Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KECEMASAN SOSIAL PADA

REMAJA AKHIR

1
Andi Tajuddin, 2Haenidar
1, 2
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Timur
1
Korespondensi; Email: adyphd70@gmail.com

ABSTRAK

Berdasarkan fenomena mengenai harga diri dan kecemasan sosial remaja akhir yaitu
seputar pembentukan harga diri melalui faktor eksternal dan internal. Dimana harga diri sangat
dibutuhkan oleh seseorang tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa kecemasan sosial dapat
memengaruhi harga diri seseorang, sebaliknya kecemasan sosial yang terlalu rendah dapat
membuatremaja merasa harga dirinya tinggi dan membuat sikap-sikap seperti sombong, acuh,
tak peduli dan sebagainya,tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
harga diri dengan kecemasan sosial pada remaja akhir. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala, terdapat dua skala yang digunakan yaitu skala harga diri dan
kecemasan social, skala likert yang dalam penelitian ini menggunakan empat tingkatan dimana
Subjek diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap isi pernyataan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara harga diri dengan
kecemasan sosial. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil uji statistik yang memperoleh hasil
bahwa besarnya kolerasi atau r antara harga diri dengan kecemasan sosial sangat signifikansi
yaitu sebesar 0,010 dan p=0,958. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara harga diri
dengan kecemasan sosial.

Kata Kuci : Harga diri,kecemasan sosial,remaja

56 | J U R N A L PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


ABSTRACT

Based on the phenomenon of self-esteem and late adolescent social anxiety which is
about forming self-esteem through external and internal factors. Where self-esteem is needed
by a person but it cannot be denied that social anxiety can affect one's self-esteem, whereas
social anxiety that is too low can make a teenager feel high self-esteem and make attitudes
such as arrogant, indifferent, indifferent and so on. The purpose of this study was to find out the
relationship between self-esteem and social anxiety in late adolescents. The instrument used in
this study is a scale, there are two scales used, namely the self-esteem scale and social
anxiety, the Likert scale which in this study uses four levels where the Subject is asked to
express agreement or disagreement with the contents of the statement. The results of this study
indicate that there is a relationship between self-esteem and social anxiety. This is indicated by
the results of statistical tests that obtain results that the magnitude of correlation or r between
self-esteem and social anxiety is very significant at 0.010 and p = 0.958. This shows the
relationship between self-esteem and social anxiety.

