ABSTRACT
Traditional Balinese architecture is highly identical with the existence of various ornaments and
decorative elements in almost all of its parts. The ornaments and decorative elements in the Balinese
traditional architecture are usually adopted from animals, plants and natural elements. Among
numerous popular motives, the motive of “kedok wajah” (mask) is popular enough and has many
variants. It can be found carved in various parts of the Balinese traditional building. This article
discusses the variants of forms and meanings of the ornaments with “kedok wajah”, which is well-
known in the Balinese traditional building, as the motive.
Key words: ornament, kedok wajah, motive, traditional Balinese architecture, variant.
e. Karang manuk
Gambar 8. Karang Bentolu Karang manuk mengambil motif tampak
sumber: survey, 2011 samping wajah seekor burung. Ornamen ini
lazimnya dipahatkan pada keempat sudut
bangunan. Ornamen karang manuk
dipahatkan pada bagian-bagian atas bangunan,
seperti di pojok-pojok atas dari bagian kaki
bangunan (bebaturan), badan bangunan, atau
kepala bangunan. Kata ‘manuk’ berarti
burung, hal ini juga menjadi sangat mudah
dipahami dengan melihat bentuk ornamen
Gambar 9. Karang Tapel karang manuk yang mengambil motif wajah
sumber: survey, 2010 seekor burung. Karang manuk disebut juga
dengan karang goak atau ukiran wajah burung
c. Karang bentolu gagak (cf. Proyek Peningkatan Penelitian
Perwujudan karang bentolu relatif mudah Arkeologi Jakarta, 2001: 67).
diidentifikasikan karena memiliki motif Perwujudan ornamen karang manuk pada
berupa kedok wajah raksasa bermata satu bangunan-bangunan berlanggam Bali
yang melotot, dengan rahang terbuka dan lazimnya dipahatkan sebagai wajah seekor
bergigi taring yang tajam. Kedok wajah burung bermata melotot, hanya berparuh atas,
karang bentolu umumnya dipahatkan hanya bergigi taring tajam, berambut ikal, dan
dengan rahang atas saja, berambut ikal lebat, dilengkapi hiasan kepala sederhana. Pahatan
dan sedikit hiasan kepala (cf. Proyek karang manuk ada kalanya dipahatkan
Peningkatan Penelitian Arkeologi Jakarta, menyatu dengan ukiran tanaman menjalar
2001: 67). Karang bentolu pada bangunan- (pepatran) dan ukiran kelopak bunga (karang
bangunan berlanggam Bali dapat dijumpai simbar).
pada berbagai bagian bangunan, seperti pada
dasar bangunan (bebaturan), pada umpak
(sendi), pada badan bangunan, atau pada
hiasan di puncak atap bangunan.
d. Karang tapel
Karang tapel dapat diartikan sebagai
ornamen topeng. Kata ‘tapel’ dalam bahasa
Bali dapat diterjemahkan sebagai topeng
dalam bahasa Indonesia. Ornamen ini juga
bermotif kedok wajah raksasa dengan hiasan
sederhana pada kepala dan lehernya. Wajah
raksasa pada karang tapel dipahatkan hanya
dalam wujud wajah dengan mata melotot, Gambar 10. Karang Manuk
sumber: survey, 2010
rambut ikal lebat, serta mulut menganga
7
konsep antara ornamen-ornamen bermotif
kedok wajah tradisional Bali dengan konsep
ornamen kīrthimukha dan (2) keterkaitan
konsep antara motif ornamen kedok wajah
tradisional Bali dengan posisi penempatannya
pada bangunan berlanggam Bali.
2002: 360).
(2) Karang manuk atau karang goak
merupakan simbolisasi satwa burung yang
Gambar 13. Posisi Ornamen pada Kori
hidup di alam. Karakter burung yang
Agung
mampu terbang, menyebabkan banyak sumber: analisis, 2012
jenis burung yang memiliki habitat hidup
di wilayah alam atas atau daerah badan
9
atau ruang suci sebuah arsitektur rumah
Tuhan di Bali.
