatif Umum (Biaya)
adalah sasaran cinta kasih, dan a) Biaya Emosional
sahabat bagi orang tuanya. Orangtua tentunya sangat
b) Manfaat Ekonomi dan Ketenangan mengkhawatirkan anak- anaknya,
Anak dapat membantu ekonomi terutama tentang perilaku
orang tuanya dengan bekerja disawah anakanaknya, keamanan dan
atau di perusahaan keluarga lainnya, kesehatan mereka. Dengan adanya
atau dengan menyumbangkan upah anak-anak, rumah akan ramai dan
yang mereka dapat di tempat lain. kurang rapi. Kadang-kadang anak-
Mereka dapat megerjakan banyak anak itu menjengkelkan.
tugas di rumah (sehingga ibu mereka b) Biaya Ekonomi
dapat melakukan pekerjaan yang Ongkos yang harus dikeluarkan
menghasilkan uang). untuk memberi makan dan pakaian
c) Pengembangan Diri Memelihara anak anak-anak dapat besar.
adalah suatu “pengalaman belajar” c) Keterbatasan dan Biaya Alternatif
bagi orang tua. Anak membuat orang Setelah mempunyai anak, kebebasan
tuanya lebih matang, lebih orang tua berkurang.
bertanggungjawab. Tanpa anak, d) Kebutuhan Fisik
orang yang telah menikah tidak selalu Begitu banyak pekerjaan rumah
dapat diterima sebagai orang dewasa tambahan yang diperlukan untuk
dan anggota masyarakat sepenuhnya. mengasuh anak. Orang tua mungkin
d) Mengenali Anak Orang tua lebih lelah.
memperoleh kebanggaan dan e) Pengorbanan Kehidupan Pribadi
kegembiraan dari mengawasi anak- Suami Istri
anak mereka tumbuh dan mengajari
7
Waktu untuk dinikmati oleh orang barang ekonomi, anak-anak
tua sendiri berkurang dan orangtua mengandung suatu arus keuntungan
berdebat tentang pengasuhan anak. atau utilitas bagi orang tua mereka.
Orang tua juga mengeluarkan biaya
3) Nilai Keluarga Besar (alasan dalam memiliki dan membesarkan
mempunyai keluarga “Besar”) anak-anak mereka. Dalam
a) Hubungan Sanak Saudara memutuskan untuk memiliki seorang
Anak membutuhkan kakak dan adik anak, berapa jumlah anak yang
(sebaliknya anak tunggal dimanjakan diinginkan, orang tua diasumsikan
dan kesepian). mempertimbangkan keuntungan-
b) Pilihan Jenis Kelamin keuntungan yang diharapkan dari
Mungkin orang tua mempunyai memiliki anak-anak dibandingkan
keinginan khusus untuk seorang anak secara relatif dengan biaya-biaya
lelaki atau anak perempuan, atau yang diperkirakan akan dikeluarkan.
suatu kombinasi tertentu.Orang tua Terutama sekali, keuntungan yang
ingin paling tidak mempunyai satu diberikan anak-anak telah menurun
anak dari masing-masing jenis sedangkan biayanya telah meningkat.
kelamin atau jumlah yang sama dari Fawcett dalam Yuniarti
kedua jenis kelamin. mengemukakan bahwa ada enam nilai
c) Kelangsungan Hidup Anak anak bagi orang tua, yaitu: (1) perekat
Orang tua membutuhkan banyak cinta kasih, (2) sumber tenaga kerja, (3)
anak untuk menjamin agar beberapa asuransi di hari tua, (4) pelangsung
akan hidup terus sampai dewasa dan keturunan, (5) Sumber rezeki, (6) anak
membantu merekapada masa tua. sebagai penolong dan pelindung.
Persepsi nilai anak berpengaruh
4) Nilai Keluarga Kecil (alasan terhadap jumlah anak yang diinginkan,
mempunyai keluarga “Kecil”) terdapat hubungan positif antara nilai
a) Kesehatan Ibu anak terhadap jumlah anak yang diingkan.
Terlalu sering hamil tidak baik untuk Ketika anak dipersepsikan memiliki
kesehatan ibu. kegunaan dan manfaat yang besar maka
b) Beban Masyarakat orang tua menginginkan anak lebih
Dunia ini menjadi terlalu padat, banyak. Sementara, orang tua berpersepsi
terlalu banyak anak sudah merupakan biaya atau beban karena memiliki anak
beban bagi masyarakat. Sebagai
8
lebih besar maka orang tua menginginkan anak dalam jumlah sedikit.