Keywords: Self-esteem, social anxiety, teenagers

57 | J U R N A L PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


I. PENDAHULUAN
Manusia mengalami kematangan menghadapi lingkungan sosial karena
dari segi fisik psikologis maupun lebih dihargai,sebaliknya remaja yang
sosialnya (Depkes, 2007). Penyesuaian memiliki harga diri yang negatif akan
dan adaptasi dibutuhkan untuk cenderung merasa bahwa dirinya tidak
menghadapi perubahan agar mampu dan tidak berharga. Disamping
memperoleh identitas diri (Potter dan itu remaja dengan harga diri yang
Perry, 2009). Masa remaja ditandai negatif cenderung tidak berani mencari
dengan pubertas (Papalia, D.E., S.W, & tantangan-tantangan baru dalam
Feldman 2009). Pubertas merujuk pada hidupnya, lebih senang menghadapi
kemampuan reproduksi, matangnya hal-hal yang sudah dikenal dengan baik
organ reproduksi ditandai dengan haid serta menyenangi hal-hal yang tidak
pada anak perempuan (Papalia Diane penuh dengan tuntutan, cenderung tidak
E, 2008). Pubertas berawal dari merasa yakin akan pemikiran-pemikiran
perubahan hormonal yaitu hormon serta perasaan yang dimilikinya,
esterogen pada perempuan, dan cenderung takut menghadapi respon
hormon testosteron pada pria,hormon dari orang lain, tidak mampu membina
esterogen pada perempuan berperan komunikasi yang baik cenderung
dalam timbulnya karakteristik seks merasa hidupnya tidak bahagia.
sekunder seperti pertumbuhan
payudara. Sedangkan karakteristik seks Menurut Maslow (dalam
primer seperti perubahan biologis yang humanistik, 2004) melihat harga diri
melibatkan organ-organ yang diperlukan sebagai sesuatu yang merupakan
untuk melakukan reproduksi seperti kebutuhan setiap orang dan terasa
indung telur, tuba falopi, rahim dan mulai dari tingkat yang rendah hingga
vagina (Potter dan Perry, 2005). tinggi. Kebutuhan untuk dihargai ini di
dalam kehidupan bermasyarakat
Harga diri adalah suatu hal yang memunyai pengaruh yang sangat besar
sangat penting karena menyangkut terhadap perilaku seseorang dan
keberadaan seseorang sebagai mendorong untuk melakukan
manusia. Harga diri direfleksikan secara bermacam-macam hal demi
verbal maupun non verbal, baik sadar mendapatkan penghargaan dari orang
maupun tidak sadar dalam kehidupan lain. Individu yang memunyai harga diri
sehari-hari. Harga diri memengaruhi rendah diliputi kekhawatiran tentang
kemajuan dan kemunduran prestasi, interaksi sosial dan tidak yakin akan
interaksi, dan hal lain yang berpengaruh keberhasilannya. Individu digambarkan
pada kehidupan seorang remaja. Harga memunyai sifat-sifat depresif, terlalu
diri dalam pembicaraan sehari-hari lebih lemah untuk melawan kekurangan diri,
sering dikaitkan dengan situasi disibukkan oleh persoalan-persoalan
tersinggung atau penghargaan terhadap pribadi, cenderung terisolir, tidak
diri maupun oranglain yang dinilai mampu mengekspresikan diri, dan peka
melalui perilaku orang yang terhadap kritik. Individu lebih pasif,
bersangkutan. pesimis, kurang percaya diri dalam
interaksi sosial, cenderung menarik diri
Remaja yang berprestasi dalam dari pergaulan sosial dan
lingkungan sosial akan lebih percaya diri lingkungannya.
58 | J U R N A L PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
Kecemasan sosial merupakan (dalam Ahmad, 2013) kecemasan sosial
masalah psikologis ketiga terbesar di adalah keadaan dimana seseorang
AmerikaSerikat saat ini. Jenis percaya bahwa persepsi orang lain
kecemasan ini dialami oleh 15 juta tentang mereka berbeda dari persepsi
orang Amerika setiaptahunnya. Social mereka tentang diri mereka sendiri.
anxiety tidak hanya meluas di Amerika
Serikat, tapi juga di seluruhdunia, Studi Segrin (dalam Rojas,
dengan berbagai latar belakang 2008) menunjukkan bahwa orang yang
kebudayaan.Penelitian yang dilakukan menderita kecemasan sosial sering
oleh Vriends (2013) ditemukan merasa tidak termotivasi untuk terlibat
presentasi yang cukup tinggi dari hasil dalam interaksi sosial dengan orang
self-report Social Anxiety Disorder, yaitu lain. Orang dengan kecemasan sosial
15,8 % dari 311orang Indonesia. Kasus- merasa mereka akan menghambat
kasus kecemasan sosial lebih banyak komunikasi mereka dan orang-orang
ditemukan pada jenis kelamin wanita yang ada disekitar mereka karena
(baik dewasa maupun anak-anak), kegugupan yang mereka alami. Azar
orang-orang yang memiliki pendidikan (dalam Bano, 2012) menjelaskan rata-
dan kondisi sosial ekonomi yang lebih rata perempuan memiliki kecemasan
rendah (Hidalgo, Barnett &Davidson, sosial lebih tinggi daripada laki-laki. Ini
2001). Kasus-kasus mengenai dimungkinkan karena laki-laki sangat
kecemasan sosial ini juga banyak enggan untuk mencari bantuan untuk
terdapat pada usia anak dan remaja. memecahkan permasalahan mereka,
Survei nasional mengenai kesehatan karena mereka merasa malah akan
mental remaja yang dilakukan oleh menunjukkan kelemahan mereka
National Institite Mental Health di sendiri. Oleh karena itu sulit untuk
Amerika melaporkan bahwa 8%remaja mengetahui kapan seorang remaja laki-
usia 13-18 tahun mengalami laki mengalami kecemasan sosial,
kecemasan sosial. meskipun mereka juga pernah
mengalami kecemasan sosial tersebut.
Fenomena kecemasan sosial Menurut Puklek & Vidmar (dalam
dengan mudah dapat terjadi, karena Levpuscek, 2004) perempuan lebih
setiap orang memiliki kecenderungan memiliki kecemasan sosial lebih tinggi
untuk mengalami masalah kecemasan, dalam bentuk kognitif karena sebagai
akan tetapi tingkat kecemasan sosial bentuk kekhawatiran tentang evaluasi
setiap orang berbeda-beda. Seseorang negatif dari masyarakat sekitar dari
yang memiliki kecemasan sosial akan pada laki-laki.
cenderung cemas dan tidak nyaman
ketika berhadapan dengan orang lain, Adapun tujuan dari penelitian ini
yang disertai dengan perasaan malu, adalah untuk mengetahui hubungan
takut, karena berpikir sesuatu yang antara harga diri dengan kecemasan
buruk akan terjadi. Menurut Loudin sosial pada remaja akhir.

