Geomorfologi berasal dari bahasa Yunani, “geo” artinya bumi, “morfo” artinya
bentuk, dan “logos” yang artinya ilmu. Jadi secara etimologis, geomorfologi berarti
ilmu yang mempelajari tentang betuk lahan. Menurut Van Zuidam, geomorfologi
adalah studi tentang bentuk lahan dan proses-proses yang memengaruhi
pembentukannya dan menyelidiki hubungan antara bentuk dan proses dalam
tatanan keruangannya.
Klasifikasi bentuk lahan antara lain: Vulkanik, Struktural, Denudasional, Karst,
Aeolin, Fluvial, Marine, dan Glasial.
Bentuk lahan glasial adalah bentuk lahan yang disebabkan oleh pergerakan
sejumlah massa es atau biasa disebut dengan gletser. Bentuk lahan ini tidak banyak
berkembang di daerah tropis berlintang rendah, melainkan sangat banyak ditemukan
di daerah berlintang tinggi.
Bentang lahan glasial terluas terdapat di benua Antartika yang memiliki 85%
dari seluruh bentang lahan glasial yang ada di bumi.
Glacial Abrasion
Ketika glasier bergerak ada erosi yang terjadi karena gerusannya dengan
batuan samping maka mekanisme erosi ini bisa terjadi bila es mengeruk bedrock
yang dikenal sebagai glacial plucking. Sama seperti aliran aliran lainnya, dimana
streamload (bedload) yang terjadi akibat arus traksi ini akan menggerus dan
mengerosi bedrock secara efektif.
Ice Plucking
Ketika es mengalir kebawah lereng (longsoran dan sejenisnya) maka es
akan melewati bedrock yang ada dibawahnya, artinya bongkah-bongkah atau
serutan-seruta es tadi akan menggerus batuan yang dilewatinya pada dinding
lereng maka akan meninggalkan ‘impresi’ (jejak) berupa permukaan bedrock yang
kasar kasar dan produknya juga berupa bongkah bongkahan yang kasar yang
diendapkan di ‘end moraine’. ‘Impresi’ topografis hasil proses ‘ice plucking’ ini akan
membentuk gambaran morfologi berupa singkapan bedrock. Selain proses ice
plucking ada tubuh bedrock yang tersingkap ke permukaan menembus tumpukan
glasier diatasnya karena mencairnya glasier. Maka ada bukit-bukit kecil yang
mengisi daerah glasial ini (seperti pulau pulau dihamparan laut es) dikenal sebagai
nunataks.
Freeze-thaw Action
Ketika suatu fluida masuk ke dalam pori atau rekahan batuanmaka kristal tadi
bisa tumbuh menjadi mineral sekunder seperti garam garam karbonat dan
anhidrit. Karena ada volume air yang masuk dan temperatur terjaga maka bisa
Istilah glacial advance ini bertolak belakang dengan retreat dimana tingkat
presipitasi lebih tinggi dari ablasi (pencairan atau melting es) presipitasi (akumulasi)
ini hadir karena penurunan tempeatur dan ketika temperatur naik (ablasi dan
sublimasi atau melting terjadi) maka ukuran persebaran glasier jadi menurun
(menyusut). Glacier retreat bisa terjadi puluhan tahun sampai ratusan tahun, karena
sifatnya berhubungan langsung dengan perubahan iklim baik lokal maupun global.
Ada tiga macam glasier, yaitu: cold glacier, temperate glacier, dan polythermal
glacier.
a. Cold Glacier
Merupakan glasier yang ada di daerah dingin atau kutub. Tingkat glacier
advancenya sangat tinggi meski glacier retreatnya juga terjadi bertahun-tahun akhir-
akhir ini karena pemanasan global. Melihat proses glasiasi yang begitu signifikan
maka glasiernya menebal dan menutupi seluruh daratan bahkan sampai ke laut
(seperti di antartika dan greenland) sekarang.
Karena kondisi iklim yang sangat dingin dan glacier advance yang cukup signifikan
maka glasier ini bergerak cenderung statik dan ukurannya bertambah, akibatnya
proses sedimentasi cukup lambat terjadi di lingkungan terestraial (darat). Tapi di laut
tubuh glasier yang meluas sampai ke shelf akan terpisah dan menghasilkan iceberg
yang membawa sedimen glasial itu ke laut lepas.
c. Polythermal Glacier
Hampir semua glasier bersifat polythermal glacier. Tapi umumnya di daerah hangat
(temprate), polythermal glacier merupakan glasier yang bagian bawahnya panas dan
bagian atasnya dingin
Di daerah dingin biasanya glasiernya lebih tebal (karena glasier advancenya cukup
signifikan) tapi untuk di daerah temprate glasier hanya mengisi daerah daerah
bergunung tinggi.
Pada daerah yang curam (gunung gunung tinggi) ketika akumulasi es semakin
bertambah maka kemungkinan untuk jatuhnya lebih besar, karena pengontrol utama
pergerakan glasier adalah hanya gravitasi.
Transport Glasial
Es mengalir menggerus bedrock, melalui mekanisme mekanisme diatas kemudian
diangkut tapi tidak langsung di endapkan. Sebagai contoh ketika es ini bergerak
sampai ke laut dia akan mengapung tetapi sedimen yang ikut terbawa bersamanya
tidak langsung diendapkan, sampai mencair dulu begitu juga di darat es. Es di
daerah terestrial baru akan melepaskan sedimennya ketika ia mencair (untuk fraksi
halus) untuk yang kasar sementara tutupan es (ice cap/ice sheet) tipis mungkin saja
langsung diendapkan.
Deposisi Glasial
Deposisi glasial berdasarkan lokasinya terdiri dari beberapa macam antara lain:
Undermelt yaitu deposisi yang terjadi karena bagian bawah lapisan es yang
mencair,
1. Basal lodgement, termasuk deposisi subglasial, terjadi karena berkurangnya
kecepatan glasial;
2. Basal flowage, termasuk deposisi subglasial, terjadi karena ada gaya tekanan dari
lapisan diatasnya;
b. Dead Ice
Merupakan bentuklahan glasial hasil proses ablasi yang meninggalkan
kumpulan debris dengan susunan tak teratur
c. Drumlin
Drumlin terbentuk oleh deposisi glasial, bentukan ini sering disebut juga
sebagai morena subglasial karena material yang terdeposisi terangkut melalui dasar
d. Esker
Esker adalah bentuklahan dengan morfologi berbukit yang memanjang
berkelok, kadang terputus. Tinggi berkisar 200 m, lebar 3 km, panjang 100 km.
e. Kame
Bentuklahan dengan morfologi berbukit dengan material hasil pengendapan
pada lokasi tertentu, misal didalam atau di sepanjang glasial
f. Meltwater
Meltwater adalah air dari pencairan gletsyer dapat mengalir pada permukaan
glasial, subglasial atau englasial. Kedalamannya berfluktuasi tergantung pada
kondisi iklim. Melt water mengakibatkan terjadinya proses basal sliding, erosi dan
deposisi. Sedimen dalam aliran melt water bersifat mengerosi (bank
erosion) sehingga saluran meltwater (meltwater channel) semakin lebar dan
dalam. Sedimen yang tertransport meltwater dapat mengalami deposisi. Mekanisme
pengendapannya sama dengan pengendapan pada aliran sungai.
g. Kettle Lakes
Kettle lakes adalah melt water yang menempati cekungan diantara kame,
sehingga bentuknya menyerupai danau.
h. Moraine
Endapan-endapan es dikenal sebagai moraine. Moraine ini adalah suatu akumulasi
campuran es dan sedimen yang dibawanya (berupa batu dan tanah hasil erosi
glasial atau till); ada medial moraine, lateral morine, end moraine, dan lain
sebagainya. Medial moraine merupakan istilah untuk akumulasi dua glasier dari
lembah (channel) yang berbeda yang kemduian bertemu pada satu channel (mirip
sistem tributary atau channel intermiten ke channel utama), pertemuan dua tubuh
glasier yang bergerak ini menjadi satu glasier di lembah utama dinamakan medial
moraine isinya berupa es dan sedimen sedimen kasar.
Gletser Skandinavian
Tipe ini didapatkan di skandinavia. dasar tanah di sini mempunyai sejarah
yang istimewa yaitu suatu daratan yang hampir rata yang terangkat, terpotong-
potong oleh fjord-fjord, permukaan bumi di sini dengan demikian rupanya lain sekali
dengan relief di pegununan alpen.Beda relief ini sendirinya menyebabkan
perbedaan tipe gletser
Gletser Mustag
Tipe ini banyak didapatkan di pegungan yang tinggi di asia Dikarakoum
didapatkan lekukan-lekukan firm yang kecil-kecil sekali bermuara dalam lidah gletser
yang besar dan panjang. Barangkali hal ini disebabkan oleh fase pengikisan yang
lebih lanjut daripada pegunungan Alpen
Gletser Piedmont
Yaitu gletser yang didapatkan pada alur-alur Valley Glacier danberakhir pada
dataran rendah. Pada tipe pletmonttersebut yang merupakan daerah pengumpulan
gletsernya adalah seluruh dataran es yang tertutup. Kemudian lidah Gletsernya
terdapat pada lembah-lembah yang berada di sela-sela pegunungan. Contoh
daritipe ini adalah Malaspina di Alaska.
2. Longsor Salju
Longsor salju adalah longsornya salju ke bawah. Longsor salju terjadi di
pegunungan. Longsor salju merupakan salah satu bahaya terbesar di pegunungan
terhadap kehidupan dan properti. Banyak faktor yang menyebabkan longsor salju.
Berat salju yang terlalu besar biasanya menyebabkan longsor.
Longsoran salju dapat dipicu secara alami atau aktivitas manusia. Longsor
biasanya terjadi di daerah pegunungan. Longsoran salju dapat mencampur dengan
udara dan air. Longsoran yang sangat kuat memiliki kemampuan untuk membawa
es, batu, pohon, dan bahan lain yang ada pada lereng. Longsoran terutama terdiri
dari salju yang mengalir, dan berbeda dari longsoran tanah, jatuhan batu, longsoran
batu, dan runtuhan serac. Di daerah pegunungan, longsoran merupakan bahaya
yang paling serius terhadap nyawa dan harta benda, dengan kemampuan
merusaknya yang merupakan akibat dari hasil potensi mereka untuk membawa
massa besar salju dengan cepat dan dengan jarak yang luas.
Longsoran diklasifikasikan berdasarkan karakteristik morfologi, dan dinilai
menurut potensi merusak mereka atau massa dari salju yang mengalir ke bawah.
Beberapa karakteristik morfologi yang digunakan untuk mengklasifikasikannya, yaitu
jenis longsoran salju yang terlibat, sifat kegagalan, permukaan lereng, mekanisme
propagasi dari kegagalan, pemicu longsoran salju, sudut kemiringan, arah, dan
ketinggian. Ukuran, massa, dan potensi merusak dari sebuah longsor dinilai pada
skala logaritmik, biasanya terdiri atas 4 sampai 7 kategori, dengan ketepatan definisi
dari kategori-kategori tersebut tergantung pada sistem pengamatan atau ramalan
wilayah.