D. METODOLOGI PENELITIAN 2) Jenis Data


1) Desain Penelitian Jenis data yang digunakan meliputi data
Untuk melihat objek penelitian agar lebih statistik, data gambar, data teks atau
terinci dalam mengukur variabel dengan tulisan, , dan kata-kata tertulis sebagai
instrument yang telah disediakan penulis bentuk interpretasi dari data yang ada.
menggunakan metode survey dengan 3) Sumber Data
pendekatan kuantitatif. Adapun pendekatan a. Data Primer
penelitian kuantitafif yang digunakan Data yang dikumpulkan secara
dalam penelitian ini adalah dengan cara langsung dari informan melalui
metode survey dengan menggunakan kuisioner.
kuesioner sebagai alat pengumpulan data b. Data Sekunder
primer, sementara dokumentasi dan Data yang diperoleh secara tidak
observasi sebagai alat dan teknik langsung, misalnya buku, artikel,
pengumpulan data sekunder. Penelitian ini dokumen yang berhubungan dengan
menggunakan 112 sampel yang terdiri dari tujuan penelitian.
masyarakat dengan empat kategori umur 4) Teknik Pengumpulan Data
yaitu 20-23 tahun, 24-29, 30-35 tahun, dan Teknik pengumpulan yang dilakukan untuk
lainnya. Dengan tingkat pendidikan mulai memperoleh data-data, peneliti
dari SD, SMP/Sederajat, SMA/Sederajat, menggunakan teknik-teknik pengumpulan
Diploma/Sarjana, dan lainnnya. Kami juga data sebagai berikut :
meneliti responden berdasarkan usia a) Kuisioner
menikah dengan kategori empat kelompok b) Studi kepustakaan
usia yakni 18-23 tahum, 24-29 tahun, 30-35 5) Analisis dan Interpretasi Data
tahun, dan lainnya, dengan enam kelompok Analisis data yang digunakan dalam
pekerjaan antara lain PNS, Karayawan penelitian ini dilakukan dengan reduksi
Swasta, Wiraswasta, Ibu Rumah Tangga, data, penyajian data, kesimpulan sampai
Mahasiswa atau Pelajar dan profesi lainnya, pada koding kategorisasi dan penafsiran
dengan teknik sampling menggunakan data.
Random Sampling.

9
PEMBAHASAN menampilkan Grafik Histogram yang
A. HASIL PENELITIAN DAN menunjukkan bahwa grafik tersebut
PEMBAHASAN berbentuk seperti lonceng. Dan pada
1) Deskripsi Hasil Penelitian Gambar 3 menampilkan Normal Probabiliti
Uji Asumsi Klasik Plot menunjukkan bahwa titik-titik didalam
Model regresi harus memenuhi syarat grafik tersebut menyebar disekitar garis
BLUE (Best Linear Unbiased) diagonal. Sehingga berdasarkan uji
sehingga dilakukan pengujian asumsi normalitas, model regresi yang terbentuk
klasik sebaga berikut : dapat dikatan lulus uji normaliltas dan hasil
a) Uji Normalitas regresi dinyatakan normal.
Pada uji normalitas dapat dilakukan
dengan menganalisis grafik b) Uji Multikolinearitas
Histogram dan grafik Normal Pengujian multikolinearitas dilakukan
Probability Plot (Normal P-P Plot). dengan menggunakan metode korelasi
parsial yaitu dengan membandingkan
antara koefisien determinasi (R2)
keseluruhan dengan nilai koefisien
korelasi parsial semua variabel bebasnya.
Jika nilai koefisien determinasi R2 lebih
besar dari nilai koefisien korelasi parsial
dari semua variabel bebasnya maka model
tersebut tidak mengandung gejala
Gambar 1 Histogram multikolinearitas (Suliyanto, 2011:81-88).
Variabel Tolerance VIF Keterangan
TOTALX1 .743 1.347 Bebas
Multikolineartas
TOTALX2 .743 1.347 Bebas
Multikolineartas

Tabel 1
Berdasarkan hasil pengujian di atas
pada tabel 1 yaitu menunjukkan bahwa
semua variabel yang digunakan sebagai
Gambar 2 Probability Plot
prediktor model regresi menunjukkan nilai
VIF yang tidak jauh dari nilai 1 (nilai
Berdasarkan hasil uji diatas dapat
sangat jauh berada di bawah angka 10). Hal
menunjukkan bahwa pada Gambar 2

10
ini menunjukan bahwa variabel-variabel
penelitian tidak menunjukkan adanya gejala
multikolinieritas dalam regresi.

c) Uji Heteroskedastisitas
Dalam mendeteksi adanya masalah
heteroskedastisitas dapat menggunakan
metode analisis grafik scatterplot untuk
dianalisis. Gambar 4 Run Test

Berdasarkan gambar tabel diatas dapat


dilihat bahwa nilai Asymo. Sig (2-tailed)
0.568 lebih besar dari 0.05. Sehingga tidak
terdapat gejala autokorelasi pada data
penelitian.

Gambar 3 Uji Heteroskedastisitas


PENGUJIAN HIPOTESIS
Berdasarkan hasil uji di atas, Gambar 4
Dalam pengujian hipotesis ini akan
menunjukkan tampilan scatterplot,
dilakukan secara statistik, dengan melihat
sehingga dapat dilihat bahwa penyebaran
hasil pengukuran atas nilai koefisien
plot atau titik-titik menyebar secara acak
determinasi, nilai statistik F dan nilai
yaitu di atas maupun di bawah angka nol
statistik t.
pada sumbu vertikal. Sehingga model
a) Koefesien Determinasi
regresi yang terbentuk dinyatakan tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas.

d) Pengujian Autokorelasi
Dalam analisis statistik, uji
Gambar 5 Koefesien Determinasi
autokorelasi dapat dilakukan dengan
beberapa metode antara lain seperti uji
Nilai koefisien determinasi dengan
durbin Watson dan uji run test. Pada
melihat besarnya nilai R square, dimana
penelitian ini untuk mengatasi masalah
dari hasil perhitungan pada gambar diatas,
autokorelasi yaitu dengan
dapat diketahui bahwa koefisien
menggunakan uji run test.
determinasi R Square yang diperoleh

11
sebesar 0.515. Hal ini menunjukkan bahwa 1) Variabel Y dengan nilai koefisien
variabel-variabel yang digunakan dalam sebesar 5.628 = variabel independen
penelitian ini yakni paradigma dalam sudut yaitu Efektivitas Kebijakan yang terdiri
pandang ekonomi dan paradigma dari sudut dari variable paradigma dari sudut
pandang sosial budaya dapat menerangkan pandang ekonomi, dan variabel
51,5% terhadap variasi efektivitas paradigma dari sudut pandang sosial
kebijakan keluarga berencana “Dua Anak budaya mempunyai hubungan positif
Cukup”. Sedangkan siasanya 48,5% dan negatif dalam peningkatan dan
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak penurunan tingkat efektivitas kebijakan
dimasukkan kedalam model analisis dalam keluarga berencana “Dua Anak
penelitian ini. Cukup”. Nilai konstanta efektivitas
kebijakan sebesar 5.628 menunjukkan
b) Uji t (Parsial) bahwa jika paradigma dari sudut
pandang ekonomi (X1) dan paradigma
dari sudut pandang sosial budaya (X2)
nilainya 0, maka nilai efektivitas

Gambar 5 Uji t Parsial kebijakan adalah konstan pada nilai


5.628.

Untuk melihat signifikasi dari pengaruh 2) Variabel X1 dengan nilai koefisien

variabel-variabel digunakan uji signifikasi sebesar 0.789X1 = besarnya koefisien

parsial (Uji t) dimana untuk melihat variabel paradigma dari sudut pandang

variabel terikat secara individual dan ekonomi yang positif tersebut

menganggap variabel lain konstan. menandakan bahwa setiap peningkatan

Parameter yang digunakan utuk uji t dalam variabel paradigma dari sudut pandang

penelitian ini adalah dengan ekonomi sebesar 1%, maka efektivitas

membandingkan antara nilai signifikasi kebijakan keluarga berencana “Dua

dengan tingkat kepercayaan 5%. Anak Cukup” meningkat 0.789 dengan

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh asumsi bahwa variabel lainnya yakni

persamaan regresi linear berganda sebagai paradigma dari sudut pandang sosial

berikut : budaya dianggap konstan.

Y = 5.628 + 0.789X1 − 0.124X2 + e , 3) Variabel X2 dengan nilai koefisien

dimana : sebesar -0.124X2 = besarnya koefisien


variabel paradigma dari sudut pandang
sosial budaya yang negatif menandakan
12
bahwa setiap peningkatan variabel Y
Variable Pearson Sig. (2-tailed) Ket
paradigma dari sudut pandang sosial Correlation
budaya sebesar 1%, maka efektivitas Y1 ,787** 0,000 Valid
Y2 **
,781 0,000 Valid
kebijakan keluarga berencana “Dua Y3 **
0,000 Valid
,761
Anak Cukup” menurun 0.124 dengan Y4 ,694 **
0,000 Valid
Y5 *
,280 0,049 Valid
asumsi variabel lainnya yakni
paradigma dari sudut pandang ekonomi X1
Variable Pearson Sig. (2-tailed) Ket
dianggap konstan. Correlation
X1.1 ,547** 0,000 Valid
X1.2 **
,591 0,000 Valid
Uji Validitas dan realibilitas X1.3 ,798 **
0,000 Valid
X1.4 **
a) Uji Validitas ,522 0,000 Valid
X1.5 **
,638 0,000 Valid
Uji validitas (uji kesahihan) adalah
X2
suatu alat yang digunakan untuk mengukur
Variable Pearson Sig. (2-tailed) Ket
sah/valid tidaknya suatu Correlation
X2.1 ,443** 0,001 Valid
kuesioner.Kuesioner dikatakan valid jika **
X2.2 ,779 0,000 Valid
pertanyaan pada kuesioner mampu X2.3 ,825 **
0,000 Valid
X2.4 **
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur ,673 0,000 Valid
X2.5 **
,729 0,000 Valid
oleh kuesioner (Ghozali, 2011:52).
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang Dari tabel di atas nilai r hitung terletak

digunakan untuk mendapatkan data itu pada kolom “Person Correlation”, dimana

valid, artinya instrumen tersebut dapat pernyataan dinyatakan valid jika nilai r

digunakan untuk mengukur apa yang hitung lebih besar dari r tabel. Nilai r tabel

seharusnya diukur. Pengujian validitas ntuk responden dengan jumlah 50 adalah

dilakukan dengan menggunakan SPSS 26.0 0.2732 pada taraf signifikansi 5%. Pada

dengan kriteria sebagai berikut: tabel diatas dapat kita ketahui bahwa semua

Jika r hitung positif jika r hitung > r tabel pernyataan memiliki nilai r hitung yang

maka pernyataan tersebut valid. lebih besar dari pada r table, maka dapat

Jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel dinyatakan bahwa pernyataan 1 (satu)

maka pernyataan tersebut tidak valid. sampai dengan pernyataan 5 (lima) di

Dalam pengujian validitas ini setiap variable baik variable Y, X1,

peneliti menguji 50 responden untuk maupun X2 dapat dinyatakan valid. Maka

menguji apakah alat ukur yang digunakan dapat disimpulkan bahwa seluruh

sudah valid dan mempu mengungkapkan instrument pernyataan di penelitian ini

suatu yang akan diukur oleh kuesioner.


13
dapat digunakan untuk mengukur apa yang Uji Reliabilitas Variabel Y
seharusnya diukur. Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
b) Uji Reliabilitas on
Cronbach's Standardized N of
Reliabel artinya dapat dipercaya untuk Alpha Items Items
,668 ,715 6
digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrument tersebut sudah baik Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada
(Arikunto 2002). Menurut Indrawati variabel efektivitas kebijakan didapatkan
(2015:155) reliabilitas adalah menyangkut nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,715. Hasil
tingkat keterpercayaan, keterandalan, tersebut dinyatakan reliabel karena nilai α >
konsistensi, atau kestabilan hasil suatu 0,6. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
pengukuran. Menurut Riduwan (2010:125) variabel efektivitas kebijakan keluarga
uji reliabilitas instrumen penelitian berencana “Dua Anak Cukup” dapat
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. dipercaya untuk digunakan sebagai alat
Cronbach’s Alpha adalah rumus matematis pengumpul data karena instrument tersebut
yang digunakan untuk menguji tingkat sudah baik.
reliabilitas ukuran, dimana suatu instrumen
dapat dikatakan handal (reliabel) bila Uji Realibilitas Variabel X1
memiliki koefisien keandalan atau alpha
Reliability Statistics
sebesar 0,6 atau lebih.
Cronbach's
Menurut Sugiyono (2012:220), Alpha Based
on
Instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien Cronbach's Standardized N of
Alpha Items Items
reliabilitas minimal 0,6. Untuk
,710 ,703 4
mempermudah perhitungan uji validitas
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada
dan uji realibilitas, maka penulis
variabel paradigma dari sudut pandang
menggunakan program Microsoft Excel
ekonomi didapatkan nilai Cronbach's Alpha
dan SPSS Statistics (Statistical Program of
sebesar 0,703. Hasil tersebut dinyatakan
Social Science) 26 version for windows.
reliabel karena nilai α > 0,6. Sehingga
Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari
dapat dinyatakan bahwa variabel paradigma
penelitian ini terdapat pada tabel berikut:
dari sudut pandang ekonomi dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut
sudah baik.

14
Uji Reliabilitas Variabel X2 Untuk pernyataan “Saya mengetahui bahwa
biaya hidup (pendidikan, kesehatan, dan
Reliability Statistics konsumsi) semakin mahal dari tahun ke
tahun.”, responden menjawab sangat setuju
Cronbach's
Alpha Based sebanyak 36%, setuju sebanyak 60% ,
on sedangkan untuk responden yang
Cronbach's Standardized N of
Alpha Items Items menjawab ragu-ragu sebanyak 4%.
,827 ,829 8 Berdasarkan Tabel diagram tersebut diatas
terdapat kecendrungan responden setuju
Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan angka presentase terbesar yakni
pada variabel paradigma dari sudut 60%, artinya dari 50 responden, secara
mayoritas masyarakat setuju bahwa biaya
pandang sosial budaya didapatkan nilai
hidup (pendidikan, kesehatan, dan
Cronbach's Alpha sebesar 0,829. Hasil konsumsi) semakin mahal dari tahun ke
tersebut dinyatakan reliabel karena nilai α > tahun.
0,6. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
variabel paradigma dari sudut pandang X1.2 Saya merasa jaminan untuk anak
sosial budaya dapat dipercaya untuk akan lebih terkendali jika hanya dua
digunakan sebagai alat pengumpul data anak dalam satu keluarga
karena instrument tersebut sudah baik.
Analisis Poin Pernyataan Saya merasa jaminan untuk anak akan lebih
terkendali jika hanya dua anak dalam satu
keluarga.
a. Analisis Variabel X1 : Paradigma
56
Masyarakat terhadap Program 60
Keluarga Berencana “Dua Anak 40
Persen

Cukup” dari Sudut Pandang 24


Ekonomi 20 14
06
00
X1.1 Saya mengetahui bahwa biaya Tidak Ragu-Ragu Setuju Sangat
hidup (pendidikan, kesehatan, dan Setuju Setuju
konsumsi) semakin mahal dari tahun ke
tahun
Untuk pernyataan “Saya merasa jaminan
untuk anak akan lebih terkendali jika
Saya mengetahui bahwa biaya hidup
(pendidikan, kesehatan, dan hanya dua anak dalam satu
konsumsi) semakin mahal dari tahun keluarga”responden menjawab sangat
ke tahun
100
setuju sebanyak 24%, setuju sebanyak
60
persen

50 36 56%, ragu-ragu sebanyak 14%, sedangkan


04
00 untuk responden yang menjawab tidak
Ragu-Ragu Setuju Sangat
Setuju
setuju sebanyak 6%. Berdasarkan diagram
diatas terdapat kecendrungan responden

15
sangat setuju dengan angka presentase apabila menerapkan program “dua anak
56%, artinya dari 50 responden, secara cukup”.
mayoritas masyarakat sangat setuju dengan
X1.4 Saya merasa harta yang saya
pernyataan bahwa jaminan untuk anak akan
miliki, cukup untuk menanggung
lebih terkendali jika hanya dua anak dalam
kebutuhan jika memiliki anak lebih dari
satu keluarga.
dua.
X1.3 Saya ingin menerapkan program
“dua anak cukup”, namun ingin adanya Saya merasa harta yang saya miliki, cukup untuk
menanggung kebutuhan jika memiliki anak lebih
dari dua
penghargaan atau insentif dari
80
pemerintah 60
60

Persen
40 32

Saya ingin menerapkan program “dua 20 06 02


anak cukup”, namun ingin adanya 00
penghargaan atau insentif dari pemerintah Tidak Ragu-Ragu Setuju Sangat
46 Setuju Setuju
50
40
Persen

30 20
20
18 16 Untuk pernyataan “Saya merasa harta
10
00
yang saya miliki, cukup untuk
Tidak Ragu-Ragu Setuju Sangat menanggung kebutuhan jika memiliki
Setuju Setuju
anak lebih dari dua.”, responden
menjawab sangat setuju sebanyak 2%,
Untuk pernyataan “Saya ingin menerapkan
setuju sebanyak 60% , ragu-ragu sebanyak
program “dua anak cukup”, namun ingin
32%, sedangkan untuk responden yang
adanya penghargaan atau insentif dari
menjawab tidak setuju sebanyak 6%.
pemerintah”.”, responden menjawab sangat
Berdasarkan Tabel X1. 4 diatas terdapat
setuju sebanyak 20%, setuju sebanyak 46% ,
kecendrungan responden setuju dengan
ragu-ragu sebanyak 16%, sedangkan untuk
angka presentase terbesar yakni 60%,
responden yang menjawab tidak setuju
artinya dari 50 responden, secara mayoritas
sebanyak 18%. Berdasarkan Tabel X1.3
masyarakat setuju dengan pernyataan
diatas terdapat kecendrungan responden
bahwa harta yang saya miliki, cukup untuk
setuju dengan angka presentase terbesar
menanggung kebutuhan jika memiliki anak
yakni 46%, artinya dari 50 responden, secara
lebih dari dua.
mayoritas masyarakat setuju dengan diberikan
penghargaan atau insentif dari pemerintah

16
X1.5 Saya percaya bahwa setiap anak Cukup” dari Sudut Pandang Sosial
memiliki rezekinya masing-masing Budaya
sehingga tidak perlu khawatir untuk
memiliki anak lebih dari dua. X2.1 Saya mempercayai bahwa jumlah
anak adalah kehendak Tuhan yang tidak
Saya percaya bahwa setiap anak memiliki bisa dikendalikan.
rezekinya masing-masing sehingga tidak
perlu khawatir untuk memiliki anak lebih
dari dua Saya mempercayai bahwa jumlah anak
80 68 adalah kehendak Tuhan yang tidak bisa
dikendalikan.
60
Persen

40 80 70
16
20 08 08 60

Persen
00 40
Tidak Ragu-Ragu Setuju Sangat 22
Setuju Setuju 20 06
02
00
Tidak Ragu-Ragu Setuju Sangat
Setuju Setuju
Untuk pernyataan “Saya percaya bahwa
setiap anak memiliki rezekinya masing- Untuk pernyataan “Saya mempercayai
masing sehingga tidak perlu khawatir untuk bahwa jumlah anak adalah kehendak
memiliki anak lebih dari dua” responden Tuhan yang tidak bisa dikendalikan”,
menjawab sangat setuju sebanyak 8%, setuju responden menjawab sangat setuju
sebanyak 68% , ragu-ragu sebanyak 16%, sebanyak 22%, setuju sebanyak 70% , ragu-
sedangkan untuk responden yang menjawab ragu sebanyak 6%, sedangkan untuk
tidak setuju sebanyak 8%. Berdasarkan Tabel responden yang menjawab tidak setuju
X1.5 diatas terdapat kecendrungan responden sebanyak 2%. Berdasarkan Tabel X2.1
setuju dengan angka presentase terbesar yakni diatas terdapat kecendrungan responden
68%, artinya dari 50 responden, secara setuju dengan angka presentase terbesar
mayoritas masyarakat setuju dengan pernyataan yakni 70%, artinya dari 50 responden,
bahwa bahwa setiap anak memiliki rezekinya secara mayoritas masyarakat setuju dengan
masing-masing sehingga tidak perlu khawatir pernyataan bahwa masyarakat
untuk memiliki anak lebih dari dua. mempercayai jumlah anak adalah kehendak
Tuhan yang tidak bisa dikendalikan.
b. Analisis Variabel X1 : Paradigma
Masyarakat terhadap Program
Keluarga Berencana “Dua Anak

17
X2.2 Saya percaya pada pandangan yang X2.3 Saya tidak ingin mengikuti
mengatakan bahwa "banyak anak banyak program "dua anak cukup" jika belum
rezeki". memiliki anak yang berpasangan (anak
laki-laki & anak perempuan).

Saya percaya pada pandangan yang


mengatakan bahwa "banyak anak banyak
Saya tidak ingin mengikuti program "dua
rezeki".
anak cukup" jika belum memiliki anak yang
60 50 berpasangan (anak laki-laki & anak
50 perempuan).
40
Persen

28
30 18 36 32
20 40 28

Persen
10 04 30
20 04
00 10
Tidak Ragu-Ragu Setuju Sangat 00
Setuju Setuju Sangat Tidak Ragu-Ragu Setuju
Tidak Setuju
Setuju

Untuk pernyataan “Saya percaya pada


Untuk pernyataan “Saya tidak ingin
pandangan yang mengatakan bahwa "banyak
mengikuti program "dua anak cukup"
anak banyak rezeki", responden menjawab
jika belum memiliki anak yang
sangat setuju sebanyak 4%, setuju sebanyak 50%
berpasangan (anak laki-laki & anak
, ragu-ragu sebanyak 28%, sedangkan untuk
perempuan)", responden menjawab sangat
responden yang menjawab tidak setuju sebanyak
setuju sebanyak 32%, ragu-ragu sebanyak
18%. Berdasarkan Tabel X2.1 diatas terdapat
28%, tidak setuju sebanyak 36% ,
kecendrungan responden setuju dengan angka
sedangkan untuk responden yang
presentase terbesar yakni 50%, artinya dari 50
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4%.
responden, secara mayoritas masyarakat setuju
Berdasarkan Tabel X2.3 diatas terdapat
dengan pernyataan bahwa masyarakat
kecendrungan responden tidak setuju
mempercayai pandangan yang mengatakan
dengan angka presentase terbesar yakni
bahwa "banyak anak banyak rezeki".
36%, artinya dari 50 responden, secara
mayoritas masyarakat tidak setuju dengan
pernyataan bahwa masyarakat tidak ingin
mengikuti program "dua anak cukup" jika
belum memiliki anak yang berpasangan
(anak laki-laki & anak perempuan).

18
X2.5 Menurut saya, penggunaan alat
X2.4 Keluarga besar saya selalu
kontrasepsi (Alat KB) itu merepotkan.
mengkritisi jika hanya memiliki dua anak.

Menurut saya, penggunaan alat


Keluarga besar saya selalu mengkritisi jika
hanya memiliki dua anak. kontrasepsi (Alat KB) itu merepotkan.

80 60 50
64

Persen
40 26
60 18
Persen

20 02 04
40
20 00
20 12
04
00
Tidak Ragu-Ragu Setuju Sangat
Setuju Setuju

Untuk pernyataan “Keluarga besar saya Untuk pernyataan “Menurut saya,

selalu mengkritisi jika hanya memiliki penggunaan alat kontrasepsi (Alat KB)

dua anak.”, responden menjawab sangat itu merepotkan.”, responden menjawab

setuju sebanyak 4%, setuju sebanyak 20% , sangat setuju sebanyak 4%, setuju sebanyak

ragu-ragu sebanyak 12%, sedangkan untuk 18% , ragu-ragu sebanyak 26%, tidak

responden yang menjawab tidak setuju setuju sebanyak 50%, sedangkan untuk

sebanyak 64%. Berdasarkan Tabel X2.4 responden yang menjawab sangat tidak

diatas terdapat kecendrungan responden setuju adalah sebesar 2%. Berdasarkan

tidak setuju dengan angka presentase Tabel X2.5 diatas terdapat kecendrungan

terbesar yakni 64%, artinya dari 50 responden tidak setuju dengan angka

responden, secara mayoritas masyarakat presentase terbesar yakni 50%, artinya dari

tidak setuju dengan pernyataan bahwa 50 responden, secara mayoritas masyarakat

keluarga besar akan mengkritisi jika hanya tidak setuju dengan pernyataan bahwa

memiliki dua anak. penggunaan alat kontrasepsi (Alat KB)


merepotkan.

19
c. Analisis Variabel Y : Efektivitas Y2 : Saya mengetahui dengan jelas apa
Program Keluarga Berencana "Dua tujuan dan manfaat dari pemberlakuan
Anak Cukup" Oleh BKKBN program Keluarga Berencana “Dua
Anak Cukup”.
Y1 : Saya mendapatkan informasi
tentang program Keluarga Berencana Saya mengetahui dengan jelas apa tujuan
“Dua Anak Cukup” melalui sosialisasi dan manfaat dari pemberlakuan program
Keluarga Berencana “Dua Anak Cukup”
yang dilakukan oleh pemerintah.
80 68
60

Persen
Saya mendapatkan informasi tentang program 40
22
Keluarga Berencana “Dua Anak Cukup” melalui
sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah. 20 04 06
00
100 78 Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat
80
Setuju
Persen

60
40
20 06 08 08
00
Tidak Ragu-Ragu Setuju Sangat Untuk pernyataan “Saya mengetahui
Setuju Setuju
dengan jelas apa tujuan dan manfaat
dari pemberlakuan program Keluarga
Untuk pernyataan “Saya mendapatkan
Berencana “Dua Anak Cukup””,
informasi tentang program Keluarga
responden menjawab sangat setuju
Berencana “Dua Anak Cukup” melalui
sebanyak 22%, setuju sebanyak 68% , ragu-
sosialisasi yang dilakukan oleh
ragu sebanyak 6%, sedangkan untuk
pemerintah.”, responden menjawab sangat
responden yang menjawab tidak setuju
setuju sebanyak 8%, setuju sebanyak 78% ,
adalah sebesar 4%. Berdasarkan Tabel Y2
ragu-ragu sebanyak 8%, sedangkan untuk
diatas terdapat kecendrungan responden
responden yang menjawab tidak setuju
setuju dengan angka presentase terbesar
sebanyak 6%. Berdasarkan Tabel Y1 diatas
yakni 68%, artinya dari 50 responden,
terdapat kecendrungan responden setuju
secara mayoritas masyarakat setuju bahwa
dengan angka presentase terbesar yakni
masyarakat mengetahui dengan jelas apa
78%, artinya dari 50 responden, secara
tujuan dan manfaat dari pemberlakuan
mayoritas masyarakat setuju bahwa
program Keluarga Berencana “Dua Anak
mendapatkan informasi tentang program
Cukup”.
Keluarga Berencana “Dua Anak Cukup”
melalui sosialisasi yang dilakukan oleh
pemerintah.

20
Y3 : Saya merasa pemerintah selalu Y4 : Saya merasa dua anak sudah cukup
menyuarakan tentang program dalam satu keluarga.
Keluarga Berencana “Dua Anak
Cukup”. Saya merasa dua anak sudah cukup
dalam satu keluarga.
80 64
Saya merasa pemerintah selalu
60
menyuarakan tentang program Keluarga
Berencana “Dua Anak Cukup”. 40
16
20 10 10
80 66
60 00
Persen

Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat


40
18 12 Setuju
20 04
00
Tidak Ragu-Ragu Setuju Sangat Untuk pernyataan “Saya merasa dua anak
Setuju Setuju
sudah cukup dalam satu keluarga”,
responden menjawab sangat setuju
Untuk pernyataan “Saya merasa sebanyak 10%, setuju sebanyak 64% , ragu-
pemerintah selalu menyuarakan tentang ragu sebanyak 16%, sedangkan untuk
program Keluarga Berencana “Dua responden yang menjawab tidak setuju
Anak Cukup””, responden menjawab adalah sebesar 10%. Berdasarkan Tabel Y4
sangat setuju sebanyak 12%, setuju diatas terdapat kecendrungan responden
sebanyak 66% , ragu-ragu sebanyak 18%, setuju dengan angka presentase terbesar
sedangkan untuk responden yang yakni 64%, artinya dari 50 responden,
menjawab tidak setuju adalah sebesar 4%. secara mayoritas masyarakat setuju bahwa
Berdasarkan Tabel Y3 diatas terdapat dengan memiliki dua anak sudah cukup
kecendrungan responden setuju dengan dalam satu keluarga.
angka presentase terbesar yakni 66%,
artinya dari 50 responden, secara mayoritas
masyarakat setuju bahwa masyarakat
merasa pemerintah selalu menyuarakan
tentang program Keluarga Berencana “Dua
Anak Cukup”.

21
Y5 : Masyarakat di lingkungan tempat memenuhi syarat BLUE (Best Linear
tinggal saya, hanya sedikit yang Unbiased). Yang mana uji asumsi
menerapkan Program Keluarga klasik terdiri dari uji normalitas yang
Berencana "Dua anak cukup". didapatkan bahwa model regresi yang
terbentuk dapat dikatan lulus uji
Masyarakat di lingkungan tempat tinggal normaliltas dan hasil regresi
saya, hanya sedikit yang menerapkan
Program Keluarga Berencana "Dua anak dinyatakan normal, uji
cukup".
44
multikolinearitas didapat bahwa
50 26 22
Persen

08 variabel-variabel penelitian tidak


00
menunjukkan adanya gejala
Tidak Ragu-Ragu Setuju Sangat
Setuju Setuju multikolinieritas dalam regresi, uji
heteroskedastisitas didapat bahwa
Untuk pernyataan “Masyarakat di
model regresi yang terbentuk
lingkungan tempat tinggal saya, hanya
dinyatakan tidak terjadi gejala
sedikit yang menerapkan Program
heteroskedastisitas, dan uji
Keluarga Berencana "Dua anak cukup”
autokorelasi didapat bahwa tidak
”, responden menjawab sangat setuju
terdapat gejala autokorelasi pada data
sebanyak 8%, setuju sebanyak 44% , ragu-
penelitian.
ragu sebanyak 22%, sedangkan untuk
2. Berdasarkan Uji Hipotesis yang
responden yang menjawab tidak setuju
dilakukan secara statistic dengan
adalah sebesar 26%. Berdasarkan Tabel Y5
melihat hasil pengukuran atas nilai
diatas terdapat kecendrungan responden
koefisien determinasi, nilai statistik F
setuju dengan angka presentase terbesar
dan nilai statistik t. dalam uji
yakni 44%, artinya dari 50 responden,
koefesien determinasi didapatkan
secara mayoritas masyarakat setuju bahwa
bahwa variabel-variabel yang
dilingkungan tempat tinggal nya hanya
digunakan dalam penelitian ini yakni
sedikit yang menerapkan Program Keluarga
paradigma dalam sudut pandang
Berencana "Dua anak cukup".
ekonomi dan paradigma dari sudut
PENUTUP pandang sosial budaya dapat
A. KESIMPULAN menerangkan 51,5% terhadap variasi
1. Berdasarkan Uji Asumsi Klasik efektivitas kebijakan keluarga
berdasarkan hasil penelitian diatas berencana “Dua Anak Cukup”.
dapat terlihat bahwa variable bebas Kemudian pada uji r (parsial) didapat
dengan variable terikat dapat diperoleh persamaan regresi linear
22
berganda yaitu Y = 5.628 + DAFTAR PUSTAKA
0.789X1 − 0.124X2 + e . George Ritzer. 2010. Teori Sosiologi
3. Berdasarkan Uji Validitas dan Modern. Jakarta : Kencana Prenada Media
Realibiltas didapat bahwa dalam uji Group
validitas didapat bahwa seluruh
instrument pernyataan di penelitian ini Sehmawati. 2016. Kajian Program KB 2
dapat digunakan untuk mengukur apa Anak Cukup Terhadap Nilai Anak Dengan
yang seharusnya diukur. Sedangkan Keinginan Wanita Menambah Anak. Jurnal
dalam uji realibilitas didapat bahwa Kesehatan Ibu dan Anak Akademu
bahwa variabel efektivitas kebijakan Kebidanan An-Nur, Vol 1, No 11, Hal.43
keluarga berencana “Dua Anak
Cukup”, variabel paradigma dari sudut Henny Prasetyo Puri.______. Efektivitas
pandang ekonomi , dan variabel Kebijakan Pemerintah Dalam Pengelolaan
paradigma dari sudut pandang sosial Usaha Kecil Dan Menengah. Jurusan Ilmu
budaya dapat dipercaya untuk Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
digunakan sebagai alat pengumpul Politik, Universitas Brawijaya, Malang
data karena instrument tersebut sudah
baik. Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja
Sektor Publik, Yogyakarta: Unit Penerbit
B. REKOMENDASI dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Dalam penelitian selanjutnya diperlukan Manajemen YKPN
untuk dilengkapi dengan penelitian dalam
dengan metode kualitatif yang dapat Irwanti Said. 2013. PARADIGMA
menganalisis dan mengetahui lebih SOSIAL DALAM MASYARAKAT.
mendalam terhadap respon masyarakat JURNAL BERITA SOSIAL Jurusan
mengenai program KB “Dua Anak Cukup”. Pengembangan Masyarakat Islam
Selain itu, perlu diketahui faktor-faktor (PMI)/Kessos Fakultas Dakwah dan
lain yang dapat mempengaruhi efektivitas Komunikasi UIN Alauddin Makassar, Vol
program keluarga berencana "dua anak 1, No 1, Hal. 35
cukup" oleh BKKBN.

Nur Khofifah. 2015. “Jaringan Prostitusi


Tretes Prigen Pasuruan”. Skripsi. Sosiologi,

23
Ilmu Sosial, FISIP, Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya

Arvin Syadzy. 2017. Analisis Efektifitas


Fundraising Zakat Pada Lazismaz Permata
Puri Ngaliyan Semarang. Skripsi. Ilmu
Ekonomi islam, Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang

24

Anda mungkin juga menyukai