59 | J U R N A L PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


II. METODE PENELITIAN
Identifikasi Variabel pernyataan. Setiap item akan diberikan
1. Variabel independent atau variabel empat pilihan jawaban, yakni SS
bebas (X) dalam penelitian ini (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak
adalah self esteem (harga diri) Setuju), STS (Sangat Tidak
2. Variabel dependent atau variabel Setuju).Pada skor skala likert ini
terikat (Y) dalam penelitian ini terdapat dua pernyataan (1). Favorable
adalah social anxiety (kecemasan yakni merupakan penyataan yang berisi
sosial) hal-hal yang positif atau mendukung
Instrumen yang digunakan dalam terhadap objek sikap. (2). Unfavorable
penelitian ini adalah skala. Terdapat dua yakni merupakan pernyataan yang
skala yang dipergunakan dalam berisi hal-hal yang negatif atau kontra
penelitian ini yaitu skalaharga diri dan terhadap objek sikap yang hendak
kecemasan sosial. Skala yang diungkap (Azwar, 2007). Untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah pernyataan favourable penilaian
skala likert yang dalam penelitian ini bergerak mulai dari angka 4 sampai 1,
menggunakan empat tingkatan. Subjek dan sebaliknya untuk pernyataan
diminta untuk menyatakan kesetujuan unfavourable penilaian bergerak mulai
atau ketidaksetujuan terhadap isi dari angka 1 sampai 4.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian yang Uji normalitas data penelitian
telah dilakukan oleh peneliti diperoleh dilakukan dengan menggunakan
hasil sebagai berikut : metode kolmogorov-Smirnov dengan
1. Uji Normalitas bantuan SPSS 20.0 for windows.

Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas


Variabel Nilai signifikan Keterangan
Harga Diri 0,923 Normal
Kecemasan 0,348 Normal
sosial
tersebut menunjukkan bahwa data
Tabel diatas menunjukkan bahwa untuk kedua variabel tersebut adalah
variabel harga diri memiliki nilai data normal
signifikansi sebesar 0,923 (p>0,05). 2. Uji Linieritas
Sedangkan untuk variabel kecemasan Uji linieritas dilakukan dengan bantuan
sosial memiliki niai signifikansi sebesar SPSS 20.0 for windows.
0,348 (p>0,05). Hasil uji normalitas

Tabel 4.2.Hasil Uji Linieritas


Keteranga
Variabel F P
n
Harga Diri *
Kecemasan 0,426 0,925 Linier
Sosial

60 | J U R N A L PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


Hasil uji linearitas harga diri menggunakan analisis statistik
dengan kecemasan sosial pada remaja parametrik. Teknik analisi data
akhir menunjukkan nilai p=0,925 > 0,05, yang digunakan untuk pengujian
maka hal ini berarti menunjukkan hipotesis adalah kolerasi product
hubungan antara kedua variabel adalah moment, yang dimana teknik
linier. statistik parametrik ini
menggunakan data interval dan
3. Uji Hipotesis rasio, data dipilih secara random,
b) Hasil uji asumsi yang telah datanya berdistribusi normal.
diperoleh, maka data yang hubungan antar variabel X dan Y
terkumpul dianggap telah adalah linier, sekelompok subyek
memenuhi syarat untuk dilakukan minimal 30 orang. Hasil uji
analisis berikutnya yaitu hipotesi dapat dilihat dalam tabel
pengujian hipotesis dengan 4.3 dan 4.4 :

Tabel 4.3. Descriptive Statistics


Mean Std. Deviation N
Hargadiri 67.8000 8.64391 30
Kecemasan social 69.1000 8.26438 30
8,64391 Sedangkan variabel
Hasil diatas merupakan tabel kecemasan sosial mean atau rata-rata
descriptive statistis, dimana mean atau sebesar 69,10 adan standar deviasi
rata-rata variabel harga diri sebesar sebesar 8,26438 dan jumlah responden
67,80 dengan standar deviasi sebesar (N) adalah 30.