(4) Ornamen-ornamen kedok wajah lainnya,
seperti karang sae, karang bentolu, dan
karang tapel merupakan pengembangan
lain dari kīrthimukha. Ornamen-ornamen
semacam ini di samping sebagai hiasan
bangunan suci, juga dapat dimaknai
sebagai elemen-elemen dekoratif pada
berbagai bagian bangunan berlanggam
Bali pada masa sekarang.
Konsep penempatan ornamen-ornamen
kedok wajah pada bangunan tradisional Bali
sangat berkaitan dengan konsep seni arsitektur
tradisional Bali yang menggambarkan
bangunan sebagai sebuah simbolisasi
Gambar 14. Pasangan Kinara- keberadaan gunung di alam nyata. Gunung
Kinari merupakan elemen alamiah di bumi yang
sumber: http://baltyra.com disucikan dan diyakini sebagai tempat
bersemayamnya berbagai energi positif,
(3) Karang bhoma selain merupakan kekuatan alam, dan roh-roh suci. Berbagai
simbolisasi wajah raksasa Bhoma, juga konsep tentang alam gunung dengan
dapat dimaknai sebagai gambaran hutan tingkatan-tingkatan dan ekosistemnya juga
di badan gunung yang merupakan salah dijadikan ilham bagi berbagai perwujudan
satu sumber kehidupan bagi berbagai arsitektur tradisional Bali. Selain dari pada
makhluk hidup. Hutan yang terletak di itu, gunung juga memiliki beberapa tingkatan
daerah badan gunung juga berfungsi alam dengan masing-masing karakteristik
menjaga stabilitas ekosistem alam dan ekosistemnya sebagai habitat hidup bagi
penyimpan cadangan air bersih di bumi. berbagai jenis makhluk.
Hutan juga mencegah longsornya tanah
gunung yang dapat membahayakan SIMPULAN
kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Simpulan yang diperoleh dari hasil kajian
Gambaran seperti ini juga sejalan dengan ini dapat disebutkan sebagai berikut.
konsep wajah raksasa Kīrthimukha yang a. Ornamen karang bhoma, karang sae,
ditugaskan untuk menjaga pintu kuil karang bentolu, dan karang tapel
Dewa Siwa. Para dewata dan jiwa-jiwa merupakan ornamen-ornamen kedok
suci leluhur dalam konsep vernakular wajah yang dikenal dalam seni arsitektur
klasik Indonesia digambarkan tradisional Bali. Ornamen ini merupakan
bersemayam di puncak gunung-gunung bentuk pengembangan dari ornamen
suci di alam. Gunung-gunung semacam kīrthimukha yang popular dalam seni
ini senantiasa terjaga kesakralannya oleh arsitektur kuil India.
adanya hutan lebat sebagai wilayah b. Ornamen karang bhoma merupakan
proteksi dan “tembok pembatas” yang ornamen kedok wajah raksasa yang
memisahkannya dengan alam hidup disakralkan dalam seni arsitektur
manusia yang sekular dan profan. Uraian tradisional Bali. Ornamen ini hanya dapat
analogis ini mempermudah pemahaman ditemukan terpahat pada gerbang suatu
tentang penempatan karang bhoma yang area atau bangunan yang disakralkan di
berada di badan bangunan, di atas lubang Bali.
pintu masuk gerbang menuju area suci c. Konsep penempatan ornamen-ornamen
kedok wajah pada perwujudan bangunan-
10
bangunan tradisional di Bali adalah Indian Art and Civilization. Princetown
mengikuti konsep yang menganalogikan University Press, Princetown, NJ.
bangunan tradisional Bali sebagai
simbolisasi eksistensi gunung di bumi
dengan segala macam spesies yang
menghuninya.
DAFTAR PUSTAKA