Tabel 4.4. Correlations


Harga diri Kecemasan sosial
Hargadiri Pearson Correlation 1 .010
Sig. (2-tailed) .958
N 30 30
Kecemasan sosial Pearson Correlation .010 1
Sig. (2-tailed) .958
N 30 30
hubungan antara harga diri dan
Tabel kolerasi diatas kecemasan sosial. Hasil penelitian
menunjukkan besarnya korelasi antara yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa
variabel harga diri dan kecemasan hasilnya adalah ada hubungan antara
sosial adalah sebesar 0,010 dengan variabel harga diri dengan kecemasan
signifikansi atau p sebesar 0,958. sosial, dimana jika P yang digunakan
Jumlah N (subyek) sebanyak 30. P yang untuk signifikansi dibawah atau sama
digunakan adalah jika signifikansi dengan 0,05 (p<0,05). Kolerasi antara
dibawah atau sama dengan harga diri dengan kecemasan sosial
0,05(p<0,05) maka Ha diterima dan Ho adalah 0,010 dan p sebesar
ditolak. Kesimpulannya adalah terdapat 0,985.Semakin tinggi harga diri maka

61 | J U R N A L PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


semakin rendah kecemasan sosial kecemasan sosial sangat signifikansi
begitupun sebaliknya rendahnya harga yaitu sebesar 0,010 dan p=0,958. Hal ini
diri maka semakin tinggi kecemasan menunjukkan adanya hubungan antara
sosial. harga diri dengan kecemasan sosial

IV. KESIMPULAN DAN SARAN B. Saran


1. Bagi Responden
A.Kesimpulan Bagi remaja yang akan menginjak
Hasil linear kedua variable harga dewasa, agar lebih bisa memahami
diri dengan kecemasan sosial dimana harga dirinya agar dapat bisa
p=0,925 > 0,05, maka hal ini berarti ada ditempatkan dan tidak memberikan
hubungan kedua variabel adalah linier. dampak untuk orang lain yang dapat
Hasil uji normalitas tersebut menimbulkan kecemasan sosial untuk
menunjukkan bahwa data untuk kedua dirinya sendiri.
variabel tersebut adalah normal, dimana 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
variabel harga diri memiliki nilai Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
signifikan 0,923 (p>0,05), dan dapat mengkaji lebih lanjut mengenai
kecemasan sosial 0,348 (p>0,05). faktor-faktor lain yang mempengaruhi
Semua data yang dikelolah harga diri dan kecemasan sosial.
menggunakan analisis data SPSS 20.0 3. Bagi Universitas
for windows Diharapkan dapat memberikan
sedikit kebebasan terhadap mahasiswa
Hasil penelitian yang dilakukan di dalam menyalurkan aspirasinya, dimana
Universitas Indonesia Timur (UIT) masa remaja ke dewasa merupakan
Makassar, dapat disimpulkan bahwa masa transisi yang ego dan berperilaku
terdapat hubungan antara harga diri selalu mempengaruhi, harga diri remaja
dengan kecemasan sosial. Hal tersebut yang rendah maka kecemasan
ditunjukkan dengan hasil uji statistik sosialnya tinggi begitupun sebaliknya.
yang memperoleh hasil bahwa besarnya
kolerasi atau r antara harga diri dengan

62 | J U R N A L PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


V. DAFTAR PUSTAKA
Dayakisni, T., & Hudaniah.
Ahmad, Z,R., Bano, N., Ahmad, R,., 2009.Psikologi Sosial Edisi
Kharam, S.J. 2013. Social Revisi. Malang : UMM Press
axienty in adolescent: does
sSelf-esteem matter?. Asian Depkes RI. 2007.Profil Kesehatan
journal of sosial sciences& Indonesia. Jakarta.
humanities. Vol.02. no 02
Durand, V. Mark dan David H. Barlow .
Asadi, Sadeghi Azar. 2010. Prevalensi 2006 . Psikologi Abnormal .
kecemasan dan huungannya Yogyakarta: Pustaka Belajar
denganharga diri dikalangan
mahasiswa Universitas Zabol Ghufron, M & Rini Risnawita S. 2010.
Iran.www.interjournals.org Teori-teori Psikologi.
diakses tanggal 12 April 2016 Yogyakarta:Ar-Ruzz Media

Azwar, Saifuddin. 2007. Penyusunan Kartono K, 2006. Psikologi Wanita 1


Skala Psikologis. Yogyakarta: Mengenal Gadis Remaja Dan
Pustaka Pelajar. Wanita Dewasa. Bandung : CV
Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Mandar Maju.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Koentjoro, Tjahjono. 2007. Regulasi
Bano, N., Ahmad, R, Z., & Ali, Z, A. Kesehatan di Indonesia.
2012. Relationship of harga diri Yogyakarta : ANDl
and harga diri: a comparative
study between male and famale La Grace &Lopez, S. J., Snyder, C. R.,
adolescent. Pakistan Journal of & Pedrotti, J. T. (2003). Hope:
ClinicalPsychologi. Vol.11 No.2 Many Definitions, Many
hal :15-23 Measures. Dalam S. J. Lopez &
C. R. Snyder (Eds). Positive
Branden, N. 2001. Kiat jitu Psychological Assessment, A
meningkatkan harga diri. Handbook of Models and
Jakarta : Dela Pratasa Measures (pp. 91-
Publishing 106).Washington, DC, US:
American Psycho logical
Butler, Gillian. 2008. Overcoming Social Associat io
Axienty and Shynes: A self-helf
using Cognitive Behavioral Maulana M, 2008, Cara Cerdas
Techniques. NewYork: Basic Menghadapi Kehamilan dan
Book. Mengasuh Bayi, Yogyakarta,
Katahati
Chaplin, J. P., 2007. Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta: Raja Monks,F.J.PsikologiPerkembangan:Pen
Grafindo Persada gantarDalamBerbagai Bagianny
a.Cet.14:Yogyakarta: GajahMad
a UniversityPress;2002 .
63 | J U R N A L PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
adolescent self-esteem: An
Murphy,Peter.2009.RasaMaludanSocial exploration of domains. The
Anxietydijelaskan.Artikeldiambil Journal of Genetic Psychologi.
darihttp://id.articlesnatch.com/to Vol 162 No. 1 hal :93-117
pic/social+anxiety
Rojas, S.L., Bartlett, J.C., Thomas, N.K.,
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Donnelly, K.A.,& barchard, A.K.
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. 2008. The Relationship between
Jakarta : Rineka Cipta Social anxiety and emotional
Expressivity. International
Nisfiannoor, Muhammad. Journal of Education and
2009.Pendekatan Statistika Research.
Modern Untuk Ilmu Sosial.
Jakarta : Salemba Humanika. Rudolph,A., Hoffman,J, & Rudolph,C.,
2014. Buku Ajar. Pediatri
Papalia, Diane E. 2008. Human Rudolph, Ed. 20 Vol. 2.Jakarta :
Development (Psikologi EGC
Perkembangan) Edisi
Kesembilan. Jakarta: Prenada Singgih D, Gunarsa. Psikologi
Media Group Pratama, Angga. Perekembangan. Jakarta ; BPK
2007. Gunung Mulia.2003

Papalia D.E., Olds, S.W, & Feldman, Sugiono. 2009. Metode Penelitian
R.D. 2009. Human Development Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
(Perkembangan Manusia edisi Bandung :Alfabeta.
10 buku 2). (Penerj. Brian
Marwensdy). Jakarta: Salemba Santrock, J.W. 2007. Psikologi
Humanika. Pendidikan (Edisi Kedua).
(Penerj. Tri Wibowo B.S).
Pardede, N., 2008. Masa Remaja. Jakarta: Kencana.
Dalam : Narendra, M.B.,
Sularyo, T.S., Soetjiningsih, Tafarodi, R. W. & W. B. Swann Jr,.
Suyitno, H., Ranug, IG.N.G., ed. 2001. Two Dimensional Self-
Tumbuh Kembang Anak dan Esteem: Theory and
Remaja. Jakarta : Sagung Seto, Measurement. Toronto :
138-170. Pergamon
Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar
Fundamental Keperawatan : Widyastuti, Yani dkk.2009.Kesehatan
Konsep, Proses, dan Reproduksi.Yogyakarta:Fitrama
Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih ya
Bahasa : Renata
Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.20 Wong, Donna L, dkk. (2009). Buku Ajar
05 Keperawatan. Pediatrik, Volume
2. Jakarta : EGC
Quatman, T., Watson., Carry, M., 2001
Gender differences in Jurnal dan internet :
64 | J U R N A L PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
Jurnal kecemasan sosial Tambunan, R. (2001). Harga Diri
(https://socialanxietyinstitute.org Remaja.http://www.e-
/living-with-social-anxiety). psikologi.com/remaja/240901.ht
Diakses tanggal 12 april 2016 m. Diakses tanggal 5 april 2016

65 | J U R N A L